Persepsi Tentang Peluang Konsumen Berbelanja

ditambah lagi dengan adanya pedagang-pedagang nakal maupun musiman yang menyebabkan terhambatnya pembeli untuk masuk ke dalam pasar sehingga berdampak pada berkurangnya pendapatan yang diperoleh padahal setiap bulannya pihak PD pasar melakukan kutipan retribusi. Dalam hal ini, para pedagang sangat mengharapkan ketegasan pihak PD pasar dalam melaksanakan tugasnya sehingga Pusat Pasar ini dapat terus berdiribertahan. Pedagang yang merespon tidak menerima terhadap relokasi pasar mamiliki alasan yang seragam yaitu relokasi pasar akan berdampak kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menggantungkan hidup dari berjualan di area Pusat Pasar. Penelokan para pedagang mereka tunjukkan dengan cara melalkukan perlawanan ketika lapak berjualan mereka digusur oleh Satpol-PP. para pedagang memilih melakukan perlawanan secara kontak fisik karena mereka merasa relokasi pasar akan dapat membuat para pedagang merugi.

4.3.2. Persepsi Tentang Peluang Konsumen Berbelanja

Yang menjadi daya tarik Pusat Pasar ini adalahsistem yang digunakan pada saat ini dalam tahap pengerjaan cenderung semi Mall yang dimana pada lantai 2 dua dan 3 tiga akan menggunakankeramik untuk lantainya,AC Air Conditioner dan akan di aktifkannya lagi eskalator yang selama ini tidak pernah aktifdigunakan, akan tetapi Pusat Pasar ini masih tetap dipertahankansebagai pasar tradisional. Selain itu di Pusat Pasar ini juga terdapat tempat penitipan anak yang mana hanya dapat dijumpai di Pusat Pasar saja, tidak ada di pasar-pasar lainnya khususnya daerah Sumatera Utara.Pusat Pasar Medan merupakan pasar terbesar dan terlengkapdi kota Medan dengan luas 12,8 Ha dan di pasar ini menyediakan semua kebutuhan sehari-hari, selain itupembelipengunjung yang Universitas Sumatera Utara datang pada umumnya berasal dari dalam dan luar kota Medan bahkan ada yang datang dari luar negeri. Keunikan lainnya dapat dilihat dari bangunannya, dimana Pusat Pasar ini terhubung langsung dengan Medan Mall sehingga memudahkan pembelipengunjung untuk berpindah tempat dari pasartradisional ke pasar modern yang mana secara jelas terdapat perbedaan yang sangat mencolok baik daris egi bangunannya, pelayanannya, kebersihannya, jenis barang dan harga. Menurut Ibu SriYati Hasil wawancara pada tanggal 4 Agustus 2014“saya setiap harinya berbelanja kebutuhan sehari-hari di Pusat Pasar ini, karena rumah saya dekat dari sini keunikan dari Pusat Pasar ini adalah terhubungnya pasar tradisional dan pasar modern dimana saya bisa leluasa berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam mencari kebutuhan sehari-hari, selain itu pemandangan yang sangat mencolok dapat dilihat dari gedung, fasilitas, pelayanan, jenis barang dagangannyadan harganya”. Berdasarkan pendapat di atas, penulis sangat setuju bahwa salah satu daya tarik dari Pusat Pasar ini adalah bangunannya yang terhubung dengan Medan Mall yang merupakan pasar modern dimana kedua tempat ini memiliki perbedaan yang sangat jauh dan juga memiliki kesamaan. Perbedaannya antara lain: keadaan bangunangedung, fasilitas, tata letakposisi tempat berdagang, pelayanan, penentuan harga, dan pembelinya berdasarkan pendapatan sedangkan kesamaanya: sama-sama menjual kebutuhan sehari-hari, pembelinya berasal dari dalam dan luar kota Medan. Di pasar tradisional terjadi tawar menawar antara pembeli dan penjual namun faktor kedekatan emosional sebagai pelanggan biasanya tidak terjadi Universitas Sumatera Utara penawaran oleh pembeli karena percaya penjual telah memberi harga yang baik. Di pasar semi modern dan modern ada kebijakan pelabelan harga untuk memberi kepastian disamping terbatasnya pelayan. Keadaan ini tidak mungkin diterapkan di pasar tradisional dimana pembeli tidak dapat memilih barang karena tidak tersedia pajangan barang. Sebagian penjual di pasar tradisional menerapkan pola harga pasti untuk menghindari tawar menawar yang diakuinya sebagai cara nabi berdagang. Pola transaksi berkait dengan marjin keuntungan dengan konsekuensi kepada kemampuannya meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Di pasar tradisional, kemampuan mengikat pelanggan akan membantu mencapai marjin keuntungan berdasarkan skala ekonomi sebaliknya penjual yang ‘menerkam’ pembelinya hanya memperoleh marjin besar. Di pasar semimodern terjadi pembedaan harga yang relatif murah untuk barang kebutuhan harian karena menimbang skala sebaliknya barang lain pada harga normal. Kebijakan ini menarik sebagian pembeli di pasar tradisional untuk beralih terutama untuk kegiatan belanja bulanan barang keperluan harian. Sebagian besar pedagang di pasar tradisional mengaku berdagang sekarang ini tidak dapat membuatnya menjadi ‘orang kaya’ kecuali mampu meningkatkan kehidupan dari masa ke masa. Sebagian lainnya mengaku tidak mampu memperkirakan keadaan masa depan karena persaingan semakin ketat termasuk kemungkingan beralihnya pelanggan mereka ke pasar semimodern dan modern. Keuntungan pedagang di pasar semimodern dan modern atas dasar kalkulasi dengan skala besar dikurangi biaya operasi dan promosi dimana efisiensi dan efektivitas sangat menentukan kelangsungan bisnisnya. Universitas Sumatera Utara Sebagian dari pedagang di pasar tradisional tidak memiliki catatan yang memadai bahkan ada yang tidak membuat catatan penjual dan pembelian. Keadaan ini amat membahayakan dalam jangka panjang karena sukar menghitung keuntungan yang sebenarnya. Walaupun demikian ada kiat tertentu dengan cara menabungkan sebagian keuntungan atau terlibat dalam julo-julo atau arisan uang, Hanya mereka yang mampu mengendalikan kegiatan bisnis dan terhindar dari perilaku menyimpang seperti berjudi atau kawin batambuah dapat bertahan. Selain itu juga berkait dengan kemampuan menjaga kepercayaan dari pemasok yang memberi hutang. Sebagian besar pedagang pasar tradisional amat berharap agar kebijakan publik dapat melindunginya dari persaingan yang mematikan dengan pasar semimodern dan modern. Bentuk perlindungan tersebut antara lain pembatasan jumlah pasar semimodern dan modern disamping lokasinya yang tidak berdekatan dengan pasar tradisional. Menurut mereka pelangganmya terikat dengan faktor lokasi yang berkait dengan akses dan interaksi terutama kemudahan angkutan umum. Mereka mengharapkan agar suasana pasar diperbaiki terutama berkait dengan faktor kenyamanan pengunjung disamping faktor keamanannya. Persepsi masyarakat mengenai alasan memilih berbelanja di pusat Pasar Medan karena memiliki harga yang murah, pilihan barang yang diberikan pusat Pasar Medan lebih lengkap, alasan kedekatan lokasi dengan tempat tinggal, suasana lebih santai. Adapun persepsi masyarakat terhadap manfaat keberadaan pusat Pasar Medan adalah mudah mendapatkan kebutuhan dan lokasi menjadi ramai. Aktifitas pusat Pasar Medan memiliki manfaat yang bervariasi bagi konsumennya.Namun intinya adalah adanya kemudahan yang diberikan oleh Universitas Sumatera Utara aktifitas pusat Pasar Medan karena keberadaan mereka yang cenderung dekat dengan aktifitas masyarakat. Secara teoritis, ambang permintaan penduduk untuk satu pasar modern adalah 300 ribu orang namun dipengaruhi pula oleh daya beli dan pola belanjanya. Idealnya pasar modern berlokasi di pusat kota sebaliknya lokasi pasar tradisional berdekatan dengan konsentrasi penduduk. Ini dapat dipengaruhi oleh kebijakan penataan ruang termasuk sistem pelayanan angkutan lokal untuk mendukung sistem aktivitas ekonomi lokal. Kenyataan menunjukkan bahwa tataruang belum mampu mengakomodasi kepentingan semua pihak bahkan kecenderungan memberikan kemudahan kepada para pemodal untuk mengembangkan jaringan bisnisnya sampai ke daerah pinggiran yang menjadi wilayah pasarnya bagi para pedagang di pasar tradisional. Kebijakan lainnya berkaitan dengan spesialisasi antara produsen, distribusi dan perdagangan, konsumen. Sangat sedikit yang ingin menjadi produsen karena lemahnya perlindungan untuk meningkatkan kesejahtearaan produsen. Sebagian dari mereka menjadi pedagang karena lebih mudah termasuk besaran modal usaha dan dapat mengendalikan risiko berdasarkan modalnya berbanding sebagai produsen. Sifat ekonomis tersebut menyebabkan sangat banyak pedagang di pasar tradisional terutama pedagang kaki lima. Pemerintah perlu mengendalikan jumlahnya karena persaingan seterusnya tingkat keuntungan ditentukan pula oleh jumlah pedagang.

4.3.3. Persepsi Tentang Peluang Keamanan Berbelanja