Hubungan hasil belajar pendidikan agama islam dengan perilaku keberagamaan anak: studi Kasus di SD Negeri Jagakarsa 02 Pagi, Jakarta Selatan
KEBERAGAMAAN ANAK
(Studi Kasus di SD Negeri Jagakarsa 02 Pagi, Jakarta Selatan)
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh : ABD. WAHAB NIM. 80901100140
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dengan segala kasih dan kemurahan-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi, namun berkat bantuan dan motivasi yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya. Penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya dan rasa hormat kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada yang terhormat :
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ketua dan Sekretaris Jurusan PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Khalimi, MA, selaku Dosen Pembimbing yang sangat sabar dan perhatian.
5. Para Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberi motivasi dan tak bosan-bosan memberikan pengetahuannya.
6. Pimpinan dan petugas perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik perpustakaan utama maupun perpustakaan fakultas yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan pada penulis untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan sampai selesari Skripsi ini.
7. Kepala Sekolah, Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam, Staf Tata Usaha, serta Dewa Guru SDN Jagakarsa 02 Pagi, yang telah memberikan fasilitas data kegiatan dari awal sampai selesai.
8. Yang tercinta keluarga, serta teman-teman yang telah banyak membantu dan memberi dorongan serta dukungan moril dan material.
9. Teman-teman mahasiswa kelas E maupun teman kelas lainnya yang selalu memberikan motivasi dukungan dalam pembuatan skripsi ini.
(7)
Semoga bantuan dan amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis diterima di Sisi Allah, dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan maupun kemampuannya, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun, semoga Allah SWT memberikan imbalan yang lebih dari apa yang telah diberikan pada penulis. Amin….
Jakarta, 09 September 2013 Penulis,
(8)
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Perumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam ... 8
1. Hasil Belajar ... 8
2. Pendidikan Agama Islam ... 11
3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 13
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Agama Islam ... 14
B. Perilaku Keberagamaan Anak ... 17
1. Pengertian Perilaku Keberagamaan Anak ... 17
2. Ruang Lingkup Perilaku Keberagaman Anak... 18
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Keberagamaan ... 20
(9)
C. Teknik Pengumpulan Data ... 23
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 23
E. Hipotesis Statistik ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Berdirinya SD Negeri 02 Jagakarsa Jakarta Selatan ... 30
2. Visi Misi SD Negeri 02 Pagi Jagakarsa Jakarta Selatan ... 30
3. Sarana dan Prasarana SD Negeri 02 Pagi Jagakarsa Jakarta Selatan ... 30
4. Keadaan Guru... 31
5. Keadaan Siswa-siswi SD Negeri 02 Pagi Jagakarsa Jakarta Selatan ... 33
6. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Prilaku 7. Keberagamaan Siswa SD Negeri 02 Pagi Jagakarsa Jakarta Selatan ... 34
B. Deskripsi Data ... 36
C. Pengolahan dan Analisis Data ... 37
1. Hasil Belajar ... 37
2. Perilaku Keberagamaan Anak ... 40
D. Interprestasi Data ... 55
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 57
(10)
(11)
(12)
(13)
1
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan, pengajaran dengan segala, teratur, dan terencana. 1 Guru di sekolah mempunyai peran penting dalam membantu siswa untuk mengatasi kesulitannya, yang kadang-kadang kurang mampu memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran, atau mudah tersinggung atau condong kepada bertengkar dengan temannya. Keterbukaan guru menerima siswa yang demikian akan menjadikan siswa sadar akan sikap dan tingkah lakunya yang kurang baik.2 Begitu pula dengan Guru Agama pendidikan Agama akan berhasil bila gurunya memiliki personalitas yang utuh terhadap kebenaran Agama, yang diajarkannya.
Sekolah merupakan tempat belajar dan mepuyai tanggung jawab utama selain dalam keluarga membentuk perilaku dan akhlak anak. Tugas Sekolah adalah mendidik anak dan mengarahkan agar anak menjadi pandai dan dapat menggapai cita-citanya. Sekolah harus berusaha semaksimal mungkin berusaha untuk mencapai tujuan dari peroses belajar mengajar, hal ini dilakukan dengan penyusunan kurikulum yang bagus dan memberikan berbagai macam kegiatan ekstra kurikuler.
Sekolah juga harus memperhatikan pelajaran berbasis agama sebagai control dalam kehidupan anak. Mengingat begitu pentingnya materi Agama ini, maka dibutuhkan perhatian khusus dalam penerapannya di sekolah, dengan jalan memperbanyak jam pelajaran agama dan memperbanyak kegiatan keagamaan di sekolah. Dengan cara seperti ini diharapkan anak akan memiliki mental dan moral yang kuat sehingga tahan dengan berbagai godaan, anak akan mudah menjakani perjalanan kehidupan yang begitu berat dalam rangka menggapai cita-citanya
1
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhana, 1995, Cet. Ke-II, h. 77
(14)
yang pada akhirnya dapat membangun bangsa menjadi bangsa yang kuat dan beradab, karena anak merupakan manusia kecil yang belum mempunyai kecenderungan sebagai orang dewasa, maka penanaman nilai-nilai moral adalam penting sekalu untuk dilakuan sejak usia dini.
Dalam pembangunan keagamaan pada jiwa anak, sebaiknya terlebih dahulu kita memahami akan konsep keagamaan yang timbul pada jiwa anak itu setra memahami bentuk dan sifat agama yang ada pada anak tersebut. Dimana
dalam timbulnya agama pada anak, menurut beberapa ahli : Bahwa “Anak dilahirkan bukanlah sebagai makhluk yang religious”, selain itu ada pula yang berpendapat sebaliknya Bahwa “Anak sejak dilahirkan telah membawa fitrah keagamaan, yang mana fitrah tersebut akan berfungsi dikemudian hari melalui
proses bimbingan dan latihan setelah berada pada tahap kematangan”.3
` Setiap manusia memiliki fitrah (pembawaan) keagamaan dan pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar) seperti yang dijelaskan pada firman Allah dalam surat Ar-Rum 30, dan An-Nahl 78 sebagai berikut : Qs. Al-Rum ayat 30 :
” Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang harus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui “ (Qs. Al-Ruum : 30)
3
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Ed. Rev-9, h. 64-65
(15)
Qs. An-Nahl ayat 78
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.
Jadi dalam kenyataan ini menunjukan bahwa manusia adalah makhluk beragama. Pendidikan yang benar adalah memberikan kesempatan pada keterbukaan terhadap pengaruh dari dunia luar dan perkembangan dari dalam diri anak didik. Dengan demikian barulah fitrah itu diberi hak untuk membentuk pribadi anak dan dalam waktu bersamaan factor dari luar akan mendidik dan mengarahkan kemampuan dasar (fitrah) anak.4 Agar tugas dan tanggung jawab dapat diwujudkan secara benar, maka Tuhan mengutus Rasul-Nya sebagai pemberi pengajaran, contoh dan teladan. Dalam estafet berikutnya, risalah kerasulan ini diwariskan kepada ulama. Tetapi tanggung jawab utamanya dititik beratkan pada kedua orangtua.5 Ibu mempunyai peranan yang dominan dibandingkan dengan ayah, namun bukan berarti seorang ayah lepas tanggung jawab begitu saja dengan menyerahkan sepenuhnya kepada ibu, walaupun dalam keseharian anak lebih banyak berinteraksi dengan ibu.
Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungannya dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan penganutnya. Untuk itu sebagai benteng pertahanan diri remaja dalam menghadapi berbagai tantangan, kiranya perlu untuk menanamkan pendidikan agama yang kuat dalam diri anak. Sehingga dengan pendidikan, pola hidup anak
4
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987) h. 17
5
(16)
akan terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan oleh agama dan dapat menyelamatkan anak agar tidak terjerumus dalam jurang keterbelakangan mental.
Pendidikan agama merupakan suatu sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh umat manusia dalam rangka meningkatkan penghayatan dan pengamalan agama dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara.
Peran guru sangat penting dalam membentuk kepribadian siswa atau anak di sekolah, karena kepribadian ini yang akan menjadi pengendali dalam kehidupan mereka dikemudian hari, yang tercermin dalam sikap, mental dan akhlakul karimah, yaitu melalui pendidikan agama Islam.
Mengingat perkembangan zaman yang sudah sangat maju, dimana anak-anak sangat dimanjakan oleh arus teknologi, media dan hiburan-hiburan yang sifatnya melemahkan dan membuat orang lupa daratan, sehingga bisa menjerumuskan kearah yang tidak baik. Padahal semua anak diharapkan dapat menggantikan posisi orang tuanya dan membawa perubahan sosial, malah sebaliknya perilaku anak-anak membuat para orang tua panik dan susah, sehingga orang tua dituntut untuk selalu mengontrol kegiatan anak-anaknya. Namun hal ini sulit dilakukan karena tidak mungkin orang tua untuk selalu mengikuti anak-anaknya kemana pergi. Oleh karena itu salah satu cara untuk mengontrol ialah dengan memberikan bekal agama yang kuat dalam jiwa anak.
Lebih jauh lagi keluarga sebagai lembaga pendidikan yang utama dan pertama harus mampu menerapkan nilai-nilai ajaran Islam dalam keluarga. Kemampuan akan pergi kalau sudah mempunyai nilai-nilai dasar agama yang kuat, ia akan mampu menghadapi segala perubahan yang terjadi.
Mengingat betapa pentingnya pendidikan agama Islam dalam mewujudkan harapan setiap orang tua, masyarakat dan membantu terbentuknya tujuan pendidikan nasional, maka pendidikan Islam harus diberikan dan dilaksanakan di sekolah-sekolah dengan sebaik-baiknya dan begitu pentingnya peranan pendidikan agama sedini mungkin bagi anak-anak dalam kehidupannya.
SDN Jagakarsa 02 Pagi Jakarta Selatan, siswa sekolah ini mayoritas beragama Islam. Seperti lembaga pendidikan lainnya, SDN Jagakarsa 02 Pagi
(17)
Jakarta Selatan melakukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan yang maksimal sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas, baik di bidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) maupun IMTAK (Iman dan Takwa). Untuk kualitas di bidang IMTAK, Pendidikan Agama Islam dijadikan jalan khusus untuk mencapai tujuan pendidikan. Melalui pembelajaran agama Islam diharapkan dapat meningkatkan IMTAK siswa sehingga mereka dapat merealisasikannya dalam perilaku hidupnya.
Pendidikan agama Islam merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SDN yang pembahasannya meliputi : Keimanan, Al-Qur’an dan Hadits, Akhlak, Fiqih/Ibadah dan Sejarah Islam.
Agar para siswa dapat lebih memahami agama Islam dengan segala aspeknya, maka tugas seorang guru agma yang memberikan pemahaman keagamaan dan membimbing siswa dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam. Sehingga para siswa dapat memiliki perilaku keberagamaan yang baik.
Dengan demikian penulis tertarik untu meneliti dan membahas mengenai hasil belajar pendidikan agama Islam yang dituangkan dalam skripsi ini dengan judul “HUBUNGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN ANAK” Studi pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDN Jagakarsa 02 Pagi Jakarta Selatan. Sebagai judul karya ilmiah/skripsi dengan alasan :
1. Pendidikan agama yang diberikan di sekolah bukan merupakan jaminan, bahwa anak atau siswa telah mendapatkan pendidikan agama secara memadai, karena yang diberikan di sekolah hanya 3 jam pelajaran ( 105 menit ) dalam satu minggu, belum lagi disebabkan oleh suatu hal yang tidak terduga sehingga jam pelajaran agama tidak dapat dilaksanakan.
2. Pendidikan agama pada anak diharapkan dapat membentengi dirinya dari pengaruh luar yang bersifat negatif yang dapat merusak jiwa anak, seperti pengaruh dari media elektronik, media cetak, dan informasi-informasi luar yang diperoleh dalam kehidupan anak-anak.
(18)
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan pengamatan penulis , maka penulis mengidentifikasi penelitian ini sebagai berikut:
1. Hasil belajar pendidikan agama Islam masih rendah pada perilaku anak SDN Jagakarsa 02 pagi Jakarta selatan.
2. Upaya yang di lakukan guru pendidikan agama Islam kurang relevan. 3. Pengamalan pendidikan agama Islam belum maksimal pada perilaku anak
SDN Jagakarsa 02 pagi Jakarta selatan.
4. Motivapsi belajar siswa siswi masih rendah dalam peningkatan sikap dan perilaku anak di SDN Jagakarsa 02 pagi Jakarta selatan.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya masalah dalam penelitian ini ,maka penulis membatasi kepada hal – hal sebagai berikut:
1. Siswa Siswi kelas Vc SDN Jagakarsa 02 pagi Jakarta selatan.
2. Sikap dan perilaku kehidupan sehari – hari di SDN Jagakarsa 02 pagi Jakarta selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas, untuk memudahkan pelaksana penelitian, maka masalah yang akan diteliti secara operasional dapat dirumuskan sebagai berikut : "Adakah hubungan antara hasil belajar pendidikan Agama Islam dengan perilaku keberagamaan anak di SDN Jagakarsa 02 pagi Jakarta selatan
(19)
E.Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini , adalah untuk mengetahui :
1. Memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil belajar pendidikan agama islam di SDN jagakarsa 02 pagi Jakarta selatan.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang perilaku sehari – hari di SDN Jagakarsa 02 pagi Jakarta selatan.
3. Untuk mengetahui bagai mana Hubungan Hasil Belajar pendidikan agama Islam dengan Perilaku anak di SDN Jagakarsa 02 pagi Jakarta selatan.
(20)
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam 1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan istilah yang sudah lazim dalam dunia pendidikan. Umumnya hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar. Oleh karena itu akan dikemukakan pengertian masing-masing kedua kata tersebut.
Secara harfiah atau etimologi, Hasil ialah “sesuatu yang diadakan
(dibuat, dijadikan, dan sebagainya oleh usaha). Jadi jelaslah bahwa hasil
itu adalah setelah adanya usaha yang dilakukan seseorang.”1
Sedangkan pengertian Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruh, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.2
Menurut Zikri Neni Iska, belajar adalah suatu proses terjadinya perubahan perilaku, proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu.3
M. Arifin M. Ed, mengatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh pengajar, yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan itu.4
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Disamping itu, ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996), h.343
2
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-4, h. 2
3
Zikri Neni Iska, Psikologi : Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan (Jakarta : Kizi Brothet,s, Oktober 20088) Cet. Ke 2, h.82
4
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), Cet. Ke-4, h. 26
(21)
latihan membaca dan menulis. Berdasarkan persepsi macam ini biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak mereka telah mampu memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pcngetahuan mengenai arti, hakikat, dan tujuan keterampilan tersebut.5
Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk tingkah laku. Bagaimana bentuk tingkah laku yang diharapkan berubah itu dinyatakan dalam perumusan tujuan instruksional.6
Dari beberapa defmisi diatas, penulis dapat simpulkan, hasil belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia dan merupakan aktifitas yang sangat vital serta terjadi secara terus-menerus. Manusia yang baru dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya. Oleh Karena itu memerlukan bantuan orang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dengan baik. Walaupun manusia yang lahir itu punya potensi tetapi jumlahnya sangat tcrbatas. Potensi-potensi yang dibawa sejak lahir itu tidak berkembang tanpa adanya pengaruh dari luar maka untuk mengembarmkan potensi manusia memerlukan pengetahuan serta latihan, baik dari orang lain maupun dari diri sendiri dengan melalui proses belajar.
Hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan/ kondisi
jasmani dan rohani siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
5
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Ed. Revisi ke-7, h.64
6
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara 1995), Cet. Ke-1, h. 197
(22)
2. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan peroses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual sskeagamaan, pengendalian diri, kepribadian , kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang di perlukan dirinya ,masyarakat, bangsa dan Negara.8
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan kebutuhan mutlak yang harus di penuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi [ita – cita ] untuk maju , sejahtera dan bahagia.Peroses pendidikan
dapat di lakukan secara langsung oleh orang lain ( Orang tua , guru, pemimpin dalam masyarakat dan para ulama ). Manusia di lahirkan tidak mengetahui suatu tentang apa yang ada pada dirinya dan di luar dirinya.9
Oleh karena itu di perlukan orang lain untuk mendidik manusia supaya dia mengetahui tentang dirinya dan lingkungannya.Dan sekaligus bantuan orang lain juga di perlukan agar ia dapat melakukan kegiatan belajar sendiri.
Proses ini di mulai semenjak anak di lahirkan sampai anak mencapai kedewasaan baik jasmani maupun rohani.10
Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan tingkah laku yang di harapkan. Pendidikan pada dasarnya juga merupakan inter aksi dengan pendidik dengan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada suatu lingkungan tertentu .yang biasanya di sebut dengan interaksi pendidikan yakni saling mempengaruhi di antara keduanya.
(23)
3 . Pengertian Agama
Kata “Agama” berasal dari bahasa sansekerta ,agama yang
berarti “tradisi” sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah
religi yang berasal dari bahasa latin Religio dan berakar pada kata kerja re –ligare yang berarti “ mengikat kembal “ maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya pada Tuhan.
Dalam bahasa Arab. Agama adalah “ Din “ menurut seorang
ulama Islam berarti “ aturan aturan “ yang berasal dari Allah SWT yang harus di ta ati dan di kerjakan oleh manusia demi kebahagiaan manusia itu sendiri baik di dunia maupun di akhirat nanti “.
Dari sudut kebudayaan ,agama adalah salah satu hasil budaya, Artinya ,manusia membentuk atau menciptakan agama karena kemajuan perkembangan budaya serta peradabannya . Dengan itu semua bentuk – bentuk penyembahan pada Allah SWT (misalnya nyanyian,puji – pujian,mantra, tarian dan lain – lain ) merupakan ,unsur unsur kebudayaan.Dengan demikian , kika manusia mengalami kemajuan ,pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan,maka agama pun mengalami hal yang sama.
Sedangkan kaum agama berpendapat bahwa agama di turunkan Allah SWT kepada manusia,artinya agama berasal dari Allah; ia menurunkan agama agar manusia menyembah nya dengan baik dan benar, adajuga yang berpendapat , bahwa agama adalyayaah tindakan manusia untuk menyembah Allah , yang maha pengasih lagi maha penyayang. Dengan menjalankan ajaran – agama dengan baik dan benar akhirnya manusia mampu menyesuakan diri dengan baik terhadap perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya dan juga yang terjadi di lingkungnya.
(24)
4. Tujuan pendidikan Agama Islam
1. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian , pemupukan, dan pengembangan pengetahuan , penghayatan , pengamalan, pembiasaan, pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim terus berembang keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan ,rajin beribadah ,cerdas ,produktif, jujur, adil ,etis,berdisiplin, bertoleransi , menjaga keharmonisan secara personal dan social serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.11
Memperhatikan tujuan yang di kandung oleh mata pelajaran pendidikan agama Islam ,maka seharusnya pembelajaran di sekolah merupakan suatu kegiatan yang di senangi, menantang bagi peserta didik, ke giatan belajar mengajar mengandung arti interaksi berbagai komponen, seperti guru,murid bahan ajar dan sarana lain yang di gunakan pada sa at kegiatan berlangsung.
Dari uraiyan di atas dapat di asumsikan bahwa mata pelajaran pendidikan agama Islam mempunyai nilai strategis dan penting dalam mempersiapkan insan Indonesia yang unggul , handal dan bermoral sejak dini. Tegasnya pendidikan agama Islam indentik dengan ibadah atau pengembangan potensi diri yang di miliki manusia dalam rangka pengabdian kepada Allah dan agama –Nya untuk mendapatkan jiwa yang tenang dan bahagia dengan kesempurnaan iman dalam hidup dan tentram.
(25)
B. Perilaku Keberagamaan Anak
1. Pengertian Perilaku Keberagamaan Anak
Perilaku dalam kamus bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.7 Ini berarti pengertian tentang perilaku diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku adalah suatu perbuatari atau tindakan seseorang yang nyata dan dapat dilihat atau bersifat konkrit. Perilaku ini merupakan manifestasi dari pada sikap seseorang. Perilaku dapat terjadi secara spontanitas tanpa melalui pembentukan terlebih dahulu dalam jiwa dan juga dapat melalui pembinaan dalam jiwa seseorang terlebih dahulu.
Sedangkan pengertian agama, menurut Harun Nasution: berdasarkan asal kata yaitu al-Din, religi (relegere, religare) dan agama. Al-Din (Semit) berarti undang-undang atau hukuman. Kemudian dalam bahasa arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Bertitik tolak dari pengertian tersebut menurut Harun Nasution intisarinya adalah ikatan. Karena itu agama mengandung arti ikatan yang lurus dipegang dan diparuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indera, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.8
Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku keberagamaan adalah suatu kecenderungan atau keadaan pada diri seseorang yang berdasarkan pendirian, ketaatan dan keyakinan mengenai agamanya yang tampak dalam tingkah lakunya yang mencerminkan nilai-nilai ajaran agamanya.
7Kamus Besar Bahasa Indonesia…. H. 775 8 Jalaludin…. h. 12
(26)
Agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak sehingga merupakan bagian dari unsur-unsur kepribadiannya, akan cepat bertindak menjadi pengendali dalam menghadapi segala keinginan-keinginan dan dorongan-dorongan yang timbul. Karena keyakinan terhadap agama yang menjadi bagian dari kepribadian itu, akan mengatur sikap dan tingkah laku seseorang secara otomatis dari dalam.9 sebab perkembangan agama pada masa anak-anak terjadi melalui pengalaman hidupnya waktu kecil, didalam keluarga, di rumah dan di masyarakat lingkungannya. Semakin banyak pengalaman agama yang diperoleh, maka sikap, tingkah laku, kelakuan, dan cara menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama. 10
Jadi pengertian perilaku keberagamaan anak dapat dibentuk melalui pembinaan agama pada anak-anak yang dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat sehingga anak mempunyai kemampuan untuk melaksanakan dan mengamalkan ajaran agamanya.Maka, Ruang lingkup perilaku keberagamaananaksejalandenganispendidikanagama Islam di sekolah dasar, yang menjadi materi pendidikanagama Islam di sekolah, meliputi empat unsur pokok yaitu:
1. Aqidah adalah kebutuhan akan adanya Tuhan tidak serta merta karena kebutuhan sesaat saja namun terus menerus secara kontinuitas.
2. Akhlak adalah perbuatan yang bisa dilakukan tanpa memerlukan pikiran. 3. Ibadah yaitu menyerahkan diri kepada Allah dan selalu mengikuti
perintah-Nya dan menuruti yang dikehendaki-Nya.
4. Al-Qur'an adalah wahyu yang diturunkan olch Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai pedoman hidup manusia.
Ruang lingkup bahan pelajaran diatas merupakan usaha untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara :
1. Hubungan manusia dengan Allah SWT
9
Zakiah Derajat, Peranan agama dalam kesehatan mental, (Jakarta: Penerbit Gunung Agung, 1986), h.57
10
Zakiah Derajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Penerbit Bulan Bintang,2003), Cet. Ke-XXVI, h.66
(27)
2. Hubungan manusia dengan manusia 3. Hubungan manusia dengan alam sekitar11
Menurut istilah, aqidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus dipegang oleh orang yang mempercayainya.12
Manusia hidup berdasarkan kepercayaan terhadap suatu aqidah, tinggi rendahnya kepercayaan memberikan corak bagi kehidupan, karena itulah kehidupan pertama dalam Islam dimulai dengan iman. 2.2 Akhiak
Kata akhiak menurut bahasa berarti "perangai, sikap, perilaku, watak, dan budi pekerti".13 Sesuai dengan firman Allah SWT Qs. Al-Qalam:4 yang menggambarkan tentang akhiak terpuji yang terdapat pada Nabi Muhammad SAW:
Sedangkan secara istilah akhiak adalah "sikap yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.14
Definisi diatas memperlihatkan bahwa akhiak adalah sesuatu keadaan yang tertanam dalam jiwa berupa keinginan kuat yang melahirkan perbuatan secara langsung tanpa memerlukan pemikiran-pemikiran. Keadaan jiwa itu ada kalanya merupakan sifat alami (thabi'at) yang didorong oleh fitrah manusia untuk melakukan suatu perbuatan atau tidak melakukannya seperti rasa takut dan sebagainya. Selain itu, suasana jiwa ada kalanya juga di sebabkan oleh adat istiadat seperti yang membiasakan berkata benar secara terus menerus, maka jadilah suatu bentuk akhiak yang tertanam dalam jiwa. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa akhiak adalah suatu perbuatan baik dan buruk, yang
11
Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (CV. Karya Manunggal, 1982), h. 3
12
Masan Alfat, Aqidah Akhalak, (Semarang: PT. Karya Toha Putra,1987) h. 3
13
Mustofa, Akhalak Tasauf, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), Cet. Ke-1, h. 11
(28)
seharusnya dilakukan oleh manusia kepada orang lain dengan menyatakan tujuan yang harus dituju dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. Akhiak
merupakan sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya, yakni tidak dibuat-buat dan perdibuat-buatan yang dapat dilihat sebenarnya yang merupakan gambaran dari sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa.
Karena itu agama Islam sangat mengutamakan segi akhlak dalam ajarannya, sehingga Nabi Muhammad menjelaskan bahwa risalahnya hanya untuk menyempurnakan akhlak yang utama. Sabda Rasul:
"Sesungguhnya aku diutus di dunia ini untuk menyempurnakan akhlak"15 (HR. Ahmad)
2.3 Ciri-ciri Akhlak Yang Baik
1) "Jujur/ benar" memberitakan tentang sesuatu sesuai dengan hakekat keadaan yang sebenarnya. Benar atau jujur itu termasuk semulia sifat manusia yang terpuji. Sikap ini membawa keselamatan dan manfaat bagi orang yang bersangkutan dan bagi orang lain.16
2) "Sabar" yaitu sikap yang betah atau dapat menahan diri pada kesulitan yang dihadapinya. Tetapi tidak berarti bahwa sabar itu langsung menyerah tanpa upaya untuk melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Maka sabar yang diumaksud adalah sikap yang diawali dengan ikhtiar, lalu diakhiri dengan sikap menerima dan ikhlas, bila seseorang dilanda suatu cobaan dari Tuhan.17
3) "Amanah" menunaikan segala hak-hak Allah, dan tidak membuka rahasia yang dipercayakan kepadamu untuk menyimpannya. Termasuk pula contoh
15
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf ….. h. 27
16
Abdurrahman Affandi Ismail, Pendidikan Budi Pekerti, (Semarang, CV. Toha Putra, 1982), h. 43
17
(29)
sifat amanah, yaitu tidak mengurangi isi janji dari yang diucapkan oleh orang yang berjanji; atau tidak mengurangi sesuatu barang yang dipercayakan kepadamu oleh pemiliknya untuk menjaganya.18
4) "Ikhlas" memumikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berbagai tendensi pribadi. Ikhlas merupakan syarat diterimanya suatu amal saleh yang sesuai dengan Sunnah Rasulullah SAW.19
5) "Bersyukur" suatu sikap yang selalu ingin memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya; baik yang bersifat pisik maupun nonpisik. Lalu disertai dengan peningkatan pendekatan diri kepada Yang memberi nikmat, yaitu Allah SWT.20
6) "Pemaaf' sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas.21
7) "Malu" pencegahan diri dari segala perbuatan jelek, atau pemeliharaan diri, karena rasa takut untuk melakukan hal-hal yang dibenci, yaitu hal-hal yang bersifat universal dari syari'at, atau rasional atau kebiasaan.22 Sifat malu adalah salah satu pendorong yang kuat bagi seseorang untuk berkelakuan baik dan menjauhi yang buruk dan jahat, sehingga ia menjadi orang yang tingkah lakunya dan sikapnya dalam bergaul bersih, sopan dan ramah tamah. Ia tidak akan berdusta dalam percakapan, tidak akan mengkhianati orang dan tidak memperturutkan bahwa nafsunya melakukan hal-hal yang tidak diridhoi oleh Allah serta perbuatan- perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma moral dan akhlak yang luhur.
2.4 Ibadah
18 Abdurrahman Affandi Ismail ….. h. 36 19
Ahmad Faried, Menyucikan Jiwa, (Surabaya: Risalah Gusti, 19993), h. 1
20 Mahjuddin… h. 12 21
Yunahar Ilyas, kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offest, 1999), h. 35
22
(30)
Ibadah, ahli lughat mengartikannya taat, menurut, mengikut, tunduk yang setinggi-tingginya, dan doa.23 Dalam pengertian yang luas, ibadah ialah segala bentuk pengabdian yang ditujukan kepada Allah semata yang diawali oleh niat. Scmua perbuatan baik dan terpuji menurut norma ajaran Islam, dapat dianggap ibadah dengan niat yang ikhlas karena Allah semata. Rupanya, niat itu merupakan warna yang dapat membedakan perbuatan biasa dengan perbuatan ibadah. Niat yang ikhlas karena Allah semata, membuat suatu pekerjaan berwarna ibadah, sehingga syari'at Islam melihat perbuatan itu sebagai suatu ibadat.
Ibadat dalam arti yang khusus ialah suatu upacara pengabdian yang sudah digariskan oleh syari'at Islam, baik bentuknya, caranya, waktunya, serta syarat dan rukunnya, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya24
Dengan demikian jelaslah bahwa cakupan ibadah sangat luas, shalat, zakat, puasa, haji dan segala aktifitas lahir batin yang diniatkan untuk mencari keridhaan-Nya dan mengikuti syari'at agama-Nya itu adalah ibadah. Ibadah bertujuan memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia. Ibadah juga bertujuan untuk mengingatkan manusia tentang rasa keagungan akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Tinggi. Selain itu juga mengingatkan manusia bahwa hidup di dunia hanya sementara, sedangkan kehidupan abadi telah menanti yaitu kehidupan akhirat. 2.5 Al-Qur'an
Al-Qur'an menurut bahasa berarti "bacaar? dan menurut istilah ushul fiqh Al-Qur'an berarti "kalam (perkataan) Allah yang diturunkannya dengan perantaraan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. dengan bahasa Arab serta dianggap beribadah membacanya".25 Al-Qur'an adalah kitab hidayah, yang berisi norma-norma yang menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia. Norma-norma tersebut tersusun
23
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000) h. 1
24
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam …. H. 73
25
Satria Effendi, M. Zein, MA, Ushul Fiqh, (Jakarta: UIN Kencana, 2005), Cet. Ke-1, h. 79
(31)
secara sistematis dalam suatu totalitas sehingga mempunyai hubungan fungsional dalam rangka mengarahkan manusia kepada pembentukan individu yang sempurna.26
Al-Qur'an merupakan pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat.
2. Keberagamaan
Pembentukan dan perubahan perilaku di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor Intren dan faktor Ekstren.
1) Faktor Intren, secara garis besarnya faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap perkembangan jiwa keagamaan antara lain adalah faktor hereditas, tingkat usia, kepribadian dan kondisi kejiwaan seseorang.27
2) Faktor Ekstren, faktor ini yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan jiwa keagamaan dapat dilihat dari lingkungan dimana seseorang itu hidup. Umumnya lingkungan tersebut dibagi menjadi tiga:
a) Lingkungan Keluarga, yang menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaan anak.
b) Lingkungan Institusional, baik formal seperti sekolah ataupun yang nonformal seperti berbagai perkumpulan dan organisasi. Sekolah sebagai institusi pendidikan formal ikut memberi pengaruh dalam membantu perkembangan kepribadian anak. Melalui kurikulum yang berisi materi pengajaran, sikap dan keteladanan guru sebagai pendidik serta pergaulan antar temen di sekolah dinilai berperan dalam menanamkan kebiasaan yang baik merupakan bagian dari pembentukan moral yang erat kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan seseorang.
26
Abudin Nata, Pendidikan dalam Persektif Hadist, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.64
27
(32)
c) Lingkungan Masyarakat, memiliki pengaruh pula dalam perkembangan jiwa keagamaan, baik dalam bentuk positif maupun negatif Misalnya lingkungan masyarakat yang memiliki tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa keagamaan anak.28 Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa perilaku keberagamaan seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal, baik yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri maupun dari luar diri seseorang.
3. Kerangka Berpikir
Pengertian hasil belajar adalah suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu dan merupakan umpan balik yang diberikan oleh peserta didik setelah ia mengetahui suatu proses belajar. Hasil belajar tersebut tidak hanya pengetahuan saja, tetapi dapat berbentuk perilaku yang di tunjukan oleh murid.
Adapun pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah pengaruh yang diberikan secara sadar oleh orang dewasa kcpada anak didik dengan cara bimbingan, pengajaran dan latihan-latihan. Sehingga memberikan perubahan pada pertumbuhan jasmani dan rohani si terdidik menuju kedewasaan dalam pola pikir dan memiliki sikap dan nilai yang bermanfaat bagi masyarakat dan kebudayaan yang sesuai dengan cita-cita pendidikan. Dengan demikian yang menjadi sasaran pokok adalah bimbingan dan pimpinan kepada anak yang sedang berkembang, baik perkembangan jasmani maupun rohani menuju kesempurnaan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pendidikan agama Islam merupakan hasil belajar siswa dalam jangka waktu tertentu pada mata pelajaran pendidikan agama Islam yang dapat membentuk peserta didik mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
28
(33)
Sedangkan pengertian perilaku keberagamaan anak adalah suatu kecenderungan pada diri seseorang yang berdasarkan pendirian, ketaatan dan keyakinan mengenai agamanya yang tampak dalam tingkah lakunya yang mencerminkan nilai-nilai ajaran agamanya.
Para pendidik harus selalu membina moral perilaku dan kebiasaan melaksanakan ajaran agama dan juga membiasakan siswa untuk bersikap dengan baik agar tujuan pendidikan agama dapat tercapai dan tumbuh kemampuan siswa untuk melaksanakan ajaran agama dengan maksimal. Oleh karena itulah guru tidak cukup hanya menuangkan ilmu pengetahuan saja, atau hanya memikirkan peningkatan ilmiah saja dan kecakapan anak-
(34)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang penulis jadikan objek dalam penelitian adalah SDN 02 Perigi Jagakarsa Jakarta Selatan. Adapun waktu penelitian mulai pada tanggal 7 Mei – 28 Mei 2013.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah : “Keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.1
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah : “Keseluruhan objek penelitian”.2
Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa/siswi SDN 02 Jagakarsa Jakarta Selatan, yang berjumlah 771 siswa. Sedangkan populasi terjangkau adalah siswa/siswi kelas V yang berjumlah 144 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :
1
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Prenada Media, 2005), Ed- 1, h. 99
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta 1993), Cet. Ke-9, h. 108
(35)
Jumlah Siswa-siswi SDN 02 Pagi Jagakarsa Jakarta Selatan
Kelas Jumlah Jumlah
Keseluruhan
L P
1 I A 28 15 43
I B 25 14 39
I C 23 18 41
JUMLAH 76 47 123
4 II A 27 14 41
5 II B 28 14 42
6 II C 33 11 44
JUMLAH 88 39 127
7 III A 27 21 48
8 III B 28 20 48
9 III C 29 19 48
JUMLAH 84 60 144
10 IV A 24 22 46
11 IV B 26 21 47
12 IV C 25 22 47
JUMLAH 75 65 140
13 V A 29 19 48
14 V B 18 30 48
15 V C 25 23 48
JUMLAH 72 72 144
16 VI A 20 28 48
17 VI B 21 24 45
JUMLAH 41 52 93
JUMLAH
KESELURUHAN 436 335 771
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3 Sampel dalam penelitian ini berjunlah 48 siswa, yaitu 17% dari jumlah populasi. Penarikan sampelnya dilaksanakan dengan purposive random sampling.
(36)
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik sebagai berikut :
1. Observasi
Dalam hal ini penulis mengunjungi langsung SDN 02 Jagakarsa Jakarta Selatan untuk mengamati secara langsung kondisi sekolah, guru, karyawan serta sarana dan prasarana.
2. Studi Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data-data mengenai hasil belajar siswa dari dokumen-dokumen yang ada, antara lain raport dan leger.
3. Angket
Penulis menyebarkan angket pada siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, untuk memperoleh data tentang hasil belajar PAI dengan perilaku keberagamaan anak. Angket ini disebarkan kepada siswa/siswi SDN 02 Pagi Jagakarsa Jakarta Selatan sebanyak 17% dari populasi 48 orang siswa.
D. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Untuk mengolah data-data yang telah terkumpul dalam penulisan penelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Editing
Dalam menganalisa data, yang pertama kali dilakukan adalah editing. Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap angket diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan dan kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari kesalahan dalam mendapatkan informasi sehingga dapat diperoleh data yang akurat.
b. Skoring
Tahap selanjutnya adalah memberikan skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket. Dalam pemberian skor ini penulis memperhatikan jenis data yang ada sehingga tidak layak diberikan skor.
(37)
Angket disusun dengan alternatif jawaban, yang terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2
Penerapan Skor Skala Perilaku Keberagamaan Anak
Pertanyaan Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
c. Tabulating
Yaitu mentabulasikan data jawaban yang telah diberikan kedalam bentuk tabel, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan prosentase, rumusnya adalah :
P = N F
x 100% Keterangan :
P : Tingkat Presentase
F : Frekuensi dari Hasil Jawaban N : Jumlah Responden
Untuk mengetahui apakah ada korelasi atau tidak antara hasil belajar PAI dengan perilaku keberagamaan anak, penulis menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson. Pengunaan rumus itu untuk mencari koefisien korelasi antara dua variabel yakni variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
Adapun untuk mengetahui rentangan hasil belajar siswa penulis berpedoman pada kriteria sendiri yaitu :
a. Nilai 8,1 – 10 nilai baik sekali b. Nilai 7,1 – 80 nilai baik c. Nilai 5,5 – 70 nilai cukup d. Nilai 0, - 5,4 nilai kurang
(38)
Adapun indikator dari kedua variabel tersebut adalah :
a) Variabel bebas (X) adalah nilai siswa yang diambil dari melalui leger b) Variabel (Y) adalah jujur, berbakti kepada orang tua, hormat kepada
guru, berteman baik, disiplin, dan bakti sosial.
Sedangkan untuk mengetahui tingkat hubungan hasil belajar pendidikan agama Islam dengan perilaku keberagamaan anak, penulis menggunakan rumus “r” product moment sebagai berikut :
Rxy =
2
N 2
2
Σ X2 N Σ Y Y X -Σ Y ΣX -NΣΣΧ
Ket :rxy = Angka indeks korelasi “r” Product Moment
N = Number of Cases
∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑X = Jumlah seluruh skor X
∑Y = Jumlah seluruh skor Y4
Pada dasarnya nilai rxy dapat bervariasi dari -1 melalui 0 sampai +1 dimana :
rxy = + 1, terdapat korelasi positif rxy = 0, tidak ada korelasi
rxy = -1, terdapat korelasi negativ
selanjutnya dilakukan interprestasi terhadap rxy yaitu : Db = N – nr
Keterangan :
Db : Derajat bebas N : Number of Cases
nr : Banyaknya Variabel yang di korelasikan5
4
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007) h. 2006
(39)
setelah itu hasilnya dicocokan dengan tabel nilai koefisien korelasi “r” Product Moment baik pada taraf 1% kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak.
Tabel 3
KISI-KISI ANGKET PENELITIAN
No Variabel Dimensi Indikasi No. Item
1. Hasil belajar PAI
Nilai raport Nilai raport semester ganjil 2012/2013 kelas V
2. Perilaku keberagamaan anak SDN Jagakarsa 02 Pagi Jakarta Selatan
1. Jujur
2. Berbakti kepada orang tua
3. Hormat kepada guru
Selalu berusaha jujur
Tidak mencontek dan percaya diri ketika mengerjakan soal
Membiasakan berbicara sesuai dengan perbuatan
Setiap perbuatan manusia baik buruk, tidak akan diketahui oleh Allah
Mengakui kebenaran dan mengakui pula kesalahan jika memang bersalah
Orang tua memberikan nasehat yang baik, tidak pernah mendengarkannya.
Mematuhi kedua orang tua adalah kewajiban
Ibu meminta membelikan sesuatu, maka saya
menolaknya dan menyuruh orang lain untuk
membelikannya
Membantu orang tua untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
Bersikap cuek, ketika orang tua sedang sakit
Marah jika guru menegur ketika berbuat salah
Jika bertemu bapak/ibu guru dijalan tidak pernah
memberi salam dan mencium tangannya. (+) 1 9 16 (-) 20 (+) 27 (-) 4 (+) 5 (-) 10 (+) 11
(40)
4. Berteman baik
5. Disiplin
6. Bakti Sosial
Menghormati guru agar mendapatkan kebaikan dalam kehidupan
Tidak pernah mengerjakan sesuatu jika di perintah oleh guru.
Selalu mengerjakan sesuatu jika diperintah guru
Berusaha menolong teman yang sedang dalam kesulitan
Bertengkar dengan teman ketika ada sedikit saja perselisihan
Teman tidak membawa uang jajan, kemudian memberi sebagian dari uang jajan saya.
Tidak pernah menolong, jika ada teman yang mengalami kesulitan.
Selalu berusaha untuk menjaga tali persaudaraan dengan teman
Tidak akan menegur teman yang berbuat jahat kepada orang lain.
Sering tidak membuang sampah pada tempatnya
Malu jika datang terlambat kesekolah
Selalu melaksanakan tugas piket di sekolah
Mematuhi tata tertib peraturan sekolah adalah perbuatan yang tidak saya suka
Selalu berusaha untuk tidak datang terlambat ke sekolah
Selalu mengikuti kegiatan gotong royong
Apabila di daerah saya ada warga yang kebanjiran, selalu berusaha
membantunya.
(41)
yang tidak menguntungkan
Di sekolah mengadakan jumsih (Jum’at Bersih) dan tidak pernah ikut serta
E. Hipotesis Statistik
Merumuskan (membuat) Hipotesis alternative (Ha) dan Hipotesis nihil atau Hipotesis nol (Ho).
Hipotesis alternatifnya (Ha) kita rumuskan sebagai berikut: “Ada (atau: terdapat) korelasi positif (atau: korelasi negatif) yang signifikan (meyakinkan) antara variabel X dan variabel Y.”
Adapun rumusan Hipotesis Nihilnya (Ho) adalah sebagai berikut: “Tidak ada (atau tidak terdapat) korelasi positif (atau korelasi negatif) yang signifikan (meyakinkan) antara variable X dan variable Y.”
Untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut penulis merumuskan hipotesis statistic sebagai berikut:
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara hasil belajar pendidikan agama Islam dengan perilaku keberagamaan anak.
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara hasil belajar pendidikan agama Islam dengan perilaku keberagamaan anak.
(42)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah berdirinya SD Negeri 02 Jagakarsa Jakarta Selatan
Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan, sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Sebagai factor penentu keberhasilan pembangunan. Sumber daya manusia di tingkatkan melalui berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan (IMTAQ). Atas dasar inilah sekolah di dirikan.
Pada awalnya sekolah ini berdiri pada tahun 1986 dengan nama SD Negeri Jagakarsa Jakarta Selatan. Namun pada tahun 2006 nama tersebut berubah menjadi SDN 02 Pagi Jagakarsa Jakarta Selatan.
2. Visi Misi SD Negeri 02 Pagi Jagakarsa Jakarta Selatan
a. Visi
Lebih cerdas, sehat, sejahtera dan berakhlakul karimah b. Misi
1. Untuk menyukseskan wajib belajar 9 tahun. 2. Mengurangi beban biaya sekolah
3. Meningkatkan sumber daya manusia berdasarkan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan IMTAK (Iman dan Taqwa).
3. Sarana dan Prasarana SD Negeri 02 Jagakarsa Jakarta Selatan
Untuk sarana dan prasarana penunjang belajar, dapat dilihat pada tabel berikut :
(43)
Tabel 4
Luas Tanah/Bangunan, Ruang Kelas dan Ruang Lainnya
No Jenis Yang
Ada
Tersedia
Sat/Luas Diperlukan Kurang
1 Tanah 1 4.219 M2
2 Ruang Belajar/Kelas 1 72 M2 20 7
3 Ruang Guru 1 42 M2 1
4 Ruang Kep. Sekolah 1 48 M2 1
5 Ruang Tata Usaha 1 42 M2 1
6 Ruang Ket. Komputer 7 Ruang Ket. PKK dan Kes. 8 Ruang BP
9 Ruang UKS/PMR
10 Ruang Pramuka 1 21 M2 1
11 Ruang Koperasi 12 Ruang Kantin
13 Mesjid/Mushola 1 72 M2 1
14 Laboratorium IPA
15 Perpustakaan 1 105 M2 1
16 Lapangan Olah Raga 1 17 Lapangan Upacara 1
18 WC Guru/Pegawai 1 18 M2 3
19 WC Siswa Putri 1 76 M2 3
20 WC Siswa Putra 1 76 M2 3
4. Keadaan Guru
SD Negeri 02 Jagakarsa Jakarta Selatan saat ini dikepalai oleh Bapak Hanan, S.Pd. selanjutnya, untuk mengetahui keadaan guru SD Negeri 02 Jagakarsa Jakarta Selatan pada tahun pelajaran 2012/2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
(44)
Tabel 5
Keadaan Guru Negeri 2
KODE
NAMA GURU PANGKAT
GOL. RUANG
JABATAN
GURU JENIS GURU
MATA PELAJARAN GURU
01 Hanan, S.Pd. Pembina Tk.I Pembina Kepala
Sekolah NIP.
197108281997021003 IV/b
02 Nurmeilia, SP.d. Pembina Pembina Guru KLS 6 A
NIP.
196305181984122003 IV/a
03 Muhidin, S.Pd. Penata Muda Guru
Madya Guru Bahasa Inggris
NIP.
197803222009022002 III/a
04 Damayanti, S.Pd. Penata Muda Guru
Madya Guru KLS 6 B
NIP.
197803222009022002 III/a
05 Nurmasir, S.Ag. Pembina Pembina Guru Mata PAI
NIP.
196003151985031027 IV/a Pelajaran
06 Cacan Saputra, S.Pd. - - Guru KLS 5 A
07 Hairomie, S.Pd. - - Guru KLS5 B
08 Asep, S.Pd - - Guru KLS 5C
09 Jumaedi, S.Pd. - - Guru 3 C Pengembangan Diri
10 Adi Susanto, A.Ma.Pd. - - Guru Penjas
11 Surdita, S.Pd. - - Guru KLS 4 C
12 Danang, S.Pd - - Guru KLS 4 B
13 Kartini, S.S. - - Guru KLS I A Bahasa Inggris
14 Novita - - Guru KLS 4 C
15 Komarudin, S.Pd - - Guru KLS 3 A
16 Napin, A.Ma.Pd. - - Guru KLS IB Penjas
17 Rosadi, A. Ma.Pd. - - Guru KLS IC SBK
18 Sobariah, S.Pd. - - Guru KLS 3 B
19 Kosasih - - TIK
20 Waya Aditia - - Guru Penjas
21 Wida Wanih S.Ag. Penata Muda Guru
Madya Guru KLS PAI
NIP.
197006212010012002 III/a
22 Liawati, S.Pd. Penata Muda Guru
Madya Guru KLS
NIP.
198310122010012016 III/a
23 Sahid, s.Pd. Penata Muda Guru
Madya Guru KLS
(45)
197704142010011008
24 Agung Basari, S.Pd. Penata Muda Guru
Madya Guru KLS
NIP.
198510222010011006 III/a
5. Keadaan Siswa-Siswi SD Negeri 02 Pagi Jagakarsa Jakarta Selatan
Siswa-Siswi SDN 02 Jagakarsa pada tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 771 orang, terdiri dari 335 orang laki-laki dan 436 orang perempuan. Meraka terbagi menjadi 17 kelas.
Mengenai jumlah siswa/siswi untuk masing-masing kelas secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
TABEL 6
JUMLAH SISWA-SISWI SDN 02 PAGI JAGAKARSA JAKARTA SELATAN
NO KELAS JUMLAH JUMLAH
KESELURUHAN
L P
1 I. A 28 15 43
2 I. B 25 14 39
3 I. C 23 18 41
JUMLAH 76 47 123
4 II. A 27 14 41
5 II. B 28 14 42
6 II. C 33 11 44
JUMLAH 88 39 127
7 III. A 27 21 48
8 III. B 28 20 48
9 III. C 29 19 48
(46)
NO KELAS JUMLAH JUMLAH KESELURUHAN
L P
10 IV. A 24 22 46
11 IV. B 26 21 47
12 IV. C 25 22 47
JUMLAH 75 65 140
13 V. A 29 19 48
14 V. B 18 30 48
15 V. C 25 23 48
JUMLAH 72 72 144
16 VI. A 20 28 45
17 VI. B 21 24 48
JUMLAH 41 52 93
JUMLAH
KESELURUHAN 436 335 771
6. Perestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dan Perilaku Keberagamaan Siswa SDN 02 Pagi Jagakarsa Jakarta Selatan
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukan melalui nilai yang diberikan oleh guru dari bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik, dengan itu tujuan materi harus disampaikan berdasarkan kompetensi dasar (KD) dan standar kompetensi lulusan (SKL), supaya materi mudah dipahami oleh siswa, tujuan pembelajaran dijelaskan sesuai dengan kompetensi kompetensi yang akan dicapai sehingga peserta didik menjadi semangat dalam peroses pembelajaranya disekolah dan tidak menjemukan dalam pengajarannya. Seorang guru harus bisa menyampaikan materi kurikulum KTSP, guru bidang studi PAI di SDN 02 Jagakarsa Jakarta Selatan menggunakan pendekatan yang beragam ; baik fungsional keteladanan, terkadang juga pendekatan rasional dan pembinaan. Sedangkan metode yang sering digunakan adalah metode diskusi dan Tanya jawab karena anak lebih
(47)
menguasai materi dari pada metode ceramah sehingga hasil belajar siswa di SDN 02 Jagakarsa Jakarta Selatan sangat berpotensi, ditunjukan dengan nilai PAI pada raport dengan rata-ratanya 80, ini berarti hasil belajar yang didapat siswa sangat baik, dan siswa sudah paham dengan materi pendidikan agama Islam yang terlihat dalam kegiatan ibadah dan perilaku siswa.
Begitu juga dengan kegiatan-kegiatan keagamaan, gurtu PAI menggunakan metode diskusi, dengan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tewntang materi yang belum jelas. Selain menggunakan metode diskusi, guru PAI juga menggunakan metode demonstrasi untuk kegiatan keagamaan diantaranya; mengajak anak-anak shalat bersama disekolah, menampilkan kemampuan anak dalam kegiatan keagamaan (lomba-lomba). Disamping mengajak anak-anak shalat bersama, siswa juga dipantau perilaku keberagamaanya dengan adanya monitoring kegiatan hari-hari besar agama dan kegiatan agama di keluarga.
Sedangkan perilaku keberagamaan adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap suatu yang dianutnya, yakin suatu yang mengatur dan memberipetunjuk bagi kehidupannya yang terwujud dalam gerakan batinnya, baik hubunganya dengan sesama atau dengan makhluk lainya. Yang penting dari agama adalah pengaruh keyakinan tersebut terhadap jiwa individu yang bersangkutan dan menentukan reaksi terhadap tang dipandang Tuhan. Begitu pula dengan beberapa perilaku keberagamaan anak didik (siswa) di SDN 02 Pagi Jagakarsa Jakarta Selatan dengan metodeyang telah diajarkan oleh peserta didik (guru PAI), siswa senantiasa :
Meluangkan waktu istirahatnya dengan melaksanakan sholat sunah (duha), puasa sunah (senin-kamis), puasa wajib dibulan rahmadan. Diseplin dengan peraturan sekolah, seperti : a) membuang sampah pada tempatnya, b) melaksanakan tugas piket, c) tidak pernah terlambat datang kesekolah, menjaga kebersihan tempat suci (mushola). Menghormati guru, seperti : a) melaksanakan apa yang guru perintahkan, b) memberisalam ketika bertemu guru di sekolah ataupun diluar sekolah. Mengikuti kegiatan keagamaan,
(48)
seperti : a) mengikuti acara PHBI (peringatan hari besar islam), b) acara pengajian disekolah, c) mengikuti sanlat bulan ramadhan.
Dengan demikian, bahwa berbagai perilaku keberagamaan pada anak didik di SD Negeri 02 Jagakarsa tidak terlepas dari peran serta orang tua dalam keluarga dan guru disekolah. Dan karenaya pribadi-pribadi dari mereka itulah yang menjadi dasar-dasar yang mampu mengembangkan disiplin diri, yang berarti pula memiliki keteraturan diri berdasarkan acuan nilai moral. Sehubungan dengan itu, disiplin diri dibangun dari asimilasi serta penggabung dari nilai-nilai moral untuk diinternalisasi oleh anak didiknya sebagai dasar-dasar untuk mengarahkan keberagamaan.
Kesimpulanya: hasil belajar siswa SD Negeri 02 Jagakarsa Jakarta Selatan berprestasi, begitupula dengan perilaku keberagamaanya yang memiliki perilaku baik.
B. Deskripsi Data
Penelitian tentang hasil belajar dalam upaya meningkatkan perilaku keberagamaan anak di SD Negeri 02 Jagakarsa dilaksanakan sejak tanggal 07 Mai s/d 28 Mai 2013.
Data menjelaskan terdiri dari 2 variabel yaitu :
Variabel X : hasil belajar keseluruhan hasil perbuatan yang di capai siswa yang membawa tingkah laku berdasarkan latihan atau pengalaman siswa pada lingkungan belajar melalui tes dinyatakan dalam bentuk angka, simbol, atau huruf.
Variabel Y : perilaku keberagamaan anak yang meliputi 6 hal : (1) Jujur seperti selalu berusaha jujur, tidak mencontek dan percaya diri ketika mengerjakan soal, membiasakan berbicara sesuai dengan perbuatan, setiap perbuatan baik buruk tidak akan diketahui oleh Allah, mengakui kebenaran dan mengakui pula kesalahan jika memang bersalah. (2) berbakti kepada orang tua seperti orang tua memberikan nasehat yang baik, tidak pernah mendengarkannya, mematuhi kedua orang tua adalah kewajiban, ibu meminta membelikan sesuatu maka saya menolaknya dan
(49)
menyuruh orang lain untuk membelikanya, membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah, bersikap cuek ketika orang tua sedang sakit. (3) hormat kepada guru seperti marah jika guru menegur ketika berbuat salah, jika bertemu bapak/ibu guru dijalan tidak pernah memberi salam dan menciun tanganya, menghormati guru agar mendapat kebaikan dalam kehidupan, tidak pernah mengerjakan sesuatu jika diperintah oleh guru, selalu mengerjakan sesuatu jika diperintah oleh guru, selalu mengerjakan sesuatu jika diperintah oleh guru. (4) berteman baik seperti berusaha menolong teman yang sedang dalam kesulitan, bertengkar dengan teman ketika ada sedikit saja perselisihan, teman tidak membawa uang jajan kemudian memberikan dari sebagian uang jajan saya, tidak pernah menolong teman yang sedang dalam kesulitan, selalu berusaha menjaga tali persaudaraan dengan teman, tidak akan menegur teman yang berbuat jahat kepada orang lain. (5) disiplin seperti sering tidak membuang sampah pada tempatnya, malu jika detang terlambat kesekolah, selalu melaksanakan tugas piket disekolah, mematuhi tata tertib peraturan sekolah adalah perbuatan yang saya tidak suka, selalu berusaha untuk tidak datang kesekolah. (6) vbakti sosial seperti selalu mengikuti kegiatan gotong royong, apabila di daerah saya ada warga yang keban jiran selalu berusaha membantunya, kerjabakti adalah perbuatan yang tidak menguntungkan, disekolah mengadakan jumsih dan tidak pernah ikut serta.
C. Pengolahan dan Analisis Data 1. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa yang diambil dari nilai raport tahun ajaran 2012-2013, semester ganjil yang rata-ratanya 80, nilai tertinggi 88 dan nilai tersrendah 75 (lihat tabel 8). Alasan penulis mengambil dari nilai raport karena menggambarkan nilai harian UTS dan UAS, akan tetapi bukan dilihat dari nilai harian, UTS dan UAS saja melainkan dilihat dari sikap, kerapihan, tingkah laku, dan rajin menjalankan tugas. Jika siswanya mempunyai semangat belajar yang tinggi dan tingkah laku yang tinggi dan tingkah laku
(50)
yang baik maka hasil belajarnya pun akan baik. Untu memudahkan perhitungan angka, penulis menyajikan dalam prosentase sebagaimana dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 7
Prosentase hasil belajar siswa
Kriteria Skor Frekuensi Prosentase
Baik sekali Baik Cukup Kurang 81-10 7,1-80 5,5-70 0-5,5 29 10 9 0 61 % 21 % 8 % 0 %
Jumlah 48 100%
Tampak dari tabel tersebut bahwa jumlah siswa yang mempunyai kriteria nilai baik sekali 61 %, siswa yang mempunyai kriteria baik 21 %, yang memiliki keriteria cukup 18 %, dan tidak ada satupun siswa yang mempunyai nilai kurang.
Berdasarkan tabel di atas maka dapatlah di ambil kesimpulan bahwa hasil belajar siswa secara keseluruhan adalah bailk sekali, dengan melihat jumlah yang paling banyak pada kriteria baik sekali.
Tabel 8
Nilai Rata-rata Raport Siswa Kelas V
1 2 3 4 5 6 7 8 85 87 82 85 81 80 83 85
(51)
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 78 85 75 82 78 80 85 78 78 85 85 81 78 81 85 82 80 85 84 80 85 80 82 82 81 78 86 78 80 80 80
(52)
40 41 42 43 44 45 46 47 48 Jumlah 78 85 82 78 85 85 88 80 81 3930
Rata-rata 80,8
2. Perilaku Keberagamaan Anak
Untuk mengetahui bagaimana perilaku keberagamaan anak di SDN 02 Jagakarsa Jakarta Selatan dapat dilihat pada hasil angket yang penulis olah dalam tebel prosentase yang kemudian dianalisa. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 9 Selalu berusaha jujur
No. Item Alternatlf Jawaban F %
1 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
46 2 - - 96% 4%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang mengatakan sangat setuju selalu berusaha jujur sebanyak 96%, yang setuju 4%. Hal itu menunjukkan bahwa selurah siswa selalu berusaha jujur.
(53)
Tabel 10
Jika bertemu bapak/ibu guru dijalan, tidak pernah memberi salam danmencium tangan
No. Item Alternatlf Jawaban F %
2 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 2 12 34 4% 25% 71%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, sebanyak 71% respon menyatakan sangat tidak setuju jika bertemu bapak/ibu guru dijalan, tidak pernah memberi salam dan mencium tangannya, 25% tidak setuju dan 4% setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa biasa memberi salam dan mencium tangan jika bertemu bapak/ibu guru.
Tabel 11
Berusaha menolong teman yang sedang dalam kesulitan
No. Item Alternatif Jawaban F %
3 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 33 14 1 69% 29% 2%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, bahwa sebnayak 69% responden menyatakan sangat setuju berusaha menolong teman yang sedang dalam kesulitan, 29% setuju dan 2% sangat tidak setuju. Ini berarti mayoritas siswa
Tabel 12
Orang tua memberikan nasehat yang baik, tidak pernah mendengarkannya
No. Item Alternatif Jawaban F %
4 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
11 37
23% 77%
(54)
Dari tabel di atas dapat diketahui, sebanyak 77% respon menyatakan sangat tidak setuju jika orang tua memberikan nasehat yang baik, tidak pernah mendengarkannya dan 33% tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa selalu mendengarkan nasehat yang baik dari orang tua.
Tabel 13
Mematuhi keriua orang tua adalah kewajiban
No. Item Alternatif Jawaban F %
5 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 33 13 2 69% 27% 4%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mematuhi kedua orang tua adalah kewajiban sebanyak 69%, yang setuju 13% dan yang menyatakan tidak setuju 2%. Hal itu menunjukkan bahwa siswa selalu mematuhi kedua orang tua.
Tabel 14
Sering tidak membuang sampah pada tempatnya
No. Item Alternatif Jawaban F %
6 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 4 29 18 2% 60% 38%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, bahwa responden yang menyatakan sangat tidak setuju sering tidak membuang sampah pada tempatnya 38%, yang tidak setuju 60%, dan yang mengatakan snagat setuju 2%. Ini berarti siswa sering membuang sampah pada tempatnya.
Tabel 15
Menghormati guru agar mendapatkan kebaikan dalam kehidupan
No. Item Alternatif Jawaban F %
7 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 23 24 1 48% 50% 2%
(55)
Dari tabel di atas dapat diketahui, bahwa 48% responden menyatakan sangat setuju menghormati guru agar mendapatkan kebaikan dalam kehidupan, 50% bahwa mayoritas siswa menghormati guru agar mendapatkan kebaikan dalam kehidupan. Ini membuktikan siswa selalu menghormati guru.
Tabel 16
Bertengkar dengan teman ketika ada sedikit saja perselisihan
No. Item Alternatif Jawaban F %
8 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 3 39 5
2% 7% 81%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 10% responden menyatakan sangat tidak setuju, 81 % menyatakan tidak setuju 7% menyatakan setuju dan 2% menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak bertengkar dengan teman ketika ada sedikit saja perselisihan.
Tabel 17
Tidak mencontek dan percaya diri ketika mengerjakan soal
No. Item Alternatif Jawaban F %
9 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
15 27 6
31% 56% 13%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, 31% responden menyatakan sangat setuju, 56% menyatakan setuju dan 13% menyatakan tidak setuju, bahwa tidak mencontek dan percaya diri ketika mengerjakan soal. Hal ini mcnunjukkan bahwa mayoritas siswa mengerjakan soalnya masing-masing.
(56)
Tabel 18
Ibu meminta membelikan sesuatu, maka saya menolaknya dan menyuruh orang lain untuk membelikannya
No. Item Alternatif Jawaban F %
10 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 25 2
2% 52% 46%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 46% responden menyatakan sangat tidak setuju apabila ibu meminta membelikan sesuatu, maka saja menolaknya dan menyuruh orang lain untuk membelikannya, 52 menyatakan tidak setuju, dan 2% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak menolak apabila disuruh ibunya dan tidak menyuruh orang lain untuk membelikannya.
Tabel 19
Berusaha menolong teman yang sedang dalam kesulitan
No. Item Alternatif Jawaban F %
11 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
29 19
60% 40%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, bahwa responden yang menyatakan sangat setuju membantu orang tua untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga 60% dan yang setuju 40%. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh siswa selalu membantu orang tua untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
(57)
Tabel 20
Tidak pernah mengerjakan sesuatu jika di perintah oleh guru
No. Item Alternatif Jawaban F %
12 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
2 30 16
5% 62% 33%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, bahwa 33% responden menyatakan snagat tidak setuju tidak pernah mengerjakan sesuatu jika diperuntah oleh guru 62% tidak setuju dan 5% setuju. Hal ini menunjukkan hampir semua siswa mengerjakan sesuatu jika diperintahkan oleh guru.
Tabel 21
Selalu mengikuti kegiatan gotong royong
No. Item Alternatif Jawaban F %
13 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
12
35
1
25% 72% 3%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui 25% responden menyatakan sangat setuju selalu mengikuti kegiatan gotong royong, 72 % menyatakan setuju, dan 3% sangat tidak setuju. Ini berarti mayoritas siswa selalu mengikuti kegiatan gotong royong.
(58)
Tabel 22
Marah jika guru menegur ketika berbuat salah
No. Item Alternatif Jawaban F %
14 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 1 10 18 19 2% 20% 38% 40%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 40% responden menyatakan sangat tidak setuju , 20% setuju dan 2% sangat tidak setuju marah jika guru menegur ketika berbuat salah. Ini berarti mayoritas siswa tidak marah ketika berbuat salah ditegur guru.
Tabel 23
Teman tidak membavva uang jajan, kemudian memberi sebagian dari uang jajan saya
No. Item Alternatif Jawaban F %
15 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 25 21 2 52% 43% 5%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 52% responden menyatakan sangat setuju 43% setuju dan 5% tidak setuju jika teman tidak membawa uang jajan, kemudian memberi sebagian dari uang jajanya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa senantiasa memebrikan sebagian yang jajannya kepad atemannya yang tidak membawa uang.
Tabel 24
Membiasakan berbicara scsuai dengan perbuatan
No. Item Alternatif Jawaban F %
16 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 8 30 9 1 17% 62% 18% 3%
(59)
Dari tabel di atas dapat diketahui, jawaban responden menyatakan sangat setuju 17%, yang menyatakan setuju 62%, yang menyatakan tidak setuju 18%o, dan yang menyatakan sangat tidak setuju 3% tentang, membiasakan berbicara sesuai dengan perbuatan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua siswa membiasakan berbicara sesuai dengan perbuatannya.
Tabel 25
Malu jika datang terlambat ke sekolah
No. Item Alternatif Jawaban F %
17 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 35 10 3 73% 21% 6%
Jumlah 48 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui, bahwa sebanyak 73% responden menyatakan setuju, 21%> menyatakan tidak setuju, dan 6% menyatakan sangat tidak setuju, bahwa malu jika datang terlambat ke sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian siswa malu jika datang terlambat ke sekolah.
Tabel 26
Tidak pernah menolong, jika ada teman yang mengalami kesulitan
No. Item Alternatif Jawaban F %
18 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 4 1 12 31 8% 3% 25% 64%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui 64% responden menyatakan sangat tidak setuju, 25% menyatakan tidak setuju, 3% menyatakan setuju dan 8% menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua siswa menolong temannya yang mengalami kesulitan.
(60)
Tabel 27
Apabila di daerah saya ada warga yang kebanjiran, selalu berusaha membantunya
No. Item Alternatif Jawaban F %
19 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 16 31 1 33% 64% 3%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 33% responden menyetakan sangat setuju, 64% menyatakan setuju dan 3% menyatakan tidak setuju apabila didaerah siswa ada warga yang kebanjiran, selalu berusaha membantunya. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa membantu warga yang kebanjiran.
Tabel 28
Setiap perbuatan manusia baik buruk, tidak akan diketahui oleh Allah
No. Item Alternatif Jawaban F %
20 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 3 8 5 32 7% 17% 10% 66%
Jumlah 48 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui 66% responden menyatakan sangat tidak setuju, mereka sangat tidak setuju setiap perbuatan manusia baik buruk, tidak akan diketahui oleh Allah. 10% menyatakan tidak setuju 17% menyatakan setuju dan 7% menyatakan sangat setuju. Hal ini menyatakan bahwa Allah mengetahui.
Tabel 29
Selalu mengerjakan sesuatu jika diperintahkan guru
No. Item Alternatif Jawaban F %
21 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
12
36
25% 75%
(61)
Dari tabel di atas dapat diketahui, 25% responden menyatakan snagat setuju, dan 75% responden menyatakan setuju, selalu mengerjakan sesuatu jika diperintah guru. Hal ini menunjukkan bahwa siswa selalu mengerjakan perintah guru.
Tabel 30
Kerja bakti adalah perbuatan yang tidak menguntungkan
No. Item Alternatif Jawaban F %
22 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
23 25
48% 52%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 52% responden menyatakan sangat tidak setuju dan 48% menyatakan tidak setuju bahwa kerja bakti adalah perbuatan yang tidak menguntungkan. Hal ini membuktikan bahwa seluruh siswa selalu melakukan kerja bakti.
Tabel 31
Selalu melaksanakan tugas piket di sekolah
No. Item Alternatif Jawaban F %
23 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
10
36 2
20% 75% 5%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, bahwa 20% responden menyatakan sangat setuju, selalu melaksanakan tugas piket di sekolah, 75% menyatakan setuju dan 5% menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa selalu melaksanakan tugas piket di skeolah. Ini membuktikan siswa disiplin dengan tuagsnya.
(62)
Tabel 32
Disekolah mengadakan jumsih dan tidak pernah ikut serta
No. Item Alternatif Jawaban F %
24 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 2 20 26 4% 42% 54%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui 54% responden menyatakan sangat tidak setuju tidak ikut jumsih, 42% menyatkan tidak setuju, dan 4% menytakan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengikuti jumsih di sekolah.
Tabel 33
Selalu berusaha untuk menjaga tali persaudaraan dengan teman
No. Item Alternatif Jawaban F %
25 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
23 25
48% 52%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju 48%, dan yang mengatakan 52%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa selalu berusaha untuk menjaga tali persaudaraan dengan teman.
Tabel 34
Mematuhi tata tertib peraturan sekolah adalah perbuatan yangtidak saya suka
No. Item Alternatif Jawaban F %
26 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 1 1 20 26 2% 2% 42% 54%
(63)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 54% responden menyatakan sangat tidak setuju, 42% tidak setuju, 2% setuju, dan 2% menyatakan sangat setuju mematuhi tata tertib peraturan sekolah ada perbuatan yang tidak disukai. Ini berarti siswa menyukai dan mematuhi tata tertib peraturan sekolah.
Tabel 35
Berusaha menolong teman yang sedang dalam kesulitan
No. Item Alternatif Jawaban F %
27 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 33 14 1 69% 29% 2%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 54% responden menyatakan sangat setuju, 32% setuju, 10% tidak setuju, dan 4% menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian ssiwa senantiasa mengakui kebenaran dan mengakui pula kesalahan jika memang bersalah.
Tabel 36
Tidak akan menegur teman yang berbuat jahat kepada orang lain
No. Item Alternatif Jawaban F %
28 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 7 10 26 5 14% 21% 54% 11%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 11% responden menyatakan snagat tidak setuju, tidak menegur teman yang berbuat jahat kepada orang lain 54%o tidak setuju, 21%> setuju, dan 14% menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti tidak semua siswa berani menegur temannya yang berbuat salah.
(64)
Tabel 37
Selalu berusaha untuk tidak datang terlambat ke sekolah
No. Item Alternatif Jawaban F %
29 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
18 23 7
38% 47% 15%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 38% responden menyatakan sangat setuju, selalu berusaha untuk tidak datang terlambat ke sekolah 47% menyatakan setuju dan 15% menyatakan snagat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa disiplin untuk tepat waktu datang ke sekolah.
Tabel 38
Bersikap cuek, ketika ornag tua sedang sakit
No. Item Alternatif Jawaban F %
30 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
18 23 7
38% 47% 15%
Jumlah 48 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 85% responden menyatakan sangat tidak setuju untuk bersikap cuek, ketika orang tua sedang sakit 13% menyatakan tidak setuju dan 2% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa senantiasa merawat orang tuannya ketika sakit. Jadi kesimpulan dari tabel-tabel di atas berdasarkan jawaban-jawaban responden dapat diketahui dari 6 aspek diatas yaitu jujur, berbakti kepada orang tua, hormat kepada guru, berteman baik, disiplin dan bakti sosial. Ini berarti bahwa siswa memiliki perilaku baik dalam
(65)
keberagamaannya, dan hal ini juga menunjukkan siswa memiliki perilaku yang baik dalam setiap tindakannya.
Tabel 39
Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y
No X X2 Y Y2 XY
1 85 7225 84 7065 7140
2 87 7569 86 7396 7482
3 82 6724 80 6400 6560
4 85 7225 87 7569 7395
5 81 6561 81 6561 6561
6 80 6400 80 6400 6400
7 83 6889 82 6724 6806
8 85 7225 83 6889 7055
9 78 6084 76 5776 5928
10 85 7225 83 6889 7055
11 75 5625 73 5329 5475
12 82 . 6724 80 6400 6560
13 78 6084 73 5329 5694
14 80 6400 78 6084 6240
15 85 7225 83 6889 7055
16 78 6084 75 5625 5850
17 78 6084 73 5329 5644
18 85 7225 82 6724 6970
19 85 7225 83 6889 7055
20 81 6561 80 6400 6480
21 78 6084 75 5625 5850
22 81 6561 80 6400 6480
23 85 7225 80 6400 6800
24 82 6724 81 6561 6642
25 80 6400 78 6084 6240
26 85 7225 84 7056 7140
27 80 6400 79 6241 6320
28 87 7569 85 7225 7395
29 85 7225 83 6889 7055
30 80 6400 78 6084 6240
31 82 6724 80 6400 6560
32 82 6724 81 6561 6642
33 81 6561 80 6400 6480
34 78 6084 75 5625 5850
35 86 7396 85 7225 7310
36 78 6084 76 5776 5928
(66)
38 80 6400 78 6084 6240
39 80 6400 78 6084 6240
40 78 6084 75 5625 5850
41 85 7225 83 6889 7055
42 82 6724 81 6561 6642
43 78 6084 76 5776 5928
44 85 7225 83 6889 7055
45 85 7225 85 7225 7225
46 88 7744 86 7396 7568
47 80 6400 78 6084 6240
48 81 6561 80 6400 6480
Jumlah 4114 355302 3581 269715 308301
Dari tabel dapat diperoleh :
IX = 4114, £Y = 3581, YX2 = 355302, £Y2 = 269715, £XY - 308301
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel hasil belajar (X) dengan variabel perilaku keberangamaan (Y), maka hasil penjumlahan di atas dimasukan ke adalam rumus "r" product moment, sebagai berikut:
rxy =
= = = = 0,526 } ) ( }{ ) (
{NX2 X 2 NY2 Y 2
) )(
( X Y
XY
N
) 12823561 ( ) 12946320 ( ) 16924996 ( ) 17054496 ( 14732234 14798448 x ) 122759 ( ) 129500 ( 66214 x 46 . 126084 66214
(67)
D. Interpretasi Data
Untuk mengetahui hipotesis nihil atau hipotesis alternatif dilakukan dengan cara membandingkan “r” pada table Product Moment terlebih dahulu merumuskan hipotesis nihil (Ho)dan hipotesis alternatif (Ha) yaitu:
Hipotesis alternatif (Ha): adanya hubungan antara variabel X dan Y, sedangkan hipotesis nihil (Ho) tidak adan ya hubungan atau kolerasi antara variabel X dan Y. adapun rumusnya sebagai berikut:
Db = N-nr
Keterangan : db : Derajat Bebas N : Number Of Cases
nr : Banyaknya Variabel yang dikorelasikan
mencari db atau df dengan rumus db = N-nr, maka sampel penelitiannya (N) : 48 dan variabel yang dikorelasikan ada, maka :
db : N = nr : 48-2 : 46
Di dalam tabel ternyata tidak ditemukan db sebesar 46, oleh karena itu dipergunakan db yang terdekat yaitu 45. Dengan db sebesar 45, maka diperoleh rtabel (rt) pada taraf signifikan 5% dan taraf signifikan 1% diperoleh
hasil sebagai berikut :
rt : pada signifikan 5% = 0,288 rt : pada taraf signifikan 1% = 0,372
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)