Tahap Pemasakan Kraft Cooking Pulp Blowing

2.7.2.2 Tahap Prehydrolisis Presteaming

Prehydrolisis merupakan tahapan awal dari proses pemasakan setelah pengisian chip. Untuk membuat serat rayon dibutuhkan pulp dengan kemurnian pulp yang sangat tinggi, prehydrolisis dimaksudkan untuk mengelola terlebih dahulu serpihan kayu sebelum dimasak dengan alkali. Pada proses ini, kandungan- kandungan yang bukan selulosa yang terdapat dalam kayu, seperti selulosa yang terpotong-potong dan karbohidrat rantai pendek yang disebut hemiselulosa akan dikeluarkan dari dalam serpihan kayu. Pada proses pemasakan alkali ditahap berikutnya akan diperoleh pulp dengan kemurnian yang lebih tinggi. Proses prehydrolisis dipertahankan pada temperatur 165 o C dan tekanan 6.0 kgcm 2 selam 60 menit Anonim, 2003

2.7.2.3 Pengisian Liquor Liqour Filling

Pada proses pengisian liqour dilakukan setelah prehydrolisis dimana pada proses pengisian liquor dilakukan segara setelah pengisian chip. Larutan pemasak panas dimasukkan kedalam digester dengan temperatur 120 o C harus dengan perbandingan yang sesuai sebagaimana dibutuhkan untuk pemasakan dan black liqour lindi hitam penambah sebagai pengencer juga harus dengan perbandingan yang sesuai. Penambahan white liquor lindi putih didasarkan pada persentase bahan kimia yang dibutuhkan untuk memasak dengan berat kering kayu yang dimasukkan. Persentase ini juga tergantung seberapa jauh akan mengurangi kandungan lignin dari dalam kayu Anonim, 2003

2.7.2.4 Tahap Pemasakan Kraft Cooking

Universitas Sumatera Utara Proses pemasakan dilaksanakan setelah penambahan white liqour dan black liqour kedalam chip dengan perbandingan 75 gram per liter dari NaOH dan 25 gram per liter Na 2 S. Digester yang berisi chip dan larutan pemasak dipanaskan hingga temperatur 170 o C dan tekanan mencapai 7 kgcm 2 . Pada temperatur dan tekanan ini, chip dimasak dengan alkali untuk periode waktu tertentu. Waktu dan temperatur selama pemasakan sangat berpengaruh terhadap kualitas dari pada pulp, jika chip dimasak dalam jangka waktu yang terlalu lama, maka akan dihasilkan pulp dengan kualitas yang rendah pula. Temperatur yang optimum untuk reaksi pemasakan adalah 170 o C tidak berpengaruh apa-apa terhadap kualitas pulp, tetapi diatas 180 o C akan mulai terjadi pemutusan rantai dari serat-serat selulosa, dan pada temperatur 200 o C akan sangat jelas pengaruhnya, jadi temperatur yang diinginkan pada pemasakan adalah 170 o C Anonim, 2003

2.7.2.5 Pulp Blowing

Setelah pemasakan, bubur pulp yang dihasilkan di blow dialirkan kedalam blow tank dengan membuka katup pada jalur yang akan dihembuskan dari digester ke blow tank. Pada saat tekanan di digester turun hingga mencapai tekanan atmosfir, terjadi pengeluaran gas yang disebut dengan gas blow Anonim, 2003 2.8 Washing dan Screening Tahap selanjutnya adalah pencucian dengan tujuan untuk memisahkan cairan sisa hasil pemasakan dan mengurangi dampak terhadap lingkungan. Washing digunakan untuk memisahkan serat dari kotoran-kotoran, dimana alat pencuci ini terdiri dari saringan yang menutupi silinder yang berputar di dalam vat. Prinsip yang digunakan pada tahap ini adalah menggunkan air yang sedikit mungkin dengan Universitas Sumatera Utara tingkat kebersihan pulp yang dihasilkan setinggi mungkin. Air pencuci menggunakan shower yang disemprotkan dipermukaan bubur kayu secara terus menerus dan airnya tersebut turun ke tangki filtrat dengan menggunakan vakum. Pulp bewarna coklat dari digester plant selanjutnya dicuci dan disaring dimana pulp dibersihkan dari kayu yang tidak masak knots dan dari serat kayu yang tidak terurai shives. Pulp dicuci dengan air panas atua dengan air kondensat untuk memudahkan proses pemutihan pada tahap selanjutnya, pulp hasil pencucian ini dikirm ke unbleach tank. Proses selanjutnya disaring screening agar terbebas dari bahan-bahan pengotor yang dapat mengurangi kulitas pulp. Proses akhir dari penyaringan berfungsi untuk memisahkan kotoran-kotoran yang terdapat dalam pulp, kemudian dikirim ke tahap bleaching plant Anonim, 2003

2.9 Proses Pemutihan Pulp Bleaching

Proses pemutihan dapat dianggap sebagai suatu lanjutan proses pemasakan yang dimaksudkan untuk memperbaiki brightness dan kemurnian pulp. Hal ini dapat dicapai dengan cara menghilangkan atau memutihkan bahan pewarna yang tersisa pada pulp. Lignin yang tersisa adalah suatu zat yang paling dominan untuk menghasilkan warna pada pulp oleh karena itu ini harus dihilangkan atau diputihkan. Tujuan utama proses pemutihan secara umum dapat diringkaskan sebagai berikut : memperbaiki brightness, memperbaiki kemurnian, serta degredasi serat selulosa seminimum mungkin Sirait, 2003

2.10 Pengelantangan

2.10.1 Kimia Dasar Pemutihan