Respon Siswa terhadap mata pelajaran pendidikan Agama Islam dan Implikasinya dengan sikap keberagamaan siswa: Studi Kasus SMP YPI Bintaro Jakarta

RESPON SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DAN IMPLIKASINYA DENGAN SIKAP
KEBERAGAMAAN SISWA
(STUDI KASUS SMP YPI BINTARO JAKARTA)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Nurhasanah Yusuf

NIM.103011026691

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H.l2008 M.


RESPON SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DAN IMPLIKASINYA DENGAN SIKAP
KEBERAGAMAAN SISWA
(STUDI KASUS SMP YPI BlNTARO JAKARTA)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas I1mu Tarbiyan dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:
Nurhasanah Yusuf
NIM. 103011026691

Dasen Pembimbing
. Pembimbing II

Prof. Dr. H. ゥ。ュイセ
NIP. 1502 7748

Arief MA


Tanenji, S. Ag
NIP. 150285599

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007 M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul RESPON SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN IMPLIKASINYA DENGAN SIKAP
KEBERAGAMAAN

SISWA (STUDI KASUS

SMP YPI BINTARO


JAKARTA) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syaral memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdJ) pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Jakarta, 7 Februari 2008
Panitia Ujian Munaqasyah
Kelua Panitia (Kelua Jurusan)

Tanggal

。、セt

Tangan

Drs. A. F. Wibisono, M. Ag.
NIP 150236009
Skretaris Jurusan
Drs. Sapiudin Shidig, M. Ag.
NIP 150299477
Penguji I

Prof. Dr. H. Moh. Ardani, M.A.
NIP 15001680
Penguji II

.

Dr. Khalimi, M.Ag.
NIP 150267202
Mengelahui:
Dekan,

"

LEMBARPERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nurhasanah Yusuf
NIM

: 103011026692


Agama: Islam
Status : Lajang
Alamat: JI. Raya Re. Veteran Kel. Bintaro Kec. Pesanggrahan
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu
(S 1) di UlN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah
saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di DIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti ballWa karya ini bukan karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di DIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta. Februari 2008

ABSTRAK

Nurhasanah Yusuf
NIM 103011026691

Respon Siswa terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Implikasinya dengan Silmp Keberaganlaan Siswa
(Studi Kasus SMP YPI Bintaro Jakarta)
Salah satu materi yang wajib diberikan di sekolah adalah pendidikan
agama. Pendidikan agama diberikan kepada siswa, baik tingkat dasar, menengah
dan tinggi. Hal ini tidak lain karena pentingnya pendidikan agama sebagai prinsip
dalam kehidupan manusia beragama. Dengan pemahaman pendidikan agama yang
baik diharapkan siswa aku menjadi seorang yang berpengetahuan secara
intelektual serta beriman dan bertakwa.
Berkaitan dengan pendidikan agama, skripsi ini meneliti respon siswa
terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAl) dan implikasinya dengan
Sikap Keberagamaan Siswa, studi kasus SMP YPI Bintaro Jakarta. Respon yang
dimaksud dalam hal ini adalah suatu reaksi; tanggapan, jawaban; baik itu
langsung atau terkendali, positif atau terkendali, positif atau negatif atau bahkan
acuh dan tak acuh terhadap suatu rangsangan.
Respon siswa terhadap mata pelajaran PAl dapat disebut dengan respon
positif. Yaitu dalam prosespembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa
menunjukkan hal yang bagus seperti memberikan perhatian yang tinggi,
pemahaman, nilai pengetahuan, atau bahkan sampai teraktualisasikan dalam sikap
hidup sehari-hari. Adapun jika yang terjadi adalah sebaliknya maka respon ini

disebut respon negatif dan respon acuh tak acuh.
Jikia respon siswa terhadap mata pelajaran PAl adalah respon positif,
maka terdapat implikasi yang baik bagi sikap keberagamaan siswa tersebut.
Karena dengan respon tersebut siswa akan berperilaku baik, sesuai dengan nilainilai Islam yang diterimanya di sekolah.
Dari hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa terdapat implikasi
yang bakikantara pelajaran PAl dengan sikap keberagamaan siswa. Adapun hasil
yang diperoleh dengan menggunakan runms product moment, yaitu 0,607. dengan
demikian dikethui bahwa hasilnya merupakan adalah hubungan yang sedang atau
cukup.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alanl, berkat
rahmat, taufik dan inayah-Nyalah, skripsi ini dapat terselesaikan. Salawat serta
salam semoga tetap terlimpah kepada sayyid al-anbiya' wa al-mursalin Rasulullah
saw., beserta keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam di seluruh
alamo
Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakmia sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dad
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga, dan
pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki, demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca umumnya.
Sebelumnya penulis mengucapkan jazakumullah khairan katsira pada
kedua orang tua tercinta, bapak/ibu ymlg dengan curahan cinta dan kasih
sayangnya telah mengantarkan penulis sehingga menjadi sarjana, semoga semua
jasa yang diberikan menjadi amal saleh serta diterima Allah swt., dan semoga
Allah selalu memberikan hidayah, taufiq serta inayah-Nya kepada mereka.
Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam, penulis banyak
mendapatkan bantuan, motivasi, selia bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta beserta para pembantu dekml.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyall dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah beserta staf-stafuya.
3. Dosen Pembimbing skripsi, Prof. Dr. H. Arnlai Arief, MA dan


Tanenji,

S. Ag., terima kasih atas waktu, tenaga dan ilmu serta kesabaran dalam
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi.

4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis
mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan dapat
menjadi penerang serta petunjuk bagi penulis dalam mengarungi dunia inL
5. Kepala Perpustakaan Utama UIN Jakarta, Perpustakaan Fakultas Tarbiyah
dan Perpustakaan Umum Islam Iman Jama' beserta staf-stafnya yang telah
membantu penulis dalam meneari referensL
6. Kakanda Ahmad Buehori, Mutia, Komaruddin, Wati, Abdul Kohar,
Nurhalim, Abdul Choir, Mutia dan adinda Halimatus Sa'diyah.
7. Keluarga besar pondok pesantren Nurul Huda as-Sururiyah khususnya
kepada bapak KH Drs. Moehamad Barzaeh Hidayat M. Ag dan Ibu Cueu
Marliyah Hidayat, yang telah memberikan motivasi dalanl menyelesaikan
skripsi ini.
8. Kepala Sekolah SMP YPI dan semua staf-stafnya yang telah mmeberikan
waktu dan kesempatan untuk melakukan penelitian.

9. Kawan-kawan Pendidikan Agama Islam angkatan 2003 khususnya kelas
B, yang selalu menghiasi hari-hariku selama masih kuliah
10. Semua pihak yang tiada dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi inL
Kepada semuanya penulis ueapkan terima kasih yang tak terhingga,
semoga Allah swt. membalas kebaikan yang mereka berikan. Apabila penulis
memiliki kesalahan; kekurangan; serta kekhilafan mohon dimaafkan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari
sistematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran, dan
kritik, dati pembaea sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka
eakrawala yang lebih luas bagi pembaea sekalian dan semoga bermanfaat untuk
kita semua. Amin...
Jakarta,

e ruarl 2008

Penulis

DAFTARISI
ABSTRAK


i

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR lSI

iv

DAFTAR TABEL

vi

BABI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

1

B. Masalah Penelitian

4

1. Identifikasi Masalah

4

2. Pembatasan Masalah

5

3. Perumusan Masalah

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

5

1. Tujuan Penelitian

5

2. Manfaat Penelitian

5

D. Metode Penelitian

6

E. Sistematika Penulisan

6

BAB II KAJIAN TEORI
A. Repon Siswa

8

1. Pengertian Respon

8

2. Macam-macam Respon

9

3. Respon Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar

11

B. Pengertian Pendidikan Agama Islam

12

1. Definisi Pendidikan Agama Islam

12

2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama

14

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

21

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam

22

C. Sikap Keberagamaan
1.

23

Pengertian Sikap Keberagaman

23

a. Pengertian Sikap

23

2. Fakto-faktor yang Mempengaruhi Sikap

25

3. Indikator Sikap Keberagamaan

26

4. Faktor-faktor Penunjang dan Pengahambat Terbentuknya
Sikap Keberagamaan
5. Pokok-pokok Sikap Keberagamaan dalam Ajaran Islam

27
33

D. Respon Siswa terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Implikasinya dengan Keberagamaan Siswa

37

E. Kerangka Berfikir

38

F. Hipotesis

39

BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian

40

B. Variabel Penelitian

40

C. Populasi

41

D. Sampel

41

E. Teknik Pengumpulan Data

42

F. Teknik Analisa Data

42

G. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

45

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

47

1. Sejarah Berdirinya SMP YPI Bintaro

47

2. Visi, Misi ,dan Tujuan

47

3. Sarana dan Prasarana

48

4. Tenaga Pengajar dan Siswa

49

B. Deskripsi Data

52

C. Analisis dan Interpretasi Data

67

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan

77

B. Saran

78

DAFTAR PUSTAKA

79

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan nasional tergambarkan dengan jelas dalam UndangUndang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 No.
20, Bab 2 ayat 3, sebagai berikut:
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta belianggungjawab.I
Masalah pendidikan adalah masalah semua umat, pada bangsa primitif
sekalipun, aktifitas pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dalam
mempertahankan dan melangsungkan kehidupannya.
Dalam kehidupan manusia, pendidikan merupakan salah satu aspek
penting dalam membentuk generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan
dapat menghasilkan manusia berkualitas, bertanggung jawab, dan mampu
mengantisipasi masa depan. Pendidikan dalam maknanya yang luas senantiasa
dapat menstimulasi, menyertai perubahan-perubahan dan perkembangan umat
manusia. Selain itu, upaya pendidikan senantiasa mengantar, membimbing
perubahan dan perkembangan hidup serta kehidupan umat manusia. 2

2

Pendidikan dapat dikatakan sebagai wujud proses yang dapat membantu
pertumbuhan seluruh unsur kepribadian manusia secara seimbang ke arah yang
positif pertumbuhan demikian hanya akan terjadi bila ada kesamaan konsep
mengenai siapa manusia itu, bagaimana reproduksi dan keberadaannya.

3

Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peran yang sangat
penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu
bangsa dan menyempurnakan penyelenggaraan pendidikan dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia.
Pendidikan telah memainkan peranan penting dalam upaya melahirkan
sumber daya manusia, yaitu manusia yang handal dan dapat menjawab tantangan
zaman. 4 Pendidikan Islam di masyarakat mempunyai peranan penting dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia, sesuai dengan cirinya sebagai
pendidikan agama, secara ideal pendidikan Islam berfungsi dalam penyiapan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, tinggi, baik dalam penguasaan
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam hal karakter, moral,
penghayatan, dan pengalaman ajaran agama. Singkatnya, pendidikan Islam secara
ideal berfungsi membina dan menyiapkan anak didik yang berilmu, berteknologi,
berketrampilan tinggi dan sekaligus beriman dan beramal saleh. 5
Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu
timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan
kebudayaan melalui pendidikan. Maka dari itu dalam sejarah pertumbuhan
melalui pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan
kehidupan generasi demi generasi sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakat. 6
Pendidikan berkembang dari yang sederhana (primitif) yang berlangsung
dalam zaman di mana manusia masih berada dalam ruang lingkup kehidupan yang
serba sederhana. Tujuan-tujuannya pun amat terbatas pada hal-hal yang bersifat

'Soebahar, Wawasan Baru...• h. 31.
'Yasmadi, Madernisasi Pesantren. Kritik, Nurchaiish Madjid terhadap Pendidikan Islam
Tradisianal. (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), Cet.!, h.152.
5Azyumardi Azra, Pendidikan Islam. Tradisi dan Madernisasi Menuju Mil/enium Barn,
{T ...I..."'_....1 "'n-..... " 'If",,,,,, ... .., Tl ........

1 nne\'\ £""".. 1

t.

J::£ J::'i

3

survival (pertahanan hidup terhadap ancaman alam sekitar). Yaitu ketrampilan

membuat alat-alat untuk mencari dan memproduksi bahan-bahan kebutuhan
hidup, beserta pemeliharaannya. Kemudian diciptakan pula alat-alat untuk
mengolah hasil-hasil yang diperoleh menjadi bahan yang sesuai dengan
kebutuhan.
Akan tetapi ketika manusia telah dapat membentuk masyarakat yang
semakin berbudaya dengan tuntutan hidup yang makin tinggi, pendidikan
ditujukan bukan hanya pada pembinaan keterampilan, melaiukan kepada
pengembangan kemampuan teoritis dan praktis berdasarkan konsep-konsep
berpikir ilmiah. OIeh karena itu, faktor daya pikir menjadi penggerak manusia
terhadap daya-daya lainnya untuk menciptakan peradaban dan kebudayaan yang
semakin maju pula. Maka dalam proses perkembangan sejalan pendidikan,
masyarakat manusia menciptakan bentuk-bentuk kehidupan yang bersifat dinamis
dengan demikian antara pendidikan dan masyarakat menjadi kompetisi untuk
maju. 7
Pengembangan dan peningkatan kemampuan (skill) sumber daya manusia
(SDM) seutuhnya merupakan faktor pokok sekaligus penentu bagi kelangsungan
kehidupan pembangunan suatu bangsa. Demikian pula halnya bagi bangsa
Indonesia seutuhnya,

bahkan telah dimulai jauh

sebelum

bangsa ini

memproklamasikan kemerdekaannya. 8
Pendidikan Agama Islam (PAl) sebagai sebuah materi pelajaran yang
berstruktur (sebagai i1mu pengetahuan), di satu sisi memiliki kedudukan yang
sarna dengan ilmu pengetahuan yang lain. Akan tetapi, di sisi lain sebagai sebuah
doktrin agama memiliki perbedaan, dan perbedaan inilah yang menjadi
permasalahan bila tidak dicarikan jalan keluamya. Selain itu masalah lainnya
adalah Pendidikan Agama Islam tidak terbatas hanya mengandalkan kemampuan
intelektual anak dalam mencari materi pelajaran, akan tetapi juga menyangkut

'H. M Arifin. Ilmu Pendidikan...• h.3
8" ... ....,.,.,.. 1 1I.T:........

dセNa ⦅

.... _ ••

rl.

J

ョセ

L⦅セ

'·.,·r

4

masalah perasaan dan lebih menitikberatkan pada pembentukan akhlak, baik
terhadap Khalik (Allah), sesama manusia, maupun terhadap alanl sekitar.
Dalam pendidikan agama, anak didik dapat mencapai tiga kemampuan
sekaligus, yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebagai suatu
sistem, antara ketiga kemampuan tersebut saling berhubungan dan saling
mempengaruhi komponen kognisi yang akan menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan pengetahuan atau wawasan seorang tentang suatu objek.
Sedangkan komponen psikomotorik akan melakukan tindakan atas dorongan
perasaan.
Dengan kata lain, di samping anak didik mendapatkan ilmu pengetahuan
agama, menghayati, hingga menimbulkan peningkatan kesadaran beragama. Juga
mendorong anak didik untuk mengamalkan ajaran agamanya. Oleh karena itu
maka diperlukan adanya metode khusus bagi para pendidik agar mereka dapat
mendidik agama dengan tepat dan berhasil.
Untuk mencapai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dengan
baik, biasanya institllsi yang mewadahi sekaligus sebagai fasilitatomya.
Oleh karena itu peneliti merasa tergugah untuk menulis skripsi yang
beljudul "Respon Siswa terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Implikasinya dengan Sikap Keberagamaan Siswa (Studi Kasus SMP

YPI Bintaro Jakarta)".

B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut di atas, timbullah beberapa
permasalahan yang dapat diidentifikasikan, antara lain:
a. Apakah siswa menaruh respon terhadap mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam?
b. Bagaimanakah respon siswa SMP VPI terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam?
c. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi sikap keberagamaan siswa?

5

d. Apakah terdapat pengaruh antara respon siswa terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan sikap keberagamaan siswa?
2. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam pembahasan
skripsi ini, maka dari identifikasi masalah di atas, penulis membatasi
pembahasan pada bagaimana pengaruh antara respon siswa terhadap mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan sikap keberagamaan siswa.
3. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang
akan diteliti adalah:
a. Bagaimana respon siswa YPI Bintaro terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam?
b. Bagaimana tingkat keberagamaan siswa SMP YPI Bintaro?
c. Bagaimana implikasinya dengan sikap keberagamaan siswa SMP
YPI Bintaro?

C. Tujuan dau Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana respon siswa
SMP YPI terhadap mata pelajaran agama dan implikasinya dalam sikap
keberagamaan, di antaranya:
a. Untuk mengetahui sejauh mana respon siswa terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
b. Untuk mengetahui tingkat keberagamaan siswa SMP ypr.
c. Untuk mengetahui sejauh mana respon siswa terhadap mata pelajaran PAl
dan implikasinya dengan sikap keberagamaan siswa SMP YPI.
2. Manfaat Penelitian
a. Untuk pengembangan ilmu, terutama bagi peneliti sendiri dalam
menekuni dan mendalami masalah-masalah yang berkaitan dengan
respon siswa terhadap mata pelajaran agama dan implikasinva dalam

6

b. Sebagai baban masukan dan pertimbangan bagi para pengajar,
pengelola sekolab dan pemegang kebijakan dalam pemerintaban.
c. Untuk menambab wawasan dan pengalaman bagi peneliti dalam
merencanakan dan melaksanakan suatu penelitian.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalab metode
deskriptif analisis yang ditunjang oleh data yang diperoleh melalui penelitian
kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research).
Penelitian kepustakaan yang dimaksud yaitu mengkaji dan menelaab
berbagai buku (literatur) yang erat kaitannya dengan masalah yang dibahas.
Penelitian lapangan dilakukan di SMP Yayasan Pendidikan Islam Bintaro
Jakarta, untuk memperoleh data dari penelitian lapangan ini akan dijelaskan pada
bab III dalam metodologi penelitian.
Teknik penulisan skripsi ini menggunakan pedoman penulisan skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Jakarta 2007.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudab dalam penyusunan hasil penelitian ini dan
memperoleh gambaran yang jelas dalam pembabasan ini, maka sistematika
penulisan c1isusun sebagai berikut:
Bab I

: Pendabuluan yang mencakup latar belakang masalab, pembatasan dan
perumusan masalab, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian
dan sistematika penulisan.

Bab II

Landasan teori tentang respon yang mencakup pengertian' respon,
macam-macam respon dan respon siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Dan selanjutnya tentang Pendidikan Agama Islam yang
mencakup tentang Pengetabuan PAl, ruang lingkup PAl, dan tujuan
PAL Dan akhimya membabas tentang sikap keberagamaan yang
mencakup pengertian sikap, pengertian keberaganlaan, dan pengertian

7

Bab III

Metode penelitian yang terdiri dari tempat dan waktu penelitian,
variabel penelitian, populasi dan sampel, telmik pengumpulan data dan
telmik analisis data dan kisi-kisi instrumen penelitian

Bab VI

Hasil dan pembahasan yang meliputi sekilas tentang SMP YPI,
deskripsi data, analisis data dan interpretasi data.

Bab V

Penutup berisi kesimpulan dan saran

BABII
KAJIAN TEORI

A. Respon Siswa
1. Pengertian Respon

Respon adalah reaksi psikologis-metabolik terhadap datangnya suatu
rangsangan ada yang bersifat otonomis seperti refleksi dan reaksi emosional
langsung, ada pula yang bersifat terkendali. 1
Astrid dalam bukunya "Komunikasi Sosial di Indonesia", mengatakan:
"Respon adalah reaksi penolakan ataupun sikap acuh tak acuh yang terjadi
dalam diri seseorang setelah menerima pesan".2
Sarlito Wirawan Sarwono menjelaskan bahwa pengertian respon yaitu
perubahan tingkah laku akibat adanya rangsangan. 3
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan respon adalah tanggapan
reaksi, jawaban, terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi

4

atau bisa

juga disebut tanggapan atau reaksi saja. 5

'Save .D. Dagun Kamus Besar I1mu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan
Kebudayaan Nasional, 1997), Cet-I, h.964.
2Astrid S.Susanto, Komunikasi Sosial di Indonesia, (Jakarta:Bina Cipta, I980), h.19.
'Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang,
jI991),CetKe-7, h.16.
'Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), Cel. ke8, h.832.,

9

Jadi berdasarkan beberapa definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa respon
adalah suatu reaksi, tanggapan, jawaban, baik itu langsung atau terkendali,
positif atau negatif, atau bahkan aeuh tak aeuh terhadap suatu rangsangan.
2. Maeam-Macam Respon
Peserta didik dalam merespon mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
akan bermaeam-maeam, di antaranya adalah:
a. Respon Positif
Respon positif artinya reaksi ataupun tanggapan yang muneul dari
peserta didik setelah ataupun seketika proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam menunjukkan suatu hal yang bagus. Reaksi ini bisa berupa perhatian
yang

tinggi,

pemahaman,

nilai

pengetahuan

atau

bahkan

sampai

teraktualisasikan dalanl sikap hidup sehari-hari.
Ciri-eiri positif adalah apabila diberikan pekerjaan rumah siswa selalu
mengeljakan tugas dengan baik, apabila diberikan pertanyaan tentang
pelajaran siswa memberikan jawaban dengan baik dan benar, berperilaku baik
sesuai nilai-nilai Islam yang diterimanya di kelas.
b. Respon Negatif
Respon negatif artinya reaksi, tanggapan atau jawaban yang muneul dari
peserta didik tidak seperti yang diharapkan. Reaksi ini bisa ketika dalam
proses pembelajararmya, ataupun setelah selesai, artinya ketika di luar kelas,
bisa saja peserta didik menunjukkan hal-hal yang sama sekali di luar tujuan
yang diharapkan.
Ciri-eiri respon negatif yaitu sering tidak menyelesaikan tugas yang
diberikan guru bidang studi PAl, tidak memiliki gairah dalam belajar
Pendidikan Agama Islam dan tidak memperlihatkan perilaku positif
Kondisi seperti ini mungkin saja bisa terjadi, dan ada beberapa faktor
yang

sangat

mempengaruhinya

seperti

karakteristik

seorang

guru,

pendekatarmya dalam pembelajaran, dorongan (motivation), hadiah atau
ganjaran (reward), metode, lingkungan sekolah, teman belajarnya, media yang
digunal(an, dan mungkin bisa iuga materi vang diabrbn it11 neli";

10

c. Respon Acuh Tak Acuh
Respon ini dapat diketahui ketika proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam ataupun sesudahnya sudah tidak ada lagi tanggapan, reaksi dan
jawaban. Adanya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut sudah
tidak memberikan suatu spirit lain, sehingga tidak direspon sarna sekali (acuh
tak acuh).
Macam-macam respon tersebut di atas, kalau dihubungkan dengan
konsep

teori

belajamya Thorndike

(Koneksionisme)

ataupun

Pavlov

(Conditioning), tepat sekali. HasiI percobaan Thorndike terhadap seekor
anjing yang dikurung dalam suatu tempat yang dibuat sedemikian rupa. Dari
eksperimen tersebut, menurutnya bahwa hal yang menjadi dasar proses belajar
pada hewan dan manusia adalah sama saja, baik belajar pada hewan , maupun
pada manusia, beriangsung tiga macam belajar pokok, yaitu: a. Law of

readiness, b. Law ofexercise, dan c. Law ofeffect. 6
a. Law ofreadiness
Law of readiness menunjukan keadaan di mana pelajar cenderung untuk
mendapatkan kepuasan, menerima atau menolak sesuatu. kalau dikaitkan
dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, seorang peserta didik sangat
terpengaruh oleh faktor-faktor di sekeIiIingnya dalam merespon mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan oleh gurunya, terutama
kepuasan. Ketika dia merasa puas, seCal'a otomatis ini akan berakibat baik,
artinya responnya positif, tapi kalau tidak atau kebalikarmya, mungkin yang
muncul adalah respon negatif atau bahkan mungkin tidak direspon sarna sekali
(acuh tak acuh).

b. Law ofexercise
Hukum ini mengandung dua hal,yaitu:
I) Law of use, maksudnya hubungan-hubungan dalam hal ini respon-

respon yang telah ada akan semakin kuat, kalau diadakan latihan.
kaitannya dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, respon

11

(pengetahuan, pemahaman), akan semakin kuat dan teraktualisasikan
dalarn sikap ketika diadakan latihan.

2) Law of disuse, maksudnya adalah hubungan atau respon yang sudah
nampak akan bertarnbah lemah bahkan terlupa, kalau latihan atau
penggunaan nilai-nilai yang diinginkan dari proses pembe1ajaran
dihentikan. Kaitannya dengan penelitian ini, adalah respon atau
kebiasaan yang sudah berlangsung. Mungkin akan hilang sarna sekali
kalau tidak ada latihan atau penggunaan (dalarn kebiasaan) tersebut.

c. Law ofeffect
Law of effict menunjukan kepada makin kuat atau makin lemahnya
hubungan sebagai akibat daripada hasil respon yang dilakukan. Apabila suatu
hubungan atau koneksi dibuat dan disertai atau diikuti oleh keadaan yang
memuaskan, maka hubungan itu akan bertarnbah, sebaliknya apabila suatu
koneksi dibuat dan diikuti oleh keadaan yang tidak memuaskan, maka
kekuatan itu akan berkurang. 7 Dalarn hal ini, ketika peserta didik telah mulai
menerima, memahami dan bahkan mungkin menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari, apabila kemudian dalarn perjalanannya menemukan suatu hal atau
kondisi yang kurang memuaskan, bisajadi yang akan terjadi kemudian adalah
bukannya semakin melekat nilai-nilai tersebut, tapi justru semakin menipis
dan hilang secara perlahan-Iahan.
3. Respon Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Prosesi kegiatan belajar mengajar dimulai dari siswa masuk ke kelas
untuk memulai proses belajar mengajar. Prosesi kegiatan belajar mengajar
secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, penyajian,
dan penutup. Dalarn pendahuluan seorang guru biasanya membuka pelajaran,
mengkondisikan kelas, mendeskripsikan materi secara singkat, memberikan
apersepsi, dan menyarnpaikan tujuan yang ingin dicapai. Dalarn penyajian,
pertarna-tarna seorang guru biasanya menggali potensi dan pengalarnan
peserta didik yang berkaitan dengan pembahasan, dan mempresentasikan

12

dengan metode dan media yang beragam sesuai dengan pembahasan.
Sedangkan dalan penutup, seorang guru biasanya menyimpulkan materi,
mengadakan tes, memberikan umpan balik, tindak lanjut dan menutup
pelajaran.
Berikut ini akan dielaborasi poin-poin penting dalam kegiatan belajar
mengajar tersebut, yaitu apersepsi, penyajian atau presentasi dan penutup.
Bagaimana respon siswa dalam kegiatan poin kegiatan tersebut dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP YPI Bintaro Jakarta selatan:
a. Apersepsi
Apersepsi adalah kegiatan mengingat kembali materi sebelumnnya
yang telah dipelajari oleh peserta didik. Jenis respon yang muncul ketika
kegiatan apersepsi adalah bisa berupa perhatian dan keaktifan siswa
menjawab, bertanya dan memberikan kontribusi dalam apersepsi
tersebut.
b. Presentasi atau Penyajian
Dalam kegiatan penyajian ini, biasanya siswa memberikan responnya
dengan

cara memperhatikan,

mendengarkan,

menulis,

bertanya,

menjawab, menanggapi jawaban ternan, memberi solusi atas pertanyaan
taman dan sebagainya.
c. Penutup
Dalam kegiatan penutup, respon yang timbul dari peserta didik
biasal1ya berupa perhatian baik itu mendengarkan pembicaraan guru
ataupun dengan melakukan perintah guru, menjawab pertanyaan guru,
dan lain sebagainya.

B. Pengertian Pendidikan Agama Islam

1. Definisi Pendidil,an Agama Islam

Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu Pedagogie,
pedagogie sendiri berasal dari dua kata. Yaitu pais yang artinya anak, dan

13

again yang miinya membimbing jadi pedagogie yaitu bimbingan yang
diberikal1 kepada anak8
Dalam Bahasa Arab, istilah ini dikenal dengan kata kerja tarbiyah, dengan
kata kelja rabba. DalaJ.l1 peIjalanannya, definisi pendidikan mengalami
perubahan, seperti definisinya Ahmad D Marimba, menurutnya pendidikan
adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa untuk membimbing dan
mel1gembangkal1 kepribadian sehingga terbentuk kepribadian yang utaJ.l1a. 9
Menurut Ngalim Purwanto, pel1didikan adalah segala usaha orang dewasa
seeara sadar ul1tuk membimbing dan mel1gembangkan kepribadian serta
kemaJ.l1puan dasar anak didik baik seeara formal atau non formal. Jadi
berdasarkan beberapa defil1isi dapat disimpulkan bahwa pel1didikan adalah
usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa untuk mengembangkan dan
membimbing kepribadian sehingga terbentuk kepribadial1 yang utaJ.l1a.
Menurut Zakiyah Darajat Pendidikan Agama IslaJ.l1 adalah suatu usaha
untuk membil1a dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahaJ.l1i
ajaran Islam seeara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirl1ya
dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hiduplO
Sedangkan Pendidikan AgaJ.l1a IslaJ.l1 menurut Zuhairini adalah usahausaha sistematis dan paragmatis dalaJ.l1 membentuk anak didik agar nantinya
setelah selesai dari pendidikan ia dapat memallaJ.l1i, mel1ghayati, dan
mengaJ.l1alkan ajaran agama IslaJ.l1 yang telah diyakil1inya seeara menyeluruh
serta menjadikan ajaran agaJ.l1a

IslaJ.l1 sebagai suatu pandangan dalaJ.l1

hidupnya dalaJ.l1 keselaJ.l1atan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah usalla sadar dalaJ.l1 rangka
membimbing, mengarahkan mengajarkan selia melatih jiwa anak didik agar
mereka menjadi orang yang berkepribadian muslim. Del1gan demikian, anak
didik tidak hanya mel1guasai pengetahuan agaJ.l1a IslaJ.l1 saja, tetapi juga
'Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyali, lima Pendidikan (Jakarta:PT Rineka Cipta,1991) Cet.ke1,h.69.
'Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: AI-Maarif,1989),

14

seluruh aspek kepribadiannya dilandasi oleh nilai-nilai yang diaktualisasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Ruang Linglmp Pendidikan Agama Islam

Menurut Zuhairini, inti pokok ajaran Islam meliputi masalah keimanan
(aqidah), masalah keislaman (syariah), dan masalah akhlak (ihsan).
Aqidah bersifat I'tikad bathin, mengajarkan ke-Esaan Allah, Esa sebagai
Tuhan yang mencipta, mengatur serta meniadakan alam ini.
Syari'ah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mentaati semua
peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antar manusia dengan
Tuhan, dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia.
Akhlak suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempuma bagi kedua
amal di atas dan yang mengajarkan tentang tata cara pergaulan hidup manusia.
Dari ketiganya lahirlah beberapa disiplin keilmuan agama, yaitu ilmu
tauhid, dan ilmu akhlak. Ketiga kelompok ilmu

ini dilengkapi dengan

pembahasan dasar hukum Islam yaitu Alquran Hadits, serta ditambah dengan
sejarah Islam.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
a. AI Quran dan Hadits
b. Aqidah
c. Akhlak
d. Fiqih
e. Tarikh dan Kebudayaan Islam.
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia
dengan sesame manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan
manusia dengan alam sekitarnya.
Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar Pendidikan Agama
Islam untuk SMP adalah:

15

Kelas VII, semester I
STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

AI-Qur'an
1. Menerapkan Hukum bacaan "AI"
Syamsiyah dan"AI"Qomariyah

1.1 Menjelaskan hukum bacaan bacaan
"Al"Syamsiyah dan "AI"Qomariyah
1.2 Membedakan hukum bacaan bacaan
"AI"Syamsiyah dan "AI"Qomariyah
1.3 Menerapkan bacaan bacaan "AI"
Syamsiyah dan "AI"Qomariyah daIam
bacaan surat-surat AI-Qur'an dengan
benar
2.1 Membaca ayat-ayat AI-Qur'an yang
berkaitan dengan sifat-sifat Allah
2.2 Menyebutkan arti ayat-ayat AIQur'an yang berkaitan dengan sifatsifat Allah SWT
2.3 Menunjukkan tanda-tanda adanya
AllahSWT
2.4 Menampilkan perilaku sebagai
cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah
SWT
3.1 Menyebutkan arti ayat-ayat AIQur'an yang berkaitan dengan 10
Asmaul Husna
3.2 Mengamalkan isi kandungan 10
Asmaul Husna
4.1 Menjelaskan pengeliian tawadhu,
ta'at, qana'ah dan sabar
4.2 Menampilkan contoh-contoh
perilaku tawadhu, ta'at, qana'ah dan
sabar
4.3 Membiasakan perilaku tawadhu,
ta'at, qana'ah dan sabar
5.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
mandi wajib
5.2 Menjelaskan perbedaan hadas dan
najis

Aqidah
2. Meningkatkan keimanan kepada
Allah SWT melalui pemahaman sifatsifat-Nya

3. Memahami Asmaul Husna

Akhlak
4. Membiasakan perilaku terpuji

Fiqih
5. Memahami ketentuan-ketentuan
thaharah (bersuci)

6. Memahami tatacara shaIat

7. Memahami tatacara shaIat
jamaah dan munfarid (sendiri)

6.1 Menjeiaskan ketentuan -ketentuan
shalat wajib
6.2 Memperaktikkan shalat wajib
7.1 MeJ1jelaskan pengertian shaIat
jama'ah dan munfarid
7.2 Memperaktikkan shalatjama'ah dan

16

Tarikh dan kebudayaan Islam
8. Memahami sejarah Nabi Muhammad
SAW

8.1 Menjelaskan sejarah Nabi
Muhammad SAW
8.2 Menjelaskan misi nabi Muhammad
untuk semua manusia dan bangsa

Kelas VII, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

AI-Qur'an
9. Menerapkan hokum bacaan nun
mati/tanwin dan mim mati

9.1 Menjelaskan hukum bacaan nun
mati/tanwin dan mim mati
9.2 Membedakan hukum bacaan nun
mati/tanwin dan mim mati
9.3 Menerapkan hukum bacaan nun
mati/tanwin dan mim mati dalam
bacaan surat-surat AI-Qur'an dengan
benar.
10.1 Menjelaskan arti beriman kepada
Malaikat
10.2 Menielaskan tugas-tugas Malaikat
11.1 Menjelaskan arti kerja keras,
tekun, ulet dan teliti
11.2 Menampilkan contoh perilaku
keIja keras, tekun, ulet, dan teliti
11.3 Membiasakan perilaku kerja keras,
ulet, tekun dan teliti
12.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
shalatjum'at
12.2 Mempraktekkan shalatjum'at

Aqidah
10. Meningkatkan keimanan kepada
Malaikat
Akhlak
11. Membiasakan perilaku terpuji

Fiqih
12. Memahami tatacara shalat Jum'at
13. Memahami tatacara shalatjama'
dan qashar

Tarikh dan Kebudayaan Islam
14. Memahami sejarah Nabi
Muhammad SAW

13.1 Menjelaskan shalatjama' dan
qashar
13.2 Mempraktekkan shalatjanla' dan
qashar
14.1 Menjelaskan misi Nabi uhammad
SAW untuk menyempurnakan akhlak,
membangun manusia mulia dan
bermanfaat
14.2 Menjelaskan misi Nabi
Muhammad SAW sebagai rahmat bagi
alam semesta, pembawa kedamaian,
kesejahteraan, dan kemajuan
masyarakat
14.3 Meneladani perjuangan Nabi dan
para Sahabat dalam menghadapi
.

17
Kelas VIII , Semester I
Standar Kompetensi
AI-Qur'an
I. Menerapkan hokum bacaan Qalqalah
danRa

Aqidah
2. Menirigkatkan keimanan kepada
Kitab-kitab Allah

Akhlak
3. Membiasakan perilaku terpuji

4. Menghindari perilaku tercela

Fiqih
5. Mengenal tatacara shalat sunnat

6. Memahami macammacam
sujud

7. Memahami tatacara puasa

Kompetensi Dasar
1.1 Menjelaskan hukum bacaan
Qalqalah dan Ra
1.2 Menerapkan hukum bacaan
Qalqalah dan Ra dalam bacaan suratsurat AI-Qur'an dengan benar.
2.1 Menjelaskan pengertian beriman
kepada Kitab-kitab Allah
2.2 Menyebutkan nama Kitab-kitab
Allah SWT yang diturunkan kepada
para Rasul
2.3 Menampilkan sikap mencintai AlQur'an sebagai Kitab Allah
3.1 Menjelaskan pengertian zuhud dan
tawakkal
3.2 Menampilkan contoh perilaku
zuhud dan tawakkal
3.3 Membiasakan perilaku zuhud dan
tawakkal dalam kehidupan sehari-hari
4.1 Menjelaskan pengertian ananiah,
ghadab, hasad, ghibah dan namimah
4.2 Menyebutkan contoh - contoh
perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah
dannamimah
4.3 Menghindari perilaku ananiah,
ghadab, hasad, ghibah dan namimah
dalam kehidupan seharihari.
5.1 Menjelaskan ketentuan shalat
sunnat rawatib
5.2 Memperaktikkan shalat sunnat
rawatib
6.1 Menjelaskan pengertian sujud
syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah
6.2 Menjelaskan tatacara sujud syukur,
sujud sahwi, dan sujud tilawah
6.3 Memperaktikkan sujud syukur,
suiud sahwi, dan sujud tilawah
7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib
7.2 Memperaktekkan puasa wajib
7.3 Menjelaskan ketentuan puasa
sunnah Senin-Kamis, Syawal, dan
Arafah
7.4 Memperaktikkan puasa sunnah

18

8. Memahami zakat

Tarikh dan Kebudayaan Islam
9. Memahami Sejarah Nabi

AI-Qur'an
10. Menerapkan hokum bacaan mad
dan waqaf

Aqidah
II. Meningkatkan keimanan kepada
Rasul Allah

Akhlak
12. Membiasakan perilaku terpuji

13. Menghindari Perilaku tercela

14. Memahami hukum Islam tentang
hewan sebagai sumber bahan makanan

8.1 Menjelaskan pengertian zakat fitrah
dan zakat mal
8.2 Membedakan antara zakat fitrah
dan zakat mal
8.3 Menjelaskan orang yang berhak
menerima zakat fitrah dan zakat mal
8.4 Memperaktikkan pelaksanaan zakat
fitrah dan zakat mal
9.1 Menceritakan sejarah Nabi
Muhammad SAW dalam membangun
masyarakat melalui kegiatan ekonomi
dan perdagangan
9.2 Meneladani perjuangan Nabi dan
para Sahabat di Madinah
10.1 Menjelaskan hukum bacaan mad
dan waqaf
10.2 Menunjukkan contoh hukum
bacaan mad dan waqaf dalam bacaan
smat-smat AI-Qur' an
10.3 Mempraktikkan bacaan mad dan
waqaf dalam bacaan surat-surat AIQur'an
11.1 Menjelaskan pengertian beriman
kepada Rasul Allah
11.2 Menyebutkan nama dan sifat-sifat
Rasul Allah
11.3 Meneladani sifat-sifat Rasulullah
SAW
12.1 Menjelaskan adab makan dan
minum
12.2 Menampilkan contoh adab makan
danminum
12.3 Memperaktekkan adab makan dan
minum dalam kehidupan sehari-hari
13.1 Menj elaskan pengertian perilaku
dendam dan munafik
13.2 Menjelaskan ciri-ciri pendendam
danmunafik
13.3 Menghindari perilaku pendendam
dan munafik dalam kehidupan seharihari
14.1 Menjelaskanjenis-jenis hewan
yang halal dan haram dimakan
14.2 Menghindari makanan yang

20

Tarikh dan Keblldayaan Islam
7. Memahami sejarah perkembangan
Islam di Nusantara

Kelas IX, Semester 2
Standar Komoetensi
AI-Qur'an dan AI Hadits
8. Memahami AI-Qur'an surat AIInsyirah

9. Memahami Ajaran AI-Hadits tentang
kebersihan

Aqidah
10. Meningkatkan keimanan kepada
Qadha dan Qadhar

Aldllak
11. Menghindari peri!aku tercela

Fiqih
12. Memahami tatacara berbagai shalat
sunnah

Gt セ⦅ ャセl

N jセ⦅

T7_L __ N⦅セQ

___ T_l _ _

7.1 Menceritakan sejarah masuknya
Islam di Nusantara melalui
perdagangan, sosiaI, dan pengajaran
7.2 Menceritakan sejarah beberapa
kerajaan Islam di Jawa, Sumatera dan
Sulawesi

Komoetensi Dasar
8.1 Menampilkan bacaan QS AIInsyirah dengan tarti! dan benar
8.2 Menyebutkan arti QS AI-Insyirah
8.3 Mempraktikkan perilaku dalam
bekerja selalu berserah diri kepada
Allah seoerti dalam QS AI-Insvirah
9.1 Membaca hadits tentang kebersihan
9.2 Menyebutkan arti hadits tentang
kebersihan
9.3 Menampilkan perilaku bersih
seoelii dalam hadits
10.1 Menyebutkan ciri-ciri beriman
kepada qadha dan qadhar
10.2 Menjelaskan hubungan antara
qadha dan qadhar
10.3 Menyebutkan contoh-contoh
qadha dan qadhar dalam kehidupan
sehari-hari
10.4 Menyebutkan ayat-ayat AI-Qur'an
yang berkaitan dengan qadha dan
qadhar.
11.1 Menyebutkan pengertian takabbur
11.2 Menyebutkan contoh-contoh
perilaku takabbur
11.3 Menghindari perilaku takabbur
dalam kehiduoan sehari-hari
12.1 Menyebutkan pengertian dan
ketentuan sholat sunnat berjamaah dan
munfarid
12.2 Menyebutkan contoh shalat sunnat
berjamaah dan mnnfarid
12.3 Mempraktikkan shalat sunnat
berjamaah dan munfarid dalam
kehidupan sehari-hari.
1"')

1 1l. ... _.___ •• セ ... _L _______ ! 1 ___ ..1 ____ 1_1-_1

21

13.2 Memberikan apresiasi terhadap
tradisi dan upacara adat kesukuan
Nusantara.

Nusantara

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolah berfungsi sebagai
berikut di antaranya:
a. Pengembangan,
yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah
SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya
dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan
dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan,
pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b. Penanaman nilai
Sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian di dunia dan di akhirat.
c. Penyesuaian mental
Yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai
dengan

ajaran

agama

Islam.

Penyesuaian

mental,

yaitu

untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungan sesuai dengan ajaran agama Islam.
d. Perbaikan
Yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan
dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalarn keyakinan, pemahaman
dan pengamalan '\iaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan
Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembanQ.annva menulu ャ[ゥセョhュ

セゥA[\ーョ|サャイ t

cPlltnhn1,a

22

f.

Pengajaran
Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan
fungsionalnya.

g. Penyaluran
Yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di
bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain. I I

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan adalah suatu yang diharapkan akan tercapai setelah usaha atau
kegiatan dilaksanakan. Dalam proses pendidikan tujuan merupakan faktor
yang sangat penting, karena kegiatan tanpa adanya tujuan akan menimbulkan
ketidak tentuan dalam proses belajar mengajar
Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

12

Pendidikan Agama Islam adalah bagian internal dari pendidikan nasional.
Di dalam GBHN tujuan umum dari pendidikan adalah sebagaimana dikutip
Zakiah darajat adalah "Membina manusia beragama berarti manusia yang
mampu melal(sanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna,
sehingga tercermin dalam sikap dan tindak keseluruhan hidupnya, dalam
rangka mencapai kebahagian di dunia dan akhirat. 13
Zuhairini mengatakan bahwa tujuan umum dari Pendidikan Agama Islanl
adalah membimbing anak agar mereka menjadi orang muslim sejati, beriman
"Abdul Majid, Diau Andayaui, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi; Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) h. 134.
I2 Abdui Majid, Dian Andayani, PendidikanAgama... , h.l35.
,,,.

23

teguh, beramal saleh, serta berakhlak mulia dan berguna bagi masyarakat,
agama, dan negara. Jadi, tujuan agama Islam secara umum cakupannya luas
dan pada akhirnya tertumpu pada penyerahan diri kepada Allah dan
terbentuknya kepribadian yang dilandasi oleh nilai-nilai Islam yang bisa
disebut dengan kepribadian muslim.
Pendidikan Agama Islam di SMPIMTs beliujuan untuk:
a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT;
b. Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhIak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan
secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.

C. Sikap Keberagamaan

1. Pengertian Sikap Keberagamaan
a. Pengertian Sikap

Dalam pengertian umum sikap dipandang sebagai reaksi-reaksi afektif
terhadap objek tertentu berdasarkan hasil penalaran, pemahaman dan
penghayatan individu. 14
Sikap adalah perbuatan dan sebagainya .yang berdasarkan pada pendirian,
pendapat/keyakinan. 15
Sikap adalah suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal,
, orang atau benda dengan suka atau tidak suka 16

14Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2002), Cet.ke-6, h.
227.

24

Sumber lain mengatakan bahwa sikap adalah suatu cara bereaksi terhadap
suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu
terhadap sesutau perangsang atau situasi yang dihadapL l7
Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya ada sikap tanpa objek.
Hal ini sesuai dengan pengertian sikap yang dikemukakan oleh Dr. Sarlito
Wirawan Sarwono bahwa sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk
bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. 18
Sikap mengandung tiga komponen psikologis, yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, komponen psikomotorik (komponen tingkah laku) yang
bekerja secara kompleks. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, yang
disertai dengan perasaan positif atau negatif. Orang mempunyai sikap positif
terhadap suatu objek yang bemilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap
negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak bemilai atau merugikan. Sikap
ini kemudian mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu
sama lainnya berhubungan. Informasi merupakan kondisi pertama untuk suatu
sikap. Jika berdasarkan informasi itu timbul perasaan positif atau negatif
terhadap objek dan menimbulkan kecenderungan untuk bertingkah laku
tertentu, maka teljadilah sikap.
b. Pengertian Keberagamaan

Kata dasar keberagamaan adalah agama. Menurut Hamn Nasution,
sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama,
mengartikan bahwa agama adalah mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang
mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia
dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia. 19 Agama banyak
didefinisikan oleh para ahli, antara lain menurut R.H Thouless bahwa agama

16H.M.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Pedoman !lmu Jaya, 1996), Cet. Ke2, h.83.
i7Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999)
Cet.ke-4..NQT セ

25
adalah proses hubungan manusta yang dirasakan terhadap sesuatu yang
diyakininya, bahwa sesuatu itu lebih tinggi dari pada manusia20
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia beragarna diartikan antara lain: I.
menganut (memeluk), 2.beribadat, taat kepada agarna (baik hidupnya menurut
agama)?1
Keberagarnaan senng disebut religiusitas, lebih menunjukan kepada
aspek-aspek yang ada dalam hati, riak, getaran hati nurani, dan sikap
personaL 22
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
sikap keberagarnaan adalah kondisi keimanan dan keyakinan seseorang yang
terdalarn terhadap ajaran-ajaran agarnanya yang kemudian direalisasikan
dalarn setiap sikap dan perilaku hidupnya. semua yang dilakukan berdasarkan
keyakinan hatinya yang dilandasi dengan keimanan (keyakinnya).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau
dengan sembarangan saja. Melainkan proses tertentu melalui kontak sosial
secara terus menerus antara individu dengan individu lain disekitarnya. Dalarn
hubungan ini, ada faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
perubahan sikap di antaranya yaitu:
a. Faktor Internal
Yaitu faktor-faktor yang terdapat dalarn diri orang itu sendiri, seperti
selektifitas.Tidak seluruh rangsangan dari luar dapat ditangkap, karena
hants dipilih rangsangan-rangsangan yang mana yang akan didekati dan
yang mana yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan
kecenderungan-kecenderungan yang ada dalarn diri. Karena harns memilih
inilah setiap orang menyusun sikap positif terhadap suatu hal dan
membentuk sikap negatif terhadap hal lain.
2·Zakiah Derajat, Jlmll Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), eel. ke-15, h. 24.
"Tim Penyusun, Kamlls Besar... , h.9.
NセIG



_0

_

26
b. Faktor Ekstemal
Yang termasuk faktor-faktor ekstern adalah:
I) Sifat objek yang dijadikan sasaran.
2) Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap.
3) Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut.

4) Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.

5) Situasi pada saat sikap dibentuk?3
Mengenai hal ini M.Sherif mengemukakan bahwa pada garis besarnya
sikap dapat dibentuk atau diubah melalui
I) Interaksi kelompok, di mana terdapat hubungan timbal balik yang
langsung antara manusia
2) Komunikasi, di mana terdapat pengaruh-pengaruh (hubungan)
langsung dari satu pihak saja?4
Dengan demikian jelaslah bahwa pembentukan atau perubahan sikap
tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk melalui interaksi sosial
atau proses belajar yang terjadi pada setiap individu atau oleh pengalaman
yang ditempuh seseorang sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, secara
teori sikap dapat dibentuk melalui proses pendidikan atau proses dakwah.
3. Indil,ator Sikap Keberagamaan

Agama menyangkut kehidupan bathin manusia. Kesadaran agama dan
pengalaman agama seseorang menggambarkan sisi batin dalam kehidupan
yang berkaitan dengan sesuatu yang seksual atau gaib, dari kesadaran dan
pengalaman beragama inilah timbulnya sikap keberagamaan yang ditampilkan
seseorang.
Glock dan Stark berpendapat bahwa. Untuk mengetahui tingkat religiusitas
(keberagamaan) seseorang dapat dipalmi kerangka konsep sebagai berikut: