Penggolongan Hutang 1. Hutang Jangka Pendek

Menurut Brigham et al 2001, penggunaan hutang memiliki tiga implikasi penting, yaitu : a. Memperoleh dana melalui hutang dapat membuat pemegang saham mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas. b. Kreditur melihat ekuitas, atau dana yang disetor pemilik untuk memberikan margin pengaman. c. Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atau investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar.

2.1.2.1. Penggolongan Hutang 1. Hutang Jangka Pendek

Menurut Soemarso 2005 : 70, hutang jangka pendek adalah kewajiban- kewajiban yang penyelesaiannya harus dilakukan dengan menggunakan aktiva lancar arau pembentukan kewajiban lancar lainnya. Menurut Harnanto 2004 : 8 kewajiban lancar yang biasanya terdapat dalam sebuah perusahaan adalah : a. Hutang dagang Hutang dagang merupakan jumlah uang yang terutang atau harus dibayar atas pengadaan atau pembelian bahan baku, atau barang dagangan oleh grosis dan perusahaan ritel. b. Hutang wesel Hutang wesel berasal dari penerimaan pinjaman. Dalam utang wesel adanya janji tertulis untuk membayar dalam jumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara c. Hutang bank Hutang bank dapat berupa kewajiban lancar atau kewajiban jangka panjang, tergantung pada waktu pembayaran yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. d. Hutang beban Hutang beban adalah hutang yang timbul sebagai akibat dari beban-beban rutinuntuk menjalankan kegiatan perusahaan yang belum dibayar. e. Hutang pajak penghasilan Hutang pajak penghasilan adalah pajak penghasilan tahun berjalan yang masih harus dibayar, setelah diperhitungkan pajak yang dibayar dimuka.

2. Hutang Jangka Panjang Long-term Debt

Menurut Soemarso 2005 : 70, hutang jangka panjang Long-term Debt adalah hutang yanng jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari 10 tahun. Hutang jangka panjang umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan ekspansi atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Menurut Sartono 2000 : 282, hutang jangka panjang adalah salah satu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur dimana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah tertentu dan peminjam bersedia untuk membayar secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Hutang jangka panjang ini dapat diperoleh melalui bank atau perusahaan asuransi. Menurut Margaretha 2005 : 156, ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan hutang jangka panjang, yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Struktur modal yang ditargetkan b. Kesesuaian jangka waktu c. Tingkat suku bunga d. Perkiraan atas suku bunga e. Kondisi perusahaan saat ini dan perkiraan di masa yang akan datang f. Pembatasan dalam perjanjian hutang yang ada. g. Tersedianya agunan. Menurut Soemarso 2005 : 72 jenis-jenis utama hutang jangka panjang adalah: a. Hutang obligasi Menurut Soemarso 2005 : 71 hutang Obligasi adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu dalam jangka waktu tertentu, yang biasanya menyangkut jumlah kreditur yang banyak dan diperdagangkan dibursa seperti saham-saham perusahaan. Menurut Margaretha 2005: 156 Obligasi merupakan perjanjian jangka panjang yang pihak peminjam setuju untuk membayar bunga ditambah pokok pinjaman pada waktu tertentu kepada pemegang obligasi. b. Hutang hipotik Hutang hipotik merupakan pinjaman atau hutang jangka panjang yang dijamin dengan suatu properti. Jika suatu properti dijaminkan untuk memperoleh pinjaman, maka para kreditor akan mempunyai hak-hak tertentu atas properti tersebut hingga seluruh pinjaman selesai dibayar. Hutang hipotik dapat dijamin dengan properti yang dibeli dengan dana pinjaman tersebut atau dengan properti Universitas Sumatera Utara lama yang sudah dimiliki oleh pihak debitor. Adanya jaminan akan pembayaran kembali pinjaman tersebut, akan membuat suku bunga pinjaman menjadi relatif lebih rendah dibandingkan dengan pinjaman yang tidak disertai atau tanpa agunan Harnanto, 2003: 89.

2.1.2.2. Debt to Total Assets Ratio

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Dan Rasio Hutang Dengan Rentabilitas Ekonomi Pada Industri Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia

2 28 85

Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja Dan Hutang Dengan Rentabilitas Ekonomi Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 21 95

Analisis Hubungan Efektivitas Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva Dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 51 93

Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 48 83

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 103

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 17

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2