Ekstraksi Isolasi Senyawa SteroidTriterpenoid

33 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa serbuk simplisia dan ekstrak etanol mengandung saponin, karena pada uji busa terbentuk busa yang stabil melalui pengocokkan dengan air panas dan tidak hilang dengan penambahan HCl 2 N. Serbuk simplisia dan esktrak etanol teripang positif mengandung glikosida, pada penambahan pereaksi Molish dan asam sulfat pekat terbentuk cincin ungu Depkes RI, 1995. Ketiganya positif mengandung steroidtriterpenoid yang berwarna biru-hijau hingga merah ungu setelah penambahan pereaksi Liebermann-Burchard Robinson, 1995.

4.4 Ekstraksi

Sejumlah 350 g serbuk simplisia diekstrasi dengan cara perkolasi menggunakan pelarut etanol 96 sehingga diperoleh ekstrak etanol sebanyak 22,4 g. Fraksinasi ekstrak etanol dilakukan menggunakan metode ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-heksana sehingga diperoleh ekstrak n-heksana sebanyak 2,06 g.

4.5 Isolasi Senyawa SteroidTriterpenoid

Analisis KLT dari ekstrak n-heksana dilakukan dengan fase gerak n- heksana:etilasetat dengan perbandingan 100:0, 90:10, 80:20, 70:30, 60:40, 50:50, 40:60 menunjukkan bahwa fase gerak yang paling baik adalah n-heksana-etilasetat 70:30 karena menghasilkan pemisahan noda yang paling baik yaitu diperoleh dua noda yang berwarna merah ungu dengan penampak noda Liebermann-Burchard. Pemisahan senyawa steroidtriterpenoid dilanjutkan secara KLT preparatif menggunakan fase gerak terbaik yaitu n-heksana-etilasetat 70:30 dengan penampak bercak Liebermann-Burchard. Hasil KLT preparatif setelah disemprot Universitas Sumatera Utara 34 pada kedua sisi plat memberikan dua bercak berwarna merah ungu kemudian keduanya dikerok pada bagian plat yang tidak disemprot lalu direndam dengan metanol dingin selama satu malam kemudian disaring sehingga diperoleh filtrat. Filtrat yang diperoleh dari kedua bercak diuapkan hingga kering, setelah itu ditambahkan metanol dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin selama satu malam. Filtrat dikeluarkan dari lemari pendingin setelah satu malam dan dibiarkan menguap. Perlakuan diulangi beberapa kali sampai terbentuk kristal. Kristal yang terbentuk dari kedua filtrat yaitu isolat 1 berupa kristal amorf berwarna putih kekuningan sebanyak 11,56 mg sedangkan pada isolat 2 kristal yang terbentuk sangat sedikit sehingga tidak dilakukan uji selanjutnya. Uji kemurnian isolat dilakukan secara KLT dua arah menggunakan dua sistem pengembang yang berbeda kepolaran. Fase gerak pertama yang digunakan adalah n-heksana-etilasetat 70:30 yang bersifat lebih non-polar dari fase gerak kedua yaitu toluen-etilasetat 80:20. Hasil KLT dua arah menunjukkan isolat memiliki satu noda dengan harga Rf 0,51. Hasil ini menunjukkan bahwa senyawa steroidtriterpenoid yang diperoleh dianggap murni. Isolat yang telah dianggap murni dianalisis secara spektrofotometri UV, spektrofotometri IR dan spektrofotometri MS. Isolat yang akan dianalisis secara spektrofotometri UV dilarutkan menggunakan metanol. Hasil spektrofotometri UV isolat memberikan absorbansi maksimum pada panjang gelombang 202,00 nm. Hal ini menunjukkan adanya gugus kromofor William dan Flemming, 2014. Hasil spektrofotometri IR isolat menunjukkan adanya serapan melebar pada bilangan gelombang 3433,29 cm -1 hal ini menunjukkan adanya gugus –OH. Gugus –OH tersebut dikuatkan oleh serapan C-O pada bilangan gelombang 1122,57 cm -1 . Dua puncak yang berdekatan pada bilangan gelombang 2924,94 Universitas Sumatera Utara 35 cm -1 dan 2858,51 cm -1 menunjukkan adanya gugus C –H alifatis, yang diperkuat oleh pita serapan pada bilangan gelombang 1423,47 cm -1 yang menunjukkan adanya gugus metil –CH 3 . Pita serapan pada bilangan gelombang 1562,34 cm -1 menunjukkan adanya ikatan rangkap dua C=C Harmita, 2015. Hasil identifikasi dengan spektrofotometer dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3 Hasil identifikasi spektrum inframerah isolat No Bilangan Gelombang cm -1 Gugus Fungsi 1. 3433,29 OH 2. 2924,94 CH alifatis 3. 2858,31 CH alifatis 4. 1562,34 C=C 5. 1423,47 CH 3 6. 1122,57 C-O Hasil identifikasi oleh spektrofotometer massa menunjukkan puncak ion molekul adalah mz 369,5 yang merupakan mz ion [M+H] + yaitu berat molekul senyawa ditambah dengan satu muatan positif sehingga berat molekul isolat adalah 368,5. Hal ini karena pada sistem electrospray ionisation ESI sampel yang akan diidentifikasi akan dirubah mejadi tetesan-tetesan kecil yang kemudian diberi muatan sehingga tetesan sampel memiliki muatan. Puncak yang dihasilkan oleh sistem ESI dapat berupa puncak tunggal ataupun jamak. Studi pustaka diketahui bahwa pada MS dengan sistem ESI yang muncul hanya puncak ion molekul sedangkan ion-ion fragmennya tidak muncul Fitrya, dkk., 2012. Berdasarkan penelusuran dari situs webbook.nist.gov didapatkan senyawa yang memiliki berat molekul sama dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 36 1. Estrone, Hexanoat Gambar 4.1 Struktur Estrone, Hexanoat Anonim a , 2009 2. 3 alpha, 11 beta, 17, 20 alpha, 21-Pentahydroxypregnane Gambar 4.2 Struktur 3 alpha, 11 beta, 17, 20 alpha, 21-Pentahydroxypregnane Anonim b , 2009 Berdasarkan hasil identifikasi secara spektrofotometri UV, IR dan MS diduga bahwa senyawa hasil isolasi merupakan senyawa 3 alpha, 11 beta, 17, 20 alpha, 21-Pentahydroxypregnane yang memiliki rumus molekul yaitu C 21 H 36 O 5. Universitas Sumatera Utara 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN