PEMBAHASAN Gambaran Tipe Wajah dan Bentuk Lengkung Gigi pada Siswa SMA Panca Budi Medan

BAB 5 PEMBAHASAN

Penilaian terhadap tipe wajah seorang pasien pada awal penentuan diagnosis sangat penting karena hal tersebut berpengaruh besar terhadap hasil perawatan ortodonti yang ingin dicapai.Berdasarkan penelitian sebelumnya, posisi dari jaringan keras secara pasti telah terbukti mempengaruhi penampilan jaringan lunak. Oleh karena itu, penentuan tipe wajah dapat juga melalui fotomeri dari jaringan lunak. Pada penelitian Martin terhadap 64 orang Brazil menunjukkan bahwa fotomeri Facial Index dalam penentuan tipe wajah terbukti dapat dipercaya bila dibandingkan metode sefalometri Vert Index. 16 Pada penelitian ini menggunakan metode fotometri Facial Index. Penentuan bentuk lengkung gigi telah banyak diperkenalkan oleh para ahli baik secara kuantitatif maupun kualitaitf. Secara umum, pengukuran kualitatif terhadap bentuk lengkung gigi dapat digambarkan sebagai ovoid, tapered dan square. Sedangkan secara kuantitatif banyak menggunakan evaluasi matematika yang melibatkan pengukuran titik referensi tertentu dan menganalisis berbagai fungsi aljabar dengan menetapkan empat sampai lima jenis bentuk lengkung gigi. Metode tersebut mengembangkan data yang banyak serta membutuhkan kalibrasi rumit dengan peralatan tertentu. 18 Pada penelitian ini penentuan bentuk lengkung gigi menggunakan orthoform templateyang terdiri dari tiga bentuk yaitu ovoid, square dan tapered . Penggunaan orthoform template lebih mudah dalam pengaplikasian dibandingkan dengan metode kuantitatif yang membutuhkan peralatan tertentu serta melibatkan perhitugan matematika. Gambaran tipe wajah pada siswa-siswi SMA Panca Budi Medan dengan tipe wajah yang paling banyak adalah euryprosopic 62,9 kemudian tipe wajah Universitas Sumatera Utara mesoprosopic 27,4. Tipe wajah yang paling sedikit adalah leptoprosopic 9,7. Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian oleh Heidari terhadap dua kelompok orang aborigin Sistani dan Baluchi yang menunjukkan tipe euryprosopic paling dominan yaitu 50,8 pada Sistani dan 37 pada kelompok Baluchi. 28 Secara umum morfologi tipe wajah dipengaruhi oleh bentuk kepala, jenis kelamin, dan usia 12,14 Seseorang dengan bentuk kepala brachycephalic cenderung memiliki wajah euryprosopic, bentuk kepala mesocephalic memiliki tipe wajah mesoprosopic dan bentuk kepala dolicocephalic memiliki tipe wajah leptoprosopic . 15 Tipe wajah setiap individu terhadap individu lainnya sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh adaptasi struktur kranial terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari otak, adaptasi fungsi terhadap lingkungan sekitarnya serta genetik dari seseorang. Meskipun tipe wajah setiap orang berbeda, seseorang mampu mengenal ribuan wajah karena ada kombinasi unik dari kontur nasal, bibir, rahang dan sebagainya. Bagian-bagian yang dianggap mempengaruhi wajah adalah tulang pipi, supraorbital, hidung, maksila, mandibula, mulut, dagu mata, dan dahi. 14 Gambaran tipe wajah berdasarkan jenis kelamin dimana tipe wajah euryprosopic yang memiliki persentase tertinggi yaitu laki-laki 54,1 dan perempuan 76. Tipe wajah mesoprosopic pada laki-laki adalah 37 dan tipe wajah leptoprosopic pada laki-laki memiliki peresentase paling rendah yaitu 8,1. Sedangkan pada perempuan memiliki persentase tipe wajah mesoprosopic dan leptoprosopic yang sama yaitu 12. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ogah dkk terhadap 893 relawan di Nigeria dimana baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan bahwa tipe wajah euryprosopic yang paling umum ditemukan yaitu sebesar 74. 29 Penelitian Kanan dkk juga menunjukkan hasil yang sama yaitu tipe wajah yang paling umum adalah tipe euryprosopic 42,96 dan tipe wajah yang paling jarang ditemukan adalah tipe leptoprosopic 3,64 dimana penelitian ini dilakukan terhadap laki-laki Gujarati di India. 30 Hasil tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan tipe wajah antara laki-laki dan perempuan. Universitas Sumatera Utara Secara morfologi bentuk lengkung gigi sangat penting untuk dipertimbangkan dalam suatu perawatan ortodonti. Para ahli telah mulai mempelajari morfologi bentuk lengkung gigi lebih dari satu abad yang lalu untuk memperoleh posisi gigi, estetik, fungsi dan stabilitas jangka panjang yang tepat. 22 Banyak peneliti dan klinisi mencoba untuk mendeskripsikan dan mengklasifikasikan bentuk lengkung gigi sejak dulu. Bentuk lengkung gigi dipercaya merupakan konfigurasi dari tulang pendukung, proses erupsi gigi, aktivitas otot-otot sekitar serta tekanan-tekanan dari fungsi intraoral. 23 Gambaran bentuk lengkung gigi pada siswa-siswi SMA Panca Budi Medan yang paling dominan pada rahang atas adalah bentuk ovoid 43,5 diikuti oleh bentuk square 30,6 serta bentuk tapered 25,8. Sedangkan pada rahang bawah bentuk lengkung gigi yang paling dominan adalah bentuk square 35,5 diikuti oleh bentuk tapered 33,9 serta bentuk ovoid 30,6. Hasil penelitian Saleem pada rahang bawah dengan menggunakan dua metode penentuan bentuk lengkung gigi menunjukkan bahwa yang paling dominan adalah bentuk ovoid, diikuti dengan square dan tapered 31 dan hasil penelitian Paranhos menunjukkan bentuk lengkung dimulai dari yang paling dominan adalah ovoid, square dan tapered pada rahang bawah. 22 Sedangkan pada penelitian Olmez pada 600 individu menunjukkan hasil bahwa bentuk lengkung yang paling dominan dimulai dengan bentuk tapered, ovoid dan square pada rahang bawah. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti jumlah sampel penelitian yang lebih banyak, ras dan genetik. Gambaran bentuk lengkung gigi berdasarkan jenis kelamin pada siswa-siswi SMA Panca Budi Medan. Bentuk lengkung gigi laki-laki rahang atas adalah square 41, ovoid 38 dan tapered 21, sedangkan pada rahang bawah adalah square 43, tapered 33 dan ovoid 24. Bentuk lengkung gigi perempuan rahang atas adalah ovoid 52, tapered 32 dan square 16, sedangkan pada rahang bawahnya adalah ovoid 40, tapered 36 dan square 24. Bentuk lengkung gigi yang paling dominan baik rahang atas maupun rahang bawah pada laki-laki adalah bentuk square sedangkan pada perempuan adalah ovoid. Hasil yang Universitas Sumatera Utara berbanding terbalik dengan hasil penelitian Mohammad dan Koralakunte dimana pada laki-laki bentuk lengkung yang dominan adalah ovoid 42 dan pada perempuan yang dominan adalah square 44. 32 Sedangkan pada penelitian Khatri dinyatakan bahwa perempuan lebih banyak memiliki bentuk lengkung ovoid dan tapered. 33 Faktor yang mempengaruhi perubahan lengkung gigi antara lain genetikdan lingkungan. Menurut Van Der Linden, faktor yang mempengaruhi perubahan dan karakteristik lengkung gigi adalah fungsi rongga mulut, kebiasaan oral dan otot-otot rongga mulut. Fungsi rongga mulut baik pada masa neonatal dan postnatal berpengaruh terhadap perubahan bentuk lengkung gigi. Kebiasaan oral yang mempengaruhi bentuk lengkung gigi antara lain menghisap ibu jari atau jari-jari tangan, bernafas melalui mulut dan tongue thrusting. Peran kebiasaan oral terhadap perubahan dan karakteristik bentuk lengkung gigi tergantung dari frekuensi, intensitas dan lama durasi. Begitu juga otot orofasial dan pengunyahan juga berperan terhadap perubahan dan karakteristik bentuk lengkung gigi. 6 Selain dari faktor-faktor tersebut, ras dari seorang individu juga berperan cukup besar. Ras banyak dipengaruhi dari faktor lingkungan seperti berubahnya kebiasaan makan makanan yang lebih keras menjadi makanan yang lebih lunak. Tipe wajah yang paling dominan pada rahang atas adalah euryprosopic dengan bentuk lengkung gigi ovoid24,2 hanya memiliki sedikit perbedaan dengan tipe wajah euryprosopic dengan bentuk lengkung gigi square 22,6. Tipe wajah mesoprosopic memiliki persentase tertinggi terhadap bentuk lengkung ovoid 12,9 dan tipe wajah leptoprosopicjuga paling dominan dengan bentuk lengkung ovoid 6,5.Sedangkan pada rahang bawah tipe wajah euryprosopic paling dominan dengan bentuk lengkung gigi square 24,2. Tipe wajah mesoprosopic dengan bentuk lengkung gigi square dan ovoid memiliki persentase yang sama 11,3 dan tipe wajah leptoprosopic juga memiliki persentase yang sama dengan bentuk lengkung gigi ovoid dan tapered 4,8. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian Haider dan Fakhri pada 72 individu Iraqi menyatakan bahwa bentuk lengkung gigi yang paling sering dijumpai adalah bentuk tipe sedang ovoid dengan tipe wajah mesoprosopic, diikuti oleh bentuk lengkung lebar square dengan tipe wajah euryprosopic, dan bentuk lengkung sempit tapered dengan tipe wajah leptoprosopic . Pada penelitian ini juga dinyatakan adanya hubungan antara tipe wajah dan bentuk lengkung gigi. 10 Ricketts dkk. 1982, Enlow dan Hans 1966, dan Wagner dan Chung 2005 menyatakan bahwa individu yang memiliki wajah panjang cenderung memiliki dimensi lengkung gigi yang cenderung sempit sedangkan individu yang memiliki wajah pendek memiliki dimensi lengkung gigi yang cenderung lebih lebar. 8 Sedangkan hasil penelitian Paranhos menunjukkan individu dengan tipe wajah brachyfacial lebih dominan dengan bentuk lengkung ovoid, tipe wajah mesofacial dan dolicofacial lebih dominan dengan bentuk lengkung square. 34 Perbedaan hasil penelitian ini terdapat pada rahang atas dimana tipe wajah euryprosopic lebih dominan dengan bentuk lengkung gigi ovoiddan tipe wajah leptoprosopic lebih dominan dengan bentuk lengkung ovoidbila dibandingkan dengan hasil penelitian lainnya yang kebanyakan menyatakan tipe wajah euryprosopic kebanyakan lebih dominan dengan bentuk lengkung gigi squaredan tipe wajah leptoprosopic kebanyakan memiliki bentuk lengkung taperedmeskipun ada penelitian lain yang menyatakan hasil yang berbeda. Perbedaan ini dapat dikarenakan beberapa faktor perubahan bentuk dan karakteristik bentuk lengkung, jumlah subjek penelitian dan juga ras subjek penelitian yang berbeda. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN