18 RPJMD TTU 2011
– 2015
1.4 Sistematika Penulisan
1.3 Hubungan Antar Dokume
Sistematika penulisan RPJMD Kabupaten TTU 2011 – 2015 mencakup
sepuluh bab dimana antar bab memiliki keterkaitan dalam sebuah alur pikir yang sistematis. Substansi masing-masing bab diuraikan sebagai berikut :
Bab I PENDAHULUAN
Bagian ini memuat latar belakang penulisan, landasan hukum, hubungan antar dokumen serta maksud dan tujuan penyusunan RPJMD.
Penyusunan RPJMD ini berangkat dari sebuah pemikiran bahwa telah menjadi sebuah keharusan bagi BupatiWakil Bupati terpilih untuk
menetapkan idenya membangun daerah dalam bentuk dokumen resmi sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang tentang pemerintahan
daerah dan undang-undang tentang sistem perencanaan pembangunan nasional. RPJMD, selain disusun secara teknokratis, politis dan
partisipatif juga harus sinkron dan sinergis dengan RPJMD Provinsi NTT dan RPJMN, selaras dengan dokumen perencanaan daerah seperti RPJPD
dan RTRW, serta menjadi rujukan bagi penyusunan dokumen perencanaan tahunan dalam periode yang bersangkutan.
Bab II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Gambaran umum kondisi daerah yang dipaparkan pada bagian ini mencakup 4 empat aspek yakni 1 aspek geografi dan demografi, 2
aspek kesejahteraan masyarakat, 3 aspek pelayanan umum, dan 4 aspek daya saing daerah. Terhadap keempat aspek ini, tidak hanya
disajikan data pokok selama periode 2006 – 2010 tetapi juga diikuti
dengan analisis mengenai trend perkembangan setiap item dengan tujuan untuk memperoleh sebuah gambaran secara garis besar tentang potret
Kabupaten TTU. Dengan paparan data dan hasil analisis tersebut, akan diketahui problema pembangunan dan potensi daerah yang dapat digali
melalui suatu kemasan program yang tersusun secara sistematis.
RPJMD TTU 2011 – 2015
19
Bab III GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
Ada 3 tiga frame besar yang digambarkan pada bagian ini yakni kinerja keuangan masa lalu, kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu serta
kerangka pendanaan. Kinerja keuangan masa lalu mencakup kinerja pelaksanaan APBD dan neraca daerah pada periode sebelumnya
minimal 3 tahun terakhir guna memberikan gambaran tentang kinerja pemerintah dalam mengelola keuangan daerah. Kebijakan pengelolaan
keuangan masa lalu meliputi proporsi penggunaan anggaran dan analisis pembiayaan selama kurun waktu 2006
– 2010 disajikan sebagai gambaran untuk mengetahui perbandingan proporsi anggaran antara
belanja aparatur dengan belanja pembangunan, serta pendapatan dan pengeluaran yang bersumber dari pembiayaan. Sementara kerangka
pendanaan merupakan alat teropong untuk mengetahui kapasitas riil keuangan daerah serta proyeksi pendapatan dan pendanaan belanja
daerah untuk periode berikutnya.
Bab IV ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH