28
2. Gaya
kepemimpinan demokratis,
ini adalah
gaya kepemimpinan
menempatkan manusia
sebagai faktor
pendukung terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan
dengan anggota organisasi. 3. Gaya kepemimpinan bebas. Gaya kepemimpinan ini pada
dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasi mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus
dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok
masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi.
2.3 Kepemimpinan dalam Konteks Gereja
Dalam konteks gereja kepemimpinan Kristen adalah Suatu proses terencana yang dinamis dalam konteks
pelayanan Kristen yang menyangkut faktor waktu, tempat dan situasi khusus yang didalamnya oleh campur tangan
Allah, memanggil bagi diri-Nya seorang pemimpin dengan kapasitas
penuh untuk
memimpin umatnya
dalam pengelompokan diri sebagai suatu institusiorganisasi guna
mencapai tujuan Allah yang membawa keuntungan bagi
29
pemimpin, bawahan dan lingkungan hidup bagi dan melalui
umat-Nya, untuk Kerajaan-Nya Tomatala, 2007.
Gaya kepemimpinan yang sering digunakan dalam konteks organisasi
gereja adalah
servant leadership
atau kepemimpinan yang melayani. Servant leadership ini lebih
menekankan pada kemampuan seorang pemimpin dalam memberikan
pelayanan dan
dari pelayanannya
dapat memberikan pengaruh positif kepada anggotanya tanpa ada
rasa takut atau segan Zaluchu, 2011. Menurut Senjaya 1997, servant leadership dimana melayani bukan semata-
mata hanya untuk mendapat hasil, tetapi perilaku untuk melayani adalah hasilnya. Kepemimpinan yang melayani ini
sangat perlu diterapkan, dikembangkan dan dipraktekan dalam kepemimpinan Kristen karena sangat relevan Zaluchu,
2011. Konsep kepemimpinan pelayan adalah mengubah
pendekatan kepemimpinan secara evolusioner dan pribadi. Konsep ini bukanlah suatu perbaikan serba cepat atas
persoalan-persoalan yang dihadapi pemimpin. Kepemimpinan pelayan menggunakan pendekatan mendasar dan bersifat
30
jangka panjang, yang pada akhirnya akan memberikan perubahan secara menyeluruh pada kehidupan personal dan
profesional pegawai. Kepemimpinan pelayan adalah konsep kepemimpinan etis yang diperkenalkan oleh Greenleaf pada
tahun 1970. Model kepemimpinan pelayan ini esensinya adalah melayani orang lain, yaitu pelayanan kepada
karyawan, pelanggan, dan masyarakat, sebagai prioritas utama dan yang pertama.
Kepemimpinan pelayan adalah suatu kepemimpinan yang berawal dari perasaan tulus yang timbul dari dalam hati
yang berkehendak untuk melayani, yaitu untuk menjadi pihak pertama yang melayani. Pilihan yang berasal dari suara hal itu
kemudian menghadirkan hasrat untuk menjadi pemimpin Nuryati, 2004. Pemimpin pelayan adalah orang dengan rasa
kemanusiaan yang tinggi. Bukan nasib pemimpin untuk dilayani, tetapi adalah
hak istimewanya untuk melayani. Ada sejumlah elemen atau pemahaman tentang hidup dalam kepemimpinan berkualitas
tinggi karena
tanpa karakter
pemimpin pelayan ini,
kepemimpinan dapat tampak menjadi dan sebenarnya
31
menjadi termotivasi untuk melayani diri sendiri dan mementingkan kepentingannya sendiri Neuschel ,2008.
Kepemimpinan pelayan berawal dari perasaan tulus yang timbul dari dalam hati yang berkehendak untuk melayani,
yaitu untuk menjadi pihak pertama yang melayani. Perbedaan manifestasi dalam pelayanan yang diberikan, pertama adalah
memastikan bahwa pihak lain dapat dipenuhi, yaitu menjadikan mereka sebagai orangorang yang lebih dewasa,
sehat, bebas, dan otonom, yang pada akhirnya dapat menjadi pemimpin pelayan berikutnya Greenleaf, 2002.
Pemimpin pelayan memerlukan toleransi luar biasa, ini tidak berarti menerima usaha yang tidak berkualitas, tetapi
lebih sebagai realisasi yang jujur. Pemimpin sering harus mangatasi ketidaksempurnaan karena dia harus menangani
hal itu dan memimpin sebagian dari kita. Pemimpin memiliki rasa cinta kepada bawahannya. Penting bagi pemimpin yang
dikendalikan ego untuk selalu ingat bahwa peran pemimpin bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani Neuschel,2008.
Blanchard Aurora 2009 menyatakan tentang tiga aspek kepemimpinan yang melayani, yaitu:
32
1. Hati yang Melayani Karakter Kepemimpinan Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam diri
sendiri. Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan sejati
dimulai dari dalam dan kemudian bergerak ke luar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin sejati dan diterima oleh rakyat yang
dipimpinnya. Keberhasilan
seorang pemimpin
sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang-
orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam
organisasi tersebut. Pemimpin pelayan memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. Wujud kasih
tersebut dalam
bentuk kepedulian
akan kebutuhan,
kepentingan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang memiliki hati yang
melayani adalah
akuntabilitas accountable.
Seluruh perkataan, pikiran dan tindakannya dapat dipertanggung-
jawabkan kepada publik atau kepada setiap anggota
33
organisasinya. Pemimpin pelayan adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian dan
harapan dari mereka yang dipimpinnya. Pemimpin pelayan adalah pemimpin yang dapat mengendalikan ego dan
kepentingan pribadinya melebihi kepentingan publik atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan diri ketika tekanan
maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat. Seorang pemimpin sejati selalu dalam keadaan tenang, penuh
pengendalian diri dan tidak mudah emosi. 2. Kepala yang Melayani Metoda Kepemimpinan.
Pemimpin harus
memiliki serangkaian
metoda kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif.
Tidak banyak pemimpin yang memiliki kemampuan metoda kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak pernah diajarkan di
sekolah-sekolah formal. Kepemimpinan dapat diajarkan sehingga melengkapi
mereka yang memiliki karakter kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan
sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang
34
dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orangorang yang ada dalam organisasi tersebut. Visi yang
jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator
perubahan dan visioner, yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara membawa
orang-orang atau organisasi yang dipimpinnya menuju suatu tujuan goal yang jelas.
3. Tangan yang Melayani Perilaku Kepemimpinan Pemimpin
sejati bukan
sekedar memperlihatkan
karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan dalam metoda kepemimpinan, tetapi dia harus menunjukkan
perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin. Beberapa perilaku seorang pemimpin, yaitu:
a. Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpinnya, tetapi sungguh-sungguh memiliki kerinduan
senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Pemimpin hidup dalam perilaku yang sejalan dengan Firman Tuhan. Pemimpin
memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan, dikatakan dan diperbuatnya.
35
b. Pemimpin sejati fokus pada hal-hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan
kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapat
penghargaan, tetapi untuk melayani sesamanya. Pemimpin lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih
dan penghargaan,
dibandingkan dengan
status dan
kekuasaan semata. c. Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh
dalam berbagai
aspek, baik
pengetahuan, kesehatan,
keuangan, relasi, dan sebagainya. Menselaraskan atau disebut dengan recalibrating dirinya terhadap komitmen untuk
melayani Tuhan dan sesama. Melalui solitude keheningan, prayer doa dan scripture membaca Firman Tuhan.
2.5 Karakter Kepemimpinan