Kisi Kisi UAS Teologi Fundamental CP .do

(1)

SOAL-SOAL TEOLOGI FUNDAMENTAL 1. Sbt & uraikan tugas2 Teologi Fundamental!

2. Sbt definisi & aspek2 mengenai mukjizat!

3. Sbt faktor2 penting menurut pandangan Gereja Katolik mengenai mukjizat!

4. Jelaskan posisi biblis & iman katolik mengenai kubur kosong & penampakanpenampakan Yesus!

5. Uraikan nilai soteriologis dr kebangkitan Kristus! 6. Sbt nilai2 dogmatis isi Dei Verbum!

7. Jelaskan isi Dei Verbum art.5 mengenai menerima wahyu dlm iman! 8. Dei Verbum mengupas pengertian Tradisi dlm 2 aspek. Tunjukkan

aspek2 itu & uraikan maksudnya!

9. Sbt siapa saja yg mjd pendukung Tradisi!

10. Uraikan mengenai ajaran Arianisme, kesalahannya & ajaran Gereja yg benar!

Thn. 2009, soal yg keluar no. 1, 4, 9, 10.

Pesan dari kakak kelas: Klo bisa jangan lurus2 diktat, perlu pendalaman lanjut.

1

Tugas/fungsi TF

1. Apologetik (Pembelaan Iman)

- Apologi = perbuatan lisan/tulisan utk mempertanggungjawabkan isi iman thd org2 yg menuntut pertanggungjawaban sistematis ilmiah. - Sdh dirasa perlu sejak Gereja perdana, disusul para Bapa Gereja yg

mjd apologet (Yustinus, Origenes, Clemens dsb.)

- Puncak apologi trjd antara abad 15 & 18 utk melawan Reformasi, Materialisme, & Rasionalisme.

- Para apologet pd masa itu berhasil menyusun apologi mrk scr sistematis:

Demonstratio Religiosa (membuktikan adanya Allah & agama);

Demonstratio Christiana (membuktikan adanya agama yg benar, yaitu agama yg didirikan oleh Yesus Kristus)

Demonstratio Catholica (membuktikan bhw Gereja yg benar & yg didirikan oleh Yesus Kristus itu adalah Gereja Katolik).

- Simpulan: apologi berusaha membuktikan asal ilahi Yesus Kristus & Gereja-Nya, perutusan & ajaran-Nya. Tugas inilah yg kemudian dimandatkan kpd pd para rasul-Nya.


(2)

- 3 tujuan apologi utk membuktikan rasionalitas iman & wahyu:

Pertama dg akal budi melenyapkan kesulitan2 krn persoalan iman.

Kedua, scr psikologis menyiapkan mns utk menerima iman. Ketiga, scr subjektif memperkuat iman itu sendiri.

- Kritik thd apologi tradisional oleh bbrp teolog kini:

Pertama, pengertian ttg wahyu terlalu abstrak & filosofis.

Kedua, apologi mengira adanya perbedaan yg jelas antara yg diwahyukan Allahdg kenyataan Allah mewahyukan.

- Ketiga, pengungkapannya menuntut agar wahyu diimani berdsrkan akal-budi melulu & tdk boleh disertai unsur2 psikologis, kebebasan mns, & pandangan etisnya.

2. Menjelaskan sumber-sumber wahyu

- menjelaskan bgmn KS, Tradisi & Magisterium mrpk penyaksi2 utama wahyu ilahi & dg demikian mjd sumber & kriterium teologi. - Konsili Trente, KV I dan Pius XII, melihat Magisterium menduduki

tmpt tertinggi atas 2 sumber wahyu yaitu KS & Tradisi yg tak tertulis mengenai iman & kebiasaan2 yg berasal dr para rasul. - Bagi KV II, KS & Tradisi ialah penerusan Wahyu Ilahi & bkn sbg

sumber. Jd Magisterium mengabdi pada Sabda Allah. 3. Interpretator & Kritikus

- Interpretasi ttg KS datang dr Gereja lewat Magisterium, walaupun Magisterium menyerahkan tugas yg sama kpd para teolog.

- Para teolog (terlebih yg fundamentalis) seperti nabi Perjanjian Lama. Mrk harus mjd interpretatores budaya, zaman serta wahyu Allah kpd mns & mjd kritikus atas Gereja jk tdk memanifestasikan kebaikan & kasih Allah.

2

Definisi ttg mukjizat

Pokoknya harus mencakup 5 hal: kejadian luar biasa, dpt ditangkap panca indra, dikerjakan Allah sendiri, dlm konteks religius, & sbg tanda dr yg transenden.

3 aspek mukjizat:

- Aspek pertama: aspek psikologis (mukjizat mrpk suatu kejadian yg jarang trjd tp menimbulkan rasa heran & kagum).


(3)

- Aspek kedua: aspek ontologis (mukjizat mrpk perbuatan yg bersifat ilahi, yg melampaui kesanggupan kodrati).

- Aspek ketiga: aspek tujuan (mukjizat menunjuk pd kasih Allah, tanda datangnva Kerajaan Allah, tanda keaslian misi ilahi, tanda kesatuan Bapa-Putera, tanda eskatologis).

3

3 faktor penting: (menurut Gereja Katolik dalam pandangan biblis) 1. Adanya mukjizat membuktikan seseorang atau suatu ajaran,

- kisah mukjizat bersatu begitu erat dg fakta lain sehingga jk mukjizat disangkal maka fakta lain pun harus ikut disangkal

- mukjizat mjd sebab bertobatnya banyak orang

- penyaksian orang Yahudi: mrk tdk menyangkal mukjizat tp asal ilahi Yesus & krn biasanya dikerjakan pd hari Sabat.

- kesaksian para rasul 2. sifat adi-kodrati

- Diri Yesus sendiri: kalau mukjizat Yesus bisa dijelaskan scr natural, maka harus dibuktikan juga bgmn seorang biasa ini memiliki pengetahuan yg begitu sempurna.

- Wujud perbuatan Yesus ini melampaui setiap ciptaan baik caranya (segera, sempurna) maupun subjeknya (penyembuhan orang buta, penggandaan roti bahkan kebangkitan-Nya).

- Karya ajaib ini adalah karya Bapa di dlm & melalui Putera.

- Yesus melakukannya atas nama-Nya sendiri, atas perintah-Nya sendiri.

- Mukjizat Yesus mrpk tanda religius (signa religiosa) yg mengakibatkan orang bertanya-tanya: siapa? apa? bgmn? mengapa? dg tenaga apa?

3. tujuan diadakannya

- Mukjizat Yesus tdk pernah boleh dilepaskan dr diri Yesus sendiri & misi ilahi-Nya yg menyelamatkan.

- Yesus sendiri memberikan kesaksian scr umum, scr terang-terangan & scr eksplisit.

- Kesaksian para murid sendiri.


(4)

4

Kubur kosong & penampakan-penampakan

Posisi biblis & iman katolik

- Tak seorang pun dr penulis PB menyaksikan peristiwa kebangkitan. Cerita-cerita Injil memberi kita kesatuan substansial yg kokoh (di samping variasi penulisan yg khas) sesuai dg watak penulis & sumber dr mana mrk memperoleh kisah kebangkitan ini: Ia bangkit pd hari ketiga sesdh wafatNya, kubur kedptan kosong, kebangkitan diwartakan kpd para perempuan oleh malaikat & mrk mendpt tugas memberitahukan kpd para rasul di Yerusalem.

- Secara khusus penulis injil Yohanes menuliskan bhw murid yg dikasihi Yesus itu “melihatnya & percaya” (Yoh 20:8).

- BagiGereja Perdana kubur kosong bkn mrpk inti kerygma & basis iman kristen. Iman akan kebangkitan Yesus tdk berarti percaya pd kubur kosong.

- Walaupun kubur kosong tdk membuktikan apa-apa, namun sdh mrpk argumen yg ikut menguatkan peristiwa penampakan-penampakan yg objektif & korporal dr Yesus sendiri (Tomas), makan bersama.

- St.Paulus menasihati umatnya agar menerima penyaksian para rasul & ia sendiri mengenai kebangkitan Yesus dlm rupa penampakan-penampakan.

- Jadi, penekanan dlm pewartaan para penulis Injil ialah kesadaran & keyakinan para penyaksi itu bhw Yesus dr Nasaret yg telah wafat & dimakamkan itu sungguh telah bangkit.

- Menurut Kiesling (The Glory Review vol III no.1, hal.259), misteri Paskah harus ditafsirkan sbg faktum historis dlm tiap fase realita lampau, sekarang & masa depan; kalau tdk maka bkn mrpk misteri Paskah iman kristen.

- Dengan demikian kebangkitan Kristus harus dipandang scr total: seluruh kejadian yg menyangkut peristiwa kebangkitan tercakup di dlm faktum historis kebangkitan Yesus (yaitu semua nubuat PL, kata-kata mesianis Yesus sendiri, kejadian sekitar kebangkitan & sesdhnya) sehingga kita memperoleh suatu kepastian & kebenaran lengkap baik fisik/kodrati mau pun adikodrati (warta malaikat, peristiwa Emaus)yg mjd kepastian moril para penyaksi itu sendiri. - Para ekseget modern condong melepaskan persoalan kubur kosong


(5)

yg pernah trjd di masa lampau, tp cenderung menekankan makna kebangkitan bagi masa depan: Yesus yg tersalib, wafat, dimakamkan & bangkit adalah benarbenar Yesus dr Nasaret, Putera Allah & Putera Mns, Tuhan Penguasa atas hidup & mati.

- Maka, arah makna kebangkitan Kristus ini adalah proses menuju eskhaton: Kristuslah yg sulung dr antara orang-orang beriman yg akan dibangkitkan & dimuliakan.

- Semua mns akan melewati sejarah hidupnya di dunia ini dg kematian & kebangkitan menuju hidup baru yg abadi.

5

Nilai soteriologis kebangkitan Kristus

- Faktum historis kebangkitan Kristus mrpk momen sejarah penyelamatan umat mns.

- Ini berarti, kebangkitan Kristus mrpk supra temporal reality:

mengenai segala waktu & semua mns; semua aktivitas yg menyelamatkan dr Kristus (seluruh hidup, sengsara, wafat, kebang-kitan) ditujukan bagi semua generasi mns sejak mns pertama. - Thomas Aq. Berkata, kebangkitan Kristus mrpk causa exemplaris

& causa efficiens dr kebangkitan atau penyelamatan mns.

- Causa exemplaris bkn dlm arti kronologis, tp terutama dlm soal kualitas kesempurnaan (Flp 3 :21).

- Causa efficiens sejauh kemnsan Kristus dlm kebangkitan-Nya dg suatu cara ttt mjd alat dr kuasa Allah bagi keselamatan kita.

- Soal masa depan penyelamatan kita tdk berarti bhw kita hidup hanya dlm pengharapan, tp benar2 sdh mulai terwujud sejak kita ada; maka daya kebangkitan Kristus sdh memiliki nilai keselamatan bagi mrk yg percaya pd-Nya sbg Tuhan atas hidup & mati.

- Kebangkitan adalah buah hasil dr kesempurnaan kurban salib; salib & kebangkitan tak terpisahkan krn keduanya mrpk unsur integral dlm sejarah penyelamatan mns.

- Dg kebangkitan Kristus, kurnia Roh Kudus dicurahkan atas kita. - Walaupun demikian, Tuhan menghormati kebebasan kehendak

mns; di sinilah kita melihat arti objektif & subjektif dr penebusan, kebangkitan Kristus & nilai soteriologisnya.

- Secara objektif Kristus sdh wafat & bangkit & hasil penyelamatan-Nya ini mengalir dr generasi ke generasi.


(6)

mendayagunakan rahmat & panggilan Tuhan yg menyelamatkan.

6

Nilai dogmatis DV

- Mengenai isinya, Konsili jelas mengajarkan hal pokok mengenai iman kristiani sbg ajaran resmi Gereja.

- Dengan demikian konstitusi DV harus diterima sebab:

- Pertama, hal tersebut dg kesadaran penuh dikemukakan sbg ajaran. - Kedua, Gereja sadar akan kewibawaannya sbg kuasa mengajar

tertinggi di dlm Gereja (Magisterium).

- Ketiga, walaupun konstitusi ini adalah dogmatis tp bertujuan pastoral penekanan pd pembinaan hub. pribadi mns dg Allah.

7

Menerima wahyu dlm iman (DV art.5)

- Konstitusi Dei Filius (KV I) mencerminkan situasi zaman itu, sehingga tekanan jatuh pd kerjasama antara iman & akal budi. - Dewasa ini tekanan diberikan pd nilai-nilai eksistensial & pribadi

mns; maka teologi masa kini menyelidiki apa yg dialami mns & bkn aspek rasional wahyu.

- Kini wahyu dilihat dr 2 dimensinya: dimensi historis (wahyu diungkapkan dlm bahasa mns) & dimensi pribadi (wahyu tak dpt dipisahkan dr perbuatan mns yg mendengarkan & menjawab). - Wahyu Allah ini di dlm DV art. 5 disambut mns di dlm ketaatan

iman yg tampak di dlm hub. pribadi antara mns dg Allah.

- Iman adalah sikap mns yg mau menerima keselamatan sbg anugerah rahmat dr Allah. Jadi, yg diimani adalah karya keselamatan Allah di dlm Kristus.

- Ketaatan iman berarti kepatuhan baik akal budi mau pun kehendak mns itu sendiri (atau scr biblis: penyerahan mutlak kpd Allah yg menyatakan Diri kpd mns).

- Iman diperoleh hanya dg bantuan rahmat Allah (scr lahiriah: tanda-tanda, pewartaan, dsb.) & bantuan Roh Kudus (scr batiniah). - Maka ada 3 unsur iman: pertama, akal budi yg melihat tanda-tanda

& bentuk lahiriah dr wahyu; kedua, rahmat yg menerangi mns sehingga mns dpt melihat lebih dlm dr sekedar bentuk lahiriah; &

ketiga, kehendak mns yg mendorong utk menyerahkan diri kpd Allah scr bebas.


(7)

8

2 Aspek Tradisi:

Tradisi Aktiva (proses penerusan wahyu ilahi) Tradisi Pasiva (objek dari apa yg diteruskan) Tradisi Aktiva

- Secara kronologis dibagi atas 2 fase: penerusan vertikal & penerusan horisontal.

- Yang dimaksud dg penerusan vertikal ialah proses penerusan wahyu dr atas ke bawah: dr Allah kpd Kristus & dr Kristus kpd para rasul. Dsrnya ialah kehendak Allah utk menyelamatkan semua mns. Kehendak ini harus bersifat tetap utk selamanya, maka harus diteruskan kpd segala keturunan.

- Yang dimaksud penerusan horisontal ialah dr para rasul kpd Gereja.

Tradisi kerasulan: suatu catatan ttg penerusan horisontal

- Perintah Kristus utk mewartakan Injil dilaksanakan para rasul dg setia. Pelaksanaannya dijalankan dg:

- Pertama: dg pewartaan/penyaksian kerasulan dlm arti luas (tdk hanya dg kata-kata, tp dg teladan, penetapan, ritus, sakramen-sakramen, hidup susila bagi komunitas-komanitas kristen, dsb), yaitu semua yg mrk terima dr Kristus (sabda & karya-Nya) mau pun dr ilham Roh Kudus.

- Kedua: dg amanat tertulis yg diilhami Roh Kudus.

- Ketiga: dg meninggalkan pengganti-pengganti mrk (kolegialitas para uskup) yg diserahi tugas utk mengajar.

Tradisi Gerejani: suatu catatan ttg penerusan horisontal

- Yang dimaksud adalah para uskup.

- DV art.8 menyebut bhw pewartaan para rasul harus dilestarikan sampai kepenuhan zaman melalui penggantian-penggantian yg tiada putusnya. Jadi para uskup mempunyai tugas harus

memelihara pewartaan para rasul. Para rasul mengajar dlm Gereja yg masih harus dibentuk, sedang para uskup mengajar dlm Gereja yg sdh dibentuk.

- Gereja bersifat apostolis, artinya: Gereja di mana pun berada harus memiliki iman yg sama dg iman para rasul.


(8)

- Selain itu, Gereja juga berciri universalitas: keseragaman & kesatuan iman. Uskup sbg pemimpin Gereja harus menjaga keutuhan iman ini.

Tradisi Pasiva

- Sesdh membicarakan Tradisi dlm bentuknya yg aktif (proses penerusan wahyu ilahi), DV art.8 meneruskan pembicaraan mengenai Tradisi pasif (isi & objek penerusan).

- Konsili menyebutkan isi Tradisi dlm pernyataan berikut: Adapun apa yg telah diteruskan oleh para Rasul mencakup segala sesuatu, yg membantu Umat Allah utk menjalani hidup suci & utk berkembang dlm imannya. Demikianlah Gereja dlm ajaran, hidup serta ibadatnya melestarikan serta meneruskan kpd semua keturunan dirinya seluruhnya, imannya seutuhnya. (DV art.8) - Dr kutipan diatas, muncul 4 pokok penting:

- Pertama: mengenai ajaran, hidup serta ibadat. Semua ini berkaitan erat dg peningkatan iman & susila umat Kristen. Ketiganya mrpk sarana Tradisi diteruskan.

- Kedua: Tradisi adalah penafsiran. Iman Gereja dpt dibedakan dr objekobjeknya: KS, sakramen & institusi di satu pihak, & di lain pihak interpretasi. Jadi dr sudut KS, Tradisi adalah suatu cara ttt utk memakai & menafsirkan KS.

- Ketiga: Tradisi adalah kumpulan tradisi-tradisi. Interpretasi diolah & diwujudkan dlm berbagai bentuk baik scr tertulis mau pun dlm bentuk nyata, spt: liturgi, kesenian, institusi, adat kebiasaan dsb. - Keempat: Tradisi adalah Roh katolik. Penafsiran hidup di dlm

semangat & jiwa komunitas kristen (yg memiliki kebudayaan ttt, suatu ethos). Di sinilah Tradisi diteruskan.

- Sayangnya, konstitusi tdk memberikan kriterium utk mengenal tradisi-tradisi yg benar scr eksplisit. Menurut kardinal Meyer, kriterium utama adalah KS; menurut Trente, kriterium terletak pd penerimaan tradisi oleh seluruh Gereja; menurut Ratzinger, jk suatu tradisi sdh diterima & dihayati oleh seluruh Gereja maka itu mrpk Tradisi yg benar.

- Untuk bisa diterima sbg Tradisi yg benar, maka suatu Tradisi harus bersifat kerasulan.


(9)

9

Pendukung Tradisi

- Ada 2 subjek: Roh Kudus & Gereja.

Roh Kudus: subjek transenden

- Roh Kudus dijanjkn & diberikan kpd para rasul, sehingga mrk mjd penyaksi-penyaksi sampai ke ujung bumi & sampai akhir zaman. - Tdk hanya kpd para rasul, tp Roh Kudus dijanjkn juga kpd semua

orang yg bekerjasama dg mrk & para pengganti mrk.

- Roh Kudus memberikan jaminan akan kehadiran Allah scr aktif. Lihat Yoh 16:6-15; Rom 8:15-16.

- Roh Kuduslah yg mendampingi para rasul utk mengambil keputusankeputusan mengenai kehidupan meng-Gereja (Kis 15:28). - Dengan demikian Roh Kudus mjd dsr kerja Gereja yg tak terubahkan baik scr lahiriah (ajaran, sakramen), maupun scr batiniah (penghayatan iman).

Gereja: subjek yg kelihatan

- Pertama: umat beriman. Dsrnya adalah persatuan seluruh umat beriman dg Kristus melalui baptis & krisma. Maka mrk juga mendpt tugas mjd misionaris-misionaris (lih. AG art.36).

- Kedua: para Bapa Gereja. Iman Gereja Perdana sampai kpd kita

melalui pengolahan mrk dlm tulisan-tulisan mrk. Mrklah the men of Tradition. Mrk menjaga denyut nadi kehidupan Gereja, terutama dlm mempertahankan ajaran iman melawan badai bidaah; skisma dsb.

- Ketiga: liturgi. Di dlm liturgi Kristus bersabda & berkarya, sebab di dlm liturgi diperingati karya penebusan Kristus. Hal ini sangat jelas dpt dilihat di dlm Perayaan Ekaristi: “perbuatlah ini mjd peringatan akan Aku” (Luk 22:19). Liturgi adalah penerusan segala sesuatu scr tak tertulis, krn mrpk perayaan misteri iman (di dlm liturgi kita menggunakan seluruh diri kita). Liturgi juga mrpk penerusan segala sesuatu yg tak termuat scr formil di dlm KS (‘persekutuan para kudus’ membawa umat ke dlm pengakuan akan legitimasi devosi-devosi, adanya sakramentalia). Dan akhirnya liturgi mrpk penafsiran thd KS (banyak ayat dr kitab Kebijaksanaan & Madah Agung dipakai dlm pesta-pesta utk menghormati St.Maria).


(10)

- Keempat: magisterium sbg subjek utama. Magisterium adalah badan resmi yg bertugas utk mengajar. Magisterium terdiri dr dewan para Uskup dlm kesatuannya dg Paus (kolegialitas para Uskup) sbg pengganti kolegialitas para rasul. Magisterium mrpk jaminan bagi umat kristen bhw kekristenan mrk adalah otentik, krn tugas Magisterium adalah menjaga iman dg setia.

10

SESATAN-SESATAN BESAR 1. Arianisme

 oleh Arius, imam yg mengajarkan bhw Allah begitu transenden sehingga lebih dulu menciptakan Putra/Logos utk menciptakan segala yg lain. Aliran ini didukung oleh Eusebius dr Nicomedia & Eusebius dr Caesarea. Arianisme ditentang oleh Alexander & Athanasius dr Alexandria. Dinyatakan sesat dlm Konsili Nicea (325). Yang benar ialah Consubstantialem; homousios (Bapa & Putra sehakikat); hypostasis. Aliran ini tersebar di Asia Muka, suku-suku yg pindah ke kekaisaran Romawi Timur & dr situ ke Barat.

2. Macedonianisme (Pneumatomachi)

 oleh Macedonius, uskup Konstantinopel yg mengajarkan bhw Roh Kudus adalah “Hamba Allah” baik dr Bapa maupun Putra. Aliran ini didukung oleh banyak uskup di Asia Muka/Eropa Timur & ditentang oleh Athanasius, & Nectarius dr Konstantinopel. Dinyatakan sesat dlm Konsili Konstantinopel I (381). Yang benar ialah Roh Kudus Allah; cara “jadinya” tdk disebut. Aliran ini tersebar di Siria, Turki (=Asia Minor). 3. Nestorianisme

 oleh Nestorius, uskup Konstantinopel yg mengajarkan bhw dlm Yesus terbeda 2 kodrat yg terpisah: Kristus yg Allah, Yesus mns. Aliran ini didukung oleh Diodorus dr Tarsus, Theodorus dr Mopsueste; Yohanes dr Antiokia; Theodoretus dr Cyrus; Andreas dr Samosate & ditentang oleh Cyrillus dr Aleksandria. Dinyatakan sesat dlm Konsili Efesus (431). Yang benar ialah Emmanuel adalah Allah; unio hypostatis antara Sabda & tubuh-Nya: unio physica, bkn unio moralis. Aliran ini tersebar di Siria, Parsi, Arab, Mesir, pun ke India & Cina.


(11)

 oleh Eutyches, biarawan di Konstantinopel yg mengajarkan bhw Kristus satu kodrat, satu persona: yg ilahi. Aliran ini didukung oleh Dioskorus dr Aleksandria & ditentang oleh Paus Leo I Agung; Theodoretus dr Cyrus. Dinyatakan sesat dlm Konsili Chalcedon (451). Yang benar ialah satu Pribadi, dua kodrat. Aliran ini tersebar di Siria & Mesir.

5. Monoteletisme

 oleh Sergius, patriark Konstantinopel yg mengajarkan bhw Kristus berkodrat dua, namun hanya satu asas kegiatan & satu kehendak: yg Ilahi. Aliran ini didukung oleh berbagai uskup & biarawan & ditentang oleh Sophrinus, biarawan; Maximus Confessor; Paus Honorius I. Dinyatakan sesat dlm Konsili Konstantinopel III (681). Yang benar ialah dua kodrat yg masing-masing berkehendak & bergiat. Aliran ini tersebar di Siria & Libanon.

6. Pelagianisme

 oleh Pelagius, imam Iralndia/Inggris yg mengajarkan bhw mns atas kekuatannya sendiri sanggup mencapai keselamatan. Rahmat = ganjaran. Aliran ini didukung oleh Caelestinus, biarawan; Julianus, uskup Eclanum & ditentang oleh Augustinus; Hieronimus; Yohanes Casianus. Dinyatakan sesat dlm Sinode Kartago (411); Mileve (416); Kartago (418); & Konsili Efesus (431). Yang benar ialah rahmat itu perlu utk keselamatan mns. Aliran ini tersebar di Inggris, Prancis, Afrika Utara, Palestina, Perancis Selatan (semi-pelagianisme).

GOOD LUCK GOD BLESS YOU


(1)

Nilai dogmatis DV

- Mengenai isinya, Konsili jelas mengajarkan hal pokok mengenai iman kristiani sbg ajaran resmi Gereja.

- Dengan demikian konstitusi DV harus diterima sebab:

- Pertama, hal tersebut dg kesadaran penuh dikemukakan sbg ajaran. - Kedua, Gereja sadar akan kewibawaannya sbg kuasa mengajar

tertinggi di dlm Gereja (Magisterium).

- Ketiga, walaupun konstitusi ini adalah dogmatis tp bertujuan pastoral penekanan pd pembinaan hub. pribadi mns dg Allah.

7

Menerima wahyu dlm iman (DV art.5)

- Konstitusi Dei Filius (KV I) mencerminkan situasi zaman itu, sehingga tekanan jatuh pd kerjasama antara iman & akal budi. - Dewasa ini tekanan diberikan pd nilai-nilai eksistensial & pribadi

mns; maka teologi masa kini menyelidiki apa yg dialami mns & bkn aspek rasional wahyu.

- Kini wahyu dilihat dr 2 dimensinya: dimensi historis (wahyu diungkapkan dlm bahasa mns) & dimensi pribadi (wahyu tak dpt dipisahkan dr perbuatan mns yg mendengarkan & menjawab). - Wahyu Allah ini di dlm DV art. 5 disambut mns di dlm ketaatan

iman yg tampak di dlm hub. pribadi antara mns dg Allah.

- Iman adalah sikap mns yg mau menerima keselamatan sbg anugerah rahmat dr Allah. Jadi, yg diimani adalah karya keselamatan Allah di dlm Kristus.

- Ketaatan iman berarti kepatuhan baik akal budi mau pun kehendak mns itu sendiri (atau scr biblis: penyerahan mutlak kpd Allah yg menyatakan Diri kpd mns).

- Iman diperoleh hanya dg bantuan rahmat Allah (scr lahiriah: tanda-tanda, pewartaan, dsb.) & bantuan Roh Kudus (scr batiniah). - Maka ada 3 unsur iman: pertama, akal budi yg melihat tanda-tanda

& bentuk lahiriah dr wahyu; kedua, rahmat yg menerangi mns sehingga mns dpt melihat lebih dlm dr sekedar bentuk lahiriah; & ketiga, kehendak mns yg mendorong utk menyerahkan diri kpd Allah scr bebas.


(2)

8

2 Aspek Tradisi:

Tradisi Aktiva (proses penerusan wahyu ilahi) Tradisi Pasiva (objek dari apa yg diteruskan)

Tradisi Aktiva

- Secara kronologis dibagi atas 2 fase: penerusan vertikal & penerusan horisontal.

- Yang dimaksud dg penerusan vertikal ialah proses penerusan wahyu dr atas ke bawah: dr Allah kpd Kristus & dr Kristus kpd para rasul. Dsrnya ialah kehendak Allah utk menyelamatkan semua mns. Kehendak ini harus bersifat tetap utk selamanya, maka harus diteruskan kpd segala keturunan.

- Yang dimaksud penerusan horisontal ialah dr para rasul kpd Gereja. Tradisi kerasulan: suatu catatan ttg penerusan horisontal

- Perintah Kristus utk mewartakan Injil dilaksanakan para rasul dg setia. Pelaksanaannya dijalankan dg:

- Pertama: dg pewartaan/penyaksian kerasulan dlm arti luas (tdk hanya dg kata-kata, tp dg teladan, penetapan, ritus, sakramen-sakramen, hidup susila bagi komunitas-komanitas kristen, dsb), yaitu semua yg mrk terima dr Kristus (sabda & karya-Nya) mau pun dr ilham Roh Kudus.

- Kedua: dg amanat tertulis yg diilhami Roh Kudus.

- Ketiga: dg meninggalkan pengganti-pengganti mrk (kolegialitas para uskup) yg diserahi tugas utk mengajar.

Tradisi Gerejani: suatu catatan ttg penerusan horisontal - Yang dimaksud adalah para uskup.

- DV art.8 menyebut bhw pewartaan para rasul harus dilestarikan sampai kepenuhan zaman melalui penggantian-penggantian yg tiada putusnya. Jadi para uskup mempunyai tugas harus memelihara pewartaan para rasul. Para rasul mengajar dlm Gereja yg masih harus dibentuk, sedang para uskup mengajar dlm Gereja yg sdh dibentuk.


(3)

keutuhan iman ini.

Tradisi Pasiva

- Sesdh membicarakan Tradisi dlm bentuknya yg aktif (proses penerusan wahyu ilahi), DV art.8 meneruskan pembicaraan mengenai Tradisi pasif (isi & objek penerusan).

- Konsili menyebutkan isi Tradisi dlm pernyataan berikut: Adapun apa yg telah diteruskan oleh para Rasul mencakup segala sesuatu, yg membantu Umat Allah utk menjalani hidup suci & utk berkembang dlm imannya. Demikianlah Gereja dlm ajaran, hidup serta ibadatnya melestarikan serta meneruskan kpd semua keturunan dirinya seluruhnya, imannya seutuhnya. (DV art.8) - Dr kutipan di atas, muncul 4 pokok penting:

- Pertama: mengenai ajaran, hidup serta ibadat. Semua ini berkaitan erat dg peningkatan iman & susila umat Kristen. Ketiganya mrpk sarana Tradisi diteruskan.

- Kedua: Tradisi adalah penafsiran. Iman Gereja dpt dibedakan dr objekobjeknya: KS, sakramen & institusi di satu pihak, & di lain pihak interpretasi. Jadi dr sudut KS, Tradisi adalah suatu cara ttt utk memakai & menafsirkan KS.

- Ketiga: Tradisi adalah kumpulan tradisi-tradisi. Interpretasi diolah & diwujudkan dlm berbagai bentuk baik scr tertulis mau pun dlm bentuk nyata, spt: liturgi, kesenian, institusi, adat kebiasaan dsb. - Keempat: Tradisi adalah Roh katolik. Penafsiran hidup di dlm

semangat & jiwa komunitas kristen (yg memiliki kebudayaan ttt, suatu ethos). Di sinilah Tradisi diteruskan.

- Sayangnya, konstitusi tdk memberikan kriterium utk mengenal tradisi-tradisi yg benar scr eksplisit. Menurut kardinal Meyer, kriterium utama adalah KS; menurut Trente, kriterium terletak pd penerimaan tradisi oleh seluruh Gereja; menurut Ratzinger, jk suatu tradisi sdh diterima & dihayati oleh seluruh Gereja maka itu mrpk Tradisi yg benar.

- Untuk bisa diterima sbg Tradisi yg benar, maka suatu Tradisi harus bersifat kerasulan.


(4)

9

Pendukung Tradisi

- Ada 2 subjek: Roh Kudus & Gereja. Roh Kudus: subjek transenden

- Roh Kudus dijanjkn & diberikan kpd para rasul, sehingga mrk mjd penyaksi-penyaksi sampai ke ujung bumi & sampai akhir zaman. - Tdk hanya kpd para rasul, tp Roh Kudus dijanjkn juga kpd semua

orang yg bekerjasama dg mrk & para pengganti mrk.

- Roh Kudus memberikan jaminan akan kehadiran Allah scr aktif. Lihat Yoh 16:6-15; Rom 8:15-16.

- Roh Kuduslah yg mendampingi para rasul utk mengambil keputusankeputusan mengenai kehidupan meng-Gereja (Kis 15:28). - Dengan demikian Roh Kudus mjd dsr kerja Gereja yg tak terubahkan baik scr lahiriah (ajaran, sakramen), maupun scr batiniah (penghayatan iman).

Gereja: subjek yg kelihatan

- Pertama: umat beriman. Dsrnya adalah persatuan seluruh umat beriman dg Kristus melalui baptis & krisma. Maka mrk juga mendpt tugas mjd misionaris-misionaris (lih. AG art.36).

- Kedua: para Bapa Gereja. Iman Gereja Perdana sampai kpd kita melalui pengolahan mrk dlm tulisan-tulisan mrk. Mrklah the men of Tradition. Mrk menjaga denyut nadi kehidupan Gereja, terutama dlm mempertahankan ajaran iman melawan badai bidaah; skisma dsb.

- Ketiga: liturgi. Di dlm liturgi Kristus bersabda & berkarya, sebab di dlm liturgi diperingati karya penebusan Kristus. Hal ini sangat jelas dpt dilihat di dlm Perayaan Ekaristi: “perbuatlah ini mjd peringatan akan Aku” (Luk 22:19). Liturgi adalah penerusan segala sesuatu scr tak tertulis, krn mrpk perayaan misteri iman (di dlm liturgi kita menggunakan seluruh diri kita). Liturgi juga mrpk penerusan segala sesuatu yg tak termuat scr formil di dlm KS (‘persekutuan para kudus’ membawa umat ke dlm pengakuan akan legitimasi devosi-devosi, adanya sakramentalia). Dan akhirnya liturgi mrpk penafsiran thd KS (banyak ayat dr kitab Kebijaksanaan & Madah Agung dipakai dlm pesta-pesta utk menghormati St.Maria).


(5)

dewan para Uskup dlm kesatuannya dg Paus (kolegialitas para Uskup) sbg pengganti kolegialitas para rasul. Magisterium mrpk jaminan bagi umat kristen bhw kekristenan mrk adalah otentik, krn tugas Magisterium adalah menjaga iman dg setia.

10

SESATAN-SESATAN BESAR 1. Arianisme

 oleh Arius, imam yg mengajarkan bhw Allah begitu transenden sehingga lebih dulu menciptakan Putra/Logos utk menciptakan segala yg lain. Aliran ini didukung oleh Eusebius dr Nicomedia & Eusebius dr Caesarea. Arianisme ditentang oleh Alexander & Athanasius dr Alexandria. Dinyatakan sesat dlm Konsili Nicea (325). Yang benar ialah Consubstantialem; homousios (Bapa & Putra sehakikat); hypostasis. Aliran ini tersebar di Asia Muka, suku-suku yg pindah ke kekaisaran Romawi Timur & dr situ ke Barat.

2. Macedonianisme (Pneumatomachi)

 oleh Macedonius, uskup Konstantinopel yg mengajarkan bhw Roh Kudus adalah “Hamba Allah” baik dr Bapa maupun Putra. Aliran ini didukung oleh banyak uskup di Asia Muka/Eropa Timur & ditentang oleh Athanasius, & Nectarius dr Konstantinopel. Dinyatakan sesat dlm Konsili Konstantinopel I (381). Yang benar ialah Roh Kudus Allah; cara “jadinya” tdk disebut. Aliran ini tersebar di Siria, Turki (=Asia Minor). 3. Nestorianisme

 oleh Nestorius, uskup Konstantinopel yg mengajarkan bhw dlm Yesus terbeda 2 kodrat yg terpisah: Kristus yg Allah, Yesus mns. Aliran ini didukung oleh Diodorus dr Tarsus, Theodorus dr Mopsueste; Yohanes dr Antiokia; Theodoretus dr Cyrus; Andreas dr Samosate & ditentang oleh Cyrillus dr Aleksandria. Dinyatakan sesat dlm Konsili Efesus (431). Yang benar ialah Emmanuel adalah Allah; unio hypostatis antara Sabda & tubuh-Nya: unio physica, bkn unio moralis. Aliran ini tersebar di Siria, Parsi, Arab, Mesir, pun ke India & Cina.


(6)

 oleh Eutyches, biarawan di Konstantinopel yg mengajarkan bhw Kristus satu kodrat, satu persona: yg ilahi. Aliran ini didukung oleh Dioskorus dr Aleksandria & ditentang oleh Paus Leo I Agung; Theodoretus dr Cyrus. Dinyatakan sesat dlm Konsili Chalcedon (451). Yang benar ialah satu Pribadi, dua kodrat. Aliran ini tersebar di Siria & Mesir.

5. Monoteletisme

 oleh Sergius, patriark Konstantinopel yg mengajarkan bhw Kristus berkodrat dua, namun hanya satu asas kegiatan & satu kehendak: yg Ilahi. Aliran ini didukung oleh berbagai uskup & biarawan & ditentang oleh Sophrinus, biarawan; Maximus Confessor; Paus Honorius I. Dinyatakan sesat dlm Konsili Konstantinopel III (681). Yang benar ialah dua kodrat yg masing-masing berkehendak & bergiat. Aliran ini tersebar di Siria & Libanon.

6. Pelagianisme

 oleh Pelagius, imam Iralndia/Inggris yg mengajarkan bhw mns atas kekuatannya sendiri sanggup mencapai keselamatan. Rahmat = ganjaran. Aliran ini didukung oleh Caelestinus, biarawan; Julianus, uskup Eclanum & ditentang oleh Augustinus; Hieronimus; Yohanes Casianus. Dinyatakan sesat dlm Sinode Kartago (411); Mileve (416); Kartago (418); & Konsili Efesus (431). Yang benar ialah rahmat itu perlu utk keselamatan mns. Aliran ini tersebar di Inggris, Prancis, Afrika Utara, Palestina, Perancis Selatan (semi-pelagianisme).

GOOD LUCK GOD BLESS YOU