Sistem Penyaluran Sampah Permasalahan Pengelolaan Limbah
berpengaruh langsung dengan lingkungan sungai karena manfaat praktis masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai dengan kondisi rumah membelakangi sungai pasti akan
memanfaatkan sungai sebagai sarana pembuangan limbah yang mudah dan murah. Kondisi pembuangan limbah cair di Kelurahan Jomblang adalah sebagai berikut:
1 Mayoritas responden 70 masyarakat sudah memiliki fasilitas MCK dengan
membuang limbah cair rumah tangga di jamban milik sendiri, tetapi kebanyakan belum menggunakan tangki septik atau tangki peresapan.
2 Mayoritas responden 80 masyarakat belum memahami cara menangani limbah
dengan benar terbukti limbah cair rumah tangga tidak ditampung dalam tangki septik tetapi dialirkan melalui pipa-pipa pralon yang diarahkan langsung ke sungai.
Dokumentasi peneliti, 2007
GAMBAR 3.9. LIMBAH RUMAH TANGGGA DARI MCK DIALIRKAN MELALUI PIPA PRALON MENUJU KE SUNGAI
3 Mayoritas responden 50 masyarakat melakukan kebiasaan membuang limbah
cair rumah tangga ke sungai yang berlangsung sejak dulu. Dari informasi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pembuangan limbah
cair di Kelurahan Jomblang masih memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan, menunjukkan bahwa kesadaran masyarakatnya untuk mengelola limbah yang dihasilkan
sangat rendah, hanya sebagian warganya yang bersedia membuat septic tank terutama yang mampu dalam hal finansial, berpendidikan tinggi dan kuat perekonomiannya.
Dari wacana pendiskripsian pendapat sebagian warga dalam teknik operasional pengelolaan limbah dapat ditarik kesimpulan bahwa rendahnya tingkat pendidikan
masyarakat tentang pengelolaan limbah yang sudah terbentuk sejak dulu secara turun temurun yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam
memanfaatkan prasarana dan mengelola limbah. Kajian terhadap keberlanjutan pelayanan prasarana ini tidak dapat dilepaskan
dari segala upaya effort dalam pengelolaan prasarana yang dilakukan masyarakat sendiri. Menurut Schubeler, 1996, pengelolaan pelayanan prasarana secara sederhana
dapat dipandang sebagai proses menerus dalam pengoperasian dan pemeliharaan terhadap prasarana yang telah dibangun.
Dalam hal keterlibatan masyarakat, maka peran serta tidak terlepas dari peranan pemimpin dalam mendelegasikan informasi kepada pihak lain, seperti dalam
pengambilan keputusan dan diharapkan mampu memperjuangkan kepentingan bersama. Proses perencanaan dengan melibatkan penyusunan strategi bagaimana mengatasi
permasalahan yang dihadapi apabila tidak didukung manajemen pengelolaan yang baik maka visi yang diharapkan tidak akan terwujud. Pengalaman berperanserta secara
psikologis akan memberikan pengalaman baru dan kepercayaan diri yang lebih, dari beberapa manfaat yang diperoleh akan meningkatkan peran sertanya jauh lebih baik dan
lebih berkualitas. Dalam kerangka pembangunan partisipatif, upaya masyarakat dalam
pengelolaan prasarana menunjukkan peran masyarakat pasca program berjalan dengan baik, terlebih bila masyarakat mampu menjaga keandalan pelayanan prasarana serta
mengembangkannya. Sedangkan Mc.Common dalam UNICEF, 1999 mengungkapkan bahwa ciri yang menonjol dari pengelolaan oleh masyarakat adalah sifat pengambilan
keputusan dan tanggung jawab lokal untuk melaksanakan keputusan tersebut. Syarat bagi pengelolaan oleh masyarakat adalah adanya kemauan untuk memperbaiki kondisi
yang ada, informasi, teknologi yag sesuai serta kemampuan sumber daya.