17
B. Pembelian Impulsif Impulsive Buying
1. Pengertian Pembelian Impulsif Impulsive Buying
Rook dan Fisher Isha Mariyanti, 2010: 24, mendefinisikan sifat impulsive buying sebagai
“a consumer’s tendency to buy spontaneously, immediately, and kinetically” atau dapat diartikan sebagai kecenderungan
konsumen untuk membeli secara spontan, segera, dan kinetik. Rook Astrid Gisela Herabadi, 2003: 59 menambahkan bahwa impulsive buying dapat
didefenisikan sebagai perilaku belanja tanpa perencanaan, diwarnai oleh dorongan kuat untuk membeli yang muncul secara tiba-tiba dan seringkali sulit
untuk ditahan, yang dipicu secara spontan pada saat berhadapan dengan produk, dan diiringi oleh perasaan menyenangkan serta penuh gairah.
Impulsive buying adalah perilaku yang dilakukan secara tidak sengaja dan kemungkinan besar melibatkan berbagai macam motif yang tidak disadari,
serta dibarengi oleh respon emosional yang kuat Astrid Gisela Herabadi, 2003: 59. Pelaku impulsive buying yang tinggi cenderung tidak melibatkan pemikiran
mereka, secara emosional tertarik pada objek, dan menginginkan kepuasan segera Kacen Lee, 2002: 164. Menurut pendapat Mowen dan Minor Fika
Ariyani U. Sumaryono, 2008: 47 pada impulsive buying, konsumen memiliki perasaan yang kuat dan positif terhadap suatu produk yang harus dibeli, hingga
akhirnya konsumen memutuskan untuk membelinya. Perilaku impulsive buying adalah tiba-tiba dan menarik pelaku pembelian, di mana kecepatan dari proses
keputusan impulsive buying menghalangi pemikiran dan pertimbangan dari semua informasi dan pilihan alternatif Kacen Lee, 2002: 163. Impulsive
18
buying berimplikasi pada kurangnya rasionalitas atau evaluasi alternatif Hawkins, 2004: 607.
Selain itu, Loudon dan Bitta 1984: 678 mengemukakan bahwa “impulsive
buying or as some marketers prefer to call it unplanned purchasing is another consumer purchasing pattern, as the term implies, the purchase was not
specifically planned”. Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa impulsive buying atau pembelian tak terencana merupakan pola lain dari pembelian
konsumen yang tidak secara khusus direncanakan unplanned buying, namun tidak semua pembelian tidak terencana merupakan impulsive buying.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku pembelian impulsif merupakan perilaku individu dalam melakukan pembelian spontan dan
tidak direncanakan sebelumnya, yang diwarnai oleh perasaan, dorongan, dan respon emosional yang kuat dan muncul secara tiba-tiba, sulit untuk ditahan dan
bersifat segera, serta tanpa melibatkan pikiran dan pertimbangan matang atas konsekuensi yang diperolehnya. Orientasi afektif yang muncul pada impulsive
buying memunculkan
sisi emosionalitas
pada konsumen,
sehingga mengesampingkan sisi rasionalitas.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif