Dimensi dan material dari generator Analisa kesetimbangan energi

4.2.5 Luas Penampang Total A

Besar kalor yang diterima oleh larutan pada generator adalah = 122,365 W, maka luas penampang total pipa untuk generator adalah sebagai berikut. A = A = A = 0,477525 m 2

4.2.6 Panjang Generator, L

Dari luas penampang total selanjutnya dihitung panjang generator. Panjang generator yang didapatkan dari perhitungan yaitu : L = L = L = 0,691264 m Maka panjang dari generator adalah 0,691264 m

4.3 Dimensi dan material dari generator

Berdasarkan perhitungan di atas maka dibuat benda jadi generator dengan dimensi generator yang digunakan adalah sebagai berikut : Diameter luar shell, = 0,16827 m Diameter dalam shell, = 0,15 m Panjang shell , = 0,6912 m Universitas Sumatera Utara Diameter luar tube, = 0,013 m Diameter dalam tube, = 0,011 m Material shell = Stainless steel 304 tube = Stainless steel 304

4.4 Data Hasil pengujian Generator

4.4.1 Data hasil pengujian pertama

Pengujian ini dilakukan selama 40 menit dengan mengukur temperatur di titik yang telah ditentukan dan hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Data hasil percobaan I Waktu Menit Temperatur masuk gas buang C Temperatur keluar gas buang C Temperatur masuk larutan amonia air C Temperatur keluar amoniaC 1 114.4 76.4 28.5 62.3 2 113.5 76.1 28.6 62.4 3 112.8 75.2 28.7 62.4 4 112 75.3 28.7 62.3 5 114.9 73.8 28.7 62.7 6 115.2 73.9 28.4 63.1 7 116.8 74.4 28.3 64 8 116.4 74.8 28.8 63.9 9 116.4 74.7 30 64.1 10 113.3 74.2 28.3 64.3 11 113.6 74 28.4 64.9 12 111.4 74.2 28.4 65.1 13 113.6 74.5 28.7 65.4 14 116.6 75.7 28.4 65.7 15 117.1 75.6 28.2 66 16 116.9 75.6 28.2 66.3 17 118.5 75.9 28.5 66.5 18 118.3 76 28 66.7 19 119.2 76.4 28.3 67.4 20 119.3 76.5 28.5 67.4 21 116.8 76.7 28.5 67.6 Universitas Sumatera Utara 22 115.6 76.6 28.5 68.3 23 118.7 76.6 28.8 68.5 24 115.2 76.4 28 70 25 116.8 76.4 28.6 69.3 26 116.1 76 28.6 69.4 27 114.2 76.2 28.4 70.2 28 117.3 76.5 28.7 71.8 29 115.1 76.2 28.7 71.9 30 114.2 76.4 28.7 72.5 31 112.3 76.7 28.5 72.5 32 118.3 76.7 30.9 72.5 33 119.1 76.5 31.7 72.4 34 116.2 76.6 32.5 72.4 35 117.5 76.5 32.9 72.3 36 115.6 76.5 33.2 72.4 37 115 76.5 33.5 72 38 118.3 76.4 33.7 72.3 39 117.2 76.4 34 72.3 40 113.7 76.5 34.9 72.4 Gambar 4.3 Grafik antara Temperatur generator terhadap waktu Pada pengujian pertama maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada temperatur masuk gas buang Temperatur tertinggi : 119,3°C Universitas Sumatera Utara Temperatur terendah : 111,4°C Temperatur rata-rata : 115,835°C 2. Pada temperatur keluar gas buang Temperatur tertinggi : 76,7°C Temperatur terendah : 73,8°C Temperatur rata-rata : 75,8125°C 3. Pada temperatur masuk amonia air Temperatur tertinggi : 34,9°C Temperatur terendah : 28°C Temperatur rata-rata : 29,5475°C 4. Pada temperatur keluar amonia air Temperatur tertinggi : 72,5°C Temperatur terendah : 62,3°C Temperatur rata-rata : 67,8975°C

4.4.2 Data hasil pengujian kedua Tabel 4.4 Data hasil percobaan kedua

Waktu Menit Temperatur masuk gas buang C Temperatur keluar gas buang C Temperatur masuk larutan amonia air C Temperatur keluar amonia C 1 116,2 77,9 28,1 59,8 2 115 77,5 28,4 60 3 115,5 75,6 28,4 60,3 4 112 75,6 28,6 60,4 5 113,2 75 28,5 60,4 6 113,1 75,2 28,2 61,2 7 114,8 75,6 28,6 61,5 8 114,2 72,3 28,6 61,9 9 117,3 76,3 28,3 62,3 10 116,2 74,2 28,7 62,5 11 114,6 74 28,3 62,9 12 112,8 74,2 28,5 63 13 114,2 75,7 28,8 63,5 Universitas Sumatera Utara 14 117,5 76,9 28,8 63,8 15 114,3 76,4 28,5 64,4 16 113,5 77,2 28,5 64,8 17 116,8 77,5 28,7 65,3 18 116,4 77,3 28,4 65,7 19 114,3 77,3 28,7 66 20 114,6 77,4 28,8 66,6 21 116,1 76 28,4 67,2 22 116 75,7 28,4 67,7 23 115,7 75,1 28,3 68,5 24 112,8 75,3 28,4 68,9 25 112,8 77,3 28,7 69,3 26 115,3 77,6 28,8 69,5 27 113,7 78 29 69,7 28 116,3 77,2 28,4 70 29 114,8 77,8 28,5 70,3 30 116 77,3 28,4 70,8 31 116,4 77,5 28,6 70,8 32 115,3 78,3 36,4 70,7 33 116,4 78,5 35,9 70,9 34 113,5 77,9 36,1 71,4 35 116,8 77,8 35,8 71,6 36 114,9 77,9 35,5 71,7 37 115,2 77,9 34,9 72 38 115,6 78,5 35,2 71,8 39 116,4 79 34,8 71,8 40 113,4 78,2 34,8 71,4 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Grafik antara Temperatur generator terhadap waktu Pada pengujian kedua maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada temperatur masuk gas buang Temperatur tertinggi : 117,5°C Temperatur terendah : 112,8°C Temperatur rata-rata : 114,9975°C 2. Pada temperatur keluar gas buang Temperatur tertinggi : 79°C Temperatur terendah : 74°C Temperatur rata-rata : 76,6975°C 3. Pada temperatur masuk amonia air Temperatur tertinggi : 36,4°C Temperatur terendah : 28,1°C Temperatur rata-rata : 30,0925°C 4. Pada temperatur keluar amonia air Temperatur tertinggi : 71,8°C Temperatur terendah : 59,8°C Temperatur rata-rata : 66,5575°C Universitas Sumatera Utara

4.4.3 Data hasil pengujian ketiga

Tabel 4.5 Data hasil percobaan ketiga Waktu Menit Temperatur masuk gas buang C Temperatur keluar gas buang C Temperatur masuk larutan amonia air C Temperatur keluar amonia C 1 111,2 71,2 29,3 58,8 2 109,9 71,5 29,1 58,3 3 109,5 71,9 29,3 58,7 4 108,3 72,2 29,3 58,9 5 108,6 72,2 29,3 59,3 6 108,2 71,9 29,5 59,6 7 109,7 72,3 29,2 60,2 8 110,3 72,1 29,1 60,4 9 111,2 72,4 28,8 62,3 10 111,7 72,6 28,9 62,5 11 111,9 72,9 29 63,9 12 111,9 73,3 29,3 64,5 13 111,7 73 29,5 64,5 14 112,6 73,1 29,5 64,8 15 112,2 73,1 29,6 65 16 112,6 72,9 29,5 65,4 17 112,9 73,1 29,5 65,5 18 112,7 73,6 29,7 65,6 19 112,4 73,8 29,8 66 20 112,9 73,5 29,6 66,6 21 113,2 73,7 29,5 67,2 22 112,8 73,8 29,4 67,7 23 113,6 73,7 29,4 67,9 24 113,7 73,5 29,5 68 25 113,1 73,5 29,6 68,1 26 113 73,3 29,5 68,2 27 113,5 73,5 29,5 68,5 28 113,6 73,6 29,3 68,8 Universitas Sumatera Utara 29 114 73,7 29,1 69,1 30 113,8 73,8 29,1 69,3 31 113,9 73,6 28,9 69,7 32 114,2 73,6 28,9 70,2 33 114,3 73,5 29,3 70,3 34 114,3 73,8 37,4 70,5 35 114,7 74,1 37,8 70,3 36 114,4 73,9 37,9 69,9 37 114,2 73,6 38 70,1 38 114,7 73,7 37,7 70,3 39 114,5 73,6 37,6 70,3 40 114,3 73,7 37,4 70,4 Gambar 4.5 Grafik antara Temperatur generator terhadap waktu Pada pengujian ketiga maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada temperatur masuk gas buang Temperatur tertinggi : 114,7°C Temperatur terendah : 108,2°C Temperatur rata-rata : 112,505°C 2. Pada temperatur keluar gas buang Universitas Sumatera Utara Temperatur tertinggi : 73,9°C Temperatur terendah : 71,2°C Temperatur rata-rata : 73,145°C 3. Pada temperatur masuk amonia air Temperatur tertinggi : 38°C Temperatur terendah : 28,8°C Temperatur rata-rata : 30,79°C 4. Pada temperatur keluar amonia air Temperatur tertinggi : 70,5°C Temperatur terendah : 58,3°C Temperatur rata-rata : 65,89°C

4.5 Analisa kesetimbangan energi

Untuk menghitung laju perpindahan panas pada generator bagian dalam dapat dihitung dengan persamaan : Q = Q 1 + Q 2 Q 1 = m 1 .Cp. ∆T Q 2 = m 2 .h 2 – h 6 = Kalor yang diserap air kJ = Laju aliran massa air Kgs = Kalor spesifik air Jkg K = Perubahan temperatur C h = entalpikJkg.K Dimana pada temperatur rata-rata didapatkan : 1 = 0,00016 kgs 2 = 4,56483.10 -5 kgs = 4,383929 JkgK = 67,8975-29,5475 C h 2 = 1485,33 h 6 = -87,5 Universitas Sumatera Utara Sehingga didapatkan laju perpindahan panas rata-rata pada percobaan pertama Q 1 = 0,00016 × 4,383929 × 67,8975-29,5475 Q 1 = 0,026899 kW = 26,899 W Q 2 = 4,56483.10 -5 × 1485,33+87,5 Q 2 = 0,071797 kW = 71,797 W Q = Q 1 + Q 2 Q = 26,899 W + 71,797 W Q = 98,696 W Gambar 4.6 Grafik antara Q dengan Temperatur larutan pada percobaan pertama Grafik berdasarkan data laju perpindahan panas pada percobaan pertama terlampir. Laju perpindahan panas rata-rata pada percobaan kedua Q = Q 1 + Q 2 Q 1 = m 1 .Cp. ∆T Q 2 = m 2 .h 2 – h 6 = Kalor yang diserap air kJ = Laju aliran massa air Kgs Universitas Sumatera Utara = Kalor spesifik air Jkg K = Perubahan temperatur C h = entalpikJkg.K Dimana pada temperatur rata-rata didapatkan : 1 = 0,00016 kgs 2 = 4,56483.10 -5 kgs = 4,383929 JkgK = 66,5575-30,0925 C h 2 = 1486,16 h 6 = 87,5 Sehingga didapatkan laju perpindahan panas rata-rata pada percobaan kedua Q 1 = 0,00016 × 4,383929 × 66,5575-30,0925 Q 1 = 0,025622 kW = 25,622 W Q 2 = 4,56483.10 -5 × 1486,16 + 87,5 Q 2 = 0,0718349 kW = 71,8349 W Q = Q 1 + Q 2 Q = 25,622 W + 71,8349 W Q = 97,4569 W Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7 Grafik antara Q dengan temperatur larutan pada percobaan kedua Grafik berdasarkan data laju perpindahan panas pada percobaan kedua terlampir. Laju perpindahan panas rata-rata pada percobaan ketiga Q = Q 1 + Q 2 Q 1 = m 1 .Cp. ∆T Q 2 = m 2 .h 2 – h 6 = Kalor yang diserap air kJ = Laju aliran massa air Kgs = Kalor spesifik air Jkg K = Perubahan temperatur C h = entalpikJkg.K Dimana pada temperatur rata-rata didapatkan : 1 = 0,00016 kgs 2 = 4,56483.10 -5 kgs = 4,383929 JkgK = 65,89-30,79 C Universitas Sumatera Utara h 2 = 1486,61 h 6 = 87,5 Sehingga didapatkan laju perpindahan panas rata-rata pada percobaan ketiga Q 1 = 0,00016 × 4,383929 × 65,89-30,79 Q 1 = 0,02462 kW = 24,62 W Q 2 = 4,56483.10 -5 × 1486,61 +87,5 Q 2 = 0,071855 kW = 71,855 W Q = Q 1 + Q 2 Q = 24,62 W + 71,855 W Q = 96,475 W Gambar 4.8 Grafik antara Q dengan temperatur larutan pada percobaan ketiga Grafik berdasarkan data laju perpindahan panas pada percobaan ketiga terlampir.

4.6 Keefektifan generator

Dokumen yang terkait

Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

6 39 109

Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 1 21

Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 2

Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 3

Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 28

Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 3

Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 11

Rancang bangun Evaporator pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 21

Rancang bangun Evaporator pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 2

RANCANG BANGUN GENERATOR PADA MESIN PENDINGIN MENGGUNAKAN SIKLUS ABSORPSI MEMANFAATKAN PANAS BUANG MOTOR BAKAR DENGAN PASANGAN REFRIJERAN - ABSORBEN AMONIA-AIR

0 0 21