8 d.
Terapi fisik fisio therapy untuk mengembalikan korban ke dalam lingkungan pekerjaannya semula, dan kehidupan sehari-harinya;
e. Transportasi yang dibutuhkan oleh korban danatau keluarganya, selama proses pengobatan di
rumah sakit.
4. Cakupan Bantuan Medis
Berdasarkan Peraturan LPSK maka cakupan bantaun medis ini mencakup empat respon pelayanan medis yang akan diberikan, sesuai dengan kondisi medis yang dialami oleh pemohon yakni:
a. Respon I : Gawat Darurat Pelayanan Urgensi; b. Respon II: Gawat Darurat Pelayanan Medis Emergensi;
c. Respon III: Pelayanan rawat inap; d. Respon IV: pelayanan rawat jalan.
Dalam pelayanan Medis, kategori urgensi adalah layanan medis yang bersifat segera dan diperlukan secara cepat ditujukan segera kepada korban untuk penyelamatan nyawa korban bersifat kritis; sedangkan
kategori emergensi adalah suatu kondisi dimana bantuan darurat diperlukan adalah sekurang-kurangnya, suatu keadaan medis, psikis, yang nyata-nyata serius mengancam kondisi fisik korban namun tidak
mengancam nyawa.
Dalam hal tertentu pelayanan Medis, kategori urgensi dan emergensi ini mencakup pula perawatan intensif dengan penggunaan unit perawatan intensi intensif care unit di mana suatu bagian perawatan rumah sakit
yang membutuhkan ruangan dan pengawasan khusus secara berkesinambungan oleh dokter yang memiliki kualifikasi untuk perawatan ICU yang dibantu oleh perawat khusus dengan peralatan khusus; Sedangkan
bantuan dalam pelayanan medis rawat inap dan rawat jalan, adalah bantuan di mana pelayanan pemberian bantuan diberikan kepada saksi danatau korban dalam situasi yang lebih stabil, untuk pemulihan korban.
Layanan rawat inap diperlukan bagi korban untuk menerima perawatan atau pengobatan yang diperlukan secara medis di mana korban harus tinggal di Rumah Sakit.
Namun seluruh cakupan layanan medis tersebut diatas tidak semuanya diberikan kepada korban pelanggaran HAM berat yang masuk dalam layanan LPSK. Bantuan tersebut ada batasannya yakni hanya terbatas kepada
kerusakan medis yang timbul secara langsung akibat peristiwa pelanggaran HAM yang telah dinyatakan oleh ahli yang melakukan penelaahan atau asesement kepada korban. yang akan di dipaparkan dibagian
selanjutnya. Sehingga nantinya dalam praktek, layanan medis di rumah sakit akan difokuskan pada pengobatan penyakit berdasarkan temuan-temua ahli medis dalam penelaahan korban.
5. Cakupan Bantuan Psikososial