20. Intiland Development Tbk.
41. Perdana Gapuraprima Tbk.
21. Jaya Real Property Tbk.
Sumber: www.idx.co.id
3.6 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen Sugiyono, 2012:193. Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari :
a. Indonesia Stock Exchange IDX Fact 2012,2013, dan 2014 b. Website perusahaan
c. Bursa Efek Indonesia BEI d. Berbagai artikel, buku, jurnal dan beberapa penelitian terdahulu dari
berbagai sumber.
3.7 Metode Pengumpulan Data
a. Studi dokumentasi pada Indonesia Stock Exchange IDX dari tahun 2012 hingga 2014 untuk memperoleh rekapitulasi frekuensi perdagangan saham
yang diteliti. b. Studi pustaka yaitu pengumpulan data sebagai landasan teori serta penelitian
terdahulu yang didapat dari literatur, jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti.
c. Observasi website perusahaan dengan tahap- tahap : 1. Melihat alamat website perusahaan yang tercantum dalam Indonesia
Stock Exchange IDX Fact 2014.
Universitas Sumatera Utara
2. Website perusahaan yang tidak tercantum dalam IDX Fact, peneliti menggunakan search engine yang umum digunakan seperti Google dan
Yahoo. 3. Website perusahaan diakses untuk menguji aksesbilitasnya dan untuk
keperluan pengumpulan data. 4. Apabila tidak ditemukan website melalui IDX Fact dan search engine,
maka perusahaan dianggap tidak mempunyai website. 5. Perusahaan yang mempunyai website dan mengungkapkan informasi
keuangan berupa laporan keuangan dianggap melakukan praktik IFR sedangkan perusahaan yang memiliki atau tidak memiliki website dan
tidak mengungkapkan laporan keuangan di website dianggap tidak menerapkan IFR.
3.8 Teknik Analisis
Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah :
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
Sugiyono, 2012:206. Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan dengan tujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dapat dilihat dari rata- rata, median, perdagangan saham digunakan untuk deviasi standar, nilai minimum, dan nilai
Universitas Sumatera Utara
maksimum. Pengujian ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi kalsik merupakan suatu pengujian yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi berganda. Pengujian ini dilakukan
untuk agar data sampel yang diolah benar-benar dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Pengujian dengan asumsi klasik
dilakukan dengan tujuan agar mendapatkan hasil penelitian yang bersifat BLUE Best, Linier, Unbiased, Estimation. Yang termasuk
dalam uji asumsi klasik yaitu sebagai berikut:
3.8.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal Ghozali, 2011:160. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Penelitian ini
menggunakan Uji Kolmogorv-Smirnov untuk mengetahui normalitas data.
3.8.2.2 Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali 2011:139, uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual 1 pengamat ke pengamat yang lain
.
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Jenis
Universitas Sumatera Utara
model regresi yang baik adalah jenis model regresi yang mana model regersi tersebut tidak menghasilkan heterokedastisias.
3.8.2.3 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali 2011:110 uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Pengujian ini menggunakan metode Durbin-Watson. Bila
du d 4-du, maka dapat diambil keputusan tidak ada autokorelasi positif maupun negatif Situmorang et al., 2007:78.
3.8.2.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Ghozali, 2011:105. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Suatu model regresi
yang bebas dari masalah multikolinearitas apabila memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10.
3.8.3 Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependenkriteria dapat diprediksikan melalui variabel independen
atau prediktor, secara individual. Dampak dari penggunaan analisis regersi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan
menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen, atau untuk
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukukan dengan meningkatkan variabel independendan atau sebaliknya Sugiyono,
2012:270. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Menurut Sugiyono 2012:277, analisis
regresi berganda adalah digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel
dependen kriterium, bila dua atau lebih variabel independen sebagai 57 faktor prediktor dimanipulasi dinaik turunkan nilainya. Jadi
analisis regersi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2. Adapun dua variabel independen yang
digunakan di dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi
Website.
3.8.4 Pengujian Hipotesis
Tiga hipotesis yang digunakan didalam penelitian ini adalah : 1. Internet Financial Reporting berpengaruh positif terhadap frekuensi
perdagangan saham perusahaan. 2. Tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh positif
terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. 3. Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi
website berpengaruh signifikan secara simultan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Regresi Linear Berganda :
Υ=�+b1Χ1+b2Χ2 Keterangan :
Y = Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan
α = Konstanta
b1,b2 = Koefisien Regresi X1
= Internet Financial Reporting X2
= Tingkat Pengungkapan Informasi Website Berdasarkan hipotesis yang telah ditentukan di atas, maka
terdapat dua uji yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu uji t dan uji F.
3.8.4.1 Uji t
Uji t bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan dan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai signifikansi 0,05
maka hipotesis secara parsial akan diterima. Jika thitung ttabel, maka hipotesis ditolak, sedangkan jika thitung ttabel maka hipotesis
diterima.
Universitas Sumatera Utara
3.8.4.2 Uji F
Uji signifikansi secara serenak uji F bertujuan untuk untuk melihat bagaimana pengaruh variabel-variabel bebas independen
terhadap variabel-variabel terikat dependen. Adapun ketentuan yang digunakan dalam uji F ini sama dengan ketentuan pada uji t dengan
nilai signifikansi 0,05.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real esate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014. Adapun populasi
dalam penelitian ini berjumlah 45 perusahaan property dan real esate. Dari populasi tersebut, diambil sampel sebanyak 41 perusahaan property dan real
estate yang telah ditentukan berdasarkan kriteria tertentu.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Objek Penelitian
Jumlah Sampel 41
Menerapkan Internet Financial Reporting 39
Tidak Menerapkan Internet Financial Reporting 2
Sumber: Data sekunder yang telah diolah, Oktober 2015
4.2 Analisis Data 4.2.1 Statistik Deskriptif
Analisis statisik deskriptif adalah suatu analisis yang berfungsi untuk menggambarkan data secara umum. Analisis statistik deskriptif juga berguna
dalam hal penarikan suatu kesimpulan secara generalisasi atau umum. Adapun hasil analisis statistik deskriptif penelitian ini dengan menggunakan SPSS
adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation IFR
41 1
.95 .218
INFO 41
37 22.93
10.248 SQRTFREK
41 .14
1171.32 482.5891
374.31345 Valid N
listwise 41
Sumber: Output Statistik, 2015
Dari hasil output statistik di atas, tingkat pengungkapan informasi tertinggi adalah 37 dari nilai maksimum 40, yang mana tingkat pengungkapan
informasi tertinggi ada pada perusahaan Bakrieland Development Tbk dan Summarecon Agung Tbk. Variabel Internet Financial Reporting IFR
perusahaan property dan real estate selama tahun 2012-2014 memiliki rata-rata 0,95. Artinya disini, sebanyak 95 perusahaan property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia menerapkan Internet Financial Reporting nil
ai “1” dalam aktivitas perusahaannya. Sisanya 5 perusahaan property dan real estate tidak menerapkan Internet Financial Reporting
nilai “0”. Hal ini menandakan bahwa secara dominan, perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014 telah banyak menerapkan Internet Financial Reporting dalam akivitas perusahaannya.
Sedangkan tingkat pengungkapan informasi perusahaan property dan real estate selama tahun 2012-2014 memiliki rata-rata 22,93. Tingkat
pengungkapan informasi merupakan suatu variabel yang menandakan derajat atau kuantitas dari informasi yang diungkapkan oleh suatu perusahaan melalui
website. Semakin tinggi tingkat pengungkapan informasi yang diungkapkan
Universitas Sumatera Utara
oleh suatu perusahaan menandakan semakin tinggi pula informasi yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Dengan rata-rata tingkat pengungkapan
informasi website perusahaan property dan real estate sebesar itu, menandakan bahwa rata-rata perusahaan property dan real estate telah memberikan
informasi yang cukup tinggi kepada publik mengenai perkembangan perusahaannya.
Frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate memiliki nilai maksimum sebesar 1.171,32 yaitu pada perusahaan Pakuwon
Jati Tbk. Sedangkan nilai minimum untuk frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate berada pada nilai 0,14 yaitu pada
perusahaan Indonesia Prima Property Tbk.
Tabel 4.3 Analisis Statisik Deskriptif Perusahaan IFR
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation SQRTFREK
39 .141
1171.324 491.95195
375.406814 INFO
39 4
37 24.10
9.026 Valid N listwise
39 Sumber: Output Statistik, 2015
Dari 39 perusahaan yang menerapkan Internet Financial Reporting, tingkat pengungkapan informasi tertinggi memiliki nilai 37, yaitu pada
perusahaan Bakrieland Development Tbk dan Summarecon Agung Tbk. Nilai minimum tingkat pengungkapan informasi untuk perusahaan yang menerapkan
Internet Financial Reporting adalah 4 dari nilai maksimum 40, yaitu pada perusahaan Metro Realty Tbk. Rata-rata tingkat pengungkapan informasinya
Universitas Sumatera Utara
24,10. SQRTFREK terendah yaitu 0,141 dan tertinggi 1.171,324, dengan rata- rata 491,95195.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data variabel mendekati atau memiliki data distribusi yang nomal. Adapun jenis uji
normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Kolmogorv-Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Berikut hasil uji Kolmogorv-Smirnov dengan
SPSS:
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 41
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.52836940E2
Most Extreme Differences Absolute
.126 Positive
.126 Negative
-.071 Kolmogorov-Smirnov Z
.809 Asymp. Sig. 2-tailed
.530 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber: Output Statistik, 2015
Dari hasil uji normalitas di atas, nilai distribusi normal sebesar 0,530. Nilai distribusi tersebut di atas nilai signifikansi sebesar 0,05. Artinya, data
distribusi variabel tersebut berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas
Hasil regresi yang baik adalah hasil regresi yang mana model regresi tersebut tidak menghasilkan heterokedastisitas. Metode uji heterokedastisitas
yang digunakan adalah Spearman Rho yang mana uji ini mengkorelasikan nilai absolut residual dengan masing-masing variabel independen. Berikut hasil uji
heterokedastisitas Spearman Rho penelitian ini:
Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas Spearman Rho
Correlations
IFR INFO
ABS_RES Spearmans rho IFR
Correlation Coefficient 1.000
.374 .010
Sig. 2-tailed .
.016 .953
N 41
41 41
INFO Correlation Coefficient
.374 1.000
-.128 Sig. 2-tailed
.016 .
.426 N
41 41
41 ABS_RES
Correlation Coefficient .010
-.128 1.000
Sig. 2-tailed .953
.426 .
N 41
41 41
. Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Sumber: Output Statistik, 2015
Berdasarkan hasil uji heterokedasttisitas Spearman Rho di atas nilai korelasi variabel independen dengan nilai absolut residual yaitu 0,953 dan
0,426. Nilai korelasi kedua variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, tidak terdapat heterokedastisitas di dalam model regresi ini.
4.2.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson digunakan di dalam penelitian ini
dikarenakan penelitian ini menggunakan data time-series.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .334
a
.111 .065
362.00306 1.737
a. Predictors: Constant, INFO, IFR b. Dependent Variable: SQRTFREK
Sumber: Output Statistik, 2015
Autokorelasi Positif
Daerah Ragu- Ragu
Tidak Ada
Autokorelasi Daerah Ragu-
Ragu Autokorelasi
Negatif
dL dU
4-dU 4-dL
4
Gambar 4.1 Grafik Durbin-Watson
Keterangan: d dl
: terdapat gejala autokorelasi positif d 4-dl
: terdapat gejala autokorelasi negatif dl d 4-du
: tidak ada autokorelasi dl d du
: pengujian tidak meyakinkan
Autokorelasi Positif
Daerah Ragu- Ragu
Tidak Ada
Autokorelasi Daerah Ragu-
Ragu Autokorelasi
Negatif 1,737
1,44927 1,54895
2,45105 2,55073 4
Gambar 4.2 Grafik Durbin-Watson
Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson di atas diperoleh nilai Durbin-Watson d = 1,737. Penelitian ini menggunakan dua variabel independen dengan jumlah
sampel sebanyak 41. Oleh karena itu, berdasarkan tabel Durbin-Watson diperoleh nilai batas bawah dL = 1,44927 dan batas atas dU = 1,54895.
Kesimpulannya, du d 4-du = 1,54895 1,737 2,45105. Artinya, tidak terdapa autokorelasi positif maupun negatif, karena nilai d yaitu 1,737 lebih
besar dari nilai dU yaitu 1,54895 dan kurang dari nilai 4-dU yaitu 2,45105.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.4 Uji Multikolinearitas
Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolinearitas apabila memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Hasil uji
multikolinearitas penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 300.013
255.975 1.172 .248
IFR -130.668
305.739 -.076 -.427 .672
.737 1.357
INFO 13.385
6.506 .366 2.057 .047
.737 1.357
a. Dependent Variable: SQRTFREK Sumber: Output Statistik, 2015
Dari hasil uji Multikolinearitas di atas, di dapat nilai tolerance 0,737 dengan nilai VIF 1,357. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
terdapat multikolinearitas dalam penelitian ini.
4.2.3 Analisis Regresi
Analisis regresi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.
Tabel 4.8 Analisis Regresi dengan Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 300.013
255.975 1.172
.248 IFR
-130.668 305.739
-.076 -.427
.672 INFO
13.385 6.506
.366 2.057
.047
Universitas Sumatera Utara
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 300.013
255.975 1.172
.248 IFR
-130.668 305.739
-.076 -.427
.672 INFO
13.385 6.506
.366 2.057
.047 a. Dependent Variable: SQRTFREK
Sumber: Output Statistik, 2015
Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Υ=�+b1Χ1+b2Χ2
SQRTFREK = 300,013 – 130,668IFR + 13,385INFO
Berdasarkan persamaan di atas, dapat diintepretasikan sebagai berikut ini:
1. Hasil daripada nilai konstanta dari regresi di atas sebesar 300,013.
Artinya, apabila nilai variabel independen yaitu Internet Financial Reporting IFR dan tingkat pengungkapan informasi website INFO
bernilai 0, maka nilai variabel dependen yaitu frekuensi perdagangan saham SQRTFREK adalah 300,013.
2. Hasil koefisien regresi Internet Financial Reporting IFR pada hasil
regresi di atas adalah -130,668. Artinya perubahan yang terjadi sebesar 1 satuan akan mengakibatkan penurunan frekuensi
perdagangan saham SQRTFREK sebesar -130,668. 3.
Hasil koefisien regresi tingkat pengungkapan informasi website INFO adalah 13,385. Artinya, bila terjadi perubahan tingkat
pengungkapan informasi website INFO sebesar 1 satuan, maka akan
Universitas Sumatera Utara
memberikan dampak peningkatan frekuensi perdagangan saham SQRTFREK sebesar 13,385.
4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji t
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F. Uji t digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh dari masing-masing
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Adapun tingkat signifikansi yang digunakan di dalam uji t ialah 5 0,05.
H1: Internet Financial Reporting berpengaruh secara positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas dengan menggunakan uji t, di peroleh nilai t sebesar -0,427 dengan nilai signifikansi yaitu 0,672.
Hasil uji t pada data menunjukkan bahwa variabel Internet Financial Reporting berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel
frekuensi perdagangan saham perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa Internet Financial Reporting berpengaruh secara
positif terhadap frekuensi perdagangan saham ditolak. Artinya bahwa ada atau tidaknya praktik Internet Financial
Reporting pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014 tidak berpengaruh terhadap
frekuensi perdagangan saham perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014 tersebut. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
mengindikasikan bahwa terdapat variabel lain yang mempengaruhi frekuensi perdagangan saham perusahaan.
H2: Tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh secara positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.
Adapun hasil uji t dari data di atas menunjukkan bahwa nilai t pada variabel INFO adalah 2,057 dengan nilai signifikansi 0,047. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel tingkat pengungkapan informasi website INFO berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap frekuensi
perdagangan saham perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh
secara positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan diterima. Artinya, transaksi perdagangan jual ataupun beli saham pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014 dipengaruhi oleh tingkat pengungkapan informasi
website yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014
tersebut. Hal ini juga sesuai dengan konsep teori sinyal, dimana teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan dapat mengirimkan sebuah sinyal
sebagai bentuk penyampaian informasi berupa penyampaian laporan keuangan yang positif serta dapat dipercaya dalam rangka untuk
mengurangi asimetris informasi yang terjadi antara manajer perusahaan dengan pihak investor dan para pemangku kepentingan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Semakin besar tingkat pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan property dan real estate, maka akan mempengaruhi
keputusan investasi yang dilakukan oleh investor. Reaksi yang ditanggap dengan cepat oleh para investor akan mempengaruhi pergerakan harga
saham perusahaan property dan real estate dan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate.
4.2.4.2 Uji F
Uji F digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Tingkat
signifikansi yang digunakan pada uji F adalah 5 0,05. Berikut hasil uji F berdasarkan hasil uji dengan menggunakan SPSS pada perusahaan
property dan real estate tahun 2012-2014:
Tabel 4.9 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
624665.980 2
312332.990 2.383
.106
a
Residual 4979756.256
38 131046.217
Total 5604422.237
40 a. Predictors: Constant, INFO, IFR
b. Dependent Variable: SQRTFREK Sumber: Output Statistik, 2015
H3: Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh signifikan secara serentak terhadap frekuensi
perdagangan saham perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil uji F di atas diperoleh nilai F 2,383 dengan signifikansi 0,106. Hal ini menunjukkan bahwa Internet Financial
Reporting dan tingkat informasi website berpengaruh positif namun tidak signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham
perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website
berpengaruh signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan ditolak karena didukung oleh hasil data yang diperoleh
dari pengujian statistik di atas.
4.3 Pembahasan a. Hubungan Internet Financial Reporting IFR Terhadap Frekuensi
Perdagangan Saham Perusahaan.
Dari hasil pengujian hipotesis yang pertama H1 yang dilakukan, Internet Financial Reporting memiliki pengaruh yang negatif dan tidak
signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014.
Ada atau tidaknya penerapan praktik Internet Financial Reporting ini tidak mempengaruhi frekuensi perdagangan saham pada perusahaan property dan
real estate selama tahun 2012-2014 atau dengan kata lain belum tentu perusahaan property dan real estate yang menerapkan IFR memiliki
frekuensi perdagangan saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan property dan real estate yang tidak menerapkan IFR.
Universitas Sumatera Utara
Bila dikaitkan dengan teori pasar efisien yang menyatakan bahwa pasar modal yang efisien merupakan pasar yang harga-harga sekuritas-
sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan Husnan 2005:256. Hal ini tidak sesuai dengan hasil uji statistik yang telah
dilakukan pada perusahaan property dan real estate selama tahun 2012- 2014. Praktik Internet Financial Reporting pada perusahaan property dan
real estate selama tahun tersebut terbukti masih belum mampu untuk mempengaruhi para investor untuk merespon informasi pada perusahaan
tersebut secara cepat. Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan para investor
masih belum dapat merespon informasi yang berasal dari praktik Internet Financial Reporting pada perusahaan property dan real estate. Faktor-faktor
tersebut antara lain seperti kurang lengkapnya informasi keuangan yang dicantumkan atau diberikan oleh perusahaan-perusahaan tersebut melalui
Internet Financial Reporting yang diunggah perusahaan melalui internet atau website yang mengakibatkan para investor sulit untuk memprediksi
kinerja dan prospek perusahaan dimasa mendatang dan sulit untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan pengambilan keputusan
investasi. Disamping itu, pihak investor yang kesulitan dalam memprediksi kinerja
serta prospek perusahaan dimasa mendatang yang diakibatkan kurang lengkapnya kebutuhan informasi keuangan yang ada pada Internet Financial
Reporting pada perusahaan property dan real estate lebih memilih untuk
Universitas Sumatera Utara
mengakses informasi yang lebih cepat melalui beberapa situs yang menyajikan perkembangan kinerja keuangan serta informasi keuangan
perusahaan seperti www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com yang mana situs tersebut lebih menyajikan informasi keuangan secara lengkap
dibandingkan dengan Internet Financial Reporting yang dilakukan oleh perusahaan property dan real estate. Beberapa hal inilah yang menyebabkan
variabel Internet Financial Reporting tidak berpengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate.
b. Hubungan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang kedua H2 di atas diperoleh kesimpulan bahwa tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh
secara positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Bila dikaitkan dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa jika manajer
mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke
investor. Manajer bisa melakukan pengungkapan informasi lebih, sebagai sinyal yang lebih credible Hanafi, 2005:316. Teori ini sesuai dengan hasil
pengujian statistik yang dilakukan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI selama tahun 2012-2014 yang mana tingkat
pengungkapan informasi website yang dilakukan oleh perusahaan property dan real estate mampu mempengaruhi frekuensi perdagangan saham
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini disebabkan karena tingkat pengungkapan informasi website yang dilakukan oleh perusahaan property dan real estate telah cukup
memberikan informasi yang lengkap kepada pihak investor selaku pihak yang akan menilai kinerja dan prospek perusahaan tersebut dimasa
mendatang serta mengambil keputusan yang berkenaan dengan investasi. Pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan tentunya akan
mengurangi terjadinya asimetris informasi. Asimetris informasi tidak akan terjadi pada perusahaan yang mengungkapkan informasi yang mereka miliki
secara lengkap. Karena perusahaan yang menerapkan pengungkapan informasi tentunya
sudah memberikan informasi mengenai profil dasar perusahaan, berita perusahaan terbaru, berita terkait event ataupun kegiatan operasional yang
perusahaan lakukan, informasi mengenai laporan keunngan perusahaan, serta informasi mengenai perkembangan saham perusahaan tersebut. Hal ini
tentunya akan memberikan kemudahan akses informasi bagi pihak investor dalam memperoleh informasi yang berkaitan dengan perusahaan sehingga
asimetris informasi antara pihak manajer perusahaan dengan pihak investor dapat berkurang atau bahkan tidak terjadi sama sekali dikarenakan pihak
investor dan
pihak manajer
perusahaan sama-sama
mengetahui perkembangan dan informasi perusahaan.
Dampak yang ditimbulkan dari adanya pengungkapan informasi yang dilakukan secara lengkap adalah adanya peningkatan harga saham yang
mana semakin meningkatkan minat para investor untuk berinvestasi dan
Universitas Sumatera Utara
akhirnya frekuensi perdagangan saham perusahaan pun meningkat. Oleh karena itu, tingkat pengungkapan informasi website memiliki pengaruh
terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate.
c. Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham
Perusahaan Secara Serentak.
Hasil pengujian hipotesis yang ketiga H3 menyatakan bahwa Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website
berpengaruh positif namun tidak signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Oleh karena itu, Internet
Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website tidak berpengaruh secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham
perusahaan. Pada uji secara serentak terhadap variabel Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website diperoleh derajat
kebebasan pembilangdf1k = 2 dan derajat kebebasn penyebutdf2 n-k-1 = 38, dan diperoleh nilai F tabel yaitu 3,24. Berdasarkan hasil uji F
sebelumnya, diperoleh F hitung yaitu 2,383. Maka diperoleh hasil Fhitung lebih kecil daripada Ftabel 2,383 3,24. Selain itu nilai signifikansi dari
uji F di atas adalah 0,106. Oleh karena itu, variabel Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website tidak berpengaruh
signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate. Hal ini disebabkan karena sebelumnya
variabel Internet Financial Reporting memiliki pengaruh yang negatif
Universitas Sumatera Utara
terhadap variabel frekuensi perdangangan saham perusahaan. Sebaliknya, variabel tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh secara positif
terhadap variabel frekuensi perdagangan saham perusahaan. Oleh sebab itu, ketika terjadi pengujian secara serentak terhadap frekuensi perdagangan
saham, variabel tersebut menjadi positif, akan tetapi tidak signifikan. Selain itu, nilai Ftabel dari hasil uji F di atas menunjukkan nilai yang lebih kecil
dibandingkan dengan Fhitung. Maka daripada itulah hipotesis yang menyatakan Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan
informasi website berpengaruh signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan ditolak.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan