Deskripsi Umum Data Penelitian Uji Asumsi Klasik

735 diberikan nilai 1, jika item x tidak diungkapkan maka diberikan nilai 0 pada check list Basuki Prawoto, 2016.

2.3. Metode Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini digunakan alat analisis regresi. Model persamaan struktural yang digunakan dalam penelitian ini adalah: CETR it = β + β 1 ukuran_perusahaan it + β 2 umur_perusahaan it + β 3 komisaris_independen it + β 4 komite_audit it + β 5 sales_growth it +β 6 CSR it + ε

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Deskripsi Umum Data Penelitian

Tabel 1. Proses Pemilihan Sampel No. Kriteria Jumlah Pemusnahan 1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2015 201 2. Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan rupiah Rp sebagai mata uang pelaporan 43 3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan namun tidak konsisten dalam mata uang pelaporan dari mata uang Rp beralih ke mata uang asing 3 4. Perusahaan tidak lengkap dalam mempublikasikan laporan keuangan 3 3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan namun tidak memenuhi penyajian informasi yang berkaitan dengan variabel penelitian serta IPO yang belum sesuai dengan kriteria selama pengamatan 5 4. Outlier data 48 Jumlah Sampel Perusahaan tahun Observasi 2013-2015 99 Sumber: Data sekunder diolah, 2016 Uji Statistik Deskriptif Uji statistik deskriptif ini menunjukkan tentang penjabaran dan penggambaran dan menjelaskan berbagai karakteristik data seperti jumlah pengamatan sum , rata-rata mean , simpangan baku standard deviation , varians variance , rentang range , nilai minimum dan maksimum dan sebagainya. Tabel 2. Hasil Uji Analisis Deskriptif Variabel N Min Max Mean Std. Dev. Tax avoidance 99 -0,031 0,345 0,224 0,066 Ukuran Perusahaan 99 10,815 13,582 12,201 0,634 Umur Perusahaan 99 0,500 37,500 16,018 8,527 Komisaris Independen 99 0,250 1,000 0,425 0,172 Komite Audit 99 1,000 4,000 2,960 0,450 Sales Growth 99 -0,543 2,194 0,076 0,293 CSR 99 0,793 1,000 0,889 0,047 Sumber : Data SPSS diolah, 2016

3.2. Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas Apabila nilai signifikansi dari setiap variabel memiliki nilai 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh data variabel data yang diteliti terdistribusi secara normal dan apabila signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh data variabel data yang diteliti terdistribusi secara normal. Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 3 menunjukkan bahwa nilai signifikansi dengan variabel uji ukuran perusahaan, umur perusahaan, komisaris independen, komite audit, sales growth dan CSR 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Adapun pengujian normalitas juga bisa dilihat dari grafik p-plot pada gambar 1. 736 Tabel 3. Hasil Uji Asumsi Klasik Variabel yang diuji Uji Normalitas Standar Ket Zero order Partial Unstandardized Residual Ukuran Perusahaan 0,219 0,119 0,05 Normal Umur Perusahaan 0,357 0,497 0,05 Normal Komisaris Independen 0,294 0,083 0,05 Normal Komite Audit 0,632 0,674 0,05 Normal Sales Growth 0,126 0,064 0,05 Normal CSR 0,122 0,079 0,05 Normal Sumber: Data SPSS diolah, 2016 Gambar 1. Grafik Normal P-P plot Dalam penelitian merupakan keputusan untuk menerima dan menolak hipotesis yaitu dengan melihat grafik. Apabila titik- titik telah mengikuti garis lurus, maka dapat dikatakan residual telah mengikuti distribusi normal. Dari grafik Normal P-P plot diketahui titik- titik nya hampir mengikuti garis lurus. Dari sini bisa diambil kesimpulan sementara bahwa residual telah mengikuti distribusi normal. Uji Multikolinearitas Uji Multikoliearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat model regresi yang ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas independen. Apabila nilai VIF 10 maka tidak terdapat multikoliearitas di antara variabel independen, dan sebaliknya apabila nilai VIF seluruhnya 10, sehingga asumsi model tersebut mengandung multikolinearitas antar variabel independen. Apabila nilai Tollerance 0,10, maka dikatakan terjadi multikolinearitas dan apabila nilai Tollerance 0,10 maka dikatakan tidak ada multikolinearitas antar variabel independen. Adapun pengujian multikoliearitas juga bisa dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4. Hasil Uji Multikoliearitas Sumber: Data SPSS diolah, 2016 Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4 di atas menunjukkan bahwa nilai ukuran perusahaan, umur perusahaan, komisaris independen, komite audit, sales growth dan CSR memiliki nilai Tollerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di dalam model regresi. Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika nilai signifikansi residual variabel independen unstandardized residual 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heterokedastisitas dalam model regresi, sebaliknya jika nilai signifikansi residual variabel Variabel Tollerance Standar VIF Standar Keterangan X1 0,823 0,10 1,216 10 Bebas Multikolinearitas X2 0,752 0,10 1,329 10 Bebas Multikolinearitas X3 0,747 0,10 1,340 10 Bebas Multikolinearitas X4 0,680 0,10 1,470 10 Bebas Multikolinearitas X5 0,947 0,10 1,056 10 Bebas Multikolinearitas X6 0,850 0,10 1,177 10 Bebas Multikolinearitas 737 independen unstandardized residual 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi gejala heterokedastisitas dalam model regresi. Hasil Pengujian heterokedastisitas adalah sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Unstandardized Residual Standar Keterangan Ukuran Perusahaan 0,219 0,05 Bebas Heterokedastisitas Umur Perusahaan 0,357 0,05 Bebas Heterokedastisitas Komisaris Independen 0,294 0,05 Bebas Heterokedastisitas Komite Audit 0,632 0,05 Bebas Heterokedastisitas Sales Growth 0,126 0,05 Bebas Heterokedastisitas CSR 0,122 0,05 Bebas Heterokedastisitas Sumber: Data SPSS diolah, 2016 Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas pada tabel 5 di atas menunjukkan bahwa nilai ukuran perusahaan, umur perusahaan, komisaris independen, komite audit, sales growth dan CSR memiliki nilai unstandardized residual 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas di dalam model regresi. Selain itu kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan yang lain adalah dengan melihat pola titik- titik pada grafik regresi sebagai berikut: Gambar 2. Pola titik- titik Scatterplot heteroskedastisitas Berdasarkan hasil gambar 2 di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat pola yang jelas, seperti titik- titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dinyatakan bahwa tidak terrjadi heteroskedastisitas di dalam model regresi. Uji Autokolerasi Uji Autokolerasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokolerasi yaitu kolerasi yang terjadi antara residual pada satu pengamataan dengan pengamatan lain di dalam model regresi. Metode pengujian sebagai syarat tidak adanya autokolerasi dalam model regresi adalah menggunakan uji Durbin Watson uji DW dengan ketentuan sebagai berikut: 1 Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari 4-dL maka H hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokolerasi. 2 Jika d terletak antara dU dan 4-dU, maka H hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokolerasi. 3 Jika d terletak antara dL dan dU atau di antara 4-dU dan 4-dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Hasil pengujian uji Autokolerasi adalah sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Uji Autokolerasi Sumber: Data SPSS diolah, 2016 Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas pada tabel 7 di atas menunjukkan bahwa nilai d sebesar 2,249, sedangkan niai dU dan dL adalah 1,8029 dan 1,5467, maka dapat disimpulkan bahwa DW dL dU 4-dU 4-dL Ket 2,249 1,5467 1,8029 2,1971 2,4533 Bebas autokolerasi 738 d lebih besar dari dL atau lebih kecil dari 4-dL maka H hipotesis nol diterima, yang berarti tidak terdapat autokolerasi di dalam model regresi.

3.3. Analisis Regresi Linear Berganda