commit to user 53
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Aktivitas Perbankan
Nasabah Bank
Transaksi Perbankan
Transfer Dana Via ATM
Masalah Bagi Nasabah
Perlindungan Hukum Asas
Perlindungan Nasabah Bank
Belum ideal
Ideal Harus Disempurnakan
commit to user 54
Keterangan Bagan :
Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian serta pembangunan nasional di Indonesia sangat di pengaruhi oleh sektor usaha perbankan. Segala
transaksi kelancaran perekonomian sangat banyak menggunakan jasa dunia perbankan. Nasabah adalah konsumen pengguna jasa perbankan yang terikat
hubungan hukum dengan bank sebagai pelaku usaha dalam suatu perjanjian keanggotaan bank yang disepakati diawal pembukaan rekening maupun saat
menggunakan suatu layanan jasa perbankan. Dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 jo. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan
disebutkan berbagai aktivitas perbankan, dari kelembagaan hingga kegiatan usaha yang dijalankan oleh bank. Dengan adanya kemajuan teknologi dan sistem
elektronik, dunia perbankan dalam kegiatan usahanya ingin memberikan pelayanan yang terbaik pula dengan mengikuti perkembangan teknologi dan
sistem informasi, dalam hal ini dengan menawarkan jasa layanan transfer dana kepada masyarakat dengan penggunaan ATM yang lebih canggih, cepat, dan
efisien dibandingkan dengan metode sebelumnya yaitu dengan menggunakan sistem warkat. Transfer dana melalui ATM ini merupakan suatu transaksi
elektronik sehingga disebut dengan
Electronic Fund Transfer
. Penggunaan ATM ini sangat menguntungkan karena lebih menghemat
waktu dan biaya. Namun dalam penggunaan alat elektronik dalam suatu transfer dana secara elektronik khususnya ATM memilki kelemahan dan juga rentan
terhadap kesalahan atau penipuan dan permasalahan lainnya dibandingkan dengan transfer uang dengan warkat
paper based
. Keamanan dan perlindungan nasabah pun menjadi lebih rentan dengan penggunaan sistem elektronik ini.
Dari penggunaan ATM sering banyak menimbulkan risiko bagi nasabah dan menjadikan suatu konsekuensi hukum bagi pihak yang terlibat. Kebanyakan
penggunaan jasa ini banyak menimbulkan kerugian dan masalah bagi nasabah bank. Pihak Nasabah sering tidak mendapat perlindungan yang wajar oleh hukum,
commit to user 55
sehingga perlu adanya suatu payung hukum
umbrella act
sebagai suatu bentuk perlindungan terhadap nasabah.
Di Indonesia telah ada
political will
yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menjamin secara hukum perlindungan akan kepentingan nasabah bank.
Diantaranya dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan serta Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen serta karena dunia perbankan memberikan pelayanan jasa yang menggunakan suatu perangkat
elektronik maka perlindungan hukum bagi nasabah bank juga terkandung didalam ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik. Di dalam peraturan perundang-undangan tersebut sebenarnya telah dapat diketahui bahwa ada ketentuan secara hukum perlindungan
terhadap nasabah bank. Dalam peraturan perundang-undangan tersebut memang tidak secara khusus diatur mengenai transaksi transfer dana secara elektronik,
yang mana dalam permasalahan yang diangkat berkaitan dengan ATM, tetapi saat ini dalam penggunaan sarana ATM masih berlaku ketentuan tersebut meskipun
belum ideal dalam memberikan perlindungan hukum bagi nasabah bank dalam transaksi transfer dana menggunakan ATM. Tentunya untuk memberikan
perlindungan yang ideal, ketiga undang-undang tersebut lebih disempurnakan dengan pencantuman ketentuan yang bermaksud secara khusus untuk mengatur
perlindungan nasabah dalam transaksi perbankan yang dilakukan secara elektronik dengan tetap berlandaskan pada asas perlindungan nasabah yang telah
disebutkan dalam undang-undang tersebut.
commit to user 56
BAB III PEMBAHASAN
A. Bentuk Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Bank Terhadap Penggunaan