29
pasta pewarna batik alam, kelompok pembuatan olahan singkong, kelompok budidaya cacing, kelompok pupuk alami, kelompok pembuatan maianan alat
peraga, dan kelompok pembibitan produk pertanian. Untuk mempromosikan hasil-hasil dari kelompok-kelompok dibangun galeri Gemawang yang terletak di
sebelah barat kantor kepala desa tepatnya disamping jalan Ambarawa-Magelang, yang didalamnya terdapat hasil-hasil produk masyarakat Gemawang. Dari
kelompok-kelompok ini desa Gemawang menjadi desa percontohan yang sering di kunjungi sebagai desa Advokasi.
D. Awal Munculnya Batik Gemawang.
Berawal pada tahun 2005 masyarakat desa Gemawang mendapat pelatihan dari lembaga pelatihan Losari dari Yogjakarta, warga yang ikut pelatihan ini
sebanyak 125 orang. Desa Gemawang dalam pelatihan ini mendapat kucuran dana dari pemerintah sebesar 300 juta rupiah. Pada awalnya mulai dibentuk kelompok
pengrajin batik yang diberi nama kelompok pengrajin batik Nyi Ageng Mangir, akan tetapi konsistensi Anggota dalam mengelola kelompok tersebut masih
kurang sehingga mengakibatkan dana sebesar tiga ratus juta tersebut tidak jelas pertanggung jawabannya.
Pada tahun 2006 seorang pemuda dari desa Gemawang yang bernama Mas Adul Kholiq Fauzi membentuk kelompok pengrajin batik baru yang diberi nama
dengan kelompok pengrajin batik Nyi Ageng Pandanaran. Awal berdirinya kelompok ini ditentang oleh masyarakat desa Gemawang. Karena warga
Gemawang berpendapat bahwa desa Gemawang sudah memiliki kelompok pengajin batik. Namun, mas Fauzi dalam perjalannya terus dipaksa untuk
30
mengakui bahwa batik yang dihasilkan dari kelompok batik Nyi Ageng Pandanaran adalah hasil dari kelompok Nyi Ageng Mangir. kelompok Nyi
Angeng Pandanaran dengan hasil batik yang diproduksinya dijual ke Kabupaten Magelang dan kota Magelang, penjualan belum dapat masuk ke Kabupaten
Semarang karena batik Gemawang belum diberi kesempatan untuk ikut dalam pameran.
E. Perkembangan Batik Gemawang
Pada tahun 2009, pada waktu itu batik Gemawang diperkenalkan ke Masyarakat Kabupaten Semarang melalui pameran. Pameran yang pertama kali di
Kabupaten Semarang hanya sebatas mengganti salah satu peserta pameran yang berhalangan hadir. Stand yang kosong kemudian dimanfaatkan oleh kelompok
Batik Gemawang. Mulai dari pameran tersebut Batik Gemawang mulai dikenal oleh masyarakat Kabupaten Semarang. Pada tahun 2010 kelompok pengrajin
batik Nyi Ageng Pandanaran mendapat bantuan dana dari bank Jateng. Pengrajin Batik pada masa awal, memiliki penghasilan untuk tiap
pengrajinnya mendapatkan dua ratus ribu rupiah sampai tiga ratus ribu rupaih per bulan masih sangat tergantung pada pesanan. Warga desa Gemawang sendiri yang
menjadi pengrajin batik , apabila ada pesanan maka tiap pengrajin mendapat satu juta empat ratus ribu per bulan belum ditambah dengan uang lembur overtime per
jammnya sebesar enam puluh ribu per orang. Pengrajin-pengrajin yang berada dikelompok nyi Ageng Pandanaran ini tidak memiliki ketrampilan khusus dalam
bidang batik, mulai dari mendesain motif hingga proses batik jadi membutuhkan teknik. Dalam pembuatan batik Gemawang tidak menggunakan pakem yang
31
sudah ada sebelumnya. Dengan tidak menggunakan proses melorod kain yang sudah dicanting melainkan langsung jemur, karena pemilihan bahan kain yang
digunakan dipilih bahan yang benar-benar sudah bagus terlebih dulu. Batik Gemawang merupakan batik baru yang dalam pembuatan motifnya berkembang
sesuai dengan permintaan pasar. Namun, ada motif yang menjadi ciri khas dari Batik Gemawang diantaranya terdapat tiga macam motif batik ciri Khas
Gemawang yang diangkat dari keadaan alam sekitar.
F. Motif Batik Gemawang