Keadaan Sarana Perekonomian Keadaan Pertanian

lxii Tabel 10. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Sidorejo dan Desa Gulurejo Tahun 2007 Desa Sidorejo Desa Gulurejo No. Mata Pencaharian Jumlah orang Jumlah orang 1. Petani sendiri 1321 25,54 426 14,94 2. Buruh tani 697 13,47 192 6,73 3. Peternak 1879 36,32 1192 41,80 4. Pertambangan 143 2,76 275 9,64 5. Industri kecilkerajinan 500 9,67 243 8,52 6. Pedagang 60 1,16 114 4,00 7. Perikanan 26 0,50 126 4,42 8. PNS TNI POLRI 254 4,91 131 4,59 9. Jasa keterampilan 275 5,32 147 5,15 10. Lain-lain 18 0,35 6 0,21 Jumlah 5173 100 2852 100 Sumber : Profil Desa Sidorejo dan Desa Gulurejo tahun 2007 Di Desa Sidorejo sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor perternakan yaitu 1.879 jiwa yang terdiri dari peternak sapi, peternak kambing, peternak ayam, peternak itik, peternak domba, dan buruh ternak. Selain itu juga bekerja sebagai petani sebanyak 1.321 orang dan buruh tani sebanyak 697 orang. Di Desa Gulurejo sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor peternakan sebesar 1.192 jiwa yang terdiri dari peternak sapi, peternak kambing, peternak ayam, peternak itik dan buruh ternak. Selain itu juga disektor pertanian sebesar 426 jiwa dan pertambangan sebesar 275 jiwa. Selain itu banyak penduduk yang memiliki pekerjaan lain atau pekerjaan sampingan.

C. Keadaan Sarana Perekonomian

Sarana perekonomian merupakan suatu wadah atau sarana bagi masyarakat dalam melakukan kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh masyarakat dapat meningkatkan pendapatan mereka sekaligus tingkat kesejahteraannya. Adapun sarana perekonomian yang terdapat di Kecamatan Lendah dapat dilihat pada Tabel 11 lxiii Tabel 11. Sarana Perekonomian di Kecamatan Lendah No. Sarana Perekonomian Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Koperasi Pasar Toko Kios Warung Bank Sub Terminal Telepon umum 14 4 88 34 486 2 1 16 Jumlah 645 Sumber : Data Monografi Kecamatan Lendah tahun 2007 Sarana perekonomian yang terdapat di Kecamatan Lendah paling banyak berupa warung yaitu 486 buah. Banyaknya warung tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat tanpa harus keluar wilayah Kecamatan. Selain itu, warung dapat digunakan sebagai salah satu cara masyarakat untuk meningkatkan penghasilan mereka. Selain warung, di Kecamatan Lendah juga terdapat koperasi, pasar, toko, kios, bank, sub terminal, dan telepon umum. Adanya sarana perekonomian seperti warung, koperasi, pasar, toko, kios, bank, sub terminal, dan telepon umum dapat dijadikan sarana pendukung bagi pelaksanaan dan hasil budidaya tanaman jarak pagar. Selain itu, adanya sarana perekonomian tersebut dapat dimanfaatkan untuk pemasaran minyak jarak.

D. Keadaan Pertanian

Pertanian tanaman pangan merupakan salah satu sektor dimana produk yang dihasilkan menjadi kebutuhan pokok hidup masyarakat. Selain tanaman pangan masyarakat juga mengusahakan tanaman kelapa yang menjadi tanaman komoditi utama. Luas tanah sawah di Kecamatan Lendah adalah 637 hektar sedangkan tanah kering adalah 2.795,80 hektar. Oleh karena itu masyarakat tidak hanya membudidayakan tanaman pangan saja melainkan lxiv tanaman komoditas lain yang dapat dibudidayakan ditanah kering misalnya kelapa, jarak pagar, ubikayu dan sebagainya. Berikut ini perincian penggunaan lahan pertanian dan luas lahan di Kecamatan Lendah tahun 2007: Tabel 12. Luas Penggunaan Lahan Pertanian di Kecamatan Lendah Tahun 2007 No Tata guna lahan Luas Ha Lahan Sawah a. Irigasi teknis b. Tadah hujan 543,00 94,00 15,65 2,70 1. Jumlah 637,00 18,35 Lahan kering a. Pekarangan bangunan b. Tegal kebun c. LadangTanah Huma 2.148,50 135,30 512,00 61,92 3,90 14,76 2. Jumlah 2.795,80 80,58 Tanah Basah a. BalongEmpangKolam 6,10 0,17 3. Jumlah 6,10 0,17 Tanah Keperluan Fasilitas Umum a. Lapangan Olahraga b. Kuburan 9,70 21,40 0,28 0,62 4. Jumlah 31,10 0,90 Jumlah total 3.470 100 Sumber : Data Monografi Kecamatan Lendah tahun 2007 Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa luas wilayah Kecamatan Lendah adalah 3.470 hektar yang terdiri dari luas tanah sawah 637 hektar 18,35 , luas tanah kering 2.795,8 hektar 80,58 , tanah basah 6,1 hektar 0,17 dan tanah keperluan fasilitas umum 31,10 hektar 0,90 . Kecamatan Lendah meliputi 6 desa dengan kondisi tanah dan tingkat kesuburan yang berbeda- beda. Sebagian besar digunakan untuk pekarangan bangunan seluas 2.148,50 hektar 61,92 . Sedangkan penggunaan tanah yang paling sempit adalah untuk balongempangkolam yaitu sebesar 0,17 . Dengan luasnya lahan kering yaitu 80,58 sehingga pengembangan tanaman jarak pagar sangat potensial dimana tanaman ini dapat tumbuh di lahan tersebut. Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa lahan pertanian terluas di Kecamatan Lendah berupa lahan kering yaitu seluas 2.795,80 hektar dimana paling banyak digunakan untuk pekaranganbangunan. Oleh karena itu masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan lahan pekarangan mereka secara lxv optimal seperti tanaman kelapa, jarak pagar, ubikayu, ataupun tanaman buah. Saat ini tanaman kelapa adalah komoditas utama dari Kecamatan Lendah. Selain buah kelapa, gula jawa adalah produksi dari tanaman ini yang sudah dilakukan atau diproduksi oleh masyarakat secara turun temurun. Dan dengan adanya tanaman jarak pagar maka pemanfaatan lahan kering atau pekarangan ini dapat lebih dioptimalkan lagi.

E. Gambaran Umum Tentang Adopsi Inovasi Budidaya Tanaman Jarak

Dokumen yang terkait

Tingkat Adopsi Petani Sayur Mayur Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran di Kelurahan Tanah Enam Ratus ( Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan )

0 29 95

Hubungan Antara Faktor - Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Inovasi Tenaga Kerja Wanita Upahan Pada Usahatani Kol( Brassica oleraceae)(Studi Kasus : Desa Dolat Rakyat Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo)

1 26 76

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Ikan Kerambah Dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kabupaten Toba Samosir (Kecamatan Simanindo Desa Simairiudo Sangkal)

1 30 89

Tingkat Adopsi Petani Sayur Bayam Jepang Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

10 71 79

Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 41 78

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR – FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI PETANI PADA BUDIDAYA TANAMAN JERUK BESAR DI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN

0 4 79

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI SINTANUR DI DESA PEENG KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

0 5 74

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA HIBRIDA DI KABUPATEN KARANGANYAR BEKERJASAMA DENGAN PTTUNAS AGRO PERSADA SEMARANG

1 5 78

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI ORGANIK DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN

0 4 95

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9