Tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.

merokok, mempromosikan, mengiklankan, menjual, danatau membeli rokok kecuali sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3. Tindakan yang dapat dilakukan oleh pengelola, pimpinan, danatau penanggung jawab KTR pada tempat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 4 antara lain: a. memberi teguran untuk mematuhi larangan; b. apabila teguran sebagaimana dimaksud dalam huruf a tidak dihiraukan, maka kepada pelanggar diperintahkan untuk meninggalkan KTR pada tempat kerja; c. memberikan sanksi administratif kepada setiap karyawan atau pegawai atau setiap orang sesuai dengan kebijakan danatau peraturan yang berlaku pada tempat kerja; atau d. melaporkan kepada aparat yang berwenang. Setiap pengelola, pimpinan, danatau penanggung jawab KTR pada tempat kerja wajib membuat serta memasang pengumuman dan tanda larangan merokok pada tempat danatau lokasi yang menjadi tanggung jawabnya.

7. Tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.

Setiap pengelola, pimpinan, danatau penanggung jawab KTR pada tempat umum wajib melarang setiap orang yang berada diarea tempat umum yang menjadi tanggungjawabnya untuk tidak melakukan kegiatan merokok, mempromosikan, mengiklankan, menjual, danatau membeli rokok. Kegiatan merokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikecualikan apabila kegiatan merokok dilakukan di tempat khusus merokok pada KTR di area tempat umum. Kegiatan mempromosikan, mengiklankan, menjual, danatau membeli rokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikecualikan pada tempat usaha yang diperuntukkan khusus untuk usaha jual beli seperti toko, grosir, upermarket, minimarket, atau usaha sejenisnya pada KTR area tempat umum. Setiap pengelola, pimpinan, danatau penanggung jawab KTR pada tempat umum wajib memberikan teguran, peringatan dan atau mengambil tindakan kepada setiap orang yang berada di tempat umum apabila terbukti melakukan kegiatan merokok, mempromosikan, mengiklankan, menjual, danatau membeli rokok kecuali sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 Tindakan yang dapat dilakukan oleh pengelola, pimpinan, danatau penanggung jawab KTR pada tempat umum sebagai mana dimaksud pada ayat 4 antara lain : a. memberi teguran untuk mematuhi larangan;. b. apabila teguran sebagaimana dimaksud dalam huruf a tidak dihiraukan, maka kepada pelanggar diperintahkan untuk meninggalkan KTR pada tempat umum c. memberikan sanksi administratif kepada setiap orang atau badan sesuai dengan kebijakan danatau peraturan yang berlaku pada tempat umum; ata d. melaporkan kepaada aparat yang berwenang . Setiap pengelola, pimpinan, danatau penanggung jawab KTR pada tempat umum wajib membuat serta memasang pengumuman dan tanda larangan merokok pada tempat danatau lokasi yang menjadi tanggung jawabnya Sejak tahun 1999, melalui PP 19 tahun2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, Indonesia telah memiliki peraturan untuk melarang orang merokok di tempat-tempat yang ditetapkan. Peraturan Pemerintah tersebut, memasukkan peraturan Kawasan Tanpa Rokok pada bagian enam pasal 22 – 25. Pasal 25 memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok. Namun peraturan tersebut belum menerapkan 100 Kawasan Bebas Asap Rokok karena masih dibolehkan membuat ruang khusus untuk merokok dengan ventilasi udara di tempat umum dan tempat kerja. Dengan adanya ruang untuk merokok, kebijakan kawasan tanpa rokok nyaris tanpa resistensi. Pada kenyataannya, ruang merokok dan ventilasi udara kecuali mahal, kedua hal tersebut secara ilmiah terbukti tidak efektif untuk melindungi perokok pasif, disamping rawan manipulasi dengan dalih ”hak azasi bagi perokok”. Lalu pada ayat 2 Pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di wilayahnya. Sehingga menindak lanjuti pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tersebut beberapa pemerintah daerah telah mengeluarkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok antara lain yaitu : 20 Kota Surabaya merupakan kota pertama yang mempunyai Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok secara ekskusif, yaitu Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 5 Tahun 2008 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok. Perda ini membagi 2 kawasan yaitu Kawasan Tanpa Rokok yang 1. DKI Jakarta DKI Jkarta tidak mempunyai Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok secara eksklusif. Peraturan Kawasan Dilarang Merokok hanya tercantum dalam Peraturan Daerah PERDA No. 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara untuk Udara Luar Ruangan. Yang ada hanya Peraturan Gubernur Per-Gub Nomor 75 Tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok. DKI Jakarta belum menerapkan 100 Kawasan Tanpa Rokok karena dalam peraturan tersebut masih menyediakan ruang untuk merokok. 2. Kota Bogor Kota Bogor belum menerbitkan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok secara eksklusif. Pengaturan tertib Kawasan Tanpa Rokok tertuang dalam Peraturan Daerah No 8 Tahun 2006 tentang Ketertiban Umum, pasal 14 – 16. Kota Bogor juga belum menerapkan 100 Kawasan Tanpa Rokok karena masih mencantumkan ruang untuk merokok.Kota Bogor merencanakan akan menyusun Perda Kawasan Tanpa Rokok secara eksklusif. 3. Kota Cirebon Peraturan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Cirebon berbentuk Surat Keputusan Walikota No 27A2006 tentang Perlindungan Terhadap Masyarakat Bukan Perokok di Kota Cirebon. Kota Cirebon merupakan kota pertama yang menerapkan 100 Kawasan Tanpa Rokok yaitu tidak menyediakan ruang untuk merokok. Sayangnya peraturan tersebut belum berbentuk Peraturan Daerah sehingga tidak ada sanksi dan tidak mengikat masyarakat. 4. Kota Surabaya 20 Ibid menerapkan 100 Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok yang menyediakan ruang khusus untuk merokok. Untuk melaksanakan Perda No 5 Tahun 2008, Kota Surabaya juga telah membuat Peraturan Walikota Surabaya No 25 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Perda Kota surabaya Nomor 5 Tahun 2008 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok. Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok yang tercantum dalam Perda 52009 dirinci dan dipertegas pada Perwali tersebut. 5. Kota Palembang Kota Palembang merupakan Kota pertama di Indonesia yang memiliki Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok secara eksklusif dan menerapkan 100 Kawasan Tanpa Rokok yaitu tanpa menyediakan ruang merokok. Peraturan Daerah No. 072009 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Kota Palembang merupakan satu-satunya Perda Kawasan Tanpa Rokok di Indonesia yang sesuai dengan standard internasional yaitu 100 Kawasan Tanpa Rokok dengan tidak menyediakan ruang untuk merokok. 6. Kota Padang Panjang Kota Padang Panjang memiliki Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok yaitu Peraturan Daerah Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok. Peraturan Daerah ini dirinci dan dipertegas dengan Peraturan Walikota Padang Panjang No.10 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Padang Panjang No. 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok.

E. Pengawasan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014