14
14. Lampiran 14:
Daftar Sampel Perusahaan Perhitungan Tobin’s Q
15. Lampiran 15: Keputusan Autokorelasi
16. Lampiran 16: Kriteria Penyampelan
17. Lampiran 17: Hasil Statistik Deskriptif
18. Lampiran 18: Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test
19. Lampiran 19: Hasil Uji Multikolinearitas
20. Lampiran 20: Hasil Uji Heterokedastisitas
21. Lampiran 21: Hasil Uji Autokorelasi
22. Lampiran 22: Hasil Regresi Linier Berganda
23. Lampiran 23: Hasil Uji Signifikan Parsial
24. Lampiran 24: Hasil Uji Signifikan Simultan
25. Lampiran 25: Hasil Uji Koefisien Determinasi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kebijakan pendanaan, kebijakan investasi, kebijakan dividen dan profitabilitas terhadap nilai
perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI selama periode tahun 2010 sampai tahun 2014. Berdasarkan tekhnik purposive sampling, diperoleh 9 perusahaan sebagai sampel penelitian
sehingga selama 5 tahun pengamatan terdapat 44 laporan tahunan dianalisis. Metode analisis dari penilitian ini menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kebijakan pendanaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, kebijakan
investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan
profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Kata kunci:
Kebijakan pendanaan, kebijakan investasi, kebijakan dividen, profitabilitas dan nilai perusahaan.
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the influence of financing decision, investment decision, dividend policy and profitability to the firm value.
This research used samples from manufacturing companies thad listed on IDX Indonesia Stock Exchange period during 2010 to 2014. Based on purposive
sampling technique, it got 9 companies as research sample, so as long 5 years observation there were 44 annual reports were analyzed. The method of analysis
of this research was multiple regression.
The results of this research showed that financing decision doesn’t have significant but positive influence to firm value, investment decision has significant
and positive influence to firm value, dividend policy has significant and positive influence to firm value and profitability has significant and positive influence to
firm value. Keywords: Financing decision, investment decision, dividend policy, profitability
and firm value.
BAB I PENDAHULUAN
2.1. Latar Belakang Penelitian
Investor adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi baik dalam jangka pendek atau jangka
panjang. Ketika calon investor ingin berinvestasi maka perlu mengumpulkan informasi sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi di pasar modal. Sumber informasi tersebut bisa diperoleh dengan menganalisis aspek fundamental perusahaan, karena nilai saham mencerminkan
nilai perusahaan dan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
nilai kekayaan dimasa depan.
Selain itu tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan dengan cara meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan
yang sudah go public di pasar modal tercermin dalam harga saham perusahaan. Sedangkan pengertian nilai perusahaan yang belum go public nilainya terealisasi
apabila perusahaan akan dijual total aktiva dan prospek perusahaan, risiko usaha, lingkungan usaha dan lain-lain Farah M, 2004 dalam Mardiyati, Nazir,
Putri, 2012.
Harga saham sebagai representasi dari nilai perusahaan ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu faktor internal perusahaan, eksternal perusahaan, dan teknikal.
Faktor internal dan eksternal perusahaan merupakan faktor fundamental yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh para investor di pasar
modal. Pendekatan faktor fundamental dilakukan dengan mengidentifikasikan faktor-faktor mendasar yang dapat mempengaruhi harga saham.
Sedangkan pendekatan faktor teknikal lebih bersifat teknis matematis dan psikologis yang dapat mempengaruhi harga saham yaitu dengan menggunakan
data pasar yang dipublikasikan Sudiyatno dan Puspitasari, 2010. Penelitian ini mengasumsikan bahwa para pemodal atau investor adalah rasional sehingga aspek
fundamental menjadi dasar penilaian basic valuation yang utama. Faktor fundamental sangat kompleks dan luas cakupannya, meliputi faktor fundamental
makro yang berada di luar kendali perusahaan dan faktor fundamental mikro yang berada dalam kendali perusahaan Syahib, 2000 dalam Sudiyatno dan Puspitasari,
2010.
Penelitian ini menekankan pada faktor internal perusahaan dalam analisis pasar modal sering disebut dengan faktor fundamental perusahaan. Faktor internal
perusahaan dapat dikelompokkan dalam faktor kebijakan perusahaan dan faktor kinerja perusahaan. Kebijakan perusahaan adalah pedoman yang menjabarkan
hukum-hukum, sasaran-sasaran dan bisa digunakan oleh pihak manajer untuk mengambil keputusan. Faktor kebijakan perusahaan dalam penelitian ini
ditekankan pada kebijakan manajemen keuangan meliputi, kebijakan pendanaan, kebijakan investasi dan kebijakan dividen sehingga dapat mencerminkan nilai
perusahaan Weston dan Copeland, 1992 dalam Sudiyatno dan Puspitasari, 2010. Kebijakan pendanaan diproksi dengan leverage keuangan, kebijakan investasi
diproksi dengan CAPBVA Capital Expenditure to Book Value of Asset dan
kebijakan dividen diproksi dengan DPR Dividend Payout Ratio.
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan dapat digunakan
oleh manajer untuk mengambil keputusan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan rasio profitabilitas merupakan salah satu indikator penting bagi
investor dalam menilai prospek perusahaan dimasa depan dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan Tandelilin, 2010:372. Rasio
profitabilitas dengan menggunakan proksi ROA Return On Asset karena dapat menunjukan profitabilitas perusahaan dalam penggunaan aset tanpa membedakan
darimana sumber pendanaannya sehingga dapat menunjukan pengukuran kinerja yang lebih baik dan mencerminkan baik atau buruknya nilai perusahaan. Seperti
dijelaskan di atas, bahwa penelitian ini menggunakan ROA Return On Asset sebagai indikator profitabilitas perusahaan, karena variabel ini dalam beberapa
penelitian sebelumnya menunjukkan pengukuran kinerja yang lebih baik Dodd dan Chen, 1996 dalam Sudiyatno dan Puspitasari, 2010. Profitabilitas perusahaan
yang tinggi dapat menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dan ROA Return On Asset lebih merepresentasikan kepentingan
stake holders.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh dari faktor internal perusahaan yaitu kebijakan perusahaan yang ditekankan pada kebijakan
manajemen keuangan, meliputi kebijakan pendanaan diproksi dengan leverage keuangan, kebijakan investasi diproksi dengan CAPBVA Capital Expenditure to
Book Value of Asset, kebijakan dividen yang diproksi dengan DPR Dividend Payout Ratio dan kinerja perusahaan yang ditekankan pada kinerja keuangan
yang diukur menggunakan rasio profitabilitas dengan diproksi ROA Return On Asset dalam mempengaruhi nilai perusahaan yang di proksi dengan
Tobins’Q.
Penelitian ini memfokuskan pada area penelitian manajemen keuangan dengan judul
”Pengaruh Kebijakan Pendanaan Kebijakan Investasi Kebijakan Dividen dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Studi
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama pe
riode tahun 2010 sampai 2014”. Penelitian ini merupakan
pengembangan dari dua penelitian dengan judul
“Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan” Titin
Herawati, 2014 dan
“Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang
tergabung dalam Jakarta Islamik Indeks Studi pada Bursa Efek Indonesia BEI” Mokhamat Ansori dan Denica H.N, 2010. Perbedaan pada penelitian
ini dengan dua jurnal utama adalah menggabungkan variabel independennya menjadi kebijakan pendanaan, kebijakan investasi, kebijakan dividen dan
profitabilitas dengan variabel dependen yang sama yaitu nilai perusahaan. Memiliki perbedaan pada proksi yang digunakan untuk mengukur variabel, selain
itu memiliki perbedaan objek yang diteliti dan periode objek penelitian lebih panjang dan update dari jurnal utama bertahan selama lima tahun dari periode
tahun 2010 sampai 2014, sehingga informasi yang di dapatkan dari pelaporan keuangan diharapkan menghasilkan penelitian yang lebih akurat dan penelitian
dapat di generalisasi. Sehingga dapat digunakan untuk melihat perkembangan nilai perusahaan dari tahun ke tahun, dimana Tobin’s Q sebagai indikator untuk
mengukur kinerja perusahaan khususnya tentang nilai perusahaan yang menunjukan suatu performa manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan
Sudiyatno, 2010.
Studi empiris pada perusahaan yang listing di BEI Bursa Efek Indonesia khususnya pada perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur
merupakan kelompok usaha di BEI Bursa Efek Indonesia dengan jumlah perusahaan yang paling banyak, sehingga diharapkan akan mendapatkan
keragaman data untuk mendapatkan hasil yang akurat dan diharapkan dapat memperjelas isu dalam meningkatkan nilai perusahaan, melalui faktor internal
perusahaan.
2.2. Batasan Masalah Penelitian
2.2.1. Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah faktor kebijakan perusahaan ditekankan pada kebijakan manajemen keuangan yang meliputi kebijakan pendanaan diproksi
dengan leverage keuangan, kebijakan investasi diproksi dengan CAPBVA Capital Expenditure to Book Value of Asset, kebijakan dividen diproksi dengan
DPR Dividend Payout Ratio dan kinerja keuangan yang diukur menggunakan rasio profitabilitas dengan diproksi ROA Return On Asset sedangkan nilai
perusahaan diproksi dengan TOBINQ Tobin’s Q.
2.2.2. Objek
Objek pada penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang sudah go public atau sudah listing di BEI Bursa Efek Indonesia dan bertahan selama
periode tahun 2010 sampai tahun 2014.
2.3. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahn pada penelitian ini adalah:
1. Apakah kebijakan pendanaan leverage keuangan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan? 2.
Apakah kebijakan investasi CAPBVA berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah kebijakan dividen DPR berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah profitabilitas ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2.4. Tujuan Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh kebijakan pendanaan, kebijakan investasi,
kebijakan dividen dan profitabilitas ini memiliki beberapa tujuan diantaranya:
1. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan pendanaan leverage keuangan
terhadap nilai perusahaan.
2. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan investasi CAPBVA terhadap
nilai perusahaan.
3. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen DPR terhadap nilai
perusahaan.
4. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas ROA terhadap nilai
perusahaan. 2.5.
Manfaat Penelitian 2.5.1.
Manfaat di Bidang Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana tentang pengaruh
kebijakan pendanaan, kebijakan investasi, kebijakan dividen dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen keuangan terutama mengenai kebijakan pendanaan, kebijakan investasi,
kebijakan dividen, profitabilitas dan nilai perusahaan. Sebagai bahan pertimbangan serta referensi bagi penelitian selanjutnya dalam manajemen
keuangan.
2.5.2. Manfaat di Bidang Praktik
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI Bursa Efek Indonesia.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaaan dalam mengaplikasikan variabel-variabel penelitian ini untuk membantu meningkatkan nilai perusahaan serta sebagai bahan pertimbangan
emiten untuk mengevaluasi, memperbaiki dan meningkatkan kinerja
manajemen dimasa yang akan datang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Faktor Fundamental
Analisis terhadap harga saham dapat dilakukan dengan dua macam pendekatan yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal. Pendekatan
fundamental dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor mendasar yang dapat mempengaruhi harga saham. Sedangkan pendekatan teknikal lebih
menekankan pada aspek teknis matematis dan psikologis yang dapat mempengaruhi harga saham yaitu dengan menggunakan data pasar yang
dipublikasikan, seperti; harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham baik gabungan maupun individu, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis.
Penelitian ini mengasumsikan bahwa para pemodal atau investor adalah rasional sehingga aspek fundamental menjadi dasar penilaian basic valuation yang
utama. Faktor fundamental merupakan faktor yang berada diluar pasar modal yang
akan mempengaruhi harga saham di masa mendatang Sudiyatno, 2010. Faktor- faktor fundamental sangat luas dan kompleks, tidak hanya meliputi kondisi-
kondisi internal perusahaan basic financial tetapi juga meliputi kondisi-kondisi eksternal perusahaan basic economic. Faktor fundamental dapat dibedakan
menjadi faktor fundamental makro dan faktor fundamental mikro. Faktor fundamental makro merupakan faktor fundamental negara, disebut juga faktor
eksternal perusahaan. faktor fundamental mikro yang merupakan faktor fundamental perusahaan sangat luas cakupannya dan dalam penelitian ini
dibedakan penjadi faktor kebijkan perusahaan dan faktor kinerja perusahaan. indikator faktor kebijakan perusahaan di proksi dengan leverage keuangan,
CAPBVA Capital Expenditure to Book Value of Asset, DPR Dividend Payout Ratio sedangkan indikator dari faktor kinerja perusahaan diproksi dengan ROA
Return On Asset.
2.1.2. Kebijakan Perusahaan
Untuk memperlancar tugas dan pertanggungjawabannya, pihak insider sebagai manajer diberi wewenang dalam pengambilan keputusan-keputusan
penting yang menyangkut operassional perusahaan. Weston dan Copeland, 1992 dalam Sudiyatno, 2010 dalam literatur keuangannya menjelaskan bahwa manajer
keuangan sebagai salah satu unsur manajer pembuat keputusan mempunyai fungsi pembuatan keputusan dalam tiga area utama yaitu; kebijakan pendanaan,
kebijakan investasi, kebijakan dividen. Keputusan pendanaan merupakan keputusan penting yang dibuat manajer sebagai kebijakan untuk menentukan
sumber-sumber pembiayaan perusahaan, keputusan investasi merupakan keputusan penting yang dibuat manajer sebagai kebijakan untuk menentukan
jumlah keseluruhan aktiva yang dibutuhkan perusahaan, sedangkan kebijakan dividen merupakan keputusan penting yang dibuat manajer sebagai kebijakan
untuk pendistribusian laba secara tepat dan efektif Sudiyatno, 2010.
2.1.3. Kebijakan Pendanaan
Kebijakan pendanaan merupakan keputusan penting yang dibuat manajer sebagai kebijakan untuk menentukan sumber-sumber pembiayaan perusahaan.
Kebijakan pendanaan dapat pula diartikan sebagai keputusan yang menyangkut struktur keuangan perusahaan financial structure Ibrahim, 2012. Struktur
keuangan perusahaan merupakan komposisi dari keputusan pendanaan yang meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Setiap
perusahaan akan mengharapkan adanya struktur modal optimal yaitu struktur modal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan value of the firm dan
meminimalkan biaya modal cost of capital Ibrahim, 2012. Menurut Modigliani dan Miller 1963, dalam Mamduh, 2004:299
menyimpulkan bahwa nilai perusahaan dengan hutang lebih tinggi dibandingkan nilai perusahaan tanpa hutang. Apabila pendanaan didanai melalui hutang
peningkatan tersebut terjadi akibat dari efek tax deductible artinya perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang dapat mengurangi
penghasilan kena pajak, yang dapat memberi manfaat bagi pemegang saham. Selain itu penggunaan dana eksternal akan menambah pendapatan perusahaan
yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan. Terdapat beberapa teori yang berkenaan dengan struktur modal yaitu:
1. Modigliani dan Miller
Teori mengenai struktur modal yang membawa persoalan leverage bermula dari studi yang dilakukan oleh Modigliani dan Miller 1958, dalam Mamduh,
2010, mempublikasikan apa yang disebut sebagai artikel keuangan yang paling
berpengaruh yang pernah ditulis. Berdasarkan serangkaian asumsi yang membatasi, Modigliani dan Miller 1958, dalam Mamduh, 2010, membuktikan
bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya. Jadi penggunaan hutang tidak relevan dengan nilai perusahaan, sehingga tidak menjadi
masalah bagaimana perusahaan membiayai investasinya. Perusahaan yang menggunakan hutang dengan yang tidak menggunakan
hutang akibatnya sama saja terhadap nilai perusahaan. oleh karena itu, bagi manajer penggunaan hutang bukan merupakan solusi untuk meningkatkan nilai
perusahaan. setelah mendapatkan masukan dan kritikan, dalam perkembangannya Modigliani dan Miller 1963, dalam Mamduh, 2010, mengoreksi asumsinya
bahwa pajak penghasilan perusahaan membawa efek penghematan bagi perusahaan. Bagi perusahaan yang menggunakan hutang akan membayar pajak
lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan hutang. Selisihnya merupakan subsidi yang diterima oleh perusahaan yang menggunakan
hutang, dan inilah penghematan pajak yang diperolehnya. Adanya penghematan pajak tersebut, maka nilai perusahaan yang menggunakan hutang lebih tinggi dari
nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang.
2. Trade Off Theory
Model Trade Off Theory menggambarkan bahwa struktur modal yang optimal dapat ditentukan dengan menyeimbangkan manfaat dari penggunaan
hutang taxshield benefit of leverage dengan biaya yang dikeluarkan dari penggunaan hutang. Esensi Trade Off Theory dalam struktur modal adalah
menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat
penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih
besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Menurut Efni, Hadiwidjojo, Salim dan Rahayu, 2012 Trade Off Theory mengemukakan bahwa
kenaikan hutang akan bermanfaat jika dapat meningkatkan nilai perusahaan, artinya bahwa penambahan hutang belum mencapai titik optimal suatu batas
optimal dari jumlah hutang yang dapat menyebabkan nilai perusahaan tersebut maksimal. Jika manfaat hutang menjadi lebih kecil dibandingkan nilai
kebangkrutan maka penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. 3.
Pecking Order Theory
Myers dan Majluf 1984, dalam Mamduh, 2004:315 mengenalkan Pecking Order Theory yang menggambarkan sebuah hirarki dalam pencarian dana
perusahaan dimana perusahaan lebih memilih menggunakan internal equity untuk membayar dividen dan mengimplementasikannya sebagai peluang pertumbuhan.
Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hirarki sumber dana yang paling disukai. Secara ringkas teori tersebut menyatakan bahwa:
1 Perusahaan menyakai pendanaan dari hasil operasi perusahaan internal
financing.
2 Apabila perusahaan memerlukan pendanaan dari luar pendanaan dari luar eksternal financing, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang
paling aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan menerbitkan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi seperti obligasi
konversi baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru akan
diterbitkan. 4.
Agency Theory
Teori keagenan Agency Theory oleh Jensen dan Meckling 1976, dalam Sudiyatno, 2010 menyatakan bahwa antara pemilik dan manajemen mempunyai
kepentingan yang berbeda. Prinsip utama teori ini menyatakan hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang prinsipal, yaitu pemilik dengan pihak
yang menerima wewenang agent, yaitu manajer. Adanya berbagai kepentingan ini, masing-masing pihak berusaha untuk memperbesar keuntungan bagi dirinya
sendiri. Pemilik principal menginginkan pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepat-cepatnya atas investasi yang telah dilakukan. Sedangkan manajer
agent menginginkan kepentingannya diakomodir sebesar-besarnya atas kinerjanya.
Agency Theory mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan
hanya tertarik pada hasil keuangan berupa pembagian dividen yang bertambah. Sedangkan manajer sebagai agent diasumsikan menerima kepuasan berupa
kompensasi keuangan yang tinggi dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut. Sebagai bentuk tanggung jawab manajer yang telah diberi
wewenang oleh pemilik principal, maka manajer akan menginformasikan kinerja yang telah dicapainya melalui laporan keuangan. Dalam konteks ini,
manajer agent mempunyai informasi yang superior dibandingkan dengan pemilik pincipal. Pada saat pemilik pincipal tidak dapat memonitor secara