Ijtihad Perbedaan Mazdhab IJTIHAD DAN PERBEDAAN MAZDHAB

ijtihad untuk menyelesaikan suatu masalah hukum Islam, atau mereka belumtidak menyampaikan fatwa kepada masyarakat. Masa mereka enggan berfatwa ini tidak lama, hanya sampai kepada masa wafatnya Imam Daud ibnu Ali. Para ulama Fuqaha sesudah itu selalu memperhatikanmelaksanakan fatwa, baik yang telah terjadi, walaupun yang belum atau mungkin terjadi, berarti mereka selalu melaksanakan ijtihad terhadap sesuatu masalah yang baru, dan belum teratur dasar hukumnya, sehingga segala masalah dapat mereka tentukan hukumnya berdasarkan hasil ijtihad para ulama hadist aliran Madrasah Hadist.

E. IJTIHAD DAN PERBEDAAN MAZDHAB

1. Ijtihad

Pengertian Ijtihad Dari segi bahasa, ijtihad berarti; mengerjakan sesuatu dengan segala kesungguhan. Sedang menurut pengertian syara’ ijtihad adalah: اح غ ه ارحفيتحس ي ار :دهَاهحترجيل ر ي عرس ي وهليا ي ي فر ل ر يينح م ة ك ي جه ي ي عرريرح ق ر ييررط ح بر ط ر َابحنيترس ي ل ر اي ن ح مر ب ر َاتحك ر ليا .ةرنلس س لاوح Menggunakan seluruh kesanggupan untuk menetapkan hukum syara’ dengan jalan memetikmengeluarkan dari kitab dan sunnah. 2 Adapun pengertia ijtihad ialah: Mencurahkan segala tenaga pikiran untuk menemukan hukum agama syara’, melalui salah satu dalil syara’ dan dengan cara tertentu. Tanpa dalil syara’ dan tanpa cara tertentu, maka hal tersebut merupakan pemikiran dengan kemauan sendiri semata-mata dan hal tersebut tidak dinamakan ijtihad. 3 Ijtihad mempunyai peranan yang penting dalam kaitannya pengembangan hukum Islam. Sebab, dalam kenyataannya di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat Muhkamat jelas kandungannya dan ada yang Mutasyabihat memerlukan penafsiran belum terang. Dari sinilah, sehingga 2 Dr. H. Moh. Rifai, Fiqh, Semarang: CV. Wicaksana, 2003, hal. 124 3 M. Ali Hasan, Perbandingan Mazhab, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 33 11 ajaran Islam selalu menganjurkan agar manusia menggunakan akalnya. Apalagi agama Islam sebagai Rahmatan lil Alamin Rahmat bagi seluru alam membuat kesediaannya dalam menerima perkembangan yang dialami umat manusia. Sehingga secara pasti cocok dan tepat untuk diterapkan dalam setiap waktu dan tempat. Maka peranan ijtihad semakin penting untuk membuktikan keluasan dan keluwesan hukum Islam.

2. Perbedaan Mazdhab

Menurut bahasa mazdhab berarti “Jalan atau tempat yang dilalui.” Menurut istilah para Faqih Mazdhab mempunyai dua pengertian yaitu: 1. Pendapat salah seorang Imam Mujtahid tentang hukum suatu masalah. 2. Kaidah-kaidah istinbath yang dirumuskan oleh seorang imam. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa pegertian mazdhab adalah: “Hasil ijtihad seorang imam Mujtahid Mutlaq Mustaqil tentang hukum suatu masalah atau tentang kaidah-kaidah istinbath.” Dengan demikian,bahwa pengertian bermazdhab adalah: “Mengikuti hasil ijtihad seorang imam tentang ukum suatu masalah atau tentang kaidah- kaidah istinbath.” 4 Orang yang melakukan ijtihad disebut Mujtahid. Para Imam Mujtahid seperti Imam Hanafi, Maliki, Syahi’i dan Imam Ahmad bin Hambali, sudah cukup dikenal di Indonesia oleh sebagian besar umat Islam. Untuk mengetahui pola pemikiran masing-masing Imam Mazdhab bagi seseorang itu sangat terbatas, bahkan ada yang cenderung hanya ingin mendalami mazdhab tertentu saja. Hal ini disebabkan, karena pengaruh lingkungan atau karena ilmu yang diterima hanya dari ulamaguru yang menganut suatu mazdhab saja. Menganut suatu aliran mazdhab saja, sebenarnya tidak ada larangan, tetapi jangan hendaknya menutup pintu rapat-rapat, sehingga tidak dapat melihat pemikiran-pemikiran yang ada pada mazdhab yang lain yang juga 4 Ibid, 86 12 bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Hal ini dimaksudkan, agar seseorang tidak fanatik kepada suatu mazdhab. Andaikata sukar menghindari kefanatikan kepada suatu mazdhab, sekurang-kurangnya mampu menghargai pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapatnya. Dibawah ini akan dikemukakan beberapa tokoh Imam Mazdhab.

A. IMAM HANAFI