Manfaat Penelitian Rasio Keuangan

1.4 Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini dapat bermanfaat: 1.4.1 Bagi investor dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan investasi pada perusahaan dalam rangka menghindari kebangkrutan 1.4.2 Bagi emiten hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada emiten sehingga mampu memprediksi financial distress sehingga perusahaan dapat menghindari kebangkrutan. 1.4.3 Bagi akademisi adalah memberi bukt i empiris tentang rasio keuangan apa saja yang berpengaruh terhadap kondisi financial distress, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau bahan pembanding bagi penelitian lain yang melakukan penelitian sejenis ataupun lebih luas. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Financial Distress

Kesehatan suatu perusahaan bisa digambarkan dari titik sehat yang paling ekstrem mampu untuk membiayai operasionalnya, dapat memenuhi kewajiban kewajiban jangka pendek sampai jangka panjangnya tepat waktu, serta dengan tingkat likuiditas yang baik sampai ke titik tidak sehat yang paling ekstrem tidak mampu membayar kewajiban-kewajibannya atau hutang lebih besar dibandingkanaset. Kesulitan keuangan jangka pendek bersifat sementara dan belum begitu parah. Tetapi kesulitan semacam ini apabila tidak ditangani bisa berkembang menjadi kesulitan tidak solvabel. Kalau tidak solvabel, perusahaan bisa dilikuidasi atau direorganisasi Hanafi dan Halim, 2005. Perusahaan dengan kondisi seperti itu, perusahaan perlu untuk mengantisipasi adanya financial distress. Platt dan Platt 2002 mendefinisikan financial distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan yang terjadi sebelum terjadi kebangkrutan ataupun likuidasi. Platt dan Platt 2002 juga menyoroti kurangnya definisi yang konsisten ketika perusahaan memasuki kesulitan keuangan dan Universitas Sumatera Utara mencoba untuk meringkas definisi operasional yang berbeda dari financial distress dalam satu mekanisme seleksi. Sebuah perusahaan dianggap mengalami financial distress jika salah satu kejadian berikut ini terjadi: mengalami laba operasi bersih negatif selama beberapa tahun atau penghentian pembayaran dividen, restrukturisasi keuangan atau PHK massal. Denis dan Denis 1990 mengidentifikasi kesulitan keuangan ketika perusahaan mengalami kerugian laba operasi sebelum pajak atau laba bersih negatif setidaknya selama tiga tahun berturut-turut. Whitaker 1999 mengukur financial distress dengan adanya arus kas yang lebih kecil dari utang jangka panjang saat ini. Perusahaan yang mempunyai Earning Per Share EPS negatif Elloumi dan Gueyie, 2001. Almilia 2004 menggunakan perusahaan yang delisted, dan Koes Pranowo, dkk 2010 yang menggunakan DSC Debt Service Coverage untuk perusahaan yang mengalami financial distress. Almilia dan Kristijadi 2003 dengan indikasi beberapa tahun mengalami laba bersih operasi net operating income negatif dan selama lebih dari satu tahun tidak melakukan pembayaran deviden. Kebangkrutan sendiri adalah kesulitan likuiditas yang sangat parah sehingga perusahaan tidak mampu menjalankan operasi dengan baik Harianto, 2001. Platt dan Platt 2002 menyatakan bahwa informasi yang terkait dengan financial distress dapat membuat manajemen mengambil tindakan merger atau takeover agar perusahaan lebih mampu untuk membayar hutang dan mengelola perusahaan dengan lebih baik serta dapat memberikan tanda peringatan awal adanya kebangkrutan pada masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara Menurut Foster 1986 terdapat beberapa indikator atau sumber informasi mengenai kemungkinan dari kesulitan keuangan: a. Analisis arus kas untuk periode sekarang dan yang akan datang. b. Analisis strategi perusahaan yang mempertimbangkan pesaing potensial, struktur biaya relatif, perluasan rencana dalam industri, kemampuan perusahaan untuk meneruskan kenaikan biaya, kualitas manajemen dan lain sebagainya. c. Analisis laporan keuangan dari perusahaan serta perbandingannya dengan perusahaan lain. Analisis ini dapat berfokus pada suatu variabel keuangan tunggal atau suatu kombinasi dari variable keuangan. d. Variabel eksternal seperti return sekuritas dan penilaian obligasi. Salah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan dari sebuah perusahaan adalah untuk meramal kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan. Prediksi akan kontinuitas perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya potensi kebangkrutan, karena kebangkrutan berarti menyangkut terjadinya biaya-biaya, baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung. Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuiditas perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas. Kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti Martin et.al, 1995 : 376 : 1. Kegagalan ekonomi economic failure Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak menutup biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jatuh di bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga berarti bahwa pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan. 2. Kegagalan keuangan financial failure Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk : a. Insolvensi teknis tecnical insolvency Perusahaan dapat dianggap gagal jika perusahaan, tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat Universitas Sumatera Utara jatuh tempo. Walaupun total aktiva melebihi total utang atau terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi dalam ketentuan hutangnya seperti rasio aktiva lancar terhadap utang lancar yang telah ditetapkan atau rasio kekayaan bersih terhadap total aktiva yang disyaratkan. Insolvensi teknis juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi pembayaran bunga pembayaran kembali pokok pada tangga tertentu. b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan Dalam pengertian ini kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban. Likuidasi merupakan suatu proses yang berakhir pada pembubaran perusahaan sebagai suatu perusahaan. Likuidasi lebih menekankan pada aspek status yuridis perusahaan sebagai suatu badan hokum dengan segala hak-hak dan kewajiban. Likuidasi atau pembubaran perusahaan senantiasa berakibat penutupan usaha akan tetapi likuidasi tidak selalu berarti perusahaan bangkrut.

2.1.1 Indikator Terjadinya Kebangkrutan

Sebelum pada akhirnya pada suatu perusahaan dinyatakan bangkrut, biasanya ditandai oleh berbagai situasi atau keadaan khususnya yang berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi operasinya. Indikator yang harus diperhatikan para manajer, seperti yang dikemukakan oleh Harnanto 1984 bahwa : 1. Penurunan volume penjualan karena adanya perubahanselera atau permintaan konsumen. 2. Kenaikan biaya produksi. 3. Tingkat persaingan yang semakin ketat. 4. Kegagalan melakukan ekspansi. 5. Ketidakefektifan dalam melaksanakan fungsi pengumpulan piutang. 6. Kurang adanya dukungan atau fasilitas perbankan kredit. 7. Tingginya tingkat ketergantungan terhadap piutang. Universitas Sumatera Utara Suatu perusahaan yang mengandalkan hutang di dalam menghadapi kegiatan operasi dan kegiatan investasinya akan berada dalam keadaan yang kritis karena apabila suatu saat perusahaan mengalami penurunan hasil operasi, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu, indikator yang dapat diamati oleh pihak ekstern antara lain : 1. Penurunan deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham. 2. Terjadinya penurunan laba yang terus-menerus, bahkan sampai terjadinya kerugian. 3. Ditutup atau dijualnya satu atau lebih unit usaha 4. Terjadinya pemecatan pegawai. 5. Pengunduran diri eksekutif puncak. 6. Harga saham yang terus menerus turun di pasar modal.

2.1.2. Faktor-Faktor Penyebab Kebangkrutan

Tidak mudah untuk menentukan secara pasti mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya suatu kebangkrutan pada suatu perusahaan. Sejauh ini terdapat konsesus bahwa sumber kegagalan disebabkan oleh ketidakmampuan manajemen perusahaan. Ketidakmampuan manajemen dapat diartikan dalam berbagai pengertian. Secara garis besar factor faktor penyebab Universitas Sumatera Utara terjadinya kebangkrutan dibagi menjadi tiga Harnanto : 1984, yaitu : 1. Sistem Perekonomian Dalam sistem perekonomian dimana roda perekonomian lebih banyak dikendalikan oleh persaingan bebas, maka dunia usaha akan terbagi menjadi dua golongan, yaitu perusahaan tradisional dan perusahaan yang memanfaatkan teknologi. Kemampuan bersaing inilah yang merupakan factor penyebab kebangkrutan, sehingga efisiensi manajemen sangat berperan dan merupakan alat penangkal yang tangguh terhadap setiap perusahaan pesaing. 2. Faktor Eksternal Perusahaan Kesulitan dan kegagalan yang mungkin dapat menyebabkan kebangkrutan suatu perusahaan kadangkadang berada di luar jangkauan manajemen perusahaan. Berbagai faktor tersebut antara lain : a. Persaingan bisnis yang ketat. b. Berkurangnya permintaan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan. c. Turunnya harga jual terus-menerus. d. Kecelakaan atau bencana alam yang menimpa perusahaan. 3. Faktor Internal Perusahaan Faktor internal yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan dapat dicegah melalui berbagai tindakan dalam perusahaan itu sendiri. Faktor-faktor internal ini biasanya merupakan hasil dari keputusan dan kebijaksanaan yang tidak tepat di masa lalu dan kegagalan manajemen untuk berbuat sesuatu pada saat yang diperlukan. Faktor-faktor yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan secara intern adalah : a. Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada debitur atau pelanggan. b. Manajemen yang tidak efisien. c. Penyalahgunaan wewenang dan kecurangankecurangan. Model Prediksi financial distress sangat penting bagi perusahaan, investor, kreditor maupun pemerintah. Pihak-pihak tersebut biasanya bereaksi terhadapsinyal distress Subagyo, 2007. Foster 1986 menjelaskan ada beberapa pihak yang berkepentingan terhadap informasi tentang prediksi financial distress Universitas Sumatera Utara perusahaan, yaitu: a. Pemberi pinjaman Penelitian berkaitan dengan prediksi financial distress menpunyai relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam memutuskan apakah akan memberikan suatu pinjaman dan menentukan kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan. b. Investor Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika akan menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran kembali pokok dan bunga. c. Pembuat peraturan Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan individu. Hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai stabilitas perusahaan. d. Pemerintah Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dalam antitrust regulation. e. Auditor Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna bagi auditor dalam membuat penilaian going concern suatu perusahaan. f. Manajemen Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan akan menanggung biaya langsung fee akuntan dan pengacara dan biaya tidak langsung kerugian penjualan atau kerugian paksaan akibat ketetapan pengadilan. Sehingga dengan adanya model prediksi financial distress diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga dapat menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan

2.2 Laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan perusahaan dan disusun secara periodik. Periode yang biasa digunakan adalah tahun yan dimulai dari 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember. Periode seperti ini disebut dengan periode tahun kalender. Selain tahun kalender, periode Universitas Sumatera Utara akuntansi bisa juga dimulai dari tanggal selain tanggal 1 Januari. Istilah periode akuntansi yang seperti ini sering disebut dengan isilah periode tahun buku. Periode tahun buku yang digunakan dapat secara tahunan, atau menyusun laporan keuangan untuk periode yang lebih pendek misalnya bulanan, triwulan atau kwartalan. Laporan keuangan dalam suatu perusahaan mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan. Ada beberapa pengertian laporan keuangan, yaitu : Pengertian laporan keuangan menurut IAI 2008:1 “merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi kas, catatan notes dan laporan pendukung lainnya”. Menurut Munawir 2002:2, “laporan keuangan adalah hasil dari proses dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”. Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan keuangan antara lain : pemilik perusahaan, kreditor, investor, manajer atau pemimpin perusahaan, karyawan perusahaan dan pemerintah. Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan perusahaan. Hal ini dapat dilihat melalui laba yang dihasilkan perusahaan. Dengan kata lain, laporan keuangan diperlukan untuk menilai hasilhasil Universitas Sumatera Utara yang telah dicapai perusahaan serta memperkirakan hasil-hasil yang akan dicapai pada masa yang akan datang sehingga pemilik dapat menaksir keuntungan yang akan diperoleh. Kreditor menggunakan laporan keuangan untuk mengambil keputusan dalam hal pemberian kredit suatu perusahaan. Disamping itu kreditor bisa mengukur apakah perusahaan dapat mengembalikan pokok pinjaman kredit dan bunganya. Manajer atau pimpinan perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk menyusun rencan dan strategi perusahaan, memperbaiki operasional perusahaan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan. Investor berkepentingan dengan laporan keuangan untuk mengetahui apakah modal yang telah diinvestasikan memberikan prospek keuntungan di masa yang akan datang. Pemerintah melihat laporan keuangan untuk menentukan jumlah pajak yang akan dibebankan ke perusahaan dan digunakan sebagai dasar perencanaan pemerintah dalam hal ini adalah Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Tenaga Kerja. Melalui laporan keuangan dapat dilihat kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek, struktur permodalan, distribusi aktiva, efektifitas penggunaan aktiva dan hasil atau pendapatan yang telah dicapai serta nilai buku tiap lembar saham suatu perusahaan. Karyawan perusahaan berkepentingan dengan laporan keuangan antara lain untuk kepentingan kompensasi. Dari laporan keuangan dapat terlihat kemampuan perusahaan dalam memberikan kompensasi yang lebih baik, misal dengan memberikan tunjangan hari tua, Jamsostek Jaminan Sosial Tenaga Kerja agar karyawan dapat bekerja dengan optimal sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik.

2.2.1 Tujuan Laporan Keuangan

Universitas Sumatera Utara Tujuan laporan keuangan menurut APB Statement No.4 AICPA membaginya menjadi dua yaitu :

1. Tujuan umum

“menyajikan laporan parsial keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip yang diterima”

2. Tujuan khusus

“memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.

2.2.2 Komponen Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2009:1.2 menyatakan bahwa laporan yang lengkap terdiri dari 5 komponen, yaitu : 1. Neraca Defenisi neraca menurut Reeve, Warren dan Fees 2002:24 adalah “laporan mengenai suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun”. 2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Laporan keuangan diharapkan bias memberikan informasi yang berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara tingkat keuntungan Return on Investment, risiko, fleksibilitas keuangan, dan kemampuan operasional perusahaan. Elemen pokok dari Laporan Laba Rugi terdiri dari pendapatan operasional, beban operasional, dan untung atau rugi. 3. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas mengambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih, struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Menurut IAI 2002:2.1 “ informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan future cash flow dari berbagai perusahaan”. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Isi dari catatan atas laporan keuangan adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. Catatan atas Universitas Sumatera Utara laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan lapran arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.

2.3 Rasio Keuangan

2.3.1 . Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemapuan perusahaan untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya, likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas. Semakin besar nilai rasio likuiditas maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan memperkecil resiko suatu perusahaan mengalami financial distress. 2.3.2. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dalam penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisiens perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan sehingga mengakibatkan naiknya kinerja perusahaan. 2.3.3. Rasio Leverage Rasio Leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, semakin sedikit nilai rasio leverage berarti Universitas Sumatera Utara kinerja perusahaan semakin bagus yang berarti bahea perusahaan dapat trehindar dari risiko mengalami kondisi financial distress. 2.3.4. Rasio cash position Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar perusahaan. 2.2.5. Rasio Pertumbuhan Penjualan Rasio Pertumbuhan Penjualan merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan ekonomi dan industri. 2.2.6 Rasio Aktivitas Menurut Ang, 1997 rasio ini menunjukkan kemmapuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran turnover dari aktiva-aktiva.

2.4 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

PREDIKSI RASIO KEUANGAN TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 3 87

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2010-2013.

0 5 16

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2010-2013.

0 2 17

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2010-2013.

0 3 8

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kondisi Financial Distress Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015.

4 14 22

PREDIKSI RASIO KEUANGAN TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2005-2009 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 78

PREDIKSI RASIO KEUANGAN TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Financial Distress - Prediksi Rasio Keuangan Terhadap Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2013

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Prediksi Rasio Keuangan Terhadap Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2013

0 0 8

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2016 SKRIPSI

0 1 17