57 6.
Maka pada layar OTDR akan muncul grafik seperti pada Lampiran D untuk core satu Jalur East, Lampiran E untuk core dua Jalur East, Lampiran F untuk
core satu Jalur West dan Lampiran G untuk core dua Jalur West. 7.
Dari grafik Lampiran D, E, F, dan G dapat diketahui keterangan-keterangan sebagai berikut :
1 Jarak antara dua terminal dua titik pengukuran, rugi-rugi pada setiap titik
penyambungan, serta total estimasi loss antara dua terminal tersebut. 2
Untuk menganalisa rugi-rugi tersebut, tekan tombol ENTER dan pilih menu SCAN
→ ANALYSIS. 3
Simbol-simbol di atas sumbu horizontal menunjukkan jenis-jenis losses yang terjadi di sepanjang saluran.
8. Untuk memberi keterangan hasil pengukuran, tekan tombol ENTER dan pilih
menu file → trace info, kemudian beri identitas pada masing-masing point
dengasn menekan tombol enter. 9.
Untuk menyimpan hasil pengukuran, tekan tombol ENTER, pilih menu file → Save As.
10. Untuk mencetak hasil pengukuran tekan tombol ENTER, pilih menu file
→ print.
3.4 Langkah-Langkah dalam Perhitungan
Dalam perhitungan rugi-rugi daya transmisi ada beberapa hal yang harus dihitung, yaitu perhitungan rugi-rugi berdasarkan daya yang telah diketahui,
perhitungan redaman berdasarkan spesifikasi alat yang digunakan standar
58 ITU.T. Dan hasil perhitungan tersebut akan ditunjukkan pada bab 4 data hasil
pengukuran secara teoritis. Untuk menghitung rugi-rugi berdasarkan daya yang telah diketahui dalam
pengukuran daya menggunakan power meter, maka digunakan Persamaan 3.1 untuk mengetahui besarnya nilai redamankm [8].
Redamankm =
L Cable
Total Loss
........................................ 3.1 Dimana :
Redamankm : Rugi-rugi yang terjadi setiap km kabel dalam satuan dB
Loss Total Cable : Nilai rugi daya yang telah dikalibrasi dalam satuan dB L
: Jarak lokasi pengukuran dalam satuan km
Untuk menghitung nilai redaman berdasarkan spesifikasi alat yang digunakan standar ITU.T Persamaan 3.2 digunakan untuk mengukur redaman
total yang terjadi [10]. ∑ Loss = αf + αC + αS + loss pigtel .................................... 3.2
Dimana :
Loss : Rugi-rugi dalam satuan dB
αf dB : Panjang Kabel km x Loss Kabel dB
αC dB : Jumlah Conector x Loss Conector dB
59 αS dB
:
1 2
Kabel Total
Jarak −
x Loss Sambungan dB
Loss km dB : km
Jarak dB
Loss
∑
Loss pigtel : ketetapan berdasarkan spesifikasi 0,3 dB
60
BAB IV
ANALISIS PENGARUH KELENGKUNGAN SERAT OPTIK TERHADAP RUGI-RUGI DAYA TRANSMISI
4.1 Pengukuran Redaman
Pengukuran redaman dilakukan pada dua jalur dengan menggunakan alat ukur OTDR jenis EXFO FTB-150. Pengamatan dilakukan pada nilai redaman
yang dihasilkan pada tiap nomor port pada link yang digunakan, pengamatan ini dilakukan berdasarkan event jarak lokasi kejadian yang terjadi di sepanjang
kabel serat optik. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Pengukuran redaman menggunakan Power Meter
No Core
Panjang kabel Diameter
bending mm Redaman yang
ditimbulkan dB
1 1
100 meter 30 mm
0.03 25 mm
0.03 20 mm
0.08 15 mm
0.23 13 mm
1.16 12 mm
2.73 11 mm
4.73 1 cm
7.16 0.9 cm
8.54 0.8 cm
15.34 0.7 cm
22.42
61
0.6 cm 38.16
Dari Tabel untuk core 1 kita dapat melihat apa yang terjadi, bahwa pada saat pengukuran menggunakan panjang kabel 100 meter, pada diameter bending
mm 10 mm, 9 mm, 8 mm dan 7 mm belum terlihat terjadinya redaman tapi pada saat diameter bendingnya diperkecil menjadi 6 mm dan seterusnya maka mulai
terlihat redaman yang ditimbulkan 1.16 dB 2.73 dB dan 4.73 dB terjadi redaman atau attenuation, hal ini ditandai dengan grafik sinyal yang turun ke bawah.
Penyebab terjadinya redaman ini salah satunya karena sambungan fusi maupun sambungan mekanik.
4.2 Perhitungan dan Analisis Rugi-rugi Penyambungan