49
NIP. 300 039 940 Jabatan, Kepala Bagian Hukum Kodya DATI II Salatiga; Soelarso Handisantono. SH, NIP. 500 033 478 Jabatan, Kepala Dipenda Kodya DATI II
Salatiga; Ir. Rochmadi. NIP. 500 078 260, Jabatan, Kepala Bagian Pembangunan Kodya DATI II Salatiga; Ir. MR. Priyanto, Jabatan, Direktur II PT. Inti Griya Prima
Sakti Semarang. Perlu dikemukakan dalam gambaran hasil penelitian ini, yaitu; tuntutan Pasal 24 Ayat 1 Perjanjian Taman Sari Plaza tidak pernah ditemukan ada
on the face of the record atau tidak pernah ada pada Perjanjian Taman Sari Plaza di
maksud.
3. 2. Addendum Perjanjian Taman Sari Plaza
Kurang lebih setelah satu tahun pembuatan perjanjian Taman Sari Plaza, menyusul pergantian Walikota, dibuatlah addendum atau perubahan atas Perjanjian
Taman Sari Plaza sebagaimana telah dikemukakan di atas, addendum itu dikenal dengan Perjanjian No. 1Perj.V2002 tentang Addendum Perjanjian No. 1 tahun
1991 tentang Kontrak Bagi Tempat Usaha dalam Rangka Pembangunan Tamansari Plaza Kodya DATI II Salatiga
92
. Addendum Perjanjian Taman Sari Plaza itu ditandatangani pada hari ini Kamis tanggal 25 April 2002. Addendum Perjanjian
Taman Sari Plaza tersebut ditanda tangani oleh H. Totok Mintarto, Walikota Salatiga, berkedudukan di Salatiga, Jalan Letjen Sukowati No. 51, Almarhum H. Totok
Mintarto pada waktu itu bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Pemerintah
92
Untuk selanjutnya di singkat Addendum Perjanjian Taman Sari Plaza sebagaimana sub judul di atas.
50
Kota Salatiga. Pasal 43 dan 44 UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
93
. Pihak Pertama dan Gatot Iswasta, Direktur PT. Inti Griya Prima Sakti yang bertindak
untuk dan atas nama PT. Inti Griya Prima Sakti, berkedudukan di Semarang Jalan Sompok Baru No. 78, didirikan dengan Akta tanggal 17 Maret 1988 No. 29 dibuat
dihadapan RM. Soetomo, SH., Notaris di Semarang, demikian Pasal 11 Anggaran Dasarnya yang diubah pertama kali dengan akta tanggal 1 Februari 1999 sah
mewakili Perseroan terbatas PT tersebut sebagai Pihak Kedua. Addendum
tentang Perjanjian Taman Sari Plaza TSP yang juga merupakan satuan amatan dan telah menjadi hasil penelitian dari penelitian Penulis ini terdiri dari
dua Pasal yang diuraikan di bawah ini. Addendum
Perjanjian Taman Sari Plasa tersebut di atas mendasarkan diri kepada Perjanjian No. 1 tahun 1991 atau Perjanjian Taman Sari Plasa yang telah
digambarkan di atas yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Dalam Negeri dengan Surat Keputusannya tanggal 21 Juni 1991 No. 511.567 tentang Pengesahan
Keputusan Walikotamadya KDH Tingkat II Salatiga No. 602.010401991 tentang Kontrak Bagi Tempat Usaha dalam Rangka Pembangunan Taman Sari Plaza Salatiga
Kotamadya DATI II Salatiga.
94
93
Pasal 43 dan 44 UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah; Undang-undang tersebut telah di ubah beberapa kali dengan Undang-undang No. 32 tahun 2004 Pasal 24 dan 25,
kemudian di ubah lagi menjadi Undang-undang No. 12 tahun 2008.
94
Dalam Addendum Perjanjian Taman Sari Plaza itu dinyatakan bahwa perjanjian Taman Sari Plasa telah mendapatkan Pengesahan dari Menteri Dalam Negeri. Namun apabila dicermati dengan
seksama, sejatinya Pengesahan Menteri Dalam Negeri itu bukan Pengesahan terhadap Perjanjian Taman Sari Plasa, namun yang benar adalah Pengesahan Keputusan Walikotamadya KDH Tingkat II
51
Dalam addendum
Perjanjian Taman Sari Plaza itu, Akta Perdamaian antara pihak Pertama dan Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat GPIB tanggal 15 Maret
1995, juga diikutsertakan. Selain itu ada pula Surat Walikota Salatiga No. 511.315731996 perihal Ijin Prinsip Pembangunan Plaza Taman Sari Salatiga. Surat
PT. Inti Griya Prima Sakti Semarang No. 102SKGPSIV9tanggal 15 April 1991perihal Permohonan Ijin Mulai Pembangunan Tamansari Plaza.
Addendum Perjanjian Taman Sari Plaza tersebut mengubah kesepakatan
bahwa Pihak Pertama yaitu Pemerintah Kota Salatiga saat ini, menyerahkan tanah Hak Pengelolaan HPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Perjanjian Taman Sari
Plaza untuk dikelola dan didirikan bangunan yang berupa Plasa 4 empat lantai dengan sebutan “Plaza Taman Sari Salatiga”. Perjanjian itu juga menjadi dasar
pemberian hak kepada Pihak Kedua untuk mendapatkan Hak Guna Bangunan HGB di atas Hak Pengelolaan HPL Pihak Pertama selama jangka waktu 25 dua puluh
lima tahun terhitung sejak tanggal 11 April 1998 sampai tanggal 11 April 2003.
95
Salatiga No. 602.010401991. Dua hal yang berbeda antara pengesahan suatu Keputusan dan pengesahan Perjanjian. Dalam ilmu hukum, kesalahan teknis seperti ini disebut dengan Error of law on
the face of the record. Dapat menjadi dasar yang sangat kuat untuk melakukan judicial review. Bukti
mengenai ketiadaan Pengesahan Mendagri dimaksud dapat dilihat dalam lampiran karya tulis ini. Dua orang ahli hukum yang bekerja di Pemerintahan Kota Salatiga mendeklarasikan hal penting itu dalam
sepucuk surat.
95
Addendum terhadap Pasal 3 Perjanjian Taman Sari Plaza. Ketika tulisan ini dibuat, seharusnya hak-hak yang dimiliki oleh Pihak Kedua sudah di pegang kembali oleh Pemerintah Kota
Salatiga untuk kesejahteraan rakyat Salatiga. konfirmasi mengenai hal ini mungkin dapat dilakukan oleh penulis-penulis berikutnya, setelah tulisan dan penelitian ini.
52
Pihak Pertama dalam hal Pemerintah Kota Salatiga telah menyerahkan tanah Hak Pengelolaan HPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Perjanjian untuk
dikelola dan didirikan bangunan yang berupa Plaza 4 empat lantai dengan sebutan “Plaza Taman Sari Salatiga” dan kepada Pihak Kedua diberikan Hak Guna Bangunan
diatas Hak Pengelolaan HPL Pihak Pertama selam jangka waktu 25 dua puluh lima tahun terhitung sejak tanggal 11 April 1998 sampai tanggal 11 April 2003.
Perubahan Perjanjian Taman Sari Plaza selanjutnya adalah selama jangka waktu berlakunya HGB sebgaimana dimaksud dalam Pasal 3 addendum perjanjian
tersebut, Pihak Kedua mempunyai hak seluruhnya atas tanah dan bangunan, fasilitas dan segala sesuatu yang ada di atasnya, sehingga dengan demikian Pihak Kedua dapat
mengalihkan haknya kepada pihak ketiga secara hukum sesuai peraturan perundangan yang berlaku serta melakukan tindakan hukum lainnya yang dianggap perlu dan baik.
Pihak Kedua dengan sepengetahuan Pihak Pertama berhak sepenuhnya menentukan nilai harga bangunan, nilai dan jasa-jasa lainnya atas tanah dan bangunan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 addendum perjanjian tersebut.
96
Demikian pula dalam addendum Perjanjian tersebut ada kesepakatan bahwa Pihak Kedua berkewajiban menyelesaikan pembangunan Plaza Tamansari Salatiga
paling lambat pada tanggal 30 Juni 2002. Apabila sampai pada batas waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 Pasal itu Pihak Kedua belum
96
Addendum terhadap Pasal 5 Perjanjian Taman Sari Plaza. Semestinya berdasarkan niat awal pembuatan perjanjian; yang sudah null and void, saat ini yang menjadi penentu adalah pihak
Pemerintah Kota Salatiga, melalui Walikota Salatiga BpkYulianto SE., MM.
53
menyelesaikan kewajibannnya tersebut, maka Pihak Kedua dikenakan denda sebesar 1satu permil perhari keterlambatan dan setinggi-tingginya 5 lima prosen dari
RAB yang telah disahkan adalah mengubah Pasal 7 Perjanjian Taman Sari Plaza.
97
Selanjutnya bangunan susun bertingkat permanen Plaza Tamansari Salatiga digunakan untuk halaman luar, tempat pakir yang dapat menampung kendaraan roda
dua dan roda empat serta sebagai jalan masuk keluar lokasi; lantai dasar seluas ± 1.820 M2; lantai 1 seluas ± 1.890 M2; lantai 2 seluas ± 1.890 M2 dan lantai 3 seluas
± 1.890 M2 digunakan untuk Toko Serba Ada toserba, pasar swalayan, pusat hidangan, dan pusat mainan, dengan fasilitas escalator, tangga pengunjung, tangga
darurat, lift barang, lavatory, Pos jaga, KMWC, mushola dan fire hidrant.
98
Semua hal yang dikemukakan itu merupakan perubahan atau hasil addendum terhadap Pasal
8 Perjanjian Taman Sari Plaza. Addendum
menyangkut kewajiban pihak kedua lainnya yaitu Pihak Kedua berkewajiban menanggung biaya Ijin Mendirikan Bangunan IMB pemutihan,
pengukuran, pemetaan, dan biaya penyelidikan tanah, pajak-pajak dan biaya-biaya lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ada hubungannya dengan
perencanaan dan pembangunan Plaza Tamansari. Disamping kewajiban tersebut dalam Ayat 1 Pasal tersebut juga diatur Pihak
Kedua berkewajiban membangun: lapangan tenis indoor 2 band dengan ukuran dan
97
Addendum atas Pasal 7 Perjanjian Taman Sari Plaza.
98
Addendum atas Pasal 8 Perjanjian Taman Sari Plaza. Addendum Perjanjian No. 2 juga menggunakan nama Plaza Taman Sari di halaman ini.
54
gambar yang telah disetujui oleh Pihak Pertama dilingkungan stadion Kridanggo. Pemasangan 10 unit lampu jalan Jend. Sudirman. Pemasangan lampu penerangan
jalan di stadion Kridanggo jenis HVL sebanyak 7 unit sampe menyala. Bangunan sebagaimana dimaksud pada Ayat 2 Pasal dimaksud telah diserah terimakan Pihak
Kedua kepada Pihak Pertama.
99
Addendum juga menyangkut besarnya nilai saham Pihak Pertama, Tanah
Tamansari luas untuk bangunan ± 5.047 M2 harga per meter perseginya Rp.1.141.000,00 sehingga total nilai saham milik Pemerintah Kota Salatiga
Rp.5.758.627.000,00. Selanjutnya besarnya nilai saham Pihak Kedua adalah Bangunan Plaza Tamansari 4 lantai, nilai saham Rp.16.755.487.123, 22. Pihak Kedua
juga menguasai lapangan tenis indoor Rp.1.125.427.782.84; lampu hias, Jalan Jend. Sudirman Rp.40.000.000,00. Lampu Penerangan jalan Stadion Kridanggo
Rp.11.000.000,00.Sehingga total nilai saham seluruhnya adalah sebesar Rp.17.932.607.431,15 atau di bulatkan Rp.17.932.607.000,00.
100
Addendum mengenai hak Pihak Pertama berhak memanfaatkan dan mengelola
lapangan tenis indoor Rp.1.125.427.782,84; lampu hias di Jalan Jend. Sudirman Rp.40.692.525,09; lampu penerangan jalan di stadion Kridanggo Rp.11.000.000,00;
areal parkir Plaza Tamansari Salatiga Rp.34.200.000,00, dengan total Rp.1.211.320.307,93. Sementara Pihak Kedua berhak memanfaatkan dan mengelola
99
Addendum atas Pasal 9 Perjanjian Taman Sari Plaza.
100
Addendum atas Pasal 11 Perjanjian Taman Sari Plaza.
55
seluruh bangunan 4 lantai Plaza Tamansari Rp.16.755.487.123,22; Pihak Kedua berhak juga atas seluruh bangunan di Plaza Tamansari Salatiga sampai dengan
tanggal 14 April 2023
101
; Pihak Pertama berhak untuk menarik pendapatan daerah berupa pajak dan retribusi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
102
Mengenai pemasangan reklame di bangunan Plaza Tamansari Salatiga perijinannya menjadi kewenangan Pihak Pertama, sedangkan sewa titiklokasi dan
sewa tempat perijinannya menjadi kewenangan Pihak Kedua.
103
Sementara itu, menyangkut Pihak Kedua atau pihak lain yang memperoleh hak dari Pihak Kedua karena hukum, kewajiban membayar pajak dan retribusi, antara
lain pajak perusahaan, pajak bumi bangunan, pajak pemasangan reklame, dan lain- lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
104
Perihal keadaan berakhir jangka waktu sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 Ayat 2 addendum perjanjian tersebut, maka demi hukum tanpa melalui proses
tertentu tanah seluas ± 5.047 M2 beserta seluruh bangunan permanent 4 lantai dan
101
Memerhatikan addendum itu, orang dapat berpikir bahwa Plaza Taman Sari Salatiga baru akan di serahkan ke Pemerintah Kota Salatiga 10 tahun lagi. Hanya saja, mengingat ada persoalan null
and void pada perjanjian tersebut, maka menurut pendapat Penulis, semuanya sangat bergantung
kepada diskresi Walikota Salatiga.
102
Addendum atas Pasal 12 Perjanjian Taman Sari Plaza.
103
Addendum atas Pasal 14 Perjanjian Taman Sari Plaza.
104
Addendum atas Pasal 15 Perjanjian Taman Sari Plaza.
56
fasilitas yang berdiri di atasnya di Plaza Tamansari beralih menjadi hak milik Pihak Pertama serta dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima.
105
Menyangkut pelimpahan hak, Pihak Kedua dalam hal melimpahkan hak untuk memakai ruangantoko, harus dan tidak boleh melebihi batas waktu sebagaimana
dimaksud Pasal 12 Ayat 2 addendum perjanjian ini. Surat Perjanjian yang mengikat antara Pihak Kedua dan pihak lainpemakai ruangantoko wajib diberitahukan secara
tertulis kepada Pihak Pertama. Apabila pihak lainpemakai ruangantoko yang telah ditunjuk oleh Pihak Kedua sebagaimana tersebut Ayat 1 pasal tersebut akan
memindahtangankan haknya kepeda pihak lain lagi, maka Pihak Kedua diwajibkan memberitahu kepada Pihak Pertama secara tertulis. Apabila dalam jangka waktu lima
tahun bangunan Plaza Tamansari Salatiga diresmikan pemakaiannya, atau bangunan dinyatakan telah selesai tetapi belum dapat difungsikan sebagaimana mestinya maka
Pihak Kedua wajib membayar pajak dan retribusi daerah, sesuai peraturan yang berlaku.
106
Tentang klausula asuransi disepakati addendum bahwa seluruh Bangunan Plaza Tamansari Salatiga, diasuransikan mengkover apabila terjadi kebakaran atau
pengrusakan oleh amukan massa. Sebelum Pihak Kedua mengasuransikan bangunan sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 Pasal tersebut, maka seluruh biaya perbaikan
105
Addedum atas Pasal 12 Ayat 2 Perjanjian Taman Sari Plaza. Menurut Penulis, sesungguhnya perjanjian dimaksud sudah berakhir; bahkan berdasarkan prinsip null and void; harus
dianggap tidak pernah ada, sehingga tanah seluas ± 5.047 M2 beserta seluruh bangunan permanent 4 lantai dan fasilitas yang berdiri di atasnya otomatis menjadi milik Pemerintah Kota Salatiga.
106
Addendum Pasal 20 Perjanjian Taman Sari Plaza.
57
kembali menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Kedua dan atau pihak lain yang menerima hak dari Pihak Kedua.
107
Mengenai Perubahan Rencana Anggaran Biaya RAB dan gambar atas pembangunan Plaza Tamansari Salatiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
addendum perjanjian tersebut ditandatangani oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua
serta menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan addendum perjanjian.
108
Tanah bekas Pasar Hewan yang terletak di Jalan Osamaliki, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, seluas ± 2.150 M2 dengan status
tanah hak Pengelolaan HPL Nomor 01, diserahkan kembali oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dengan Berita Acara Serah Terima.
109
Ketentuan pasal 21, 22, 23, 24, dan 25 Perjanjian No. 1 tahun 1991 menjadi pasal 24, 25, 26, 27, dan 28.
Dalam Pasal
2 Addendum
dinyatakan addendum perjanjian dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak sebagai penyempurnaan dari perjanjian No. 1
tahun 1991 tanggal 11 maret 1991, dengan mempunyai kekuatan hukum yang sama dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian tersebut di atas serta
berlaku sejak ditandatanganinya addendum perjanjian.
107
Addendum atas Pasal 20 Perjanjian Taman Sari Plaza.
108
Addendum atas Pasal 22 Perjanjian Taman Sari Plaza.
109
Addendum atas Pasal 23 Perjanjian Taman Sari Plaza. Ketentuan Pasal 21, 22, 23, 24, dan 25 perjanjian Nomor 1 tahun 1991 menjadi Pasal 24, 25, 26, 27, dan 28.
58
Addendum yang belum memperoleh Pengesahan Menteri Dalam Negeri
tersebut ditandatangani oleh Pihak Kedua dan Pihak Pertama disertai cap oleh Gatot Iswasta dan H. Totok Mintarto. Saksi-saksi: adalah Drs. Djoko Suprapto, Kepala
Kantor Pertanahan Kota Salatiga; Drs. Sutedjo, M.Si, Asisten Tata Praja dan Administrasi Setda Kota Salatiga; Dra. Sri Sejati K, Kepala Badan Pengelolaan
Keuangan Daerah Kota Salatiga; Ir. Saryono, Ymt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Salatiga; Niken Lidia Astuti, SH., Kepala Bagian Hukum dan Ortala Setda kota
Salatiga; Ir. MR. Priyanto, Direktur II PT. Inti Griya Prima Sakti Semarang;
3.3 . Perjanjian No. 2