PENGARUH PERENCANAAN PEMBELAJARAN, PERSEPSI GURU TENTANG PAIKEM, DAN PENGAWASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PERENCANAAN PEMBELAJARAN, PERSEPSI GURU TENTANG PAIKEM, DAN PENGAWASAN PENGAWAS SATUAN

PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

HENDRIANSYAH

Guru memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan, namun kenyataanya masih banyak guru yang menampilkan kinerja yang belum optimal. Belum optimalnya kinerja guru diduga dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran, persepsi guru tentang Paikem dan pengawasan

pengawas satuan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perencanaan pembelajaran, persepsi guru tentang Paikem dan pengawasan

pengawas satuan pendidikan terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 63 guru, dengan jumlah sampel 54 guru yang ditentukan menggunakan rumus Slovin dengan teknik simple random sampling. Pengujian hipotesis hipotesis pertama, kedua, dan ketiga digunakan regresi linier sederhana sedangkan hipotesis keempat menggunakan regresi linier multiple.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1). Ada pengaruh perencanaan pembelajaran terhadap kinerja guru SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012, diperoleh thitung > ttabel = 7,757 > 2,007 dengan koefisien korelasi (r) 0, 638 dan koefisien determinasi (r2) 0,407 atau 40,7%. (2). Ada pengaruh persepsi guru tentang Paikem terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012, diperoleh thitung > ttabel = 5,153 > 2,007 dengan koefisien korelasi (r) 0,521 dan koefisien determinasi (r2) 0,271 atau 27,1%. (3). Ada pengaruh persepsi guru tentang pengawasan pengawas satuan pendidikan terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012, diperoleh thitung > ttabel = 6,453 > 2,007 dengan koefisien korelasi (r) 0,587 dan koefisien


(2)

determinasi (r2) 0,344 atau 34,4%. (4). Ada pengaruh perencanaan pembelajaran, persepsi guru tentang Paikem dan pengawasan pengawas satuan pendidikan terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012, diperoleh Fhitung > Ftabel = 12,673 > 2,900 dengan koefisien korelasi (R) 0,766 dan koefisien determinasi (R2) 0,587 atau 58,7%.

Kata kunci :Perencanaan Pembelajaran, Persepsi Guru tentang Paikem, dan Pengawasan, Kinerja Guru.


(3)

PENGARUH PERENCANAAN PEMBELAJARAN, PERSEPSI GURU TENTANG PAIKEM DAN PENGAWASAN PENGAWAS SATUAN

PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

Hendriansyah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(4)

PENGARUH PERENCANAAN PEMBELAJARAN, PERSEPSI GURU TENTANG PAIKEM DAN PENGAWASAN PENGAWAS SATUAN

PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

HENDRIANSYAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 12

1. Kinerja Guru ... 12

2. Perencanaan Pembelajaran ... 19

3. Tinjauan tentang Persepsi ... 29

4. Persepsi Guru tentang Paikem ... 29

5. Persepsi Guru tentang Pengawasan ... 37

6. Penelitian yang Relevan ... 44

B. Kerangka Pikir ... 45

C. Hipotesis ... 46

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 47

B. Populasi dan Sampel ... 48

1. Populasi ... 48

2. Sampel ... 49

3. Teknik pengambilan sampel ... 50

C. Variabel Penelitian ... 50

D. Definisi Konseptual Variabel Dan Definisi Operasiona Variabel ... 50


(6)

2. Definisi Operasional Variabel ... 51

E. Teknik Pengumpulan Data ... 60

1. Observasi ... 60

2. Interview ... 61

3. Angket ... 61

4. Dokumentasi ... 61

F. Uji Persyaratan Instrument ... 62

1. Uji Validitas Angket ... 62

2. Hasil Uji Coba Validitas Angket ... 63

3. Uji Reliabilitas Angket ... 66

4. Hasil Uji Coba Reliabilitas Angket ... 67

G. Uji persyaratan Analisis Data ... 67

1. Mengubah Data Ordinal Menjadi Ordinal ... 68

2. Uji Asumsi Penggunaan Statistik Parametrik ... 70

a. Uji Normalitas ... 70

b. Uji Homogenitas ... 71

3. Uji Keberartian dan Kelinearan Regresi ... 71

4. Uji Asumsi Klasik Untuk Regresi Ganda ... 72

a. Uji Multikolinieritas ... 73

b. Uji Autokolerasi ... 74

c. Uji Heteroskedastisitas ... 76

H. Pengujian Hipotesis ... 78

1. Regresi Linier Sederhana ... 78

2. Regresi Linier Multipel ... .. 79

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 81

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 8 Bandar Lampung ... 81

2. Visi dan Misi SMA Negeri 8 Bandar Lampung ... .. 82

3. Kondisi Guru dan Karyawan SMA Negeri 8 Bandar Lampung . 83

4. Keadaan siswa SMA Negeri 8 Bandar Lampung ... 83

5. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 8 Bandar Lampung ... 84

B. Deskripsi Data ... 85

1. Perencanaan Pembelajaran (X1) ... 86

2. Persepsi Guru tentang Paikem (X2) ... 88

3. Persepsi Guru tentang Pengawasan (X3) ... 89

4. Kinerja Guru (Y) ... 91

C. Uji Persyaratan Analisis Data ... 94

1. Uji Normalitas ... 93

2. Uji Homogenitas ... 94

3. Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi ... 95

4. Uji Multikolinieritas ... 97

5. Uji Autokorelasi ... 97

6. Uji Heteroskedastisitas ... 98

D. Pengujian Hipotesis ... 99


(7)

2. Uji Hipotesis Kedua (X2) ... 101

3. Uji Hipotesis Ketiga (X3) ... 102

4. Uji Hipotesis Keempat (Y) ... 104

E. Pembahasan ... 105

1. Pengaruh Perencanaan Pembelajaran Terhadap Kinerja Guru SMAN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 105

2. Pengaruh Persepsi Guru Tentang Paikem Terhadap Kinerja Guru SMAN 8 Bandar LampungTahun Pelajaran 2011/2011 ... 107

3. Pengaruh Persepsi Guru tentang Pengawasan Terhadap Kinerja Guru SMAN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 109

4. Pengaruh Perencanaan Pembelajaran, Persepsi Guru Tentang Paikem dan Pengawasan Terhadap Kinerja Guru SMAN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 111

V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... ... 114

2. Saran .... ... 115

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman Tabel 1. Rekapitulasi Absensi Guru pada Bulan Juli Sampai Dengan


(8)

November Tahun Pelajaran 2011/2012 ……….. 5

Tabel 2. Persentase Absensi Guru pada Bulan Juli Sampai Dengan November Tahun Pelajaran 2011/2012 ……… 6

Tabel 3. Hasil Penelitian yang Relevan ... 43

Tabel 4. Definisi Operasional Variabel ... 56

Tabel 5. Hasil Uji Coba Validitas Y ... 63

Tabel 6. Hasil Uji Coba Validitas X1 ... 64

Tabel 7. Hasil Uji Coba Validitas X2 ... 64

Tabel 8. Hasil Uji Coba Validitas X3 ... 65

Tabel 9. Analisis Varians ... 73

Tabel 10. Data Jumlah Siswa SMA Negeri 8 Bandar Lampung ... 83

Tabel 11. Data Sarana dan Prasarana ... 85

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Perencanaan Pembelajaran (X1) ... 87

Tabel 13. Kategori Perencanaan Pembelajaran (X1) ... 87

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Tentang Paikem (X2) ... 88

Tabel 15. Kategori Persepsi Guru Tentang Paikem (X2) ... 89

Tabel 16 Distribusi Frekuensi Pengawasan (X3) ... 91

Tabel 17. Kategori Pengawasan (X3) ... 91

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru (Y) ... 92

Tabel 19. Kategori Kinerja Guru (Y) ... 93

Tabel 20. Hasil Uji Normalitas ... 93


(9)

Gambar

Halaman

Gambar 1. Paradigma Penelitian Pengaruh Perencanaan Pembelajaran (X1), Persepsi Guru tentang Paikem (X2) dan Pengawasan (X3) Terhadap Kinerja Guru (Y) Pada SMA Negeri 8 Bandar

Lampung... …. 45 Gambar 2. Hasil Pengujian Autokorelasi ... 98


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-kisi Angket 2. Angket (kuisioner)

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X1 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X2 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X3 7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 8. Data Ordinal Y

9. Data Interval Y dan Perhitungan 10. Data Ordinal X1

11. Data Interval X1 dan Perhitungan 12. Data Interval X2

13. Data Ordinal X3

14. Data Interval X3 dan Perhitungan

15. Rekapitulasi Data Penelitian (Y, X1, X2, dan X3) 16. Uji Normalitas X1, X2, X3 dan Y

17. Uji Homogenitas 18. Uji Multikolinearitas 19. Uji Autokorelasi 20. Uji Heterosedastisitas 21. Regresi X1 terhadap Y 22. Regresi X2 terhadap Y 23. Regresi X3 terhadap Y

24. Regresi X1, X2 dan X3 terhadap Y 25. Tabel r Product Moment

26. Tabel Harga Kritis Distribusi T 27. Tabel Harga Kritis Distribusi F 28. Tabel Z

29. Data Populasi Guru SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012


(11)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Samsi, M. Si. ...

Sekretaris : Drs. Hi. Nurdin, M.Si ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Yon Rizal, M. Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP: 196003151985031003


(12)

Judul Skripsi : PENGARUH PERENCANAAN

PEMBELAJARAN, PERSEPSI GURU TENTANG PAIKEM DAN PENGAWASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama :

Hendriansyah

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743031017

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Samsi, M. Si. Drs. Hi. Nurdin, M. Si.

NIP. 196103211986031003 NIP. 196008171986031003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua ProgramStudi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, PendidikanEkonomi,

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M. Si.


(13)

MOTTO

”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan” (Q.S Al’ Insyirah 94:5)

”Man jadda wa jada = Siapa yang

bersungguh-sungguh, maka akan berhasil” (Negeri 5 Menara)

“Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

dan hanya kepada Tuhanmu-lah hendaknya kamu

berharap.” (Qs. Al Insyirah: 7-8)

”Aku adalah tentang apa yang aku pikirkan”

(Hendri Bin Dahlan)

”Seseorang hanya akan mendapatkan sebanding

dengan apa yang telah ia korbankan”

”Be Diamond...!!!”

(Hendriansyah)


(14)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Persembahan

Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji untuk Mu Ya Rabb

atas segala kemudahan, limpahan rahmat dan karunia yang Engkau berikan selama ini. Seiring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Bapak dan ibuku tercinta

yang dengan semangat dan kesabaran tetap berdo’a untuk keberhasilanku walaupun air matamu terlalu sering luruh dalam keringatmu dengan penuh kasih sayang yang tercurah,

sungguh karena kalianlah mimpi itu ada. Kakak , Adik dan keluarga Besarku

karena kalian aku selalu bersemangat dan tidak akan pernah menyerah.

Para Pendidik ku

Atas bimbingan dan ajaranmu hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu dan mempunyai keberanian untuk bersikap

Sahabat – sahabatku

Menemani petualanaganku saat suka dan duka, memberi pengalaman serta menjadikan hari-hari yang ku lalui penuh warna


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kartajaya, Way Kanan pada tanggal 30 Desember 1988, sebagai anak kelima dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Dahlan dan Ibu Piharoh.

Pada tahun 2001 penulis menyelesaikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Kartajaya, menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 2 Negara Batin, pada tahun 2004 dan lulus dari SMA Hidayatul Muslihin, Negara Batin, pada tahun 2007. Pada tahun 2007 juga, penulis diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung melalui jalur Non SPMB.

Selama kuliah, penulis tergolong salah seorang mahasiwa yang cukup aktif berorganisasi baik di internal dan di eksternal kampus. Di internal penulis pernah aktif di Himapis, BEM-U, dan terahir menjabat sebagai Ketua Komisi Advokasi DPM FKIP. Sedangkan di eksternal penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), IKAM WAYKA, dan Ketua Umum Ikatan Muli Mekhanai Kartajaya. Selain itu, penulis juga aktif sebagai peneliti lapangan di Lembaga Survey Indonesia (LSI) dan Lembaga Pengkajian Kebijakan dan Aspirasi Publik. Sudah pernah melakukan penelitian beberapa kabupaten di Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung dan seluruh kabupaten di Lampung.


(16)

SANWACANA

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, petunjuk, dan kemudahanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Perencanaan

Pembelajaran, Persepsi Guru tentang Paikem dan Pengawasan Pengawas Satuan Pendidikan terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha.B.S.Jaya, M.S, selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(17)

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus selaku pembimbing skripsi yang telah bersedia dengan sabar membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Samsi, M.Si, selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing

Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan ilmu bermanfaat dan membimbing penulis untuk penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si, selaku pembahas dan penguji skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi yang selama ini

telah dengan tulus membimbing dan mendidik penulis.

10. Bapak Drs. Banjir Sihite, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 8 Bandar Lampung, dan Drs. Syamsuddin, selaku Wakasek bidang kurikulum serta seluruh dewan guru dan staf yang telah mengizinkan dan bersedia membantu penulis melaksanakan penelitian ini.

11. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu menyayangi, mendoakan, memberikan semangat untukku, dan selalu menjadi penyemangat dalam hidupku.

12. Saudara-saudaraku, Uni, Uda, Andanan, Andan, Ayuk, Kakak, Tati,

Abang,dan Nawan, serta ponakanku Yoga, Galen, Dea, Keyla, Nindi, Gabriel dan Apta. Terima kasih atas dukungan dan doanya.

13. Teman - Teman tercinta di Pendidikan Ekonomi ’07 dan ‘08, Joko, Hendri, Ari, Arius, Idin, Doni, Hanafi, Sri, Sulis, Ucha, Erna, Emi, Leli, Eva, Linda, Alfath, Desi, Enti, Mevi, Putu Ayu, Else, Fikoh, Kd, Mila, Suliyah, Mpi,


(18)

Wuri, Ira, Emi, Puji, , Nur, Septi, Dwi, Elya, Alin, Mulya, Dani, Meri, Ana, Rahmat, dll

14. Sahabat-sahabatku di J-Community, LSI (Lembaga Survey Indonesia), HMI

(Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat KIP), DPM FKIP, HIMAPIS, BEM-U, IMMKJ, dan IKAM WAYKA yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Kalian membuat hidup dan petualanganku penuh warna. 15. Seluruh kakak tingkat serta adik-adik tingkatku di Pendidikan Ekonomi

Universitas Lampung.

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas semuanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka dan ucapkan terima kasih. Namun demikian, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis


(19)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Jl. Soemantri Brojonegoro No. 01 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Telp. (0721) 704624 Faximile (0721) 7046

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:

1. Nama : Hendriansyah

2. NPM : 0743031017

3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi

4. Alamat : Jalan Purnawirawan, Gg. Swadaya IX, No 10,

Gunung Terang, TKB, Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan

Hendriansyah 0743031017


(20)

I. PENDAHULUAN

Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga pendidikan merupakan salah satu tempat bagi peserta didik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Lembaga pendidikan tersebut diharapkan

dapat mampu menciptakan manusia-manusia yang memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan. Banyak hal yang telah dilakukan oleh lembaga sekolah untuk

memperbaiki kualitas lulusannya, namun sepertinya sampai saat ini belum menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Kulitas lulusan sekolah masih saja tergolong belum maksimal. Salah satu faktor paling dominan yang mempengaruhi hal tersebut adalah kualitas kinerja guru.

Guru merupakan salah satu komponen yang paling menentukan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan dengan siswa, menjadi panutan bagi seluruh siswa, dan juga merupakan salah satu aktor utama dalam kesuksesan belajar mengajar disekolah.


(21)

2 Perannya yang strategis itulah yang membuat guru selalu dituntut untuk

menampilkan kualitas kinerja yang optimal. Namun sampai saat ini realita bicara lain, masih banyak guru yang belum menunjukan kinerja yang optimal dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga professional. Hal ini terlihat dari masih banyaknya guru yang belum mampu mengoptimalkan proses pelaksanaan pembelajaran disekolah.

Guru sebagai pelaksana proses pembelajaran di sekolah harus mampu mengelola pembelajaran dengan baik. Guru harus mampu mengelola pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuatnya. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana akan membantu guru untuk memanajemen proses pembelajaran agar tetap fokus pada tujuan yang diinginkan. Namun sayangnya, masih banyak guru yang secara sadar ataupun tidak masih sering melaksanakan proses pembelajaran tidak sesuai dengan rencana pembelajaran. Guru terkadang hanya memandu proses pembelajaran sesuai dengan suasana hatinya saja.

Guru sebagai pelaksana proses pengajaran disekolah harus mampu mengelola seluruh sarana sekolah sebagai elemen komponen pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah. Guru harus mampu memanfaatkan seluruh sarana sekolah terutama perpustakaan dan laboratorium seefektif mungkin. Guru harus mampu memotivasi siswa untuk memanfaatkan sarana ini dengan maksimal. Tentunya agar pencapaian tujuanpun dapat dimaksimalkan pula. Namun kenyataannya, masih banyak guru yang belum mampu melakukan ini. Guru masih belum optimal memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah


(22)

3 sebagai pendukung proses pembelajaran di kelas. Siswa masih sering dibebaskan untuk masuk ke perpustakaan atau laboratorium tanpa pengawasan dan arahan ekstra dari guru yang bersangkutan.

Selanjutnya, sebagai tenaga profesional guru harus menguasai teknik penilaian pembelajaran. Guru harus mampu mengelola proses evaluasi pembelajaran sedemikian rupa agar penilaian hasil belajar dapat mencerminkan kondisi sebenarnya. Salah satu teknik yang dibutuhkan adalah guru harus membuat soal sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Namun faktanya, terkadang guru tidak membuat soal sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Ini tentu akan membuat siswa menjadi bingung dan menghasilkan hasil penilaian yang tidak

mencerminkan kondisi sebenarnya. Sementara seharusnya penilaian hasil belajar yang baik harus mencerminkan kondisi siswa apa adanya. Kemudian baru bisa dilakukan analisis dan tindak lanjut untuk memperbaiki kondisi pelaksanaan pembelajaran.

Ada banyak faktor yang diduga berpengaruh terhadap kinerja guru, salah satunya adalah perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran memegang peranan penting dalam memaksimalkan kinerja guru. Perencanaan pembelajaran berkaitan dengan langkah-langkah dan metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran, sehingga pencapaian tujuan menjadi lebih efektif dan efisien. Perencanaan pembelajaran bukan hanya sekedar merencanakan, tapi juga harus disesuaikan dengan

kurikulum yang berlaku, karakteristik siswa, fasilitas dan sumber daya yang ada, sehingga semuanya mampu dimaksimalkan sebagai komponen pembelajaran yang


(23)

4 baik. Namun kenyataannya masih banyaknya guru yang kurang memperhatikan itu, masih ada guru yang mengerjakan rencana pembelajaran saat jam pelajaran berlangsung, sehari sebelum mengajar, atau ketika akan diadakan supervisi saja. Sementara seharusnya, setiap guru harus sudah menyelesaikan semua perencanaan pembelajaran saat menerima surat keputusan untuk mengajar mata pelajaran di semester itu.

Guru sebagai implementator pembelajaran yang berkinerja tinggi, tidak hanya berperan menjadi teladan bagi siswa akan tetapi juga sebagai pengelola kegiatan pembelajaran yang menguasai dan mampu mengimplementasikan Paikem dengan baik. Guru selalu dituntut untuk mampu memilih model pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran menjadi aktif, kreatif dan menyenangkan. Guru harus menciptakan kondisi belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk mewujudkan kondisi itu, guru juga harus memiliki persepsi yang baik tentang Paikem. Namun kenyataannya, masih banyak guru yang memilliki persepsi tentang Paikem relatif kurang baik. Ini terlihat dari anggapan yang berkembang dikalangan guru, mereka menganggab Paikem sulit untuk diterapkan disekolah dan kurang mendapatkan hasil yang maksimal jika diterapkan. Guru tidak termotivasi untuk mempelajari dan menguasai Paikem apalagi menerapkannya. Guru sering hanya melaksanakan proses belajar mengajar dengan metode ceramah yang kita tahu kurang sesuai dengan prinsip kurikulum KTSP dan Paikem.


(24)

5 Disisi lain, untuk mewujudkan kinerja guru yang baik juga diperlukan

pengawasan yang baik. Pengawasan yang baik akan memastikan seluruh tujuan tercapai dengan baik. Pengawasan harus secara terprogram dan terencana dengan menggunakan tekhnik dan strategi tertentu sehingga proses belajar mengajar di sekolah dapat tetap mengarah ke tujuan yang telah ditetapkan. Namun

kenyataannya pengawasan disekolah masih sering terabaikan, masih banyak pengawas satuan pendidikan yang belum optimal melakukan pengawasan. Hal ini ditandai oleh masih kurangnya intensitas pengawas hadir ke sekolah, kurangnya pemantauan dan bantuan yang diberikan oleh pengawas sekolah dalam

perencanaan pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran, serta kurang maksimalnya pelaksanaan program kegiatan pengawasan.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012, diketahui masih terdapat guru yang tidak hadir pada jam kerjanya. Hal itu terlihat dari tingginya frekuensi

ketidakhadiran guru disetiap bulannya seperti yang tergambar dalam tabel berikut: Tabel 1. Rekapitulasi Absensi Guru pada Bulan Juli Sampai Dengan November

Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada SMA Negeri 8 Bandar Lampung

Bulan Absensi Guru

Izin Sakit Tanpa Keterangan Jumlah

Juli Agustus September Oktober November 13 10 9 9 7 1 4 3 5 3 3 2 3 4 3 17 16 15 18 13

Jumlah 48 16 15 79

Rata-rata 9,6 3,2 3 15,8


(25)

6 Pada tabel 1 di atas terlihat bahwa jumlah ketidakhadiran guru selama 5 bulan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 dengan keterangan izin rata-rata 10 orang guru perbulan , keterangan sakit dan tanpa keterangan sebanyak 3 orang guru perbulan. Itu artinya ketidakhadiran guru tergolong tinggi karena dalam sebulan rata-rata guru yang tidak hadir berjumlah 16 orang guru atau 24,68 % dari jumlah guru (pembulatan).

Tabel 2. Persentase Absensi Guru pada Bulan Juli Sampai Dengan November Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada SMA Negeri 8 Bandar Lampung

Bulan Jumlah Hari

Kerja Jumlah Guru Absensi Jumlah Absensi Tingkat (%) Juli Agustus September Oktober November 20 12 19 27 25 65 65 65 65 65 27 23 26 20 24 2,07 2,95 2,10 1,14 1,47

Rata-rata 1,94

Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 8 Bandar Lampung

Berdasarkan tabel 2 di atas diketahui bahwa tingkat ketidakhadiran guru relatif tinggi selama lima bulan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan persentase yang berfluktuatif setiap bulannya dengan rata-rata 1,94% absensi perbulan. Sementara seharusnya, guru wajib hadir ke sekolah dengan tingkat absensi 0% atau dengan kehadiran 100%. Satu kali saja guru tidak hadir di sekolah saat ada jam mengajar, tentunya dapat mempengaruhi kinerja guru dan stabilitas proses belajar mengajar disekolah. Apalagi jika tidak dimanajemen dengan baik oleh sekolah ataupun dari pribadi guru itu sendiri.

Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya (Ondi Saondi dan Aris Suherman, 2010:21). Guru harus


(26)

7 selalu mampu menunjukkan penampilan yang maksimal dalam setiap pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga kerja profesional. Baik itu dalam merencanakan pembelajaran, pelaksanaan sampai ke penilaian hasil belajar. Namun bukan hanya itu, Piet A. Suhertian juga menjelaskan bahwa, standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) Bekerja dengan siswa secara individual; (2) Persiapan dan

perencanaan pembelajaran; (3) penggunaan media pembelajaran; (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar; (5) kepemimpinan yang aktif dari guru. (Rusman, 2010:51)

Guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik dalam keseluruhan proses pendidikan. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar dan pelaksanaan standar kinerja guru. Guru merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses belajar. Guru harus selalu mampu menampilkan kualitas kinerja yang baik. Itulah yang mendasari perlunya penilaian kinerja guru dan pemahaman terhadap faktor yang menpengaruhinya untuk memastikan tercapainya tujuan pendidikan.

Berdasarkan latar belakang masalah itulah, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Perencanaan Pembelajaran, Persepsi Guru tentang Paikem dan

Pengawasan Pengawas Satuan Pendidikan terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”


(27)

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, beberapa identifkasi masalah yang ditemukan adalah:

1. Kualitas lulusan sekolah masih tergolong belum maksimal

2. Kinerja guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masih belum

optimal

3. Masih banyak guru yang melaksanakan proses pembelajaran tidak sesuai

rencana pembelajaran

4. Pemanfaatan sarana belajar di sekolah oleh guru belum optimal 5. Guru tidak membuat soal sesuai dengan materi yang diajarkan 6. Perencanaan pembelajaran guru belum dipersiapkan secara optimal 7. Persepsi guru tentang Paikem masih kurang baik

8. Pengawasan satuan pendidikan belum optimal

9. Tingkat ketidakhadiran guru masih tinggi.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh Perencanaan Pembelajaran (X1), Persepsi Guru tentang Paikem (X2), dan Persepsi Guru tentang Pengawasan Pengawas Satuan Pendidikan (X3) terhadap Kinerja Guru (Y) SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


(28)

9 1. Apakah ada pengaruh perencanaan pembelajaran terhadap kinerja guru pada

SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012?

2. Apakah ada pengaruh persepsi guru tentang Paikem terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012?

3. Apakah ada pengaruh persepsi guru tentang pengawasan pengawas satuan

pendidikan terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012?

4. Apakah ada pengaruh perencanaan pembelajaran, persepsi guru tentang Paikem, dan pengawasan pengawas satuan pendidikan terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh perencanaan pembelajaran terhadap

kinerja guru pada SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi guru tentang Paikem terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengawasan pengawas satuan

pendidikan terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh perencanaan pembelajaran, persepsi guru tentang Paikem, dan persepsi guru tentang pengawasan pengawas satuan


(29)

10 pendidikan terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai: 1. Manfaat Teoritis

a. Sumbangan pemikiran bagi pendalaman ilmu manajemen pendidikan,

khususnya dalam rangka peningkatan kinerja guru dan kualitas pembelajaran

b. Bahan informasi terkait perencanaan pembelajaran guru, persepsi guru tentang Paikem, persepsi guru tentang pengawasan pengawas satuan pendidikan dan kinerja guru

c. Pijakan dasar bagi kajian serupa pada lingkup yang lebih luas. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 8 Bandar Lampung

b. Bagi Guru

Sumbangan ilmu dan informasi bagi guru dalam upaya peningkatan kinerja guru SMAN 8 Bandar Lampung, terutama berkaitan dengan perencanaan pembelajaran, persepsi guru tentang Paikem dan kinerja guru.


(30)

11 c. Bagi Kepala Sekolah

Masukan dan informasi terhadap kepala sekolah terutama berkaitan dengan variabel pengawasan dalam rangka memaksimalkan kinerja guru SMAN 8 Bandar Lampung kedepan.

d. Bagi Pengawas Satuan Pendidikan

Masukan dan informasi terhadap pengawas satuan pendidikan terkait pengawasan, dalam rangka memaksimalkan kinerja guru.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup pada penelitian ini adalah: 1. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perencanaan pembelajaran, persepsi guru tentang Paikem, persepsi guru tentang pengawasan pengawas satuan pendidikan dan kinerja guru.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMA Negeri 8 Bandar Lampung.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung 4. Waktu Penelitian


(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka, pengaruh antara variabel bebas (perencanaan pembelajaran, Persepsi Guru tentang Paikem dan pengawasan) dengan variabel terikat (kinerja guru), penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan diakhiri dengan hipotesis.

A. Tinjauan Pustaka

1. Kinerja Guru

a. Pengertian Kinerja Guru

Kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaan itu. (Veithzal Rivai dkk ,2008:17)

Kinerja adalah penampilan atau hasil tampilan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, kinerja merupakan terjemahan dari kata “performance” dari bahasa Inggris yang berarti penampilan (Basrowi, 2010:54).

Menurut Sulistyorini, kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai kemampuan dan standard yang telah ditetapkan. (Ondi saondi dan Aris Suherman, 2010:20)


(32)

13

Kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan seseorang yang dicapai seseorang dalam bidang pekerjaanya menurut kriteria tertentu baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. (Basrowi, 2010:56),

Menurut Schermerhorn, Hunt dan Obsorn kinerja adalah sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaiaan tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan . (Veithzal Rivai, dkk: 2008:15)

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya. (Basrowi, 2010:55)

Berdasarkan pengertian kinerja di atas, dapat kita pahami bahwa kinerja adalah sebuah wujud unjuk kerja seseorang atau organisasi secara keseluruhan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan menggunakan standard dan kriteria tertentu sebagai acuan. Bila dikaitkan dengan kinerja guru, wujud unjuk kerja yang dimaksud adalah berkaitan dengan kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai serta mengevaluasi hasil belajar.

Bertolak dari gagasan itulah, maka kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kinerja guru adalah sebuah wujud unjuk kerja guru secara keseluruhan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya


(33)

14 dengan menggunakan standard dan kriteria yang telah ditetapkan sebagai tenaga professional.

b. Ukuran Kinerja Guru

Menurut Sulistyorini, kinerja merefleksikan kesuksesan suatu organisasi, maka dipandang penting untuk mengukur karakteristik tenaga kerjanya. Kinerja guru merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan, yakni keterampilan, upaya sifat keadaan dan kondisi eksternal. (Ondi Saondi dan Aris Suherman, 2010:21)

Berdasarkan pernyataan di atas, tiga elemen utama dari kinerja yaitu keterampilan, upaya dan kondisi eksternal. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan dan kecakapan guru dalam menajalankan tugas dan kewajibannya seperti merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan

melakukan penilaian pembelajaran. Selanjutnya upaya berkaitan dengan motivasi yang muncul dari diri guru untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik, sedangkan kondisi eksternal berkaitan dengan sejauh mana kondisi sumberdaya yang ada dalam mendukung produktifitas kerja guru.

Menurut Isjoni yang dikutip oleh Lusia, ukuran kinerja guru dapat dilihat dari beberapa hal yaitu:

1. rasa tanggung jawabnya dalam menjalankan amanah,

2. profesi yang diembanya,

3. rasa tanggung jawab moral yang diembanya,

4. kepatuhan dan loyalitas dalam menjalankan tugas keguruan di dalam maupun diluar kelas,

5. mempersiapkan semua kelengkapan pengajaran, dan

6. mempertimbangkan metodologi pengajaran, media pengajaran, dan alat


(34)

15 Berdasarkan pendapat di atas, guru yang berkinerja tinggi adalah guru yang memiliki rasa tanggung jawab, memiliki kepatuhan dan loyalitas,

mempersiapkan perangkat pembelajaran dan melakukan identiikasi dan analisis kondisi yang ada sebelum melakukan seluruh tahapan pengajaran.

Sementara itu, Rusman (2011:75) mengungkapkan bahwa berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru, Geogia

Depatement of Education telah mengembangkan teacher performance assement instrument yang kemudian telah dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian ini menyoroti tiga aspek utama kemampuan guru, yaitu: (1) rencana pembelajaran (teaching plans and material) atau sekarang disebut dengan renpen atau RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) prosedur pembelajaran (classroom procedure), dan hubungan antar pribadi (interpersonal skill); (3) penilaian pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, penilaian kinerja guru hanya akan difokus pada bagaimana guru merencanakan pembelajaran, bagaimana guru melaksanakan pembelajaran dan melakukan penilaian pembelajaran. Ketiga unsur ini

merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru dan tidak bisa terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.

Hal hampir senada juga diungkapkan oleh Sulistyorini menurutnya, untuk menilai kulitas kinerja dapat ditinjau dari beberapa indikator yang meliputi:

1. Unjuk kerja

2. Penguasaan materi

3. Penguasaan profesional keguruan dan pendidikan

4. Penguasaan cara-cara penyesuain diri

5. Kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.

(Ondi Saondi dan Aris Suherman, 2010:23)

Berdasarkan pendapat di atas, indikator kinerja guru adalah unjuk kerja, penguasaan materi, penguasaan professional keguruan, penyesuaian diri dan kepribadian guru. Unjuk kerja yakni berkaitan dengan penampilan guru dalam


(35)

16 melaksanakan pekerjaannya dan hasil yang telah ia capai. Penguasaan materi berkaitan dengan bahan ajar yang akan ia sampaikan, sedangkan penyesuaian diri dan kepribadian berkaitan dengan pelaksanaan tugas sebagai guru.

c. Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan (Basrowi, 2010:56). Sependapat dengan itu, Veithzal Rivai, dkk (2008:18) menyatakan bahwa penilaian kinerja merupakan kajian sistematis tentang kondisi kerja karyawan yang dilaksanakan secara formal yang dikaitkan dengan standard kinerja yang telah ditentukan perusahaan.

Berdasarkan pendapat di atas, penilaian kinerja pada dasarnya adalah proses yang digunakan untuk mengetahui, mengukur dan mengevaluasi kinerja karyawan atau guru. Penilaian kinerja ini dilakukan dengan membandingkan hasil dan kondisi kerja dengan standar-standar yang telah telah ditetapkan. Penilaian kinerja ini menjadi penting dilakukan sebagai feed back sekaligus follow up bagi perbaikan kinerja guru selanjutnya.

Berkenaan dengan standar kinerja guru Piet A. Sahertian dalam Kusmianto menyatakan bahwa standard kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugas seperti:

1. Bekerja dengan siswa secara individual

2. Persiapan dan perencanaan pembelajaran

3. Pendayagunaan media pembelajaran

4. Melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan 5. Kepemimpinan yang aktif dari guru. (Basrowi, 2010:57) Berdasarkan pendapat di atas, untuk menilai kinerja guru kita perlu memperhatikan kemampuan guru bekerja dengan siswa secara individual,


(36)

17 kemampuan guru menyiapkan dan merencanakan pembelajaran, kemampuan guru memanfaatkan media pembelajaran, kemampuan guru untuk

mengaktifkan siswa dan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran serta memimpin dan memotivasi siswa secara aktif.

Produktifitas individu dapat dinilai dari apa yang dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya. Dalam hal ini, produktifitas dapat ditinjau berdasarkan tingkatannya dengan tolok ukur masing-masing yang dapat dilihat dari kinerja tenaga kependidikan. Kinerja atau performansi dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja hasil kerja atau unjuk kerja. (Rusman, 2007:136) Payman J. Simanjuntak menyebutkan bahwa kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya sebagai berikut.

1. Kompetensi individu

Kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja. Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dikelompokan dalam dua golongan, yaitua: pertama, kemampuan dan keterampilan kerja. Kedua, motivasi dan etos kerja.

2. Dukungan organisasi

Kinerja setiap orang juga tergantung pada dukungan organisasi dalam bentuk pengorganisasian, penyedian sarana dan prasarana kerja, pemilihan teknologi, kenyamanan lingkungan kerja, serta kondisi, dan syarat kerja.

3. Dukungan manajemen

Kinerja setiap orang sangat tergantung pada kemampuan manajerial para manajemen atau pimpinan, baik dengan membangun sistem kerja dan hubungan industrial yang aman dan harmonis, maupun dengan mengembangkan kompetensi pekerja, demikian juga dengan

menumbuhkan motivasi dan memobilisasi pegawai untuk bekerja secara optimal. (Basrowi, 2010:59)

Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah kompetensi individu, dukungan organisasi, dan dukungan manajemen. Ketiga faktor tersebut memiliki pengaruh yang sangat dominan terhadap kinerja


(37)

18 seseorang dalam menjalankan tugasnya dalam sebuah organisasi. Hal ini didasari pertimbangan bahwa, sebagaimanapun hebatnya kemampuan seorang individu dalam menjalankan tugasnya, namun jika tidak didukung oleh

organisasi dan manajemen yang baik maka hasilnya juga tidak akan maksimal. Begitu juga sebaliknya dengan dukungan manajemen dan organisasi. Ketiga faktor ini merupakan satu-kesatuan yang tidak bisa

dipisahkan satu sama lain dalam rangka mewujudkan kinerja yang maksimal. Kinerja mempunyai hubungan erat dengan produktivitas karena

merupakan indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Sehubungan hal tersebut maka upaya untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja organisasi merupakan hal penting. Berbicara tentang kinerja tenaga kependidikan, erat kaitanya dengan cara mengadakan penilaian terhadap pekerjaan seseorang sehingga perlu ditetapkan standar kinerja atau standar performance.(E. Mulyasa, 2007:137)

Penilaian kinerja ditunjukan bukan untuk kepentingan organisasi yang bersangkutan melainkan untuk semua pihak, seperti yang diungkapkan oleh Ahmad S. Ruky bahwa penilaian prestasi mempunyai tujuan:

1. meningkatkan prestasi kerja karyawan baik secara individu, maupun kelompok;

2. mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan yang

direfleksikan dalam kenaikan produktivitas;

3. merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan

meningkatkan hasil kerja dan prestasi kerja;

4. membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan

dan pelatihan karyawan yang lebih tepat guna;

5. menyediakan alat/ sarana untuk membandingkan prestasi kerja pegawai dengan gajinya atau imbalanya; dan

6. memberikan kesempatan pada pegawai untuk mengeluarkan perasaanya

tentang pekerjaan atau hal-hal yang ada kaitanya.(Basrowi, 2010:62) Berdasarkan pendapat di atas, penilaian kinerja ditujukan bukan untuk kepentingan organisasi yang bersangkutan melainkan untuk semua pihak, seperti karyawan, manajemen dan perusahaan/organisasi. Penilaian kinerja


(38)

19 yang dilaksanakan dengan baik dan benar akan dapat membantu

meningkatkan motivasi berprestasi sekaligus dapat meningkatkan loyalitas para anggota organisasi yang ada didalamnya, dan tentu akan memicu produktifitas serta keberhasilan organisasi. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan itulah, penilaian kinerja menjadi penting untuk dilakukan, termasuk penilaian kinerja guru di sekolah. Kinerja guru harus selalu dinilai dan dievaluasi guna perbaikan kinerja guru dan pencapaian tujuan organisasi sekolah dan pendidikan.

Berdasarkan kajian, telah dipahami bahwa kinerja guru adalah sebuah wujud unjuk kerja guru secara keseluruhan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan menggunakan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebagai acuan. Ini berkaitan dengan kemampuan guru sebagai tenaga professional dalam menjalankan seluruh tugas dan kewajiban yang

dibebankan kepadanya. Kinerja guru yang baik, akan memastikan tercapainya tujuan pembelajaran, tujuan kurikulum dan tujuan pendidikan dengan baik. Berdasarkan studi pendahuluan diketahui bahwa kinerja guru belum optimal. Ini terlihat dari tingginya tingkat ketidakhadiran guru di sekolah, banyaknya guru yang belum mempersiapkan perencanaan pembelajaran secara optimal, banyaknya jumlah guru yang belum optimal memanfaatkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, kurang optimal memanfaatkan media pembelajaran dan alat penilaian yang sesuai.


(39)

20

2. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas , program dan alokasi sumber. Bagaimana yang seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang. (Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, 2009: 106)

Menurut George R. Terry dan Leslie W. Rue, perencanaan adalah

menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu. (G.A. Ticoalu, 2009:9)

Menurut Cunigham perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasikan dan memformulasikan hasil yang

diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. (Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, 2009: 106)

Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Hamzah B. Uno, 2008: 2)

Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentuka. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan (Abdul Majid, 2007:15).


(40)

21 Menurut Hayashi, perencanaan adalah suatu proses bertahap dari tindakan yang terorganisasi untuk menjembatani perbedaan antara kondisi yang ada dan aspirasi organisasi. (H.B. Siswanto, 2007:42)

Berdasarkan definisi-definisi di atas, perencanaan mengandung unsur-unsur seperti tujuan yang harus dicapai, strategi untuk mencapai tujuan, sumber

daya yang mendukung dan implementasi setiap keputusan. Perencanaan

selalu mempunyai arah yang hendak dicapai yaitu tujuan yang harus dirumuskan dalam bentuk sasaran yang jelas dan terukur. Strategi untuk mencapai tujuan berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang perencana. Penetapan sumber daya yang dapat mendukung diperlukan untuk mencapai tujuan meliputi penetapan sarana dan prasarana yang diperlukan, anggaran biaya dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya.

Perencanaan adalah suatu cara untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif untuk

memperkecil kesenjangan yang ada dan mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Perencanaan merupakan hasil proses berpikir dan pengkajian dan penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai efektivitas dan efisiensi, yang merupakan awal dari semua proses pelaksanaan kegiatan yang bersifat rasional.

Pembelajaran berasal dari kata belajar yang artinya berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; atau berubah tingkah laku atau tanggapan yang


(41)

22 disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan pembelajaran adalah proses atau cara menjadikan seseorang belajar.

Menurut Masnur Muslich (2007:71), pembelajaran adalah proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehinggga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada ahirnya “mampu” untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Degeng mendefenisikan dengan singkat bahwa

pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. (Hamzah B. Uno, 2008:2)

Menurut Slavin dalam H. Douglas Brown pembelajaran adalah sebuah perubahan dalam diri seorang yang disebabkan oleh pengalaman (Noor Cholis dan Yusi Avianto Pareanom, 2007:8). Sedangkan teori lain

mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. (Kunandar, 2009:287)

Berdasarkan beberapa defenisi tersebut, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.


(42)

23 Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil

berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan prilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. (Wina Sanjaya, 2009:29)

Perencanaan pembelajaran atau biasa disebut rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas.

Berdasarkan RPP inilah seorang guru diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (applicable) yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. (Masnur Muslich, 2008:53)

Menurut E. Mulyasa (2006:212) dan Kunandar (2009:262) Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Rencana pembelajaran adalah sebagai acuan guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain rencana pelaksanaan pembelajaran berperan sebagai skenario proses pembelajaran. (Kunandar, 2009:263)

Berdasarkan beberapa defenisi di atas, perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar yaitu dengan mengkoordinasikan


(43)

24 cara penyampaian kegiatan (metode, model dan teknik), serta bagaimana mengukurnya menjadi jelas dan sistematis, sehingga nantinya proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien.

Konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:

1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pembelajaran.

2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakan pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang sistematik

selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan. 3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari

pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.

4. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan

pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pembelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.

5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan

pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Termasuk didalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas pengajaran.

6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik. (Abdul Majid, 2007:17-18)

Berdasarkan penjelasan mengenai konsep perencanaan pembelajaran di atas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu: perencanaan pembelajaran sebagai teknologi, perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem,


(44)

25 perencanaan pengajaran sebagai sebuahh disiplin, perencanaan pengajaran sebagai sains (science), perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses, dan perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas. Perencanaan pembelajaran merupakan tolok ukur untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

Guru profesional harus mampu mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaan yang baik, logis, dan sistematis karena disamping untuk melaksanakan pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran mengemban “professional accountability”,sehingga guru dapat

mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan guru memiliki makna yang cukup mendalam bukan hanya kegiatan rutinitas untuk memenuhi kelengkapan administratif, tetapi merupakan cermin dari pandangan, sikap dan keyakinan professional guru mengenai apa yang terbaik untuk peserta didiknya. (E. Mulyasa, 2006:220)

Secara teknis rencana pembelajaran minimal mencakup komponen-komponen berikut:

1. Standard kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar.

2. Tujuan pembelajaran

3. Materi pembelajaran

4. Pendekatan dan metode pembelajaran

5. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

6. Alat dan sumber belajar

7. Evaluasi pembelajaran. (Masnur Muslich, 2008:53)

Berdasarkan pendapat tersebut, perencanaan pembelajaran minimal memuat komponen-komponen seperti standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator pencapaian, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi

pelajaran yang akan disampaikan, pendekatan dan metode pembelajaran yang akan digunakan, sampai pada teknik dan instrument evaluasi pembelajaran yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.

Cynthia mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan fase pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, ketika kompetensi dan metodologi telah diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta


(45)

26 didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. (E. Mulyasa, 2006:221)

Hal ini semakin dipertegas oleh Kunandar (2009:263), menurutnya tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk:

1. Mempermudah, memperlancar, dan meningkatkan hasil proses belajar

mengajar.

2. Dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati,

menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana.

Dari pendapat di atas, semakin jelaslah bahwa pembuatan perencanaan pembelajaran penting dalam proses pembelajaran. Pembuatanya ditujukan untuk mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar. Dengan menyusun rencana pembelajaran secara professional dan sistematis maka guru akan mampu melihat, menganalisis dan

memprediksikan program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana.

Hal ini kemudian semakin dikukuhkan oleh Joseph dan Leonard yang juga mengemukakan: “teaching without adequate written planning is sloppy and almost always ineffective, because the teacher has not thought out exactly what to do and how to do it.” (E. Mulyasa, 2006:221). Sehingga jelaslah bahwa perencanaan pembelajaran yang matang adalah kunci dari kegiatan belajar yang efektif dan bukti tanggung jawab guru terhadap tugasnya. Perencanaan merupakan dasar utama dari semua kegiatan. Perencanaan yang benar diasumsikan bermuara kepada pelaksanaan yang benar. Perencanaan


(46)

27 dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pendidik. Silabus mata pelajaran dan silabus muatan lokal disusun oleh guru bersama timnya yang diketuai oleh kepala satuan pendidikan. Jika silabus belum memenuhi standar yang diharuskan, penanggung jawabnya adalah kepala satuan pendidikan. Sedangkan recana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun oleh pendidik berdasarkan karakteristik peserta didik yang berada di kelasnya. Jika RPP yang bermasalah berarti yang bertanggung jawab adalah pendidik.

Berdasarkan kajian, telah dipahami bahwa perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar yaitu dengan mengkoordinasikan

komponen-komponen pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, cara penyampaian kegiatan, serta bagaimana mengukurnya menjadi jelas dan sistematis. Perencanaan merupakan langkah awal dari seluruh proses

pembelajaran, perencanaan yang kurang optimal akan menghasilkan hasil yang juga kurang optimal. Perencanaan pembelajaran harus benar-benar diperhatikan guna menghasilkan hasil yang benar-benar maksimal.

Berdasarkan studi pendahuluan, diketahui bahwa perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru belum optimal. Terlihat dari banyaknya guru yang mengerjakan rencana pembelajaran saat jam pelajaran berlangsung, sehari sebelum mengajar, atau ketika akan diadakan supervisi saja. Sementara seharusnya, setiap guru harus sudah menyelesaikan semua perencanaan pembelajaran saat menerima surat keputusan untuk mengajar mata pelajaran di semester itu. Selain itu, ada juga guru yang hanya menyalin rencana


(47)

28 pembelajaran teman atau dari internet tanpa menyesuaikan dengan kondisi yang ada di tempatnya mengajar. Guru terkesan hanya menganggab perencanaan pembelajaran sebagai tugas administratif saja, dan tidak memiliki kaitan dengan pelaksanaan pembelajaran.

3. Pengertian Persepsi

Kata persepsi berasal dari bahasa inggris “perception” yang berarti penglihatan atau tanggapan. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia kata persepsi diberi pengertian sebagai (1) tanggapan (penerimaan langsung dari suatu serapan), (2) proses seseorang mengetahui beberapa hal dari panca indranya. Secara umum persepsi merupakan pengenalan, penilaian, dan tanggapan seseorang terhadap objek.

Persepsi adalah proses menyangkut masuknya pesan atau informasi yang masuk ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indranya, yaitu indra penglihatan, peraba, perasa, dan pencium. (Slameto, 2003:102)

Menurut Sondang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu:

1. Faktor pelaku persepsi, yaitu diri orang yang bersangkutan apabila

seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interprestasi tentang apa yang dilihatnya itu. Ia dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut terpengaruh seperti sikap, motif kepentingan, minat, pengalaman dan harapan.

2. Faktor sasaran persepsi, dapat berupa orang, benda atau persitiwa. 3. Faktor situasi, merupakan keadaan seseorang ketika melihat sesuatu dan


(48)

29

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan kemampuan seseorang untuk menilai, mengenal, dan mengamati suatu objek. Penilaian, pengenalan, dan pengamatan ini dapat dijadikan suatu pemahaman, pengetahuan, sikap, dan anggapan seseorang terhadap suatu objek.

4. Persepsi Guru tentang Paikem

Paikem adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Secara istilah, Paikem dapat kita definisikan sebagai

pendekatan mengajar yang digunakan bersama model tertentu dan berbagai media pembelajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan. a. Pembelajaran aktif

Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktifitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan

pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat

meningkatkan pemahaman dan kompetensinya (Rusman, 2011:324).

Menurut Natawidjaja belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. (Kunandar, 2009:294).


(49)

30 Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Sedangkan guru hanya memposisikan diri sebagai fasilitator.

b. Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif, yaitu pembelajaran yang membawa pembaharuan disegala bidang proses belajar mengajar (Depdiknas, 2006:2). Berdasarkan pengertian itu, bisa kita pahami bahwa pembelajaran inovatif adalah

pembelajaran yang dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar. Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh peserta didik atas dorongan gagasan barunya yang merupakan produk dari learning how to learn untuk melakukan langkah-langkah belajar, sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.

c. Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk memotivasi dan memunculkan kreatifitas siswa selama

pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah (Rusman, 2011:324).

Pembelajaran kreatif juga mempunyai makna, tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan acuan kurikulum, karena kurikulum sekedar dokumen dan


(50)

31 rencana, maka perlu dikritisi, dikembangkan secara kreatif. Ada seribu satu jalan untuk mempelajari dan memperdalam satu kompetensi dasar tertentu. (Depdiknas, 2006:2)

Berdasarkan pendapat tersebut, pembelajaran diharapkan mampu menghasilkan siswa yang memiliki kecakapan berpikir dan bertindak, sehingga dapat mengahasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh melalui hasil berpikir kreatif dengan mewujukan dalam bentuk sebuah hasil karya baru.

Menurut Mulyasa pada umumnya berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagai berikut;

1. Persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi untuk diuji. 2. Inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis

informasi tersebut samapai diperoleh keyakinan bahwwa hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional.

3. Iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan bahwa

hiptesis tersebut benar, tepat dan rasional

4. Verifikasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk dijadikan sebuah rekomendasi, konsep, atau teori. (Rusman, 2011:325),

Berkaitan dengan ini, maka guru dituntut untuk mampu memberikan stimulasi dan rangsangan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan berpikir dan bertindak kreatif tentunya terlebih dahulu dengan memberikan contoh dalam praktik penyajian pembelajaran yang kreatif dan tidak

monoton seperti guru-guru pada umumnya. Suatu hal yang sangat sulit untuk membentuk peserta didik yang kreatif tanpa melakukan hal-hal yang kreatif pula.


(51)

32 d. Pembelajaran Efektif

Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa, membentuk kompetensi siwa, serta mengantarkan mereka ketujuan yang ingin dicapai secara maksimal. (Rusman, 2011:325)

Pembelajaran efektif jika mencapai sasaran dan banyak hal yang didapat siswa, bahkan guru pada setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan

pengalaman baru sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswa. (Depdiknas, 2006:3)

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, pembelajaran efektif adalah

pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung (sesuai dengan apa yang telah

direncanakan).

Menurut Kenneth D. More ada tujuh langkah dalam menerapkan pembelajaran efektif, yaitu:

1. Perencanaan

2. Perumusan tujuan/kompetensi

3. Pemaparan perencanaan pembelajaran kepada siswa

4. Proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi

(multistrategi) 5. Evaluasi

6. Menutup proses pembelajaran

7. Follow up/tindak lanjut. (Rusman, 2011:326)

Pembelajaran yang efektif, tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus menyeluruh, mulai dari perencanaan, perumusan tujuan, pelaksanaan sampai ke evaluasi dan tindak lanjut. Pembelajaran yang menerapkan ketujuh langkah diatas diharapkan mengahasilkan output yang lebih optimal.


(52)

33

e. Pembelajaran Menyenangkan

Menurut E. Mulyasa pembelajaran menyenangkan merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (under pressure). (Rusman, 2011:326)

Namun yang perlu digaris bawahi, pembelajaran yang menyenangkan harus dimaknai secara luas, tidak sekedar menyenangkan dan mengasyikan akan tetapi harus dapat dinikmati peserta didik. Sehingga nantinya proses pembelajaran itu dapat menumbuhkan motivasi dari dalam diri (inner motivation) peserta didik untuk merangsang rasa keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.

Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara optimal (Rusman, 2011:327).

Implementasi PAIKEM di sekolah didasari oleh Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1, Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.


(53)

34

Untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemadirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Menurut Djamiri dalam proses pembelajaran prinsip utamanya adalah adanya proses keterlibatan seluruh atau sebagian besar potensi diri siswa (fisik dan non fisik) dan kebermaknaanya bagi diri dan kehidupanya saat ini dan dimasa yang akan datang (life skill). (Kunandar, 2009:287)

Prinsip dasar dari kegitan belajar mengajar adalah memberdayakan semua potensi yang dimiliki siswa sehingga mereka akan mampu meningkatkan pemahamannya terhadap fakta/konsep/prinsip dalam kajian ilmu yang dipelajarinya yang akan terlihat dalam kemampuanya untuk berpikir logis kritis dan kreatif. Prinsip dasar KBM lainnya , yaitu berpusat pada siswa , mengembangkan kreatifitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan pengalaman belajar yang beragam dan belajar melalui berbuat. (Masnur Muslich, 2007:53) Dari beberapa pendapat tentang prinsip pembelajaran di atas, bisa ditarik kesamaan beberapa hal diantaranya adalah belajar merupakan proses aktif peserta didik, artinya siswa harus dilibatkan secara langsung dan mengalami sendiri proses pembelajaran. Pembelajaran harus mampu mengembangkan kreatifitas dan potensi peserta didik, selain pebelajaran pada prinsipnya juga harus dilakuan dengan penuh suka cita tanpa ada unsur keterpaksaan


(54)

35

Abdul Majid (2007:136) menyatakan metode apapun yang digunakan oleh pendidik/guru dalam proses pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah akomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip KBM.

1. Berpusat kepada anak didik (student oriented)

Guru harus memandang anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang anak didik yang sama sekalipun mereka kembar. Satu kesalahan jika guru memperlakukan mereka sama. Gaya belajar (learning style) anak didik harus diperhatikan.

2. Belajar dengan melakukan (learning by doing)

Supaya proses belajar itu menyenangkan , guru harus menyediakan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh pengelaman nyata.

3. Mengembangkan kemampuan sosial

Proses pembelajaran dan pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan, juga sebagai sarana untuk berinteraksi social (learning to live together)

5. Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi

Proses pembelajaran dan pengetahuan harus memancing rasa ingin tahu anak didik, juga mampu memompa daya imajinatif anak didik untuk berpikir kritis dan kreatif.

6. Mengembangkan kreatifitas dan keterampilan memecahkan masalah

Proses pembelajaran dan pendidikan yang dilakukan oleh guru bagaimana merangsang kreatifitas dan daya imajinasi anak untuk menemukan

jawaban terhadap setiap masalah yang dihadapi anak didik.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat kita simpulkan bahwa prinsip dasar yang harus diperhatikan secara menyeluruh dalam proses belajar mengajar diantaranya adalah pembelajaran harus berpusat pada peserta didik. Peserta didik belajar dengan melakukan, harus mengembangkan kemampuan sosial dan mengembangkan keingintahuan serta dapat mengembangkan kreatifitas dan keterampilan dari peserta didik.

Berdasarkan kajian di atas, dapat kita pahami bahwa persepsi guru tentang Paikem adalah cara pandang, pemahaman, pengetahuan, sikap, dan anggapan guru tentang penerapan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.


(55)

36

Persepsi guru yang baik tentang Paikem merupakan modal yang harus dimiliki oleh seluruh guru dalam menampilkan unjuk kerja yang optimal. Guru yang memiliki persepsi yang baik tentang Paikem akan lebih termotivasi untuk menguasai Paikem dan mengimplementasikannya. Penguasaan dan implementasi Paikem yang baik akan membawa siswa dan guru mencapai tujuan pembelajaran yang lebih optimal.

Berdasarkan studi pendahuluan, diketahui bahwa persepsi guru tentang Paikem tergolong masih kurang baik. Ini terlihat dari anggapan yang berkembang dikalangan guru, mereka menganggab Paikem sulit untuk diterapkan disekolah dan kurang mendapatkan hasil yang maksimal jika diterapkan. Guru tidak termotivasi untuk mempelajari dan menguasai Paikem apalagi menerapkannya. Guru sering hanya melaksanakan proses belajar mengajar dengan metode ceramah, mencatat, atau hanya mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) . Sementara kita tahu metode pembelajaran konvensional ini kurang sesuai dengan prinsip kurikulum KTSP dan Paikem.

5. Persepsi Guru tentang Pengawasan Pengawas Satuan Pendidikan

Menurut G.R. Terry dan L.W.Rue, pengawasan adalah mengevaluasikan pelaksanaan kerja dan jika perlu memperbaiki apa yang sedang dikerjakan untuk menjamin tercapainya hasil-hasil menurut rencana (G.A. Ticoalu, 2009:232).

Robert J. Mokler mengemukakan bahwa pengendalian atau pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi,


(56)

37 menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang

diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan. (H.B. Siswanto, 2007:139)

Menurut Boardman Pengawasan atau supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif, agar mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, sehingga dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartispasi dalam masyarakat modern. (Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, 2009:825)

Pengawasan atau supervisi adalah semua usaha yang dilakukan oleh supervisor untuk memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki pengajaran. (Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2007: 233)

Dari beberapa defenisi di atas, tampak ada perbedaan pandangan antara yang satu dengan lainnya. Hal ini mungkin karena titik tolak mereka juga berbeda. Namun sepertinya mereka sependapat akan beberapa hal, jika kita teliti kesemuanya tidak meninggalkan unsur-unsur pokok seperti tujuan, situasi proses pelaksanaan dan supervisor/pengawas.

Senada dengan itu, beberapa ahli lain juga mengungkapkan hal yang hampir serupa:

1. Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey:

Supervisi adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. (Supervision is a planed program for the improvement of instruction)

2. Dalam Dictonory Of Education, Good Carter memberikan defenisi

sebagai berikut:

Supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas pendidikan lainnya dalam

memeperbaiki pengajaran, termasuk memperkembangkan pertumbuhan guru-guru, menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar dan penilaian pengajaran.


(57)

38 Supervisi adalah suatu program inservice education dan usaha

memperkembangkan kelompok (group) secara bersama.

4. Menurut Boardman:

Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan

membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru sekolah, baik secara individuil maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, sehingga dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat

demokrasi modern.

5. Mc Nerney meninjau supervisi sebagai suatu proses penilaian mengatakan:

Supervisi adalah prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.

6. H. Burton dan J. Bruckner:

Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamnya

memepelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

(H.M. Daryanto, 2008:170)

Berdasarkan defenisi-defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah suatu upaya sistematik untuk menjamin bahwa semua sumber daya telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan rencana guna memastikan tercapainya tujuan sekolah dan pembelajaran.

Pengawasan atau supervisi merupakan dua istilah yang dapat dipertukarkan antara satu sama lain jika membicarakan kepengawasan dalam pendidikan. Di dalam konteks pendidikan Indonesia digunakan istilah pengawas, hanya saja dalam konteks keilmuan berdasarkan literatur memakai istilah supervisor atau supervisi. Begitu juga dalam penelitian ini istilah supervisi dan pengawasan memiliki makna yang sama.

Pengawasan dan pengendalian merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan


(58)

39 pengendalian juga merupakan tindakan preverentif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaaanya (E. Mulyasa, 2007:111).

Menurut Murdick pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Proses dasarnya terdiri dari tiga tahap:

1. menetapkan standar pelaksanaan

2. pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standard dan

3. menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standard dan rencana. (Nanang Fattah, 2008:101)

Berdasarkan pendapat tersebut pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui pengawasan

diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana

kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.

Dilihat dari sudut pandang ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan terakhir dari fungsi manajemen. Sedangkan dari segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan.


(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan kesimpulan dan saran. Pembahasan secara rinci beberapa sub bab tersebut dikemukakan sebagai berikut ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh perencanaan pembelajaran terhadap kinerja guru SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat diartikan bahwa jika perencanaan pembelajaran guru baik, maka maka kinerja guru juga akan baik, begitu pula sebaliknya.

2. Ada pengaruh persepsi guru tentang Paikem terhadap kinerja guru SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat diartikan bahwa jika persepsi guru tentang Paikem baik, maka kinerja guru juga akan baik, begitu pula sebaliknya.


(2)

115

3. Ada pengaruh persepsi guru tentang pengawasan pengawas sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat diartikan bahwa jika pengawasan baik, maka kinerja guru juga akan baik, begitu pula sebaliknya.

4. Ada pengaruh perencanaan pembelajaran, persepsi guru tentang Paikem dan pengawasan pengawas sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. Pada penelitian ini menunjukkan apabila perencanaan pembelajaran, persepsi guru tentang Paikem dan pengawasan pengawas satuan pendidikan baik, maka kinerja guru juga akan baik, begitu pula sebaliknya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang perencanaan pembelajaran, persepsi guru tentang Paikem dan pengawasan pengawas satuan pendidikan terhadap kinerja guru SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012, maka peneliti memberi saran:

1. Setiap guru sebaiknya mempersiapkan perencanaan pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Menyiapkan perencanaan pembelajaran sebelum menerima SK mengajar di setiap semester, agar pelaksanaan proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien.

2. Guru sebaiknya sering mengikuti pelatihan, workshop atau seminar tentang penggunaan dan cara pemanfaatan Paikem. Sehingga dengan semakin paham guru tentang Paikem, diharapkan guru akan memiliki persepsi yang semakin


(3)

116

baik tentang Paikem dan kemudian akan mengaplikasikannya dalam proses belajar bengajar.

3. Pengawasan (supervisi) kerja guru sebaiknya dilakukan secara terprogram dan terencana. Sehingga skenario pengawasan menjadi jelas dan lebih mudah dilaksanakan. Pengawas satuan pendidikan sebaiknya meningkatkan

intensitas supervisi kunjungan kelasnya, karena dengan begitu guru akan lebih merasa diperhatikan. Pengawas sebaiknya menjalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan guru, agar iklim pengawasan menjadi lebih kondusif.

4. Kinerja guru tidak hanya dipengaruhi dengan perencanaan pembelajaran, persepsi guru tentang Paikem dan pengawasan tetapi masih banyak faktor-faktor dan indikator lain seperti, penguasaan materi, pengelolaan kelas, kepribadian, dan faktor lain dalam lingkup kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial dan profesional. Oleh karena itu, sebaiknya peningkatan kualitas kinerja guru dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta: Jakarta

Basrowi. 2010. Transformasi Sosial dalam Organisasi. Pustaka Ilmu Nusantara: Jakarta

Basrowi. Kasinu, Akhmad. 2007. Metode Penelitian Sosial. CV Jenggala Pustaka Utama: Kediri

Brown. H, Doglas. Alih bahasa oleh Cholis, Noor dan Paraemon, Yusi Avianto. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa (Edisi Kelima). Kedutaan Amerika Serikat: Jakarta

Daryanto, H.M. 2008. Administrasi Pendidikan. PT. Rineka Cipta: Jakarta Depdiknas. 2006. PAIKEM:Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan.. Sosialisasi KTSP. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta Fattah, Nanang. 2008. Landasan Manajemen Pendidikan. PT. Remaja

Rosdakarya: Bandung

Gultom, Vitta Romauli. 2011. Pengaruh Perencanaan Pengajaran Guru, Pengawasan, dan Kompensasi Terhadap Kinerja Guru pada SMA Taman Siswa Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010. Universitas Lampung:Bandar Lampung

Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. PT. Bumi Aksara: Jakarta

Kunandar.2009. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Pers: Jakarta Majid, Abdul.2007.Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standard

Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung


(5)

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Konstektual. PT Bumi Aksara: Jakarta

Muslich, Masnur. 2008. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. PT. Bumi Aksara: Jakarta

Rivai, Veithzal. Dkk. 2008. Performance Appraisal (Edisi Ketiga). PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Rivai, Veithzal. Murni, Sylviana. 2009. Education Management. Rajawali Pers: Jakarta

Rivai, Veithzal. Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Rajawali Pers: Jakarta

Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesinalisme Guru. Rajawali Pers: Jakarta

Sanjaya, Wina.2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, edisi.1, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Saondi, Ondi. Suherman, Aris. 2010. Etika Profesi Keguruan. PT. Refika Aditama: Bandung

Setyawan, Heri. 2010.Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dan Displin Belajar Siswa dengan prestasi Belajar Ekonomi Siswa kelas XI IPS Semseter Genap di SMAN 1 Metro Tahun Pelajaran 2009/2010.

Skripsi.Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Siswanto, HB. 2007. Pengantar Manajemen. PT. Bumi Aksara: Jakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta: Jakarta

Soetjipto. Kosasi, Raflis. 2007. Profesi Keguruan. PT. Rineka Cipta: Jakarta Suci Deviska. 2004. Analis Pengaruh Kompetensi Guru Dan Masa Kerja

Terhadap Kinerja Guru dalam Kegiatan Pembelajaran pada SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun 2004. Skripsi. Universitas Lampung:Bandar Lampung

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Graha Ilmu: Yogyakarta


(6)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung

_______. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung _______2011. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung

Suhertian. Piet A. 2006. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. PT. Rineka Cipta: Jakarta Sumerta, Wayan. 2011. Pengaruh Perencanaan Program Kepala Sekolah,

Disiplin Kerja Guru, dan Pengawasan Terhadap Kinerja Guru pada SMA Negeri 1 Banjit Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Lampung:Bandar Lampung

Syah, Muhibbin. Kariadinata, Rahayu. 2009. Bahan Pelatihan (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). PLPG. UIN Sunan Gunung Djati: Bandung

Terry, G.R. dan Rue, L.W. Alih bahasa oleh Ticoalu, G.A. 2009. Dasar-Dasar

Manajemen . PT. Bumi Aksara: Jakarta


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS, AKTIVITAS BELAJAR MENGAJAR DAN CARA PENILAIAN TERHADAP KINERJA GURU PADA SMP NEGERI 30 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 69

PENGARUH PERENCANAAN PEMBELAJARAN, PERSEPSI GURU TENTANG PAIKEM, DAN PENGAWASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 106

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, LINGKUNGAN KERJA DAN PEMAHAMAN GURU TENTANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP KINERJA GURU PADA GURU SMP NEGERI 1 KATIBUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 12

PENGARUH SIKAP DAN PERILAKU GURU TERHADAP MINAT SISWA MENURUT PERSEPSI SISWA DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 88

PENGARUH PEMAHAMAN GURU DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP), PERENCANAAN PEMBELAJARAN, DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PADA SMP NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 36

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS, PERAN WALI KELAS, DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 2 KALIANDA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 109

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEMAMPUAN GURU MENGAJAR, PERENCANAAN PEMBELAJARAN, DAN EVALUASI PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 10 119

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 25 86

PENGARUH PENGUASAAN TENTANG MODEL PEMBELAJARAN, KETERAMPILAN MENGAJAR, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU BERSERTIFIKASI SMA NEGERI DAN SWASTA KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 14 88

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 38