Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan. Tahap Pelaksanaan Implementasi Program atau kegiatan Tahap Evaluasi Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Ibu Hairani Siregar, S. Sos, M,SP,Selaku ketua jurusan I

Pengembangan masyarakat didefenisikan sebagai suatu gerakan yang merancang guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat

2.5.1 Tahap-Tahapan Pengembangan Masyarakat

Tahap dalam pengembangan masyarakat yang biasa dilakukan pada beberapa organisasi pelayanan masyarakat, beberapa perbedaan dan kesamaan akan tetapi, secara umum dari beberapa variasi yang ada, dapat dirumuskan tahap-tahap pengembangan masyarakat yaitu:

1. Tahap Persiapan.

Tahap persiapan ini di dalamnya terdapat tahap, Persiapan petugas ini terutama diperlukan untuk menyamakan persepsi antara anggota tim sebagai pelaku perubahan mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pengembangan masyarakat. Tahap persiapan lapangan, Petugas Commmunity worker akan melakukan penyiapan lapangan. Pada awal dilakukan melalui studi kelayakan terhadap daerah yang dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal.

2. Tahap Assesment

Dalam tahap proses assesment dilakukan pengidentifikasian masalah kebutuhan yang dirasakan atau felt needs ataupun kebutuhan yang diekspresikan expressed needs dan juga sumber daya yang memiliki.

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan.

Pada tatahap ini pelaku perubahan secara partisipatif mencoba melibatkan warga negara untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Universitas Sumatera Utara

4. Tahap Pelaksanaan Implementasi Program atau kegiatan

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling yang paling krusial penting dalam proses pengembangan masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanan di lapangan bila tidak ada kerja sama antara pelaku perubahan dan masyarakat.

5. Tahap Evaluasi

Pada tahap evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaliknya dilakukan dengan melibatkan warga. karena dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan terbentuknya suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasaan secara internal.

6. Tahap Terminasi

Tahap ini merupakan tahap dimana sudah selesainya hubungan formal dengan komunitas sasa ran. Terminasi dilakukan sering kali ukran karena masyarakat sudah dianggap “mandiri”, tetapi tidak jarang terjadi karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan tidak ada mau meneruskan program tersebut. Adi Isbandi Rukminto 224-257

2.6 Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera dalam bahasa sansekerta”Catera” yang berarti payung. Dalam konteks ini sejahtera berarti hidup bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakuatan dan kekhawatiran sehingga hidupnya aman dan tentram, baik dari lahir maupun batin. Dan sosial berati kawan, teman dan kerja sama. Jadi kesejahteraan sosial diartikan suatu kondisi dimana orang mendapat memenuhi kebutuhan hidup menjalin hubungan baik dengan lingkungannya. Universitas Sumatera Utara Friedlander dalam Fahrudin 2012 mendefenisikan kesejahteraan sosial sebagai sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan institusi-institusi yang dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok guna mencapai standar hidup dan kesehatan yang memadai dan relasi-relasi personal dan sosial sehingga memungkinkan mereka dapat mengembangkan kemampuan dari kesejahteraan sepenuhnya selaras dengan kebutuha-kebutuhan keluarga dan masyarakat. Kesejahteraan mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Tidak hanya secara ekonomi dan fisik, tetapi juga sosial,mental dan segi kehidupan spiritual. Adi 2008 melihat kesejahteraan sosial melalui empat sudut pandang yaitu: 1. Kesejahteraan Sosial Sebagai Suatu Keadaan Kondisi Kesejahteraan Sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spritual. Yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohaniah dan sosial yang sebaliknys bagi diri, keluarga serta masyrakat dengan menjujung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila. Dimana dalam hal ini tidak menempatkan lebih penting dari aspek lainnya,ada keseimbagan antara aspek material dan spritual. 2. Kesejahteraan sosial sebagai suatu Ilmu Sebagai suatu ilmu, merupakan ilmu yang mencoba mengembangkan pemikiran, strategi dan tehnik untuk meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat, baik level mikro, mezzo maupun makro. Ilmu kesejahteraan sosial mengebangkan beberapa metode intervensi ternasuk didalamnya aspek strategi dan tehnik guna meningkatkan taraf hidup sasaran. 3. Kesahteraan Sosial Sebagai Suatu Gerakan Universitas Sumatera Utara Sebagai suatu gerakan, kesejahteraan sosial didapat dilihat dari pengertian yang dikembangkan dari Pre – Conference Working for commitee for the 15 th internasional conference of social welfere. Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Mencakup unsur kebijakan dan pelayanan terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti: Pendapatan, Jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidiakn, tradisi budaya dan lain sebagainya. Dalam pengertian yang lebih luas, kesejahteraan sosial mamainkan peranan penting dalam memberikan sumbagan untuk secara efektif menggali dan mengerakkan sumber- sumber daya manusia seta sumber-sumber material yang ada dalam suatu negara agar berhasil menaggulangi kebutuhan-kebutuhan sosial yang ditimbulkan oleh perubahan. Kesejahteraan mempunyai lima fungsi pokok,yaitu: a. Perbaikan secara progresif dari pada kondidi-kondisi kehidupan orang b. Pengembangan sumber daya manusia c. Berorientasi orang terhadap perubahan sosial dan penyesuaian diri d. Penggerakan dan penciptaan sumber-sumber komunitas untuk tujuan-tujuan pembagunan e. Penyediaan stuktur –struktur institutional untuk berfungsinya pelayanan- pelayanan yang terorganisir lainya kartono,2007

2.6.1 Tujuan kesejahteraan Sosial

Fahrudin 2012 menyebutkan dua tujuan kesejahteraan sosial yaitu: 1. Untuk mencapai kehidupan sejahteraan dalam arti tercapainya standar kehidupan pokok seperti sandang, pandan, kesehatan, dan relasi-relasi yang harmonis dengan lingkungan. Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mencapaikan penyesesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat di lingkungannya, misalnya dengan mengali sumber-sumber, meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan. Dalam Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan untuk: a. Meningkatkan taraf kesejahteraan,kualitas,dan keberlangsungan hidup; b. Memulihkan fungsi sosial masyarakat dalam rangka mencapai kemandirian; c. Meningkatakan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah an menangani masalah kesejahteraan sosial; d. Meningkatkan kemampuan,kepudian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam penyelenggraan kesejahterran sosial secara melembaga dan keberlanjutan; e. Meningkatkan kemapuan dan kepudian masyarakat dalam penyelenggraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan keberlanjutan, dan f. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial

2.6.2 Sasaran Kesejahteraan sosial

Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial ini ditunjukan kepada perseorangan, keluarga, kelompok ,atau masyarakat. Sedangkan yang menjadi proritas adalah mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan meliki kriteria maslah sosial: seperti, kemiskinan, kelantraan, kecacatan, keterpencilan, ketentuan sosial, dan penyenyimpangan perilaku, korban bencana, dan korban kekerasan,eksplotasi dan diskriminasi. 2.7. Pembagunan Desa 2.7.1. Pengertian Desa Universitas Sumatera Utara Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri dikepalai oleh seorang kepala desa; kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010 Peraturan pemerintah undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa adalah, desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasan wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hakasal usul, dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia.

2.7.2. Azas Pembagunan Desa

Pembagunan masyarakat desa dilakukan berdasarkan tiga Azas, yaitu: Pertama: Azas pembaguan integral adalah pembagunan yang berimbang dilihat dari semua segi masyarakat desa yang mempunyai sektor- sektor pertanian, pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya, sehingga menjamin perkembangan yang selaras, seimbang dan tidak berat sebelah. Kedua: Azas kekuatan sendiri adalah tiap usaha harus didasarkan pada kekuatan atau kemampuan desa itu sendiri, artinya tidak terlalu mengharapkan pemberian bantuan dari pemerintah. Ketiga: Azas Permufakatan bersama diartikan bahwa usaha pembaguanan harus dilaksanakan pada bidang atau sektor yang benar-benar dirasakan sebagai kebutuhan masyarakat desa yang bersangkutan.Adisasmita,2006:17-19 Pembagunan pedesaan merupakan bagian internal dari pembagunan nasional, merupakan usaha peningkatan kualitas sumberdaya manusia pedesaan dan masyarakat keseluruhan yang di berlakukan secara berlanjutan berdasarkan pada potensi dan kemampuan pedesaan. Dalam pelaksanaanya tujuan pembagunan yaitu memujudkan kehidupan masyarakat pedesaan yang mandiri, maju, sejahtera, dan berkeadilan. Universitas Sumatera Utara Pembangunan masyarakat desa adalah seluruh kegiatan pembagunan yang berlangsung didesa dan meliputi seluruh aspek kehidupan masyrakat, serta dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong-royong. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyrakat desa berdasarkan kemampuan dan potensi sumberdaya alam SDA mereka melalui peningkatan kualitas hidup, kereampilan dan prakarsa masyarakat. Dalam pembagunan pedesaan dihadapi banyak sekali hambatan di antaranya yang paling mendesak yaitu: a. Memperkecil kesenjangan ketimpangan antara desa dan kota dan antar pelaku pembagunan. b. Merubah pola pembagunan dan pendekatan yang bersifat sentralistik dan sektoral menjadi terdesentralisasi, holistik, dan partisipatif. c. Meningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia SDM aparat dan masyarakat untuk menujang pembagunan dan pertumbuhan pedesaan. d. Meningkatkan pembagunan prasarana fisik dan penyebarannya yang mampu menjangkau ke berbagai pelosok. Adisasmita,2006:2-5 2.8. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan 2.8.1 Latar Belakang PNPM Mandiri Pedesaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM Mandiri Perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM-merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan PPK. Program pemberdayaan masyarakat ini dapat Universitas Sumatera Utara dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air. Dalam pelaksanaannya, program ini memusatkan kegiatan bagi masyarakat Indonesia paling miskin di wilayah perdesaan. Pelaksanaan PNPM MP merupakan kelanjutan dari program pengembangan kecamatan sebagai dasar pengembagan pemberdayaan masyarakat di pedesaan beserta program pendukungnya PMPN MP, generasi dan percepatan pembagunan daerah tertinggal dan khusus untuk pengembangan masyarakat tertinggal pasca bencana dan konflik. Berdasarkan Buku Pedoman umum PNPM MP Tahun 2008 yang menyatakan visi PNPM Mandiri Pedesaan adalah tercapainya kesejahteraan berarti terpenuhi dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisasir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada dilingkungan, mampu mengakses sumber daya tersebut untuk megatasi masalah. Sedangkan Misi PNPM Mandiri Pedesaan adalah: a. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembangannya b. Kelembagaan sistem pembagunan partisipatif c. Pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal d. Peningkatan kualitas dan kualitas prasarana sosial dasar ekonomi masyarakat e. Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan. Dalam rangka mencapai visi dan Misi PNPM Mandiri Pedesaan, strategi yang dikembangkan yaitu menjadikan rumah tangga miskin sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembagunan partisipatif, serta kelembangaan kerja sama antar desa. Berdasarkan visi dan misi, dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri Pedesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui PNPM Mandiri Pedesanaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan Universitas Sumatera Utara pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahap pembelajaran dilakukan melalui program pengembangan kecamatan.

2.8.2 Tujuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

Tujuan Umum PNPM Mandiri Pedesaan Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara dipedesaan dengan mendorong kemandirian dalam mengambilan keputusan dan pengelolaan pembagunan. Sedangkan tujuan khususnya meliputi:

a. Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok

perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

b. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif dan

akuntabel.

c. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin pro-poor.

d. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi,

lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok peduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.

e. Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas pemerintah daerah

dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.

f. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan

budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.

g. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi

dalam pemberdayaan masyarakat Universitas Sumatera Utara

2.8.3 Jenis dan Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

Lingkup kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan pada prinsipnya adalah peningkatan kesejateraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin pedesaan secara mandiri melalui peningkatan partisipasi masyarakat terutama masyarakat miskin, kelompok perempuan dan kelompok yang terpinggirkan meningkatnya kapasitas kelembagaan dan pemerintah, meningkatnya modal sosial masyarakat serta inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna. Usulan kegiatan yang dapat di danai dalam PNPM Mandiri Pedesaan dapat diklasifikasikan atas 4 jenis kegiatan yang meliputi 1. Kegiatan pengembangan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin. 2. Peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat. 3. Kegiatan peningkatan keterampilan kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal. 4. Penambahan pemodalan simpan pinjam untuk kelompok perempuan

2.8.4 Prinsip Dasar Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

PNPM Mandiri Pedesaan Menekankan Prinsip-Prinsip Dasar sebagai berikut: a. Transparansi dan Akuntabilitas. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggung-gugatkan, baik secara moral, teknis, legal maupun administratif. Universitas Sumatera Utara b. Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah atau masyarakat, sesuai dengan kapasitasnya. c. Keberpihakan pada Orang Masyarakat Miskin. Semua kegiatan yang dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung d. Otonomi. Masyarakat diberi kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakarsa. e. Pelibatan Masyarakat. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong-royong menjalankan pembangunan f. Prioritas Usulan. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan, kegiatan mendesak dan bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya masyarakat, dengan mendayagunakan secara optimal berbagai sumberdaya yang terbatas. g. Kesetaraan dan Keadilan Gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan tersebut. h. Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar-pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan i. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tidak hanya untuk saat ini tetapi juga di masa depan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Universitas Sumatera Utara Untuk kegiatan yang didanai dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaa Mandiri pedesaan dapat diklasifikasi atas 4 kegiatan yaitu: 1. Kegiatan pembanguan dan perbaikan sarana dan prasana dasar yang memberikan manfaat baik dalam jangka waktu baik panjang maupun pendek,secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin. 2. Pelayanan kesehatan. 3. Pelayanan dan kegiatan peningkatan kapasitas. 4. Penambahan pemodalan simpan pinjam khusus perempuan SPP Di Desa Longkotan dalam rangka pelaksanaan PNPM MP kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan simpan pinjam perempuan dalam penambahan permodalan untuk membuka usaha dikelompok.

2.8.5 Sasaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

1. Lokasi Sasaran Lokasi sasaran PNPM MP meliputi seluruh kecamatan pedesaan di Indonesia yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan tidak termasuk kategori kecamatan- kecamatan yang bermasalah dalam PPK\PNPM Mandiri pedesaan. 2. Kelompok Sasaran a.Rumah tangga miskin di pedesaan. b. Kelembagan masyarakat di pedesaan. c. kelembagan pemerintahan lokal Kementerian Dalam Negeri RI, 2008:3 2.9.Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan 2.9.1. Pengertian Simpan Pinjam Perempuan Merupakan kegiatan pemberian pemodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam. Adapun yang menjadi tujuan umum program Sinjam Universitas Sumatera Utara Pinjam Perempuan adalah untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam di pedesaan, kemudahan akses perdanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan perdanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagan kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja. Sedagkan tujuan khusus adalah: 1. Mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha ataupun sosial dasar 2. Memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan peluang usaha. 3. Mendorong penguatan kelembagan simpan pinjam perempuan. Ketentuann Dasar Program Simpan Pinjam Perempuan: a. Kemudahan, artinya masyarakat miskin dengan mudah dan cepat mendapatkan pelayanan pendanan kebutuhan tanpa syarat agunan. b. Terlembaga, artinya dana kegiatan simpan pinjam perempuan disalurkan melalui kelomok yang sudah mempunyai tata cara dan prosedur yang baku dalam pengelolaan simpan dan pengelolaan pinjaman. c. Keberdayaan, artinya proses pengelalaan didasari oleh keputusan yang profesioanal oleh kaum perempuan dengan mempetimbangkan pelestarian dan pemgembangan dana bergulir guna meningkatkan kesejahteraan. d. Pengembangan, artinya setiap keputusaan pendanaan berorientasi pada peningkatan pendapatan sehingga meningkatkan pertumbuhan aktivitas ekonomi masyarakat pedesaan. Universitas Sumatera Utara e. Akuntabilitas, artinya dalam melakukan pengelolaan dana bergulir dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

2.9.2 Ketentuan Pendanaan Bantuan Langsung Masyarakat

Dalam bantuan langsung masyarakat dana yang disediakan oleh PNPM MP untuk mendanai kegiatan usaha melalui proses perencanan dengan ketentuan alokasi kegiatan Simpan Pinjam Perempuan per kecamatan maksimal 23 dari alokasi Bantuan langsung Masyarakat. Dengan ketentuan kelompok Simpan Pinjam Perempuan sebagai berikut: 1. Kelompok yang dikelola anggotanya perempuan yang satu sama saling mengenal, memiliki kegiatan tertentu dan pertemuan rutin yang sudah berjalan sekurang- kurangnya satu tahun. 2. Mempunyai kegiatan simpan pinjam dengan aturan pengelolaan dana simpanan dan dana pinjaman yang telah disepakati. 3. Telah mempunyai modal dan simpanan dari anggota sebagai sumber dana pinjaman yang diberikan kepada anggota. 4. Kegiataan simapan pinjaman kelompok masih berlangsung dengan baik. 5. Mempuyai organisasi kelompok dan administrasi secara sederhana Depertemen Dalam Negeri RI, 2008:58-59

2.9.3 Mekanisme Pengelolaan

Mekanisme tetap mengacu pada alur kegiatan PNPM MP akan tetapi perlu memberikan beberapa penjelasan dalam tahapan sebagai berikut: a. Musyawarah Antar Desa Sosialisai Dalam musyawarah antar desa sosialisai lakukan sosialisasi ketentuan dan persyaratan untuk kegiatan Sinpan Pinjam Perempuan sehinga pelaku-pelaku tingkat tingkat desa memahami adanya kegiatan SPP dan manfaatnya. Universitas Sumatera Utara b. Musyawarah Desa Sosialisai Musyarawah desa sosialisasi dilakukan sosialisasi ketentuan dengan persyaratan untuk kegiatan SPP ditinggat desa sehingga pelaku-pelaku tinggat desa memahami adanya kegiatan SPP dengan melakuan proses berlanjut c. Musyawarah Dusun Identifikasi kelompok sesuai dengan ketentuan tersebut termasuk kondisi anggota. Kader melakukan identifikasi perkembangan kelompok SPP dan melakuakan kategorisasi kelompok yang terdiri dari kelompok pemula, kelompok berkembang dan kelompok siap. Proses kategorisasi kelompok mengacu pada ketentuan kategori perkembangan kelompok rumah tangga miskin yang belum menjadikan anggota kelompok agar dilakukan tawaran dan fasilitasi untuk menjadi anggota kelompok sehingga menjadi pemanfaat, proses yang terakir adalah hasil musyawarah dusun dituangkan dalam berita acara dengan dilampirkan daftar kelompok yang diidentifikasi, kelompok SPP dengan daftar manfaat yang diusulakan, peta sosial dan peta rumah tangga miskin, rekap kebutuhan manfaat. d. Musyawarah Desa dan Musyawarah Khusus Perempuan Merupakan tahapan seleksi ditingkat desa adalah: 1. Penentuan usulan desa adalah proses penentuan keputusan usulan desa yang akan dikompetisikan ditingkat kecamatan, penentuan usulan ini melalui keputusan musyawarah khusus perempuan. 2. Hasil keputusan ini melalui musyawarah khusus perempuan merupakan usulan desa untuk kegiatan SPP. Hasil keputusan diajuakan berdasarkan kelompok-kelompok yang diajukan dalam paket usulan desa. 3. Dalam penulisan usulan kelompok adalah tahapan yang menghasilkan proposal kelompok yang akan dikompetiskan di tingkat kecamatan. Dalam usulan kegitan SPP Universitas Sumatera Utara paling tidak harus memuat sebagai berikut: Sekilas kondisi kelompok SPP, gambaran usaha dan daftar calon manfaat e. Hal- Hal Harus Diperhatikan Dalam Proses Verifikasi Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan adalah: 1. Penetapan formulir verifikasi. Penetapan formulir verifikasi merupakan proses penyesuaian dengan format- format formulir Verifikasi 2. Proses Pelaksanan Verifikasi. Verifikasi kelompok SPP mencakup pengalaman kegiatan Simpan Pinjam persyarakat kelompok, kondisi kegiatan simpan pinjam, penelian khusus, jumlah RTM, dan Penelian Kelompok. f. Musyarawarah Antara Desa Prioritas Usulan Evaluasi akhir model prioritas kebutuhan dengan mempertimbangan hasil verifikasi yang mengutamakan calon pemanfaat Rumah Tangga Miskin lalu dilakukan perangkingan. Hasil perangkingan kegiatan SPP sehingga sesudah dapat ditentukan kelompok -kelompok layak yang akan ditandai dari BLM. Utuk kelompok yang layak dan didanai BLM tahap selanjutnya adalah selajutnya adalah melakukan penyempurnaan dokumen usulan Misalnya Kartu Tanda Penduduk, Perjanjian Pinjaman dan sebagainya. Kompetisi kelompok SPP ini mempertimbangan pengurangan Rumah Tangga Miskin, kategori kelompok, kelayakan kelompok pengusul. g. Musyawarah Antara Desa Penetapan Usulan Pada tahap ini keputusan pendanaan mencakup penentuan pendanan usulan dengan menentukan kelompok-kelompok yang memenuhi syrat perangkingan yang ditangai dengan Universitas Sumatera Utara dana BLM PNPM. Dalam musyawarah antar desa penetapan usulan ini dimungkin adanya mundurnya kelompok yang akan didanai sesua dengan MAD. Prioritas usulan sehingga rangking selanjutnya yang akan menerima, jika terjadi tidak sama jumlah kebutuhan pada kelompok terakhir maka agar di putuskan melalui permusyawarah. Bagi kecamatan yang telah mengelola dana bergulir PNPM maka MAD ini dapat juga dilakukan proses MAD perguliran. h. Penetapan Persyaratan Penetapan persyaratan pinjaman yang terutang dalam perjanjian pinjaman yang paling tidak mencakup hal-hal berikut: Penentuan jasa pinjaman dengan ketentuan, jangka waktu pinjaman sumber dana BLM PNPM MP maksimal 12 bulan, angsuran langsung dari kelompok ke unit pengelola kegiatan. i. Pencairan Dana Ketentuan pencairan dana bantuan langsung masyarakat adalah pencairan melalalui desa yang dilakukan 100 persen pada setiap, kelomok, bersamaam ketua TPK memberikan dan SPP setelah menguraikan Operasional UPK dua persen dan opersaional desa tiga persen, setelah itu kelompok membuat perjanjian pinjam dengan UPK sebagai lampiran kuaitansi serta menyerahkan kuitansi permanfaat kepada UPK setelah itu dilanjutkan dengan pengelolahan dokumen administrasi di UPK maupun dikelompok. j. Penetapan Daftar Tunggu Daftar tunggu ditetapkan diberita acara selain menetapkan daftar tunggu juga menetapkan mekanisme, dan persyaratan dalam pendanan kelompok yang termasuk daftar tunggu. k. Pelestarian dan Pengembangan Masyarakat Dasar-dasar dalam mewujudkan pelestarian kegiataan adalah: 1. Adapun dana program simpan pinjam perempuan yang produktif dan bertambah jumlah untuk penyedian kebutuhan pendanaan masyarakat miskin. Universitas Sumatera Utara 2. Adanya pelestarian prinsip Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri pedesaan keberpihakan kepada orang miskin dan transparansi. 3. Penguatan kelembagaan baik dalam aspek pedoman ataupun kelembagan kelompok 4. Pengembangan usaha terutama layanan kepada masyarakat dan pemodalan. Sedangkan pengembangan kelompok SPP diarahkan sebagai lembaga pengelola simpan dan pinjaman yang profesional, akuntabel sehingga mampu menarik Depatermen Dalam Negeri RI,2008:59-64 Tabel 2.1 Perkembangan Kelompok Indikator nilai = 1 nilai = 2 nilai = 3 nilai = 4 Ikatan Pemersatu ikatan pemersatu adalah domisili atau geografis atau keluarga ikatan pemersatu kegiatan kemasyarakatan atau ekonomi kurang dari satu tahun ikatan pemersatu kegiatan kemasyarakatan atau ekonomi antara satu tahun sampai tiga tahun ikatan pemersatu kegiatan kemasyarakata n atau ekonomi lebih dari 3 tahun Kegiatan Anggota Untuk Tujuan Bersama belum mempunyai kegiatan secara rutin mempunyai kegiatan tetapi belum terencana dengan baik mempunyai kegiatan secara rutin mempunyai kegiatan secara rutin dan terencana dengan baik belum mempunyai pengurus yang pengurus mempunyai pertemuan tetapi belum secara pengurus mempunyai pertemuan rutin tetapi belum pengurus mempunyai pertemuan rutin dan Universitas Sumatera Utara Indikator nilai = 1 nilai = 2 nilai = 3 nilai = 4 Pengurus disepakati oleh anggota rutin mempunyai agenda pertemuan terencana mempunyai agenda pertemuan yang terencana dengan baik. Aturan Kelompok belum ada kesepakatan untuk mencapai tujuan mempunyai kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama tetapi tidak secara tertulis mempunyai aturan tertulis tetapi belum seluruhnya dilaksanakan mempunyai adart yang telah dilaksanakan dengan baik Iuran Anggota belum mempunyai iuran anggota secara wajibtetap mempunyai iuran tetapi belum mencukupi untuk operasional kelompok mempunyai iuran wajib dan sukarela untuk operasional kelompok mempunyai iuran wajib dan simpanan sebagai modal usaha kelompok Administrasi Kelompok belum mempunyai administrasi secara tertulis mempunyai administrasi tertulis tetapi belum mempunyai laporan tertulis mempunyai administrasi tertulis dan mempunyai laporan tertulis tetapi belum secara rutin dipertanggung jawabkan mempunyai administrasi tertulis dan mempunyai laporan tertulis dan secara rutin dipertanggung jawabkan

2.10. Kerangka Pemikiran.

Indonesia memiliki persoalan kemiskinan yang sudah sejak lama menjadi masalah yang tidak kunjung diselesaikan, upaya untuk menangulangi harus menggunakan pendekatan multidisplin yang berdemensi pemberdayaan-pemberdayaan yang harus memadukan aspek- aspek penyadaran, peningkatan dan kapasilitas. Pemerintahan melalui kegiatan PNPM-MP seperti: Universitas Sumatera Utara 1. Kegiatan pembagunan atau perbaikan sarana dan prasarana. 2. Kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk pelatihan pengembangan. 3. Keterampilan masyarakat atau pendidikan non formal. 4. Penambahan permodolan simpan pinjam kelompok perempuan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan adalah salah satu program pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah untuk mempercepat menaggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Sasaran PNPM MP masyarakat miskin yang ada di perdesaan, termasuk di dalamnya kaum perempuan, seperti halnya : kaum perempuan di Desa Longkotan yang turut serta menjadi sasaran dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Salah satu kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan yang ada di Desa Longkotan, Secara umum kegiatan Simpan Pinjam Perempuan untuk Mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanan usaha skala mikro, pemuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagan kegiatan kaum permpuan dan mendorong penaggulangan rumah tangga miskin. Sedangkan tujuan khusus program simpan pinjam perempuan yakni, mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha, memberikan kesempatan perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan peluang usaha, dan mendorong penguatan kelembagaan pada kegiatan simpan pinjam perempuan. Untuk melihat keefektifitas pelaksanaan Kegiataan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi. Indikator pada efektivitasnya Yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Ketepatan Sasaran Program, merupakan ketepatan kelompok yang layak mendapatkan pinjaman. 2. Keberhasilan pelaksanaan, merupakan hasil nyata dari kelompok SPP melalui kegiatan simpan pinjam. 3. Kepuasan terhadap program, merupakan perkembagan anggota kelompok dari pinjaman yang diperoleh. 4. Tujuan dan manfaaat, merupakan hasil yang diharapkan dari suatu program yaitu pengurangan rumah tangga miskin dan mencipkan lapangan kerja. 5. Perubahan Nyata, merupakan ketepatan waktu para anggota kelompok dalam mengembalikan pinjaman Bagan 2.1:Bagan Alur Pikiran PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN Kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Punggaa Kabupaten Dairi Indikator Efektivitas Pelaksanaan Program 1. Ketepatan sasaran program 2. Keberhasilan pelaksanaan 3. Kepuasaan terhadap program 4. Tujuan dan manfaat 5. Perubahan Nyta 6. Program Simpan Pinjam Perempuan Universitas Sumatera Utara 2.11. Defenisi konsep Dan Defenisi Operasional 2.11.1. Defenisi konsep Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Untuk menghindari salah satu pengertian atas makna konsep-konsep yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian harus menegaskan dan membatasi maka konsep-konsep yang diteliti. Perumusan defenisi konsep dalam suatu penelitian menunjukan bahwa penelitian ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti. Jadi defenisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu yang dianut dalam suatu penelitian Siagian, 2012:136- 138 Untuk memenuhi pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka penelitian membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut: Efektif Tidak Efektif Universitas Sumatera Utara 1. Yang dimaksud dengan Efektivitas dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini keberhasilan suatu progam atau kegiatan dalam Pemberdayaan menujukkan pada kemampuan orang. khususnya kelompok yang rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuasaan atau kemampuan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan yang sebelumnya oleh suatu kelompok suatu organisasi. 2. Yang dimaksud dengan Pemberdayaan dalam penelitian ini adalah menujukkan pada kemampuan orang. khususnya kelompok yang rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuasaan atau kemampuan dalam. 3. Yang dimaksud dengan Program Nasional pemberdayaan Masyarakat mandiri pedesaan adalah dalam penelitian ini adalah suatu mekanisme program pemberdayaan masyrakat yang dilakukan PNPM MP dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja diwilayah pedesaan, untuk lebih mendorong upaya peningkatan kualitas hidup, kesejahteaan dan kemandirian masyarakat yang ada di pedesaan. 4. Yang dimaksud dengan kelomok Simpan Pinjam dalam penelitian ini adalah salah satu program kegiatan PNPM mandiri Pedesaan yang didalm memberikan pemodalan usaha untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam 5. Efektivitas Pelaksanaan Kegiataan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi dalam penelitian ini adalah suatu program untuk kemandirian masyarakat oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui program pemberdayaan Masyarakat.

2.11.2 Defenisi Operasional

Universitas Sumatera Utara Defenisi Operasional adalah langkah lanjutan untuk perumusan defenisi konsep, perumusan pada defenisi konsep ditunjukan untuk mencapai keseragaman pahaman tentang konsep-konsep baik berupa objek, peristiwa maupun fenomena sosial yang diteliti. Definisi Operasional ditunjukkan dalam upaya transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep- konsep penelitian dapat diobservasi. Siagian, 201:141 Adapun yang menjadi operasional dalam efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga- Pungga Kabupaten Dairi dapat diukur melalui indikator sebagai berikut: 1. Kesesuaian pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan yang direncanakan dengan pelaksanaan adalah kesesuaian pelaksanaan yang meliputi pemahaman program, tepat sasaran, tepat waktu, tercapainya tujuan dan perubahan nyata. Pemahaman program, meliputi: a. Sumber informasi responden tentang program SPP b. Pengetahuan responden mengenai syarat-syarat menjadi anggota SPP c. Pemahaman responden setelah mendapatkan informasi program SPP d. Pengenalan terhadap sesama Para anggota kelompok e. Pemahaman responden mengenai kegunaan dana permodalan dari Program Simpan Pinjam Perempuan f. Peranan fasilitator dalam sosialisasi Tepat sasaran, meliputi: a. Ikatan pemersatu responden b. Aturan kelompok c. Tipe rumah responden Universitas Sumatera Utara Tepat waktu, meliputi: a. Frekuensi mekanisme pengelolaan sampai pada tahap pencairan SPP b. Pelaksanaan penyuluhan SPP c. Keluhan responden mengenai keberlangsungan kegiatan SPP d. Frekuensi pengembalian dana pinjaman Tercapainya Tujuan, meliputi: a. Perkembangan kegiatan simpan pinjam b. Kemudahan dalam akses pendanaan usaha c. Terpenuhinya kebutuhan pendanaan usaha d. Meningkatkan upaya penanggulangan rumah tangga miskin Perubahan Nyata, meliputi Tabel:2.1 No Kriteria Sebelum Mengikuti Program Sesudah Mengikuti Program 1 Mata Pencairan Pokok 2 Peningkatan Peluang menabung keluarga 3 Tempat Responden Meminjam Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang sangat penting saat ini sehingga menjadi fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini sangat kompleks dan bersifat multidimensional, dimana berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya dan aspek lainnya. Kemiskinan di identik dengan suatu penyakit. Tidak seorang pun yang menginginkan dirinya miskin sebaliknya, merupakan cita-cita setiap orang untuk mampu memenuhi kebutuhan hidup dan dapat hidup secara layak dan baik. Kemiskinan berarti berbicara tentang harkat dan martabat manusia. Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal di balahan dunia, khususnya Indonesia yang merupakan negara yang berkembang, kemiskinan membuat banyak masyarakat Indonesia mengalami kesusahan dalam mempenuhi kebutuhan hidupnya. Kemiskinan dipicu karena masih banyak masyarakat yang mengalami pengangguran dalam bekerja. Pengangguran yang dialami sebagian masyarakat yang membuat sulitnya dalam mempenuhi kebutuhan hidup, sehingga angka kemiskinan selalu ada. http\\www.duniaesai.com\direktori\mengapa-kemiskinan-di indonesia-menjadi masalah.html diakses pada pukul 10.00 wib, Rabu 15 Januari 2014 Kemiskinan merupakan gejala kesempatan kemampuan seseorang atau sekelompok orang atau wilayah sehingga mempengaruhi daya dukung hidup seseorang tersebut, dimana pada suatu titik waktu secara nyata mereka tidak mampu kehidupan yang layak. Masalah kemiskinan hanya dapat dituntaskan apabila pemerintahan melakukan kebijakan serius yang memihak kepada masyarakat yang miskin, namun kebijakan yang dibuat ada juga memihak Universitas Sumatera Utara kepada masyarakat miskin, sehingga semakin memperburuk kondisi masyarakat miskin bahkan menyebabkan seseorang yang tidak miskin menjadi miskin. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkondisi, namun penangananya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal, dalam kehidupan mayarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan dari akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur, untuk itu perlu perubahan yang bersifat sistematik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan dari kemiskinan. Salah satu pendekatan yang dilakukan dan meningkatan kualitas kehidupan dan mengangkat harkat martabat keluarga miskin adalah pemberdayaan masyarakat. konsep ini sangat penting karena memberikan perspektif positif terhadap masyarakat miskin. Orang miskin tidak di pandang sebagai orang serba kekurangan, melainkan sebegai orang yang memiliki kemampuan yang dapat dimobilisasi untuk perbaikan kehidupan. konsep pemberdayaan memberi kerangka acuan mengenai matra kekuasaan power dan kemampuan kapabilitas yang melingkup sosial, ekonomi, budaya, politik, dan kelembagan Matias,2012: 10-11 Mengatasi kemiskinan tidak mudah merumuskan starategi dalam langkah-langkah untuk mengatasi dari kemiskinan tersebut.Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam upaya memahami secara holistik adalah dengan melakukan kajian tentang aspek-aspek kemiskinan itu sendiri yaitu Pertama, kemiskinan itu multidimensi sebagai suatu konsep yang multidimensi berakar dari kondisi kebutuhan manusia yang beraneka ragam. Kedua, kemiskinan yang saling berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketiga, kemiskinan itu adalah suatu fakta yang sering kita temui adalah, Pendapatan yang diperoleh sekelompok yang bermukim di tempat yang sama boleh sama, namun kualitas individu atau keluarga yang di miliki mungkin berbeda keadaan yang sedemikian sering mengkondisikan untuk mengidentifikasi kemiskinan Universitas Sumatera Utara itu benar-benar fakta yang bisa di ukur, sehingga dapat di klasifikasikan kedalam berbagai tingkatan, seperti: Miskin, Sangat miskin dan Sangat miskin sekali. Keempat, bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual maupun secara kolektif. Siagian, 2012:12- 15 Sehubungan dengan masalah kemiskinan PBB sendiri memliki agenda khusus untuk mengatasinya. Dalam Millenium Development Goals MDGs memiliki target tertentu sehubungan dengan upaya penyelesaikan kemiskinan di muka bumi ini. Kemiskinan sudah sejak lama menjadi masalah di Indonesia dan sampai sekarang belum menunjukkan tanda- tanda menghilang. Angka kemiskinan memberikan informasi masih banyaknya jumlah penduduk miskin. Sampai saat ini jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup banyak. Jika menggunakan definisi Badan Pusat Statistik BPS Pada 2012, penduduk miskin sekitar 12,5 Persen atau 29,13 juta jiwa. Sementara pada tahun 2013 pada angka 11,23 . Persentase ini setara dengan 27,48 juta penduduk. Jika kemiskinan versi Bank Dunia, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada 2013 mencapai 97,9 juta juta jiwa, atau setara dengan 40 persen penduduk. http:\\www. Republika.co.id. berita\ekonomi. Diakses pada 10.00 Wib. Jumat 17 Januari 2014 Berdasarkan Badan Pusat Statistik kabupaten Dairi pada tahun 2009 tercatat penduduk miskin sebesar 10,3 persen dari jumlah penduduk 273.851 jiwa data ini menunjukkan jumlah penduduk miskin di kabupaten dairi berkisar 27.467 jiwa dengan garis kemiskinan sebesar Rp 196.523 perbulan perkapita. Walaupun tinggkat kemiskinan terus mengalami penurunan tetap saja terasa belum maksimal melihat usaha pertanian di kabupaten Dairi sangat berpotensial.http:\\rahimberutu.blogspot.com\2011\02\menanggulangi kemiskinan di indonesia.Kabupaten-Dairi-html diakses pada Pukul 15.00 Wib Jumat 17 Januari 2014 Universitas Sumatera Utara Angka kemiskinan yang berdasarkan data badan pusat statistik menunjukan bahwa fenomena kemiskinan di Indonesia belum menemukan solusi yang tepat. Pedekatan pemerintahan yang semula Top Down mulai diubah menjadi Bottom Up dari bawah ke atas yakni yang mendengar dan melihat apa yang terjadi kebutuhan rakyat. Meskipun dalam praktik dan realitas masih banyak oknum pemerintahan yang alergi menerima dan mendengar apa keinginan dan kebutuhan masyarakat Matias,2012:14-15 Berbagai upaya telah dilakukan bangsa Indonesia untuk penaggulangan kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Dimulai sejak periode Tahun 1974- 1988, pemerintahan meluncurkan program seperti: Bimas Bimbingan Massal, Inmas Intensifikasi Massal, Transmingrasi. KIK Kredit Investasi Kecil, KUK Kredeit Usaha Kecil, KCK Koperasi Candak Kula. Kemudikan periode tahun 1988-1994, pemerintahan Indonesia meluncurkan program Seperti: PKT, Indeks Desa Tertinggal, tapi masih ditemui beberapa kelemahan diantaranya peran pemerintah masih sangat dominan dan wilayah- wilayah perkotaan belum tersentuh sama sekali. Periode 1994-1998, Pemerintah Indonesia membuat dasar program yang berorientasi khusus pada program Menanggulangi Dampak Krisis Ekonomi, Padat Karya, P3DT Program Pengembangan Prasarana Desa Tertinggal. Namun demikian program ini baru berkembang secara sektoral http: www.p2kp.orgwartafilesuup3_kmw4_Harmonisasi_Program pemberdayaan diaskes pukul 10.00 19 Maret 2014 Upaya Pemerintahan Indonesia dalam mengatasi kemiskinan telah dilakukan dengan berbagai program penaggulangan kemiskinan, tetapi hasilnya tidak menujukan signifikan. Munculnya usaha bersama untuk tujuan produktif tidak selalu berasal dari keinginan masyarakat, akan tetapi inisiatif dari luar yang kemudian dilaksanakan di dalam masyarakat. Hal ini yang membuat masyarakat semakin terpuruk dalam kemiskinan. Universitas Sumatera Utara Dalam pelaksanan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM Mandiri Perdesaan menarik untuk dibahas karena pertama, masalah kemiskinan adalah masalah global yang hampir dialami oleh setiap Negara di dunia ini, kedua PNPM Mandiri Pedesaan diangaap sebagai solusi terbaru dalam mengataskan kemiskinan di pedesaan setelah program-program pemerintahan yang sebelumnya diangaap kurang mampu atau kurang maksimal dalam menekan angka kemiskinan di Indonesia. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM Mandiri Perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan PPK. Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air. Dalam pelaksanaannya, program ini memusatkan kegiatan bagi masyarakat Indonesia paling miskin di wilayah perdesaan. Program ini menyediakan fasilitasi pemberdayaan masyarakatkelembagaan lokal, pendampingan, pelatihan, serta dana Bantuan Langsung untuk Masyarakat BLM kepada masyarakat secara langsung. Besaran dana BLM yang dialokasikan sebesar Rp750 juta sampai Rp3 miliar per kecamatan, tergantung jumlah penduduk. PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat diajak terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan dan pelestariannya. http:www.P2KPPNPM Perkotaan.org .diakses Pada Pukul 10.00 Wib,8 April 2014 Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah binaan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa PMD, Kementerian Dalam Negeri. Program ini Universitas Sumatera Utara didukung dengan pembiayaan yang berasal dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN, alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, dana pinjamanhibah luar negeri dari sejumlah lembaga pemberi bantuan dibawah koordinasi Bank Dunia. Menurut Program ini, akar permasalahan kemiskinan terletak pada manusia itu sendiri sehingga upaya penaggulangan pun harus mentitik beratkan pada pemberdayaan masyarakat manusia itu sendiri, yaitu mendorong manusia agar dapat menemukan jati dirinya sebagai pengelola alam semesta. Program PNPM Mandiri Pedesaan dilakukan merupakan proses pemberdayaan kepada seluruh masyarakat untuk memahami potensi, masalah dan karakteristik yang ada di masyarakat.http: PNPM Mandiri Pedesaan diakses pada pukul 15:00 wib, 17 Januari 2014 Pada Tahun 2007, program pemberdayaan masyarakat terbesar ini telah menjangkau lebih dari separuh desa termiskin di tanah air. Pada 2007 pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan PNPM-PPK menjangkau 26.724 desa dari 1.837 kecamatan di 32 provinsi. Pada 2008, PNPM Mandiri Perdesaan dinikmati di 34.031 desa dari 2.230 kecamatan di 32 provinsi di tanah air. Sedangkan pada 2009, jumlahnya mencapai 50.201 desa dari 3.908 kecamatan di tanah air. Jumlah tersebut belum termasuk desa yang memperoleh pendanaan dari program-program lain yang melekat pada PNPM Mandiri Perdesaan, seperti PNPM Generasi Sehat dan Cerdas PNPM-Generasi PNPM Mandiri Perdesaan pada tahun 2009 telah menjadi motor penggerak dalam mendinamisir dan mempercepat pembangunan di desa. Partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan pelaksanaan program mencapai 17.193.014 orang, dari jumlah tersebut 55 persen berasal dari keluarga Rumah Tangga Miskin RTM. Demikian juga halnya dengan keterlibatan kaum perempuan pada setiap tahap proses perencanaan, dari 40 persen yang ditargetkan meningkat menjadi 48 persen. Bahkan, pemanfaatan dana BLM dibidang ekonomi yang dilakukan melalui kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP, saat ini telah mencapai Rp1,9 triliun, yang disalurkan sebagai Universitas Sumatera Utara pinjaman bergulir bagi 189.888 kelompok masyarakat.http:www.pnpm.mandiri.orgindex.option-com diakses pada pukul 10:00 wib, Jumat 11 April 2014 Jenis kegiatan PNPM mandiri pedesaan yaitu : 1 kegiatan pembagunan atau perbaikan sarana dan prasarana dasar yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi rumah tangga miskin, 2 Peningkatan di bidang pelayanan dan kesehatan dan pendidikan termasuk kegiatan pengembangan keterampilan masyrakat, 3 kegiatan peningkatan keterampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal, 4 Penambahan pemodalan untuk kelompok perempuan Departemen dalam negeri RI, 2008: penjelasan IV. Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Pedesaan di kecamatan Silima Pungga-Pungga adalah pembagunan fisik dan prasarana dan simpan pinjam perempuan yang penyaluran dananya diberikan kepada Tim Pengelola kegiatan di pedesaan melalui Unit Pengelola Kegiatan UPK, sekretaris dan bendahara yang ada di kecamatan. kehadiran PNPM Mandiri Pedesaan, di harapkan masyarakat dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki semakin baik dan mengurangi angka kemiskinan, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat. Lingkup pada kegiatan PNPM Mandiri pedesaan pada prinsipnya adalah peningkatan kesejahteraan dan peningkatan kesempatan kerja masyarakat misikin pedesaan secara mandiri melalui peningkatan partisipasi masyarakat terutama masyarakat miskin kelompok perempuan dan kelompok yang terpinggirkan. Meningkatkan kapasitas kelembagnan masyarakat dan pemerintah. Meningkatkan modal sosial masyarakat serta inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna. Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang termasuk penerima Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan. Di kabupaten Universitas Sumatera Utara Dairi PNPM MP mulai terlaksana pada tahun 2007. Dari 15 kecamatan yang ada di kabupaten Dairi yang menjadi peserta PNPM MP hanya 11 kecamatan, salah satu diantaranya di kecamatan Silima Pungga-Pungga dengan ibukota Parongil. Di kecamatan ini mencakup 15 Desa antara lain, Bakal Gajah, Bonian, Lae Ambat, Lae Pangaroan, Lae Pangginuman, Lae Rambong, Longkotan, Palipi, Polling Anak-Anak, Siboras, Siratah, Sumbari, Tungtung Batu, Uruk Belin. Sejak tahun 2007 hingga sekarang sudah banyak mendapatkan manfaat. Desa Longkotan merupakan salah satu desa dikecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi yang menjadi sasaran kegiatan simpan pinjam perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan berjalan sejak Tahun 2012. Dana PNPM-MP lebih banyak digunakan pada kegiatan pembagunan atau perbaikan sarana dan prasarana. Sesuai dengan kesepakatan hasil musyawarah antar warga. Simpan Pinjam Perempuan yang merupakan kegiatan pemberian pemodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam. Penduduk kecamatan Silima Pungga-Pungga ketika mengajukan proposal cenderung mengusulkan jenis kegiatan simpan pinjam perempuan di musyarawarah desa masing-masing, karena masyarakat lebih memilih mendapatkan bantuan berupa tujuangan modal dibandingakan pembagunan fisik. Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Di Desa Longkotan dalam bentuk SPP ada sebanyak 5 lima kelompok SPP dengan Jumlah anggota sebanyak 50 orang, dana yang diterima sebanyak Rp.170.000.000. Dana tersebut dipergunakan untuk membuat usaha-usaha para kaum ibu-ibu di desa Longkotan, jenis usaha yang dibuat pada kelompok tersebut berupa makan ringan yang terbuat dari singkong, karena di desa Longkotan masyarakat mata pencairan sebagai petani dan usaha-usaha kecil. Salah satu masalah yang kerap kali dijumpai dalam kegiatan simpan pinjam perempuan adalah para anggota kelompok yang tidak membayar angsuran sebagaimana waktu yang telah ditetapkan dalam musyawarah. Universitas Sumatera Utara Kemungkinan pada anggota kelompok tersebut tidak mau membayar karena tidak memiliki uang untuk membayaran angsuran terhadap pihak UPK padahal dana pengembalian pinjaman akan digulirkan kembali kepada warga lain untuk tambahan modal usaha. Program Simpan Pinjam Perempuan dilihat sebagai peluang yang sangat menguntungkan khususnya bagi warga masyarakat khususnya bagi warga masyarakat di Desa Longkotan, karena bungga pinjaman yang rendah dibandingkan dengan bunga pinjaman koperasi atau bank. Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan bertujuan untuk menggembangkan potensi Perempuan di perdesaan, kemudian untuk mendapatkan modal usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar dan kelembangan kegiatan kaum perempuan serta mendorong penggurangan rumah tangga miskin dan menciptakan lapangan kerja PTO PNPM Mandiri Pedesaan, 2008: Penjelasan IV. Kehadiran kegiatan simpan pinjam perempuan disadari oleh penduduk Kecamatan Silima Pungga- Pungga dapat memberi dampak yang positif bagi rumah tangga miskin serta kesejahteraan diperdesaan serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan berkembangnya usaha sehingga dapat terwujudnya dari program Simpan Pinjam Perempuan. Bedasarkan latar belakang penulis tertarik untuk membuat judul “ Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan adalah “Bagaimana Efektivitas Pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi Universitas Sumatera Utara 1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menetahui Efektivitas Pelaksaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam rangka: 1 Secara Teoritis: Hasil penelitian ini dapat menambah referensi dan wawasan pengetahuan, sehingga masyarakat mengalami perubahan dari sebelumnya powerless menjadi powerfull yang dibuktikan dari kemampuan menjalankan fungsi sosialnya secara baik. 2. Secara praktis: Diharapkan dapat memberikan referensi serta bahan kajian pengembangan konsep teori pengembangan masyarakat dan kemiskinan. Universitas Sumatera Utara

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini yaitu:

BAB I:Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang penelitian, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat serta sistematika penulisan. BAB II: Tijauan Pustaka Bab ini menguraikan tentang teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III :Metode Penelitian

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian,lokasi penelitian, subjek penelitian,teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.

BAB IV: Deskripsi Lokasi penelitian

Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian yang berhubungan dengan objek yang akan penetiti.

BAB V:Analisa Data

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari penelitian dan analisis data tersebut.

BAB VI :Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL IMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Iin Mai Saroh BoangManalu Nim : 100902020 ABSTRAK Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga- Pungga Kabupaten Dairi Pembagunan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat tidak mungkin dipisahkan, program- program yang dibuat pemerintah untuk pembagunan di pedesaan belum sepenuhnya melibatkan masyarakat, sehingga masih banyak program pembagunan desa yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pendekatan pemerintah yang semula bersifat dari atas ke bawah di ubah menjadi dari bawah ke atas, yakni yang mendengar dan melihat apa yang terjadi pada kebutuhan rakat. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan di pedesaan pemerintah membentuk program seperti, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan. Penelitian ini ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-pungga Kabupaten Dairi. Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskriftif yang bertujuan untuk menggambarkan mengenai Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasioanal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 50 orang yang mendapatkan pencairan dana pada tahun 2012 di Desa Longkotan kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel tunggal yang di jelaskan berdasarkan hasil penelitian di lapangan. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasioanal Pemberdayaan Masyarakat Mandir Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi adalah efektif, khususnya kaum perempuan Di Desa Longkotan mendapatkan perubahan nyata dilihat dari mata pencaharian responden yaitu rata-rata beralih menjadi wiraswasta. Universitas Sumatera Utara Kata Kunci: Efektivitas, Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ABSTRAK The Effectiveness of The Implementation Activity Women’s Saving and Loans Programs National Program Community Empowerment In Rural Areas In The Village Longkotan of Silima Pungga- Pungga Sub-district Dairi Social development society and community empowerment may not be separeted, programs made the govverment for the devopment in urban, not yet fully involving the people so there are lots of development programs the village of which do not carrespond to the needs of the people. Approach goverment originally from top to bottom in wages be from the bottomup,in the listen and see what happens of the people. To overcome poverty problem in urban the goverment to form a program like national community empowerment program mandiri village.This research aimed at the Implementation activity women’s Saving and Loans Programs National Program Community Empowerment In Rural Areas In The Village Longkotan of Silima Pungga-Pungga Sub-district Dairi. This re search appertain type desriptive aimed at the implementation Activity Women’s saving and loans. The number of the population in this research as many as 50 people get the disbursement of in the fical year 2012 in the village Longkotan of silima Pungga-Pungga sub-district Dairi. Engineering analysis of data in research using a tabel described. Based on analysis of data, inconclusive effectivess of the Implememtation Activity Women’s Saving and Loans Programs National Program Community Empowerment In Rural Areas In The Village Longkotan of Silima Pungga-Pungga Sub- district Dairi was effetively. Special women’s In The Village Longkotan Achieve the goal see from livelihood namely averege switch into barefoot entrepreneurs. Keyword: Effetiveness, Activity Wome n’s Saving and Loans Programs National Program Community Empowerment In Rural Areas Universitas Sumatera Utara EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DI DESA LONGKOTAN KECAMATAN SILIMA PUNGGA- PUNGGA KABUPATEN DAIRI Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Di Susun Oleh: Iin Mai Saroh BoangManalu 100902020 DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk diperhatankan oleh: Nama : Iin Mai Saroh BoangManalu Nim : 100902020 Departemen : Ilmu Kesejahteraan Sosial Judul : Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi Medan, Juli 2014 PEMBIMBING Drs. Bengkel,M. Si Nip. 19630103 198903 1 003 KETUA DEPARTEMEN Hairani Siregar, S.Sos, MSP Nip. 19710927 199801 2 001 DEKAN FISIP USU Prof. Dr. Badaruddin, M. Si Nip.19680525 199203 1 0 Universitas Sumatera Utara Kata Pengantar Puji syukur penulis ucapkan kepada Allha swt yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul’’ EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DI DESA LONGKOTAN KECAMATAN SILIMA PUNGGA- PUNGGA KABUPATEN DAIRI’’. Skripsi ini ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana sosial pada Departeman Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Selama penyusunan skripsi ini penulis menyadari, akan sejumlah kekurangan dan kelemahan sehingga mengurangi nilai kesempurnaannya, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan,kemampuan dan pengalaman penulis. Banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, unuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hairani Siregar, S. Sos, M,SP,Selaku ketua jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Bengkel Ginting, M.Si, Selaku dosen pembimbing dan telah bersedia

membimbing,meluangkan waktu, tenaga, kesabaran dan memberikan dukungan serta membagi ilmunya selama penulisan skripsi ini. Terima Kasih Pak Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Mastauli Siregar,S.Sos Msi ,selaku pembimbing Akademik selama dibangku

perkulihan Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU, terima kasih bu atas nasehat dan dukungan selama ini, mulai semester awal samapi saat ini, selalu memberikan motivasi supaya lebih rajin dan giat dalam belajar. 5. Seluruh Dosen Pegawai Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU yang telah membimbing dan membantu administrasi penulis, serta memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda Kadir BoangManalu, S.IP, dan Ibunda Rohmalem Bako.yang sabar memberikan dorongan, semangat dan pengorbanan yang tiada tara yang tidak dapat diimbagi dengan materi apapun serta memberikan doa, memberikan motivasi, memberi dukungan baik moral dan material selama perkulihan hingga sampai tahap penyelesaian skripsi ini. Cucuran keringat, jasa-jasa dan air mata didalam doa kalian tidak akan saya lupakan. Terima Kasih buat semua doa Ayahanda dan ibunda yang senang tiasa mengiringi langkahku, Terima kasih buat orang tua tercinta. 7. Kepada Kakak Irma Vivi Khairina BoangManalu S.S, yang memberikan semangat dan doa selama penulisan skripsi ini, Adik-adik penulis Lolo Azlan BoangManalu yang membantu serta memberi semangat dalam penulisan skripsi ini semoga cepat selesai kuliah mu dek, Abdan Yunan BoangManalu semangat dalam belajar dek supaya masuk PTN yang kamu inginkan,terima kasih pudan kami Kiki Sohna BoangManalu yang memberikan semangat dan doa, Semoga masuk SMA yang kamu inginkan, Aamiin

8. Kepada Bapak Patar Simbolon, selaku kepala Desa Longkotan, Staff Pegawai

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 5 125

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 0 17

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 0 2

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 0 11

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 0 33

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 0 3

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 0 13

Cover Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima PunggaPungga Kabupaten Dairi

0 0 17

Abstract Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima PunggaPungga Kabupaten Dairi

0 0 2