BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu bahan restorasi yang sering digunakan dibidang kedokteran gigi adalah resin komposit. Resin komposit memiliki estetis yang baik, kuat dan melekat
secara mekanis ke struktur gigi. Resin komposit dapat digunakan untuk restorasi pada gigi anterior dan posterior, pembuatan post dan core serta direk vinir. Resin komposit
memiliki keserasian warna yang baik dengan gigi asli sehingga sering digunakan untuk restorasi direk gigi anterior.
1-4,14-18
2.1 Pengertian Resin Komposit
Istilah bahan komposit dapat diartikan sebagai gabungan dari dua atau lebih bahan yang berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari pada bahan itu
sendiri. Sejak awal tahun 1970-an, resin komposit menggantikan resin akrilik sebagai bahan restorasi gigi. Resin komposit memiliki kekuatan yang baik, tahan aus, lebih
estetis bila dibandingkan dengan amalgam serta menggunakan bahan etsa sebagai bahan primer dan bonding.
2
2.2 Komposisi Resin Komposit
Resin komposit banyak digunakan dibidang kedokteran gigi yaitu untuk bahan restorasi direk, bahan perekat, restorasi indirek serta pelapis bahan metal post
dan core pada perawatan endodontik. Tiga komponen utama resin komposit adalah matriks resin organik, bahan pengisi anorganik dan bahan coupling.
2,3,17
2.2.1 Matriks Resin
Bis-GMA yang merupakan derivat hasil reaksi bisphenol-A dan glycidylmethacrylate, urethane dimetachrylate UDMA dan triethylene glycol
dimethacrylate TEGDMA adalah monomer yang biasanya digunakan sebagai
Universitas Sumatera Utara
matriks resin komposit. Oleh karena Bis-GMA dan UDMA memiliki berat molekul yang tinggi maka keduanya merupakan cairan dengan viskositas tinggi. Hal ini
menyebabkan resin komposit memiliki sifat yang kaku. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, monomer dengan viskositas rendah ditambahkan ke dalam
matriks resin seperti methyl methacrylate MMA, ethylene glycol dimethacrylate EDMA dan triethylene glycol dimethacrylate TEGDMA yang disebut juga dengan
pengontrol viskositas.
1-3,12
Polimerisasi pada resin komposit dapat menyebabkan pengerutan. Bis-GMA yang memiliki berat molekul lebih tinggi dari pada methyl methacrylate MMA
dapat mengurangi pengerutan saat polimerisasi. Nilai pengerutan akibat polimerisasi dari methyl methacrylate MMA adalah 22 sedangkan Bis-GMA adalah 7,5.
12
Selain monomer, dalam matriks resin ditambahkan juga bahan dengan konsentrasi kecil yaitu bahan aktivator-inisiator, bahan penghambat, penyerap sinar ultraviolet,
pigmen dan pembuat opak.
1-4,12,14-18
2.2.2 Partikel Bahan Pengisi
Penambahan partikel bahan pengisi dapat membuat matriks resin organik lebih kuat. Partikel bahan pengisi ditambahkan juga untuk mengontrol serta
mengurangi pengerutan yang terjadi akibat polimerisasi matriks resin. Rata-rata ukuran partikel bahan pengisi berdiameter 0,2 – 0,3 µm partikel fine atau 0,04 µm
partikel microfine. Persentase volume dari partikel bahan pengisi lebih kecil bila dibandingkan dengan persentase berat resin komposit itu sendiri. Sekarang ini,
kemajuan teknologi dibidang kedokteran gigi telah mengembangkan komposit nanofiller dengan ukuran 1 – 10 nm.
1
Partikel bahan pengisi yang digunakan pada resin komposit adalah partikel silika anorganik. Silika yang digunakan dapat berbentuk kristal seperti quartz atau
nonkristal seperti kaca. Partikel bahan pengisi ini dihasilkan dari penggilingan atau pengolahan quartz atau kaca untuk menghasilkan partikel berukuran 0,1-100µm.
Partikel silika dengan ukuran koloidal kira-kira 0,4µm secara kolektif disebut bahan
Universitas Sumatera Utara
pengisi mikro yang diperoleh dari proses pirolitik atau pengendapan. Partikel bahan pengisi umumnya membentuk 30-70volume atau 50-85berat komposit.
1-4,12
2.2.3 Bahan Coupling