Beliau pernah menjadi Ketua Umum Persekutuan Gereja di Indonesia pada tahun 1964-1980. Dia menulis banyak buku di bidang teologi, khususnya di bidang praktika.
13
2.3.3. Pokok Pemikirannya
Pandangan teologis Abineno mengenai hubungan manusia dan Allah adalah manusia memiliki relasi yang sangat dekat dengan Allah. Akibatnya, manusia tidak dapat berkata-kata
mengenai penyataan
Allah tanpa membicarakan mengenai manusia, dan juga tidak dapat berkata-kata tentang manusia tanpa berkata-kata juga mengenai penyataan Allah. Lebih lanjut, ia
juga menyatakan bahwa Allah juga ada bersama-sama dengan kita dalam dunia di mana kita hidup. Walaupun demikian, ia menjelaskan bahwa hal itu tidak berarti bahwa Allah selalu berada
di dunia dengan manusia dan dapat datang apabila Allah berkehendak untuk datang di dalam dunia ini.
Menurut Abineno, salah satu bentuk hubungan antara Allah dengan manusia
dalam Alkitab
adalah dengan perjanjian. Abineno melihat di dalam perjanjian tersebut ada inisiatif Allah. Contoh: dalam
Kejadian 17:2 dikatakan Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan
engkau Dalam bahasa aslinya, kalimat tersebut berbunyi Aku akan memberikan perjanjianKu kepadamu. Lebih lanjut, Abineno berpendapat bahwa kata perjanjianKu tersebut menyatakan
bahwa Allah adalah yang terpenting dari perjanjian tersebut.
2.3.4. Pandangannya Tentang Peradilan Yesus Di hadapan Pilatus dalam Lukas pasal 23:1-25.
J. L. Ch Abineno, Pemberitaan Firman pada hari-hari kudus Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984.
Bagi Abineno ceritera para penulis Injil Matius, Markus, Lukas tentang hukuman yang dijatuhkan keatas-Nya tidak berbeda. Demikian juga tentang gelar yang mereka gunakan untuk
dia. Ini merupakan bukti bahwa apa yang mereka ceritakan adalah benar. Hal itu digaris bawahi oleh caranya mereka mengutip nats-nats Perjanjian Lama.
14
Ketiga Injil Sinoptik ini sependapat, bahwa saat yang kritis bagi Yesus adalah waktu Imam Besar bertanya kepada-Nya apakah Ia adalah Mesias Markus 14:62, Matius 26:60 dan Lukas 22:67.
Jawab Yesus dalam ketiga Injil itu dapat kita tafsirkan secara berbeda. Tetapi dalam pemeriksaan itu Yesus dipersalahkan karena “blasphemi” hujatan kepada Allah. Karena itu ia dijatuhi
hukuman mati. Dan juga penyaliban bukanlah hukuman Yahudi, tetapi hukuman Romawi: hukuman yang sangat berat, yang orang-orang Romawi hanya jatuhkan atas pemberontak dan
budak-budak yang melarikan diri. Banyak orang katakan, bahwa sebabnya Yesus dijatuhi hukuman mati ialah karena Ia
dimusuhi oleh pemimpin-pemimpin agama Yahudi.
15
Yang pasti ialah Yesus dihukum mati sebagai seorang Pemberontak Politik.
16
Bagi Abineno, penulis-penulis Injil yang lain mengemukakan, bahwa Pilatus tidak mendapati kesalahan apapun pada Yesus. Lukas katakan lebih banyak daripada itu. Menurut dia, sekalipun
Pilatus tidak mendapati kesalahan apapun pada Yesus, “imam-imam kepala dan seluruh orang banyak” yang hadir dalam pemeriksaan itu, “makin kuat mendesak”, karena demikian alasan
mereka Yesus menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea, mulai dari Galilea sampai
J. L. Ch. Abineno, Yesus Sang Mesias, BPK Gunung Mulia: Jakarta, 139. Abineno, Yesus Sang Mesias, 133.
Abineno, Yesus Sang Mesias, 136 137.
di Yerusalem” 23:4-5. Semua tuduhan ini menurut Lukas tidak benar: semuanya ditolak oleh instansi peradilan Romawi yang resmi. Setelah diadili di hadapan Pilatus dan ternyata tidak ada
kesalahan yang didapati pada Yesus, maka Yesus dikirim kepada Herodes untuk diadili, namun Herodes tidak melakukan hal apapun terhadap Yesus kecuali hanya mengolok-ngolok-Nya saja,
setelah itu Yesus dikirim kembali kepada Pilatus untuk diadili. Bagi Lukas, pengiriman kembali ini bukan saja mempunyai arti missioner, tetapi juga arti politis.
Sebagai orang Yahudi Herodes rupanya tidak dapat menerima kehadiran pejabat-pejabat Pemerintah Romawi di Pelestina. Karena itu pengiriman kembali Yesus ke hadapan Pilatus ia
terima dengan gembira, sebab oleh perbuatan itu Pilatus mengakui kuasanya atas rakyatnya. Untuk tidak terlalu “melukai” hati imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat Herodes mengirim
kembali Yesus kepada Pilatus. Pengiriman kembali ini diterima Pilatus juga dengan gembira, sebab oleh perbuatan itu Herodes mengakuinya sebagai pejabat Romawi yang memegang kuasa
tertinggi di Yudea pada waktu itu. Itu yang Lukas maksudkan dengan catatannya: “Pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus”.
Perkataan Pilatus yaitu bahwa Yesus tidak bersalah hanya kita temui dalam Injil Lukas. Maksud Lukas dengan tulisannya itu jelas, yaitu: mengatakan kepada pembaca-pembacanya,
bahwa semua tuduhan yang dilontarkan terhadap Yesus itu tidak benar.
17
Perlu diketahui bersama bahwa dalam tulisannya Lukas memiliki 2 sifat yang khas yaitu sifat misionaris dan sifat apologetis. Sifat apologetis juga kita temukan dalam Lukas pasal 23:1-25,
yang memuat ceritera tentang pemeriksaan Yesus oleh Pilatus. Baik Lukas, maupun Matius 27:1-2, 11-14, Markus 15:1-5 dan Yohanes 18:28-38 mengatakan, bahwa dalam pemeriksaan
Abineno, Yesus Juruselamat Dunia, 67-70.
itu Yesus ternyata tidak bersalah. Tetapi cara yang mereka pakai untuk hal itu tidak sama: Lukas yang mempunyai tujuan missioner jauh lebih tajam dari pada penulis-penulis Injil yang lain. Hal
itu nyata dari catatannya dalam Lukas pasal 23:2 “Kami telah menemukan, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, karena ia melarang bangsa kami membayar pajak kepada kaisar,
dan tentang diri-Nya ia katakan, bahwa ia adalah Kristus, yaitu Raja”. Menurut para penulis Injil Pilatus telah berusaha untuk melepaskan Yesus. Mungkin karena
dalam pemeriksaan Yesus nyata, bahwa Ia bukanlah seorang pemberontak, seperti yang dituduhkan kepada-Nya. Atau mungkin juga karena sebab-sebab lain. Mungkin ia agak curiga
terhadap orang-orang Yahudi yang dengan gigih menuntut kematian Yesus. Pilatus juga melihat bahwa imam-imam kepala menghasut rakyat atau orang-orang Yahudi, supaya rakyat juga
menuntut kematian Yesus.
2.4. Stefan Leks 2.4.1. Riwayat Hidup Stefan Leks