Faktor Yang Menghambat Terjadinya Komunikasi Organisasi Di Hotel Inna

“….Tak jarang juga saya ngobrol santai dengan karyawan yang lain, masalah yang umum dibicarakan paling-paling tak jauh dari peralatan kantor seperti saat dikamar mandi tiba-tiba ketemu karyawan laundry terus cerita kalo setrikanya tidak panas. atau ketemu karyawan marketing cerita komputernya kena virus solusinya bagaimana. Kadang saya tanggepin dengan bercanda” Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan diatas dapat disimpulkan bahwa pertemuan informal antara para karyawan lebih banyak dilakukan disaat mereka mempunyai waktu luang, seperti waktu istirahat, pulang kerja dan melaksanakan ibadah, pertemuan informal bersifat insedental, tidak ada rencana untuk bertemu. Dengan berbagai sarana yang tersedia sebagai factor penunjang komunikasi internal, maka hal itu dapat berperan dalam membangun semangat kerja karyawan Hotel Inna Garuda Yogyakarta.

C. Faktor Yang Menghambat Terjadinya Komunikasi Organisasi Di Hotel Inna

Garuda Yogyakarta. Dalam melaksanakan komunikasi internal adakalanya hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dengan kata lain komunikasi tidak efectif, tidak mencapai sasaran dengan baik. Di dalam pelaksananya, komuniksasi internal dapat terhambat oleh beberapa factor, seperti antara pihak pimpinan dan bawahan tidak atau kurang memahami proses komunikasi yang mereka lakukan, adanya perbedaan persepsi dalam memahami suatu masalah pekerjaan, adanya perbedaan jabatan antara pimpinan dan bawahan dan perbedaan jabatan antara masing-masing departemen, terjadinya penumpukan informasi, adanya perbedaan bahasa yang digunakan oleh masing-masing karyawan, ada rasa tidak percaya dari penerima informasi terhadap pemberi informasi, dan adanya pemberian informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Di Hotel Inna Garuda Yogyakarta ada salah satu factor yang menghambat terjadinya komunikasi internal yaitu adannya masalah ketika penyampaian pesan dari pengirim ke penerima karena factor fisik misalnya kabel line telepon rusak, dan speaker telepon yang lemah karena rusak. Meskipun gangguan-gangguan tersebut nampaknya sepele, namun menghambat proses komunikasi. Seperti yang dikemukakan oleh informan 5 sebagai berikut : “Yang sering rusak itu paling-paling telepon mbak. Mungkin karena kita sering memakainya jadi pasti ada-ada saja masalahnya entah kabelny terkelupas, suaranya sudah tidak jelas, ya gitu-gitu sich mbak sepele tapi cukup menganggu selain itu paling conection error jadi karyawan tidak bisa mengirim email. Kadang klo bukan koneksinya ya.. gentian komputrnya yang terlalu banyak viruslah atau mousenya tidak bisa digerakinlah kayak gitu-gitu sih mbak” Sebagaimana penyampaian pesan dalam penerimaanpun tidak luput dari masalah. Seperti kurang jelasnya pimpinan dalam menyampaikan informasi tentang bagaimana tugas tersebut harus dilaksanakan oleh bawahan dan keterlambatan dalam menerima informasi tentang pelaksanaan suatu pekerjaan. Contoh kasus dalam Hotel Inna Garuda ialah adanya keterlambatan dalam menerima informasi mengenai pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan sehingga pelaksanaannya pun juga mengalami keterlambatan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 10 sebagai berikut: “Pernah mbak, seperti saat ada instruksi bahwa kami disuruh mencari barang tamu yang hilang tapi instruksi itu sendiri disampaikannya terlambat lawong barang hilangnya sejak pagi trus siangnya baru ada instruksi mencari trus gimana terlambat to mbak ngomongnya kami sendiri juga bingung jadinya harus mulai mencari darimana” Hal yang serupa juga disampaikan oleh informan 12 sebagai berikut : “Lha gimana mbak, memonya itu jatuh dibawah bangku. Baru setelah pimpinan menanyakannya ya saya binggung, kan saya merasa tidak mendapat instuksi apa- apa jadi ya pekerjaan yang diminta sama atasan belum saya kerjakan alhasil saya kena omelan lah mbak” Kondisi kesehatan di pengirim dan si penerima pesan juga dapat menimbulkan masalah dalam penyampaian pesan dan penerimaan pesan seperti sakit kepala, gangguan pada pendengaran dan sebagainya. Meskipun hal tersebut pengaruhnya tidak besar , namun hal itu dapat menghambat konsentrasi baik dari pengirim maupun dari pihak penerima. Seperti yang dikemukakan oleh informan 10 sebagi berikut : “Itu lho mbak, ndelalah badan kurang fit karena masuk angin pas masuk malem bagian njaga luar gedung sekalian, rasanya gak karu-karu-karuan mbak. Kerja jadi nggak konsen kadang perintah dari atasan jadi gak jelas maksudnya apa gak dong saya, lawong ngrasake awake dewe wus serba rapenak dajak ngomong yo ra nyambung ” Hal yang sama dikemukakan oleh informan 4 sebagai berikut : “Yang paling sering adalah human error, yaitu saat karyawan sakit atau kurang konsentrasi dalam bekerja sehingga membuat mereka kurang tepat atau kurang pas dalam menjalankan tugas atau perintah dari saya. Disuruh ini malah yang dijalankan itu kadang saya kesel sendiri tapi saya juga harus bisa memaklumi keadaan.” Factor lainnya yang menghambat terjadinya komunikasi internal di Hotel Inna Garuda ialah perasaan kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan permasalahan yang disebabkan oleh perbedaan jabatan dan latar belakang pendidikan yang berbeda, yang pada akhirnya dapat menghambat proses komunikasi. Seperti yang dikemukakan oleh informan 13 sebagai berikut : “Kadang-kadang saya merasakan sungkan dan tidak percaya diri apabila hendak mengemukakan pandapat atau ditanyai pendapat oleh pimpinan mengenai suatu hal, mungkin dengan melihat beliau adalah pimpinan yang mempunyai pengetahuan serta pengalaman yang luas sedangkan saya hanyalah bawahan.” Apa yang diungkapkan oleh informan-informan tersebut diatas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Djoko Purwanto bahwa factor-faktor penghambat komunikasi ialah : 1. Masalah dalam pengembangan pesan, 2. Masalah dalam penyampaian pesan, 3. Masalah dalam menerima pesan, 4. Masalah dalam menafsirkan pesan. 37 Dan Berdasarkan hasil wawancara serta obsevasi maka dapat ditarik suatu kesimpulan factor-faktor yang menghambat terjadinya komunikasi internal di Hotel Inna Garuda Yogyakarta ialah adanya perbedaan dalam memahami suatu informasi atau tugas yang diberikan oleh pimpinan karena ketidak jelasan dan keterlambatan pimpinan dalam memberikan instruksi dan petunjuk tentang pelaksanaan tugas tersebut, adanya masalah pada jaringan telepon seperti kabel telepon yang sudah lama sehingga mengalami kerusakan, kondisi kesehatan dari si pengirim dan penerima pesan yang dapat menganggu konsentrasi dalam berkomunikasi dan adanya perasaan sungkan dan kurang percaya diri pada bawahan dalam berkomunikasi dengan pimpinan karena perbedaan jabatan diantara mereka.

D. Usaha-Usaha Dalam Mengatasi Hambatan Dalam Berkomunikasi Di Hotel