V. DAMPAK PENGEMBANGAN TANAMAN BUAH-BUAHAN DI SUMATERA BARAT
Di Sumatera Barat, struktur perekonomiannya masih didominasi oleh sektor pertanian dengan kontribusi terhadap PDRB
sebesar 24,40 dan 12,04 diantaranya merupakan kontribusi dari sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Melihat
perkembangan populasi dan motivasi petani dewasa ini terhadap komoditas buah-buahan khususnya, hortikultura umumnya,
berat dugaan peran sector pertanian terhadap perekonomian daerah Sumatera Barat akan semakin besar. Satu harapan dari
perkembangan sektor pertanian adalah dampak rembesannya, dimana akan terjadi gerakan dan pertumbuhan sektor lain yang
terkait.
5.1. Dampak Ekonomi
Dari produksi berbagai jenis buah-buahan yang terdata saat ini bisa diperkirakan besaran nilai rupiah yang diperoleh dan
beredar. Contohnya, pada tahun 2012 produksi buah-buahan Sumatera Barat yang terdata adalah 421.996 ton dengan jumlah
populasi 11.927.631 batang rumpun. Bila angka produksi tersebut dikalikan dengan Rp 5.000 saja prediksi minimum rataan harga
maka telah diperoleh masukan pendapatan daerah sebesar Rp 2.109.980.0000,- dua triliun seratus Sembilan milyar sembilan
ratus delapan puluh juta rupiah. Bila semua tanaman ini sudah menghasilkan dipastikan angkanya akan jauh lebih tinggi. Merupakan
potensi yang sangat besar dan berarti bagi perkembangan ekonomi daerah. Angka tersebut diyakini sebenarnya jauh lebih besar
karena masih banyak tanaman yang belum terdata dengan baik dan tepat. Pada tahun-tahun berikutnya tentu saja sudah terjadi
kenaikan karena semakin intensifnya program pembangunan yang diarahkan kepada peningkatan populasi dan produktivitas, seiring
dengan berkembangnya teknologi. Menyimak angka tersebut, Nampak jelas bahwa
pengembangan buah-buahan yang dilakukan bukanlah suatu pekerjaan yang sia-sia. Walaupun secara visual hasil kegiatan
75
yang dilakukan tidak terlihat secara nyata, tetapi peran dan fungsinya terhadap penganekaragaman dan sekaligus peningkatan
pendapatan masyarakat sangat besar dan nyata. Bila dibagi dengan jumlah penduduk saat ini mudahnya dibagi 5 juta maka
buah-buahan berkontribusi pada agihan pendapatan masyarakat Rp 421.996kapitatahun. Suatu angka yang cukup tinggi dan
menggembirakan. Dan diayakini juga angka tersebut bisa ditingkatkan lagi secara kontinyu sejalan dengan intensifnya
program-program pengembangan yang dilakukan. Yang pasti, kontribusi buah-buahan tidak hanya yang langsung kepada
perolehan pendapatan, disisi lain multiplier effectnya sangat dinamis dalam menggerakan sektor-sektor lainnya, terutama sektor
perdagangan, jasa dan industri. Kedepan buah-buahan ini dan hortikultura umumnya diharapkan akan berkontribusi lebih besar
lagi dengan berperannya dalam menggerakan sektor agrowisata yang pasti berimbas kepada perkembangan sektor lain utamanya
peningkatan jasa dan sektor perhubungan serta komunikasi. Dapat disimpulkan bahwa, walaupun belum menjadi pilihan
sebagai sumber pendapatan yang utama, ternyata komoditas- komoditas buah-buahan telah mampu berkontribusi terhadap
agihan pendapatan masyarakat dengan angka yang cukup tinggi. Dan potensi ini masih mempunyai peluang yang sangat besar unuk
ditingkatkan, apalagi kalau mengingat perkembangan ilmu dan teknologi yang demikian pesatnya.
Tampilan data dan analisis diatas sekilas memperlihatkan perkembangan peran buah-buahan dalam proses pertumbuhan
perekonomian masyarakat Sumatera Barat. Tanaman buah-buahan tidak lagi terbatas sebagai salah satu usaha tanam menanam saja,
tetapi sudah mampu memicu gerakan agribisnis terutama dalam meningkatkan peran sektor jasa, perdagangan, informasi dan
perhubungan. Disamping itu, meningkatnya produksi buah-buahan local juga membuka lapangan kerja tidak hanya untuk buruh
tani tetapi juga untuk sektor informal seperti pedagang kaki lima Gambar 4.3.
76
Gambar 43. Sektor informal, pedagang kaki lima buah- buahan yang berkembang dan tersebar
hampir disetiap kabupatenkota di S.Barat
Semakin meningkatnya produksi dan perdagangan buah- buahan, lapangan kerja banyak terbuka. Para pengangguran bisa
menggunakan tenaganya untuk jasa pengangkutan disamping sebagai buruh tani. Para pencari kerja juga bisa membuka usaha
penjualan buah-buahan dipinggir jalan dengan modal yang tidak terlalu besar. Bahkan saat ini banyak pedagang buah-buahan
yang berkeliling ke pemukiman dan antar desakota, dengan menggunakan sepeda, sepeda motor ataupun mobil. Belum lagi
para pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya dipingir- pingir jalan baik dalam kota maupun di jalan antar kota. Yang paling
banyak ditemui adalah pedagang buah-buahan yang berpindah karena menggunakan mobil tidak hanya sebagai alat angkutan tetapi
sekaligus sebagai media tempat menggelar produk buah-buahan yang ditawarkan. Kenyataan ini merupakan suatu pertanda bahwa
buah-buahan sudah berperan besar dalam proses pertumbuhan ekonomi masyarakat.
77
5.2. Dampak Teknis