III. KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN BUAH- BUAHAN SUMATERA BARAT 2006-2014
3.1. Potensi Tanaman Buah-buahan
Melihat perkembangan konsumsi masyarakat dewasa ini, nampak jelas bahwa komoditas buah-buahan mempunyai peluang
yang besar dan sangat potensial bila dijadikan usaha utama bagi petani atau masyarakat. Semakin meningkatnya kesadaran
masyarakat akan kesehatan dan keseimbangan pangan dalam tubuh, membuat permintaan akan buah-buahan semakin meningkat.
Peningkatan permintaan berdampak kepada terbukanya peluang usaha buah-buahan, sehingga memicu motivasi masyarakat
untuk mengusahakan tanaman buah-buahan secara intensif. Tarikan sisi hilir ini dengan dorongan sisi hulu perkembangan dan
ketersediaan teknologi serta komitmen aparat, akan mempercepat proses tercapainya tujuan pembangunan yang direncanakan.
Satu hal lagi yang perlu ditingkatkan adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia terkait, baik sebagai pelaku budidaya buah-
buahan maupun sumberdaya manusia penyalur atau pedagang buah-buahan serta sumberdaya aparat yang membina usaha dan
kelembagaan petani. Program yang efektif dan gerakan terobosan yang tepat sangat dibutuhkan untuk menggapai itu semua.
Besar harapan bahwa bila semua potensi yang ada digali dan dapat dikembangkan suatu saat nanti peran dan kontribusi
buah-buahan dalam menggapai kesejahteraan petani akan semakin besar. Dengan demikian pewujudan visi institusi akan terwujud lebih
cepat sehingga memperlihatkan peran sektor pertanian dalam pembangunan daerah semakin nyata. Sejalan dengan ini, kedepan
kerjasama dan peran serta sektor lainnya dalam mengembangkan potensi pertanian yang dimiliki sangat diperlukan dan ditingkatkan.
Utamanya menyangkut peningkatan layanan infrastruktur, komunikasi dan permodalan. Ketiganya mempunyai peran dan
fungsi yang penting dalam proses pengembangan sektor pertanian.
11
3.2. Program dan Terobosan
Menyadari perkembangan dan potensi buah-buahan dalam percepatan gerakan agribisnis daerah dan pertumbuhan ekonomi
masyarakat, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat selalu berupaya untuk mengembangkan
potensi buah-buahan yang dimiliki. Program utama
yang dilakukan secara berkelanjutan antara lain
alokasi anggaran untuk pengadaan sarana produksi,
pembinaan budidaya dan penerapan teknologi,
pembinaan kelembagaan pendukung, peningkatan
kualitas sumberdaya manusia serta penggalian
ilmu dan teknologi. Sarana produksi
yang banyak disediakan dan dibagikan ke petani
adalah bibit, pupuk kandang dan pupuk buatan. Alokasi
dan penempatan sarana produksi ini dilakukan sesuai dengan kondisi daerah berdasarkan kebutuhan dan dukungan wilayah. Bibit
yang diperbantukan merupakan bibit unggul yang spesiikasinya disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan.
Disadari memang dalam proses pengadaan dan pembagian ini masih banyak ditemui kelemahan-kelemahan yang menyebabkan
bantuan yang diberikan tidak bermanfaat secara maksimal. Kelemahan utama adalah mengenai mutu dan spesiikasi bibit atau
pupuk yang sering tidak sesuai dengan permintaan dan harga yang
disepakati. Sistem pengadaan oleh pihak ketiga kedepan akan diperbaiki agar rekanan bisa memenuhi spesiikasi barang sesuai
Gambar 17.Sekolah Lapang GAP Jeruk di Kabupaten Limapuluh Kota.
Gambar 18.Sekolah Lapang GAP Manggis di Kabupaten Sijunjung.
12
dengan kontrak dan atau perjanjian kerjasama. Pembinaan budidaya dan penerapan teknologi dilakukan
melalui pelatihan oleh narasumber yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan, pendampingan lapang oleh petugas lapang
serta diskusi. Semua kegiatan ini dilakukan secara rutin dan biasanya dipaketkan dengan bantuan sarana produksi yang
diberikan. Dengan demikian, bantuan bibit dan sarana produksi yang diberikan bisa berdayaguna dan berhasilguna. Sebagian petani
dan petugas ada yang dimagangkan ketempat-tempat usaha buah- buahan yang lebih maju, diikutkan dalam acara lokakarya, workshop
maupun seminar. Selain itu juga diikutkan dalam iven-iven resmi lokal, regional, nasional maupun internasional, menyangkut buah-
buahan khususnya dan hortikultura umumnya secara bertahap dan berkelanjutan. Kegiatan terakhir ini sejalan dengan proses
peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga secara tidak langsung proses peningkatan kualitas sumberdaya manusia
juga sudah diterapkan. Pada dasarnya program dan terobosan yang dilakukan oleh
Pemerintah Sumatera Barat dalam upaya pengembangan potensi buah-buahan sudah cukup banyak dan hasil yang diperoleh juga
sudah mulai berkembang dan mempunyai dampak yang cukup signiikan. Mulai dari pengembangan kawasan tanaman buah,
perluasan areal hortikultura, sampai kepada fasilitasi buah-buahan
untuk pensejahteraan petani dan bantuan bibit buah-buahan pada berbagai kegiatan, seperti uraian berikut 2006 - 2014.
13
3.2.1. Pengembangan Kawasan Tanaman Buah Salah satu program terobosan yang telah dilakukan secara
bertahap sejak tahun 2006 adalah pengembangan kawasan tanaman buah. Dalam program ini komoditas yang dikembangkan
adalah manggis dan jeruk. Pilihan komoditas ditetapkan berdasarkan potensi dan keunggulannya di berbagai daerah kabupaten di Sum.
Barat
Pengembangan dilakukan dengan memberikan bantuan bibit yang disesuaikan dengan dukungan wilayah. Bibit tanaman manggis
yang telah disalurkan berjumlah 93.000 batang untuk 930 ha lahan dan bibit jeruk sebanyak 558.400 batang untuk 1.396 ha lahan
Tabel 5.1.. Daerah pengembangan tanaman manggis mencakup Kabupaten Sijunjung sebanyak 26.800 batang 268 ha, diikuti oleh
Kabupaten Pesisir Selatan 25.900 batang259 ha, Kabupaten Padang Pariaman 18.800 batang188 ha, Kabupaten Solok
Selatan 10.000 batang100 ha, Kabupaten Dharmasraya 7.500 batang75 ha dan Kabupaten Limapuluh Kota 4.000 batang40
Gambar 19.Bapak Yanis, Pemilik PIT Jeruk Gunung Omeh, sekaligus penangkar benih
Jeruk Omeh.
Gambar 21. Pembuatan Lobang Tanam. Gambar 20. Penanaman Benih Jeruk Gunung
Omeh
Gambar 22. Bibit Gunung Omeh
14
eksis selama ini. Bibit jeruk dialokasikan di Kabupaten Agam 213.600 batang534 ha
diikuti oleh Kabupaten Lima puluh Kota 160.000 batang400 ha, Kabupaten Solok Selatan 124.400 batang311 ha, kemudian daerah Kabupaten Padang
Pariaman, Tanah Datar, Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok dengan jumlah pengembangan dibawah 100 ha. Tiga daerah pertama merupakan daerah sentra
produksi dan telah menempatkan komoditas jeruk sebagai komoditas unggul daerahnya. Daerah lainnya merupakan daerah potensial yang juga sedang giat
mengembangkan usaha tanaman jeruk berkaitan dengan potensi dan kontribusi hasil tanaman tersebut terhadap perolehan pendapatan masyarakat.
Tabel 3.1. Sebaran Tanaman Jeruk dan Manggis Dala Upaya
Pengembangan Kawasan Tanaman Buah di Sumatera Barat Periode 2006-2014
Ka- wasan
Tahun 2006
Ha batang
2007 Ha
batang 2008
Ha batang
2009 Ha
batang 2010
Ha btg
2011 Ha
btang 2012
Habatang 2013
Ha batang
2014 Habatang
Jumlah Habatang
50 Kota Jeruk
4016.000 -
- 104.000
- -
20080.000 5020.000
7028.000 370148.000
Manggis -
202.000 202.000
- -
- -
- -
404.000 Solok
Selatan Jeruk
4819200 -
- 208000
- 52000
10843.200 5020.000
5622.400 287114.800
Manggis -
- -
- -
- 10010.000
- -
10010.000 Padang
Paria- man
Jeruk 4819200
2710.800 -
- -
- -
- -
7530.000 Manggis
- -
- 1010000
- 8800
12012.000 505.000
- 18818.800
Sijunjung Jeruk
- -
- -
- -
- -
- -
Manggis 484800
202000 202000
202000 -
- 12012.000
404.000 -
26826.800 Agam
Jeruk 6425600
4518.000 -
- -
- 20080.000
15060000 5321.200
512204.800 Manggis
- -
- -
- -
- -
- -
Pessel Jeruk
- -
- -
- -
- -
- -
Manggis -
- -
- -
- 21920.900
- 505.000
25925.900 Pasaman
Jeruk -
208.000 -
- -
- -
- -
208.000 Manggis
- -
- -
- -
- -
- -
Tanah Datar
Jeruk -
3012.000 -
- -
- -
- -
3012.000 Manggis
- -
- -
- -
- -
- -
Kab. Solok
Jeruk -
166.252 104000
- -
- -
- -
2610.252 Manggis
- -
- -
- -
- -
- -
Dharmas raya
Jeruk -
- -
- -
- -
- -
- Manggis
757500 -
- -
- -
- -
- 757.500
Total Jeruk
20080000 13855200
104000 3012000
- 52000
508203200 250100000
255102000 1396558.400
Manggis 12312300
202000 404000
303000 -
8800 65965900
909000 505000
93093.000
Sumber : diolah dari Laporan bulanan Instansi Dinas Pertanian Prov.Sumbar dan KabupatenKota terkait
15
Dengan peningkatan areal tanam melalui bantuan bibit ini diharapkan keberadaan dan fungsi tanaman manggis dan jeruk akan
semakin nyata dalam memberikan kontribusi terhadap perolehan pendapatan masyarakat dan gerakan agribisnis serta pertumbuhan
ekonomi daerah di masa datang. Perkembangan diharapkan mulai di daerah sentra produksi tepatnya wilayah pengembangan dan
berdampak kepada gerakan agribisnis dan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Skenario ini diharapkan berjalan sedemikian
rupa, sehingga suatu saat nanti peran sektor pertanian akan semakin nyata, terutama dalam peningkatan pendapatan dan pencapaian
kesejahteraan petani. 3.2.2. Perluasan Areal Hortikultura
Disamping “Pengembangan Kawasan Buah-buahan”, dalam upaya mempercepat penggalian potensinya untuk kesejahteraan
petani, Pemerintah Sumatera Barat juga mengalokasikan anggaran untuk pengembangan berbagai buah-buahan potensial melalui
program “Perluasan Areal Hortikultura”. Program ini
juga telah dijalankan sejak tahun 2006 dengan fokus
pengembangan melalui bantuan bibit tanaman
manggis, jeruk, pisang dan durian Tabel 3.2.
Tujuan pengembangan ini jelas sama dan sejalan
dengan program sebelumnya yaitu untuk meningkatkan
kontribusi tanaman buah- buahan terhadap perolehan
pendapatan masyarakat dalam upaya mewujudkan
kesejahteraan petani. Secara umum program ini sekaligus
Gambar 24. Bibit manggis di penangkar manggis Lubuk Minturun
Gambar 23. Bibit Pisang jantan di Kota Pariaman
16
untuk mewujudkan gerakan agribisnis yang dinamis di masa datang, yang arahnya tertuju kepada pewujudan visi institusi dan
visi pembangunan daerah. Diharapkan dengan program ini, suatu saat nanti, buah-buahan akan menjadi primadona dan komoditas
unggulan dalam gerakan agribisnis daerah. dengan demikian, kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan perekonomian
kerakyatan baik daerah maupun secara nasional akan semakin nyata. Dampak lainnya, dengan kuatnya sektor pertanian, sektor
industri akan semakin maju. Dimana produk pertanian akan sangat membantu dalam penyediaan bahan baku yang dibutuhkan.
Daerah pengembangan buah-buahan dalam program ini mencakup daerah Kabupaten 50 Kota, Solok Selatan, Padang
Pariaman, Sijunjung, Pasaman, Tanah Datar, solok dan Kabupaten Pasaman Barat. Dalam program ini, komoditas utama yang
diperbantukan adalah jeruk sebanyak 226.000 batang untuk lebih kurang 565 ha lahan. Kemudian diikuti manggis sebanyak 27.000
batang untuk 270 ha, pisang sebanyak 30 ha dan durian seluas 10 ha. Kebijakan penetapan jeruk sebagai komoditas utama adalah
mengingat potensinya yang cukup baik, terutama untuk beberapa daerah tertentu. Suatu saat nanti, program ini akan mengatasi dan
membatasi atau menyaingi komoditas yang sama yang membanjiri pasar-pasar di Sumatera Barat. Seperti diketahui sejak dua decade
terakhir, komoditas jeruk yang berasal dari Sumatera Utara telah mendominasi pasar jeruk di banyak daerah termasuk Sumatera
Barat. Sementara Sumatera Barat diketahui sebagai salah satu daerah yang cukup potensial untuk pengembangan komoditas
jeruk.
17
Tabel 3.2. Sebaran Tanaman Buah-buahan Dalam Program Perluasan Areal
Kawasan Tahun
2006 Habatang
2007 Habatang
2008 Habatang
2009 Habatang
2010 Habtg
2011 Habtang
2012 Ha
batng 2013
Ha batang
Jumlah Habatang
50 Kota Jeruk
- 3012000
- -
- -
- -
3012.000 Manggis
606000 -
- -
- -
- -
6060.000 Solok Sslatan
Jeruk -
- -
- -
- -
208000 208.000
Padang Pari- aman
Manggis 202000
- 505000
- -
- -
202000 909.000
Pisang -
3030000 -
- -
- -
- 303.000
Sijunjung Manggis
- -
- -
- -
- 202000
202.000 Agam
Jeruk -
3012000 -
- -
- -
- 3012.000
Pasaman Jeruk
- 3012000
10040000 -
- 5522000
- -
18574.000 Manggis
- -
- -
- -
- 101000
101.000 Durian
- -
- -
- -
- 101000
101.000 Tanah Datar
Manggis -
- -
- -
- -
202000 202.000
Kab.Solok Manggis
202000 -
- -
- -
- -
202.000 Pasaman Barat
Jeruk 5020000
20080000 -
5020000 -
- 300120.000
Total Jeruk
- 9036000
15060000 20080000
- 10542000
- 208000
565226.000 Manggis
10010000 -
505000 -
- 505000
- 707000
27027.000 Pisang
- 3030000
- -
- -
- -
3030.000 Durian
- -
- -
- -
- 101000
101.000
Sumber : diolah dari Laporan bulanan Instansi Dinas Pertania Prov.Sumbar dan KabupatenKota terkait
Hortikultura di Sumatera Barat Periode 2006-2013
18
Beberapa dekade belakangan, permintaan manggis dari luar negeri cukup tinggi. Kondisi ini
sudah mengangkat nilai dan harga buah manggis di pasaran lokal. Petani
mulai bergairah dalam merawat tanaman manggis, walaupun belum
bisa dikategorikan sebagai usaha yang intensif. Oleh karena itu, program
pengembangan ini diharapkan bisa lebih meningkatkan lagi kontribusinya
terhadap pensejahteraan petani di masa datang. Beberapa daerah sudah bisa dikategorikan sebagai daerah sentra produksi yang
bisa diharapkan sukses dalam pengembangan usaha nantinya. Contohnya daerah Sijunjung, Kota Padang, Padang Pariaman,
Tanah Datar dan Lima Puluh Kota. Begitu juga halnya dengan daerah lain, seperti Pesisir
Selatan, Pasaman, Pasaman Barat, Agam dan hampir semua daerah di Sumatera Barat, sangat potensial untuk pengembangan
manggis, si ratu buah. Sudah banyak pedagang yang sukses dalam menjual manggis, tetapi belum banyak petani yang menjadi
kaya karena tanaman manggis. Suatu saat dengan digalakkannya program pengembangan ini diharapkan manggis tidak hanya
sebagai ratu buah, tetapi juga mampu menjadi primadona buah- buahan ditinjau dari segi kontribusinya terhadap perekonomian
masyarakat dan daerah. Potensi durian, juga tidak kalah dibanding jeruk dan
manggis. Bahkan komoditas ini sudah lebih dulu berperan besar dalam menggerakkan agribisnis buah-buahan di Sumatera Barat.
Bisa dikatakan musim buah durian hampir tidak ada putusnya, dan kontribusinya terhadap perolehan pendapatan masyarakat
terutama pedagang cukup nyata. Dengan disebarnya bibit durian secara berkelanjutan, diharapkan kontribusinya terhadap
peningkatan sumber pendapatan petani semakin nyata. Diharapkan suatu saat akan muncul kebun-kebun durian sebagai sumber utama
pendapatan petani, tidak lagi seperti sekarang. Dimana durian hanya
Gambar 25. Jeruk Gunung Omeh yang ditanam di POT lahan pekarangan
19
sebagai tanaman sampingan di kebun campuran atau pekarangan. Pisang merupakan komoditas lama yang masih tetap
berperan dalam mengisi tambahan pendapatan masyarakat. Walaupun belum pernah mempunyai masa “jaya” atau masa
“mati”, pisang masih terus berperan dan berkembang. Komoditas ini pernah mengalami masa surut yang cukup panjang karena
serangan penyakit layu yang disebabkan oleh jamur fusarium. Tetapi secara perlahan dan pasti beberapa varietas atau jenis pisang
tertentu masih tetap eksis dan mampu bertahan untuk berkontribusi terhadap perolehan pendapatan masyarakat. Kedepan komoditas
ini diharapkan kontribusinya akan semakin meningkat dan akan menjadi salah satu komoditas unggulan daerah.
3.2.3. Pemanfaatan Lahan Pekarangan Lahan pekarangan merupakan salah satu media yang cukup
produktif untuk pengembangan buah-buahan. Walaupun luasannya terbatas, tetapi dengan jumlah yang banyak, lahan ini pasti sangat
berperan dalam menghasilkan dan memasok buah-buahan untuk dipasarkan. Dengan demikian, luasan yang sempit bukan berarti,
lahan pekarangan tidak bisa dijadikan media untuk pengembangan buah-buahan. Kebijakan ini diharapkan merupakan suatu keputusan
yang tepat, apalagi kalau dikaitkan dengan keindahan, keragaman dan manfaat tanaman di pekarangan. Program ini sekaligus juga
mendukung intensifnya program nasional dalam pemanfaatan lahan pekarangan yaitu KRPL Kawasan Rumah Pangan Lestari,
yang berfungsi sebagai benteng penguatan ketahanan pangan. Selama periode tahun 2009-2013, Pemerintah Sumatera
Barat telah mengaokasikan anggaran untuk pengadaan dan pendistribusian bibit tanaman buah-buahan buat lahan pekarangan
sebanyak 80.400 batang Tabel 3.3. Bibit yang didistribusikan adalah durian 37.500 batang, diikuti jeruk 27.000 batang, sirsak
11.500 batang, strawberry 3.000 batang, salak 900 batang dan jeruk nipis sebanyak 500 batang.
Program pengembangan tanaman buah-buahan di lahan pekarangan merupakan dukungan terhadap pengembangan
20
tanaman buah-buahan sebelumnya yaitu kawasan buah-buahan dan perluasan areal Hortikultura. Program ini didasarkan atas potensi
lahan pekarangan itu sendiri yang cukup luas bila dijumlahkan dari sekian banyak pekarangan. Disamping itu, keberadaannya yang
dekat dengan penduduk pemelihara diharapkan dapat dipelihara secara baik dan intensif sehingga bisa memberikan hasil yang
maksimal. Dengan demikian, tanaman buah-buahan di lahan
pekarangan akan lebih produktif, tidak hanya untuk perolehan pendapatan keluarga tetapi juga untuk gerakan agribisnis dan
pertumbuhan ekonomi daerah. walaupun jumlah sedikit per lokasinya, tetapi bila mayoritas pekarangan mengusahakan
tanaman buah-buahan bisa dibayangkan berapa produk yang akan dihasilkan dan berapa kontribusinya terhadap gerakan agribisnis
dan pertumbuhan perekonomian daerah.
Gambar 26. Pemanfaatan pekarangan dengan komoditas Jeruk di Kota Padang
21
Tabel 3.3. Sebaran Tanaman Buah-buahan Dalam Program Pemanfaatan
Kawasan Komoditi
2009 2010
2011 2012
2013 2014
Jumlah Tahun
Batang batang
Batang Batang
batang batang
Batang
50 Kota Sirsak
2.500 -
- -
- 2.500
Durian -
- -
- 14.800
14.800 Jeruk
- -
- -
14.000 2.500
16.500 Kota Padang
Jeruk -
5.000 -
- -
5.000 Sirsak
- 5.000
- -
- 5.000
Durian -
0.000 -
- 6.500
6.500 Sijunjung
Durian -
- -
4.500 -
4.500 Agam
Sirsak 1.500
- 3.000
- -
4.500 Jeruk
- -
3.000 -
- 3.000
Tanah Datar Strawberry
- -
- 3.000
- 3.000
Jeruk -
- -
- 10.000
10.000 Kabupaten
Solok Durian
- -
- -
3.000 2.500
5.500 Pesisir Selatan
Manggis 2.500
2.500 Pasaman
Barat Jeruk
12.500 12.500
Dharmasraya Durian
- -
- 4.000
700 4700
Kota Sawah- lunto
Durian -
- -
4.000 4.000
Salak -
- -
900 -
900 Kota Padang
Duiran 2.500
2.500 Kota Pariaman
Jeruk Nipis -
- -
- 500
500 Total
Sirsak 3.500
5.000 3.000
- -
11.500 Durian
- -
- 12.500
22.000 5000
39500 Manggis
2500 2500
Jeruk -
5.000 3.000
- 10.000
15000 33000
Strawberry -
- -
3.000 -
3.000 Salak
- -
- 900
- 900
Jeruk Nipis -
- -
- 500
500
Sumber : diolah dari Laporan bulanan Instansi Dinas Pertania Prov.Sumbar dan KabupatenKota terkait
Lahan Pekarangan di Sumatera Barat Periode 2009-2014
22
3.2.4. Kebun Bibit Buah Nagari KBBN
Mulai tahun 2011, Pemerintah Sumatera Barat me”launching” program terobosan baru, yaitu “Gerakan
Pensejahteraan Petani” GPP. Gerakan ini bertujuan untuk mempercepat proses pencapaian visi pertanian daerah.
dimana pelaksanaannya tidak hanya oleh instansi pertanian saja, tetapi mencakup enam instansi yang terkait lainnya.
Program “keroyokan” ini merupakan terobosan pemerintah dengan mengalokasikan anggaran APBD. Banyak bantuan
dan program yang dijalankan dalam gerakan ini. Gerakan Pensejahteraan Petani yang dicanangkan oleh Bapak
Gubernur Sumatera Barat merupakan gerakan terpadu yang diprioritaskan untuk mengentaskan kemiskinan dan
pengangguran masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai GPP antara lain untuk meningkatkan jam kerja efektif Rumah
tangga petani dari 3,5 jam menjadi paling tidak 8 jamhari, melakukan diversiikasi usaha tani secara terpadu minimal
menjadi 3 Jenis Usaha, untuk itu Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2011 melalui Program Gerakan Pensejahteraan petani melaksanakan
kegiatan Kebun Bibit Buah-Buahan Nagari KBBN. KBBN ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan pada petani yang telah biasa membudidayakan tanaman buah menjadi petani
penangkar buah, untuk itu pada kelompok-kelompok tani GPP sebanyak 62 kelompok tani difasilitasi dengan Dana
masing-masing kelompok sebesar Rp 20 juta yang akan dimanfaatkan untuk membuat sendiri bibit buah-buahan.
Agar petani tersebut mahir melakukan perbanyakan bibit buah-buahan, maka sebelum pelaksanaan kegiatan
seluruh petani calon penangkar sebanyak 62 orang ini dilatih dan dimagangkan terlebih dahulu di Balai Benih Induk BBI
Lubuk Minturun.
23
Bibit buah-buahan yang diperbanyak oleh penangkar KBBN adalah bibit jeruk,jambu biji, duku, mangga, sirsak,
durian, manggis, belimbing, alpokat, sawo, pepeya, srikaya, dan terung pirus
Bibit buah-buahan yang dihasilkan oleh penangkar benih KBBN disebarkan secara gratis di kelompok tani
penangkar dan di Nagari GPP, sampai saat ini bibit buah- buahan yang dihasilkan jeruk 17.800 batang, Jambu biji
128.346 batang, duku 688 batang, mangga 1.450 batang, sirsak 276.670 btg, durian 3500 batang, manggis 928
batang, belimbing 4.040, Alpokat 530 batang, sawo 330 batang, papaya 5.405 batang, srikaya 1.500 batang, terung
pirus 4.000 batang, rincian per kelompok tani seperti
24
No Kabupaten
Kota Kecamatan
Nagari Kelurahan
Kelompok Tani
Bibit buah yang dihasilkan btg
1 Pasaman
Tigo Nagari Binjai
Suka Maju
Jeruk
1.500
Jambu biji 1,290 Duku
468 Mangga
250 Sirsak
1,500 Durian
1,500 Manggis
428 Bonjol
Ganggo Mudik Bandar Gaib
Jambu biji 2,000 Belimbing 1,000
sirsak 2,000
jeruk 2,500
Rao Taruang-Taruang
Maju Bersama Jambu biji 2,000
Sirsak 1,000
Padang Gelugur Padang Gelugur Kami Saiyo
Sirsak 5,000
Jambu biji 2,500 2.
Pasaman Barat Talamau
Kajai Karya Bersama Jambu biji
3,676 Sirsak
2,160 Belimbing
740 Luhak Nan Duo
Koto Baru Sejahtera II
Jambu biji 2,800 sirsak
2,400 belimbing
800 Kinali
Kinali Saiyo Sakato
sirsak 4,400
Jambu biji 3,000 Pasaman
Lingkuang Aua Tunas Harapan Sirsak
5,200 Jambu biji 2,300
Tabel 3.4 Kebun Buah Nagari KBBN Tahun 2011
25
3. Agam
Palembayan IV Koto Palem-
bayan Kapeh Mandiri
Sirsak 5,300
Jambu biji 1,500
Alpokat 530
Jeruk ka- cang
200 Sawo
330 Pepaya
905 Baso
Simarasok Elok Basamo
jambu biji 4,000
sirsak 4,500
Lubuk Basung
Kampuang Pinang
Bintungan Jaya sirsak
4,000 Jambu biji
2,500 Srikayo
1,500 Canduang
Lasi Batang Sikuau
Sirsak 3,510
terung pirus 4,000 jambu biji
500 Pepaya
500 Kamang
Magek Kamang Hilir
Mekar Sari Sirsak
3,000 Jambu biji
3,000 Durian
2,000 4.
Lima Puluh Kota Suliki
Sungai Rimbang Dagang Saiyo
Sirsak 5,000
Jambu biji 3,000
Guguak Guguak VIII Koto
Aie Malanteh Batu
Sirsak 5,000
Jambu biji 2,500
Akabiluru Durian Gadang
Maju Jaya Sirsak
7,500 Harau
Solok Bio-Bio Bukik Jambu
Sirsak 4,500
Jambu biji 3,500
5. Tanah Datar
Pariangan Sungai Jambu
Merapi Subur Jeruk nipis
4,500 Sirsak
4,000 Jambu biji
500 Salimpaung
Tabek Patah Keluarga Sejati
Sirsak 7,800
Lintau Buo Taluak
Tani Makmur Sirsak dan
4,500 Jambu biji
3,000 Rambatan
Balimbiang Balerong Sari
Sirsak 6,400
Batipuh Batipuh Baruh
Jeruk Manis Sirsak
4,000 jambu biji
4,000 26
6. Sijunjung
Sijunjung Paru
Koto Tangah Sirsak
4,500 Jambu biji
3,000 Kamang Baru
Muaro Takung P. Unggeh Saiyo
Sirsak 4,000
Jambu biji 3,500
Koto VII Palaluar
Riak Sepakat Jeruk nipis
2,500 Jeruk purut
1,500 Pepaya
3,000 IV Nagari
Muaro Bodi Sopiang Indah
Sirsak 3,500
Jambu biji 3,500
7. Dharmasraya
Sitiung Sitiung
Family Agung Sirsak
4,000 Jambu biji
merah 4,000
Pulau Punjuang Sikabau
Pugoan Sirsak
8,000 Koto Salak
Pulau Mainan Bina Krya
Mandiri Sirsak
4,000 Jambu biji
mrh 4,000
Koto Baru Sialang Gaung
Sido Makmur Sirsak
4,000 Jambu biji
4,000 IX Koto
Banai Tunas Muda
Sirsak 6,000
8. Solok Selatan
Pauh Duo Alam Pauh Duo
Legowo Jambu biji
3,400 Sirsak
3,400 Jeruk
1,200 Sangir Jujuhan
Bidar Alam Tuah Saiyo
Sirsak 3,850
Jambu biji 2,530
Manggis 500
Durian 220
Jeruk 900
Sangir Jujuhan Lubuk Gdg Timur
Mina Tani Ma- honi
Jambu biji 2,000
Sirsak 6,000
Kt Prk Gadang Diateh
Pakan Rabaa Supra Mandiri
Sirsak dan 5,500
jambu biji 2,000
27
9. Padang Pariaman
2 x 11 Kayu Tanam Anduriang
Amanah anak Ngari
Sirsak 7,500
Batang Gasan Malai V Suku
Karya Teladan Sirsak
4,000 jambu biji
3,500 V Koto Kp. Dalam
Campago Nusa Indah
Sirsak 4,000
Jambu biji 2,500
belimbing 1,500
VII Sei Sariak Lareh Nan Pan-
jang Ampek Saiyo
Sirsak 2,500
Jambu biji 2,500
VII Sei. Sariak Sungai Sariak
Saiyo Sakato Jambu biji
5,100 Sirsak
2,000 jeruk nipis
1,000 10.
Pesisir Selatan Bayang
Koto Barapak Durian Tabah
Mangga 1,200
Lengayang Kambang Timur
Mandiri Sirsak
8,000 Ranah Pesisir
Palangai Tanjung Hara-
pan Sirsak
8,000 11.
Solok X Koto Diateh
Paninjauan Tunas Muda
Sirsak 5,000
Hiliran Gumanti Sariak Alahan Tigo Berkat Yakin
Sirsak 2,000
Jambu biji 4,000
Hiliran Gumanti Sungai Abu
Usaha Maju Sirsak
6,000 Jambu Biji
1,500 Gunung Talang
Koto Gaek Guguk Labuah Saiyo
Sirsak 3,500
Jambu biji 4,000
pepaya 1,000
12. Kota Padang
Koto Tangah Lubuk Minturun
Telaga Biru Sirsak
8,000 Lubuk Kilangan
Koto Lalang Saiyo
Sirsak 3,600
Jambu biji 3,600
13. Payakumbuh
Payakumbuh Timur
Padang Alai Sei Baih
Sirsak 7,600
Limposi III Nagari Koto Panjang
Dalam
Pdg. Bringin Talao
Sirsak 5,000
28
Aur Birugo Tigo Baleh
Kubu Tanjuang Harapan I
Sirsak dan 6,000
Jambu biji 2,000
Mandiangin Kt.Sa- layan
Cimpago Guguak Bulek
Lubuk Berlian Sirsak
2,500 Jambu biji
2,500 15.
Solok Lubuak Sikarah
Tanah Garam Minang Saiyo
Sirsak 3,000
Jeruk 2,000
Jambu biji 3,000
Tanjuang Harapan Tanjuang Paku
Harapan Baru Sirsak
7,000 16.
Padang Panjang Padang Panjang
Timur Koto Katik
Kampung Bodoh Sirsak 3,000
Jambu biji 4,000
Pd Panjang Barat Bukit Surungan
Sepakat Barat Sirsak
4,100 Jambu biji
4,100 17.
Sawahlunto Talawi
Rantih Taruko
Sirsak 7,000
Jambu biji 1,000
Barangin Kolok Nan Tuo
Upam Sirsak
5,000 Jambu biji
3,000 Pariaman Timur
Sungai Sirah Harapan
Sirsak dan 5,000
Jambu biji 2,500
Pariaman Utara Sungai Rambai
Saiyo Sirsak
7,950 jambu biji
mrh 50
Total Jeruk
17,800 Jambu biji
128,346 Duku
688 Mangga
1.450 Sirsak
276,670 Durian
3,500 Manggis
928 Belimbing
4,040 Alpokat
530 Sawo
330 Pepaya
5,405 Srikaya
1,500 Terung Pirus 4,000
29
3.2.5. Fasilitasi Bibit Buah-buahan untuk Pensejahteraan
Petani Gerakan dan program pengembangan buah-buahan tidak
berhenti sampai disitu. Setiap ada terobosan selalu buah-buahan diikutkan untuk dibagikan kepada masyarakat, agar suatu waktu
tanpa terasa komoditas ini akan memberikan kontribusi terhadap pemeliharanya. Tidak hanya memberikan hasil untuk dikonsumsi,
tetapi juga akan mendapatkan tambahan pendapatan dari hasil penjualan hasil yang berlebih.
Mulai Tahun 2012 sampai 2014 Program Gerakan Pensejahteraan Petani dilanjutkan dengan kegiatan Fasilitasi bibit
buah-buahan untuk Peningkatan Pensejahteraan Petani. Bibit buah- buahan yang didistribusikan untuk petani di daerah GPP cukup
bervariasi. Ada bibit tanaman introduksi atau tanaman baru yang dikembangkan dan ada juga bibit tanaman yang sudah berkembang
sejak lama. Tanaman baru yang dikembangkan jambu Jamaica dan Jambu Citra serta sukun, terung pirus dan jambu biji bagi sebagian
daerah. Sementara tanaman yang sudah eksis sebelumnya adalah sirsak, durian, jeruk, nangka dan jeruk nipis. Dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2014 jumlah bibit yang sudah dibagikan ke petani di Nagari GPP tidak kurang dari 324.090 batang.
Tanaman yang terbanyak dialokasikan adalah sirsak 91.150 batang diikuti oleh jambu biji 70.150 batang, kemudian
sukun 49.980 batang, jambu Jamaica 49.520 batang, jambu Citra 38.480 batang, durian, nangka, jeruk nipis, belimbing, terung
pirus dan jeruk Tabel 3.5. semua tanaman ini diharapkan pada masanya nanti akan berperan cukup besar terhadap peningkatan
pendapatan masyarakat serta progresif dalam gerakan pertumbuhan ekonomi daerah, disadari memang bahwa tidak semua tanaman
yang dibagikan akan tumbuh dan berkembang dengan baik, karena semuanya akan sangat tergantung kepada masyarakat atau petani
pemeliharanya. Adanya program ini, paling tidak kedepan peran tanaman
buah-buahan dalam mengisi perolehan pendapatan petani dan masyarakat bisa dijadikan momentum pertumbuhan ekonomi yang
30
dinamis dan berkelanjutan. Apalagi kalau dihubungkan dengan program lainnya yang lebih dahulu, bersamaan atau Tabel 3.4.
Kebun Bibit Buah Nagari KBBN Tahun 2011 Bersamaan atau belakangan, diyakini buah-buahan akan
memberikan kontribusi yang tidak kecil dalam mengisi pendapatan daerah. Dengan demikian pewujudan kesejahteraan petani bukan
lagi merupakan sesuatu yang sulit, bahkan sektor pertanian daerah secara menyeluruh diyakini akan semakin kuat dalam memicu dan
memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berdampak nasional.
31
Tabel 3.5. Sebaran Tanaman Buah-buahan Dalam Program Fasilitasi Bibit Untuk
KabKota komoditas
2012 2013
2014 Jumlah
Batang batang
Batang batang
50 Kota J.Jamaica
1,160 4,400
5,560 Sirsak
7,480 4,400
13,000 24,880
Sijunjung Jambu biji
480 400
880 J.Jamaica
480 2,400
2,880 Sirsak
1,920 -
1,920 Sukun
4,320 4,400
12,600 21,320
Agam Jambu biji
2,340 4,400
6,740 J.Jamaica
4,100 -
4,200 8,300
J. Citra 460
5,800 6,260
Sirsak 1,500
- 1,500
Sukun 960
- 960
Tanah Datar Jambu Biji
- 480
480 J. Citra
5,520 4,400
9,920 Sirsak
- 4,400
12,000 16,400
Sukun 480
- 480
Kabupaten Solok Jambu Biji
960 -
960 J. Jamaica
- 1,400
8,400 9,800
Sirsak 3,180
8,800 11,980
Sukun 2,040
- 2,040
Dharmasraya J. Jamaica
480 3,600
4,080 J. Citra
480 -
480 Sirsak
480 -
480 Sukun
1,140 3,600
11,400 16,140
Nangka 5,760
- 5,760
Pasaman Barat Jambu Biji
480 4,000
4,480 J. Jamaica
5,460 4,600
10.600 Sirsak
240 -
240 Jeruk
11,400 11,400
Sukun 1,380
- 1,380
Pesisir Selatan J. Citra
- 3,200
12,600 15,800
Sukun 7,120
3,200 10,320
Pensejahteraan Petani di Sumatera Barat Periode 2012-2014
32
J.Jamaica 480
6,800 7,280
J. Citra 480
- 480
Sirsak 3,200
3,200 Sukun
2,880 -
2,880 Jeruk
- -
11,200 11,200
Solok Selatan Jambu biji
- -
6,000 6,000
J.Jamaica 840
- 360
1,200 J. Citra
920 1,680
2,600 Sirsak
840 3,600
4,440 Jeruk
2,400 2,400
Sukun 3,120
3,600 6,720
Padang Pariaman Jambu biji
- -
1,000 1,000
J.Jamaica -
4,400 4,400
J. Citra 480
5,600 6,800
12,880 Sirsak
1,440 -
1,440 Sukun
960 4,400
1,000 960
Kota Padang Jambu biji
- -
J.Jamaica 1,920
1,800 2,400
6,120 J.Citra
- 1,800
1,800 Sirsak
1,220 -
1,220 Sukun
1,440 -
1,440 Ko.Bukittinggi
J. Jamaica 1,920
- 2,400
4,320 Kota Payakumbuh
Jambu biji -
- J.Jamaica
2,400 2,400
J. Citra 960
1,600 200
2,760 Sirsak
1,920 -
1,920 Sukun
960 -
960 Kota Solok
Jambu biji 260
- 260
J.Jamaica 2,880
400 2,400
5,680 Sirsak
700 400
1,100 Kota P.Panjang
J. Citra 700
- 700
Sirsak 1,220
- 1,220
Kota Sawahlunto Jambu biji
- -
Jamaica 2,400
2,400 J.Citra
- 800
800 Sirsak
Sukun 2,880
800 3,680
33
Kota Pariaman Jambu Biji
- -
Jambu Citra -
3,600 600
4,200 J.Jamaica
1,800 1,800
Sirsak -
-
Total Jambu biji
4,520 15,280
20,000 39,800
J.Jamaica 19,720
29,800 25,000
74,520 J. Citra
10,000 28,480
25,000 63,480
Sirsak 25,000
24,800 25,000
74,800 Sukun
29,980 20,000
25,000 74,980
Jeruk G.O 25,000
25,000 Nangka
5,760 -
3,800 9,560
Total 94,980
118,360 148,800
362,140
Sumber : diolah dari Laporan bulanan Instansi Dinas Pertania Prov.Sumbar dan KabupatenKota terkait
34
3.2.6. Fasilitasi Bibit Buah-buahan untuk Gerakan
Pensejahteraan Ekonomi Masyarakat Pesisir G-PEMP Disamping empat program diatas, Pemerintah Sumatera
Barat juga telah mengalokasikan anggaran untuk pengembangan tanaman buah-buahan melalui “Fasilitasi Bibit untuk Gerakan
Pensejahteraan Ekonomi Masyarakat Pesisir. Walaupun tidak sebesar program-program terdahulu, paling tidak program ini
diharapkan mampu membantu perbaikan ekonomi masyarakat yan bermukim di wilayah pantai atau pesisir. Program ini baru
dilaksanakan mulai tahun 2012, dimana telah dialokasikan bibit sirsak sebanyak 15.000 batang pada tahun 2012 dan ditambah
5.000 batang lagi pada tahun 2013. Bibit lain yang telah dibagikan adalah jambu biji sebanyak 5.000 batang dan buah naga sebanyak
2.000 batang, semuanya dilakukan pada tahun 2012, Tahun 2013 sirsak 10.000 btg dan tahun 2014 sirsak 5.000 batang.
Besar harapan masyarakat pesisir yang umumnya lebih akrab dengan laut, juga ikut berperan untuk mengusahakan lahan
yang berada disekitar pemukimananya dengan tanaman buah- buahan. Pemilihan komoditas yang dibagikan, disesuaikan dengan
habitat tanaman itu sendiri, dengan harapan dapat tumbuh baik dan berkembang. Suatu saat nanti, disamping menghasilkan ikan,
masyarakat pesisir juga akan berperan dalam memasok kebutuhan masyarakat akan buah-buahan.
Gambar 27.Distribusi Bantuan Bibit Buah-buahan Gambar 28. Penanaman bibit jambu biji peningkatan
pensejahteraan dan ekonomi masyarakat pesisir GPEMP di Kab. Pasaman Barat
35
3.2.7. Bantuan Bibit Buah-buahan Dalam Berbagai Kegiatan
3.2.7.1. Bantuan bibit buah-buahan pada Gerakan Perempuan
Tanam dan Pelihara untuk Ketahanan Pangan dan Kesehatan Keluarga
Seperti diungkapkan sebelumnya, komitmen Pemerintah Sumatera Barat terhadap pengembangan tanaman buah-buahan
tidak main-main dan asalan saja. Lima program diatas masih dianggap belum cukup untuk menggebrak potensi komoditas-
komoditas potensial ini. Oleh karena itu disetiap kesempatan dan setiap iven, Pemerintah selalu mengalokasikan anggaran untuk
pengadaan bibit buah-buahan, baik yang bersifat lokal maupun kedaerahan.
Pada tahun 2008, pada acara Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara untuk Ketahanan Pangan dan Kesehatan Keluarga
yang dicanangkan oleh Ibu Negara secara Nasional serentak pada tanggal 1 Desember 2008, untuk Sumatera Barat dilaksanakan
di Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat
mendistribusikan bibit buah-buahan berupa bibit sukun sebanyak 600 batang, bibit Jambu Air sebanyak 360 batang, Bibit Rambutan
Binjai sebanyak 400 batang, bibit Rambutan Rapiah sebanyak 348 batang dan bibit mangga harum manis sebanyak 300 batang,
yang dibagikan di 7 tujuh korong yaitu Korong Tanjung Basung I, Korong Kabun, Korong Kampung Apar, Korong Salisikan, Korong
Kaliek, Korong Pasar Usang, Korong Tanjung Basung II dan Korong Kali Air Nagari Sungai Buluh Kecamatan Anai Kabupaten Padang
Pariaman. Dari hasil evaluasi ke lapangan 600 batang bibit sukun
hidup 435 batang dan saat ini 200 batang telah menghasilkan, Jambu air 360 batang, telah menghasilkan 250 batang, Rambutan
700 batang, hidup 425 batang dan telah menghasilkan 50 batang, dan mangga dari 399 batang hanya hidup 100 batang dan saat ini
50 batang telah menghasilkan. Dari hasil pembicaraan dengan Wali Korong Tanjung Basung
I Bapak Syahrial dari semua komoditi yang dibantu tersebut cocok dan 90 menghasilkan hanya komoditi mangga yang kurang baik
pertumbuhannya dan banyak yang mati.
36
3.2.7.2 Bantuan Bibit Buah-buahan Dalam Iven Saka Taruna Bumi Komitmen Pemerintah Sumatera Barat terhadap
pengembangan tanaman buah-buahan sangat besar sehingga setiap kesempatan dan setiap iven Pemerintah Propinsi Sumatera
Barat selalu mengalokasikan anggaran untuk pengadaan bibit buah-buahan, baik yang bersifat lokal maupun kedaerahan.
Pada tahun 2012, disaat iven Saka Taruna Bumi di Kota Padang. Pemerintah Sumatera Barat menyediakan bibit Jambu
Kristal sebanyak 2.000 batang dan bibit sarikaya sebanyak 2.000 batang yang dibagi-bagikan kepada masyarakat di Kota Padang.
3.2.7.3. Bantuan Bibit Buah-buahan Dalam Iven Hari Pangan Sedunia
Komoditas yang sama jambu Kristal dan Srikaya juga dibagikan kepada masyarakat Sumatera Barat yang berkunjung ke
kegiatan Hari Pangan Sedunia HPS, masing-masing sebanyak 2.500 batang. Semua bibit ini dibagikan secara gratis dengan
harapan masyarakat penerima akan memeliharanya dengan baik sehingga bisa memberikan hasil untuk mereka sendiri.
3.2.7.4 Bantuan Bibit Buah-buahan untuk Masyarakat Sumatera
Barat melalui pembagian bibit buah-buahan di GOR Haji Agus Salim, Padang Panjang, PKK Kota Padang, dll
Bibit buah-buahan banyak diminati oleh masyarakat,
untuk itu Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov Sumatera Barat pada tahun 2014 ini juga memfasilitasi
masyarakat Kota Padang, Kota Padang Panjang dan PKK Kota Padang berupa
bibit sirsak, Jambu biji dan sukun dengan
Gambar 29. Jambu Citra Gambar 30. Nangka Mini
Gambar 32. Jambu Biji
Gambar 31. Sukun Manis
37
jumlah sebanyak 1.000 batang dan saat ini baru ditanam. Kesimpulan secara menyeluruh dapat dikemukakan bahwa
dari tahun 2006-2014, jumlah bibit tanaman buah-buahan yang telah dibagikan sebanyak 1.879.320 batang. Berdasarkan laporan
dari lapang saat ini tanaman hidup dan berkembang baik sebanyak 1.062.418 batang, sebagian kecil sisanya mati, Dari sekian
banyak tanaman yang hidup, 73.326 batang diantaranya sudah menghasilkan. Dari angka ini bisa diperkirakan besarnya rupiah
yang telah dan akan dihasilkan. Pada bab berikutnya sebagai gambaran umum dikemukakan kontribusi dari sebagian tanaman
buah-buahan di berbagai tempat di Sumatera Barat. Yang pasti kedepan, kontribusi tanaman hortikultura ini, akan semakin nyata
dan sangat besar perannya dalam gerakan dan pertumbuhan agribisnis dan perekonomian masyarakat. Besar harapan, buah-
buahan akan memberikan peran yang signiikan dalam mewujudkan kesejahteraan petani Sumatera Barat.
Dampak nyata pengembangan buah-buahan tidak hanya sebatas pada perkembangan agribisnis dan peningkatan
pendapatan daerah saja, tetapi juga berdampak pada pelestarian lingkungan, pengkayaan ragam tanaman dan sumber pendapatan,
keindahan wilayah, pertumbuhan industri dan perangsang aktivitas pembangunan daerah, utamanya dalam pengembangan
infrastruktur. Disamping pengadaan dan pendistribusian bibit buah-buahan,
sebagai pendukung gerakan tersebut juga telah dialokasikan anggaran untuk pembinaan kelembagaan yang dilakukan secara
rutin dan berkelanjutan setiap tahun. Kadang-kadang kegiatan ini disejalankan dengan kegiatan peningkatan kualitas sumberdaya
manusia, melalui pelatihan, pengawasan dan bimbingan berkelanjutan. Jambu Kristal yang sudah mulai berbuah dari bibit
yang disebarkan di kota Padang
38
Gambar 32. Jambu Biji
39
40
IV. KERAGAAN USAHA DAN PERKEMBANGAN TANAMAN BUAH-BUAHAN DI SUMATERA BARAT