- 3 tujuan apologi utk membuktikan rasionalitas iman wahyu:
Pertama dg akal budi melenyapkan kesulitan
2
krn persoalan iman. Kedua, scr psikologis menyiapkan mns utk menerima iman.
Ketiga, scr subjektif memperkuat iman itu sendiri.
- Kritik thd apologi tradisional oleh bbrp teolog kini:
Pertama, pengertian ttg wahyu terlalu abstrak filosofis. Kedua, apologi mengira adanya perbedaan yg jelas antara yg
diwahyukan Allah dg kenyataan Allah mewahyukan.
- Ketiga, pengungkapannya menuntut agar wahyu diimani berdsrkan
akal-budi melulu tdk boleh disertai unsur
2
psikologis, kebebasan mns, pandangan etisnya.
2. Menjelaskan sumber-sumber wahyu -
menjelaskan bgmn KS, Tradisi Magisterium mrpk penyaksi
2
utama wahyu ilahi dg demikian mjd sumber kriterium teologi.
- Konsili Trente, KV I dan Pius XII, melihat Magisterium menduduki
tmpt tertinggi atas 2 sumber wahyu yaitu KS Tradisi yg tak tertulis mengenai iman kebiasaan
2
yg berasal dr para rasul.
- Bagi KV II, KS Tradisi ialah penerusan Wahyu Ilahi bkn sbg
sumber. Jd Magisterium mengabdi pada Sabda Allah.
3. Interpretator Kritikus -
Interpretasi ttg KS datang dr Gereja lewat Magisterium, walaupun Magisterium menyerahkan tugas yg sama kpd para teolog.
- Para teolog terlebih yg fundamentalis seperti nabi Perjanjian
Lama. Mrk harus mjd interpretatores budaya, zaman serta wahyu Allah kpd mns mjd kritikus atas Gereja jk tdk memanifestasikan
kebaikan kasih Allah.
2
Definisi ttg mukjizat Pokoknya harus mencakup 5 hal: kejadian luar biasa, dpt ditangkap panca
indra, dikerjakan Allah sendiri, dlm konteks religius, sbg tanda dr yg transenden
.
3 aspek mukjizat: -
Aspek pertama: aspek psikologis mukjizat mrpk suatu kejadian yg jarang trjd tp menimbulkan rasa heran kagum.
2
- Aspek kedua: aspek ontologis mukjizat mrpk perbuatan yg bersifat
ilahi, yg melampaui kesanggupan kodrati.
- Aspek ketiga: aspek tujuan mukjizat menunjuk pd kasih Allah,
tanda datangnva Kerajaan Allah, tanda keaslian misi ilahi, tanda kesatuan Bapa-Putera, tanda eskatologis.
3
3 faktor penting: menurut Gereja Katolik dalam pandangan biblis 1. Adanya mukjizat membuktikan seseorang atau suatu ajaran,
- kisah mukjizat bersatu begitu erat dg fakta lain sehingga jk
mukjizat disangkal maka fakta lain pun harus ikut disangkal
- mukjizat mjd sebab bertobatnya banyak orang
- penyaksian orang Yahudi: mrk tdk menyangkal mukjizat tp asal
ilahi Yesus krn biasanya dikerjakan pd hari Sabat.
- kesaksian para rasul
2. sifat adi-kodrati
- Diri Yesus sendiri: kalau mukjizat Yesus bisa dijelaskan scr natural,
maka harus dibuktikan juga bgmn seorang biasa ini memiliki pengetahuan yg begitu sempurna.
- Wujud perbuatan Yesus ini melampaui setiap ciptaan baik caranya
segera, sempurna maupun subjeknya penyembuhan orang buta, penggandaan roti bahkan kebangkitan-Nya.
- Karya ajaib ini adalah karya Bapa di dlm melalui Putera.
- Yesus melakukannya atas nama-Nya sendiri, atas perintah-Nya
sendiri.
- Mukjizat Yesus mrpk tanda religius signa religiosa yg
mengakibatkan orang bertanya-tanya: siapa? apa? bgmn? mengapa? dg tenaga apa?
3. tujuan diadakannya
- Mukjizat Yesus tdk pernah boleh dilepaskan dr diri Yesus sendiri
misi ilahi-Nya yg menyelamatkan.
- Yesus sendiri memberikan kesaksian scr umum, scr terang-terangan
scr eksplisit.
- Kesaksian para murid sendiri.
- Pertobatan orang banyak krn pewartaan para rasul.
3
4
Kubur kosong penampakan-penampakan Posisi biblis iman katolik
- Tak seorang pun dr penulis PB menyaksikan peristiwa kebangkitan.
Cerita-cerita Injil memberi kita kesatuan substansial yg kokoh di samping variasi penulisan yg khas sesuai dg watak penulis
sumber dr mana mrk memperoleh kisah kebangkitan ini: Ia bangkit pd hari ketiga sesdh wafatNya, kubur kedptan kosong, kebangkitan
diwartakan kpd para perempuan oleh malaikat mrk mendpt tugas memberitahukan kpd para rasul di Yerusalem.
- Secara khusus penulis injil Yohanes menuliskan bhw murid yg
dikasihi Yesus itu “melihatnya percaya” Yoh 20:8.
- Bagi
Gereja Perdana kubur kosong bkn mrpk inti kerygma basis iman kristen. Iman akan kebangkitan Yesus tdk berarti percaya pd
kubur kosong.
- Walaupun kubur kosong tdk membuktikan apa-apa, namun sdh
mrpk argumen yg ikut menguatkan peristiwa penampakan- penampakan yg objektif korporal dr Yesus sendiri Tomas,
makan bersama.
- St.Paulus menasihati umatnya agar menerima penyaksian para rasul
ia sendiri mengenai kebangkitan Yesus dlm rupa penampakan- penampakan.
- Jadi, penekanan dlm pewartaan para penulis Injil ialah kesadaran
keyakinan para penyaksi itu bhw Yesus dr Nasaret yg telah wafat dimakamkan itu sungguh telah bangkit.
- Menurut Kiesling The Glory Review vol III no.1, hal.259, misteri
Paskah harus ditafsirkan sbg faktum historis dlm tiap fase realita lampau, sekarang masa depan; kalau tdk maka bkn mrpk misteri
Paskah iman kristen.
- Dengan demikian kebangkitan Kristus harus dipandang scr total:
seluruh kejadian yg menyangkut peristiwa kebangkitan tercakup di dlm faktum historis kebangkitan Yesus yaitu semua nubuat PL,
kata-kata mesianis Yesus sendiri, kejadian sekitar kebangkitan sesdhnya sehingga kita memperoleh suatu kepastian kebenaran
lengkap baik fisikkodrati mau pun adikodrati warta malaikat, peristiwa Emaus
yg mjd kepastian moril para penyaksi itu sendiri.
- Para ekseget modern condong melepaskan persoalan kubur kosong
4
yg pernah trjd di masa lampau, tp cenderung menekankan makna kebangkitan bagi masa depan: Yesus yg tersalib, wafat,
dimakamkan bangkit adalah benarbenar Yesus dr Nasaret, Putera Allah Putera Mns, Tuhan Penguasa atas hidup mati.
- Maka, arah makna kebangkitan Kristus ini adalah proses menuju
eskhaton: Kristuslah yg sulung dr antara orang-orang beriman yg akan dibangkitkan dimuliakan.
- Semua mns akan melewati sejarah hidupnya di dunia ini dg
kematian kebangkitan menuju hidup baru yg abadi.
5
Nilai soteriologis kebangkitan Kristus
- Faktum historis kebangkitan Kristus mrpk momen sejarah
penyelamatan umat mns.
- Ini berarti, kebangkitan Kristus mrpk supra temporal reality:
mengenai segala waktu semua mns; semua aktivitas yg menyelamatkan dr Kristus seluruh hidup, sengsara, wafat, kebang-
kitan ditujukan bagi semua generasi mns sejak mns pertama.
- Thomas Aq. Berkata, kebangkitan Kristus mrpk causa exemplaris
causa efficiens dr kebangkitan atau penyelamatan mns.
- Causa exemplaris bkn dlm arti kronologis, tp terutama dlm soal
kualitas kesempurnaan Flp 3 :21.
- Causa efficiens sejauh kemnsan Kristus dlm kebangkitan-Nya dg
suatu cara ttt mjd alat dr kuasa Allah bagi keselamatan kita.
- Soal masa depan penyelamatan kita tdk berarti bhw kita hidup
hanya dlm pengharapan, tp benar
2
sdh mulai terwujud sejak kita ada; maka daya kebangkitan Kristus sdh memiliki nilai keselamatan
bagi mrk yg percaya pd-Nya sbg Tuhan atas hidup mati.
- Kebangkitan adalah buah hasil dr kesempurnaan kurban salib; salib
kebangkitan tak terpisahkan krn keduanya mrpk unsur integral dlm sejarah penyelamatan mns.
- Dg kebangkitan Kristus, kurnia Roh Kudus dicurahkan atas kita.
- Walaupun demikian, Tuhan menghormati kebebasan kehendak
mns; di sinilah kita melihat arti objektif subjektif dr penebusan, kebangkitan Kristus nilai soteriologisnya.
- Secara objektif Kristus sdh wafat bangkit hasil penyelamatan-
Nya ini mengalir dr generasi ke generasi.
- Secara subjektif, terserah kpd jawaban bebas mns apakah mau
5
mendayagunakan rahmat panggilan Tuhan yg menyelamatkan.
6
Nilai dogmatis DV -
Mengenai isinya, Konsili jelas mengajarkan hal pokok mengenai iman kristiani sbg ajaran resmi Gereja.
- Dengan demikian konstitusi DV harus diterima sebab:
- Pertama, hal tersebut dg kesadaran penuh dikemukakan sbg ajaran.
- Kedua, Gereja sadar akan kewibawaannya sbg kuasa mengajar
tertinggi di dlm Gereja Magisterium.
- Ketiga, walaupun konstitusi ini adalah dogmatis tp bertujuan
pastoral penekanan pd pembinaan hub. pribadi mns dg Allah.
7
Menerima wahyu dlm iman DV art.5 -
Konstitusi Dei Filius KV I mencerminkan situasi zaman itu, sehingga tekanan jatuh pd kerjasama antara iman akal budi.
- Dewasa ini tekanan diberikan pd nilai-nilai eksistensial pribadi
mns; maka teologi masa kini menyelidiki apa yg dialami mns bkn aspek rasional wahyu.
- Kini wahyu dilihat dr 2 dimensinya: dimensi historis wahyu
diungkapkan dlm bahasa mns dimensi pribadi wahyu tak dpt dipisahkan dr perbuatan mns yg mendengarkan menjawab.
- Wahyu Allah ini di dlm DV art. 5 disambut mns di dlm ketaatan
iman yg tampak di dlm hub. pribadi antara mns dg Allah.
- Iman adalah sikap mns yg mau menerima keselamatan sbg
anugerah rahmat dr Allah. Jadi, yg diimani adalah karya keselamatan Allah di dlm Kristus.
- Ketaatan iman berarti kepatuhan baik akal budi mau pun kehendak
mns itu sendiri atau scr biblis: penyerahan mutlak kpd Allah yg menyatakan Diri kpd mns.
- Iman diperoleh hanya dg bantuan rahmat Allah scr lahiriah: tanda-
tanda, pewartaan, dsb. bantuan Roh Kudus scr batiniah.
- Maka ada 3 unsur iman: pertama, akal budi yg melihat tanda-tanda
bentuk lahiriah dr wahyu; kedua, rahmat yg menerangi mns sehingga mns dpt melihat lebih dlm dr sekedar bentuk lahiriah;
ketiga, kehendak mns yg mendorong utk menyerahkan diri kpd Allah scr bebas.
6
8
2 Aspek Tradisi: Tradisi Aktiva proses penerusan wahyu ilahi
Tradisi Pasiva objek dari apa yg diteruskan
Tradisi Aktiva -
Secara kronologis dibagi atas 2 fase: penerusan vertikal penerusan horisontal.
- Yang dimaksud dg penerusan vertikal ialah proses penerusan
wahyu dr atas ke bawah: dr Allah kpd Kristus dr Kristus kpd para rasul. Dsrnya ialah kehendak Allah utk menyelamatkan semua mns.
Kehendak ini harus bersifat tetap utk selamanya, maka harus diteruskan kpd segala keturunan.
- Yang dimaksud penerusan horisontal ialah dr para rasul kpd Gereja.
Tradisi kerasulan: suatu catatan ttg penerusan horisontal
- Perintah Kristus utk mewartakan Injil dilaksanakan para rasul dg
setia. Pelaksanaannya dijalankan dg:
- Pertama: dg pewartaanpenyaksian kerasulan dlm arti luas tdk
hanya dg kata-kata, tp dg teladan, penetapan, ritus, sakramen- sakramen, hidup susila bagi komunitas-komanitas kristen, dsb,
yaitu semua yg mrk terima dr Kristus sabda karya-Nya mau pun dr ilham Roh Kudus.
- Kedua: dg amanat tertulis yg diilhami Roh Kudus.
- Ketiga: dg meninggalkan pengganti-pengganti mrk kolegialitas
para uskup yg diserahi tugas utk mengajar. Tradisi Gerejani: suatu catatan ttg penerusan horisontal
- Yang dimaksud adalah para uskup.
- DV art.8 menyebut bhw pewartaan para rasul harus dilestarikan
sampai kepenuhan zaman melalui penggantian-penggantian yg tiada putusnya. Jadi para uskup mempunyai tugas harus
memelihara pewartaan para rasul. Para rasul mengajar dlm Gereja yg masih harus dibentuk, sedang para uskup mengajar dlm Gereja
yg sdh dibentuk.
- Gereja bersifat apostolis, artinya: Gereja di mana pun berada harus
memiliki iman yg sama dg iman para rasul.
7
- Selain itu, Gereja juga berciri universalitas: keseragaman
kesatuan iman. Uskup sbg pemimpin Gereja harus menjaga keutuhan iman ini.
Tradisi Pasiva -
Sesdh membicarakan Tradisi dlm bentuknya yg aktif proses penerusan wahyu ilahi, DV art.8 meneruskan pembicaraan
mengenai Tradisi pasif isi objek penerusan.
- Konsili menyebutkan isi Tradisi dlm pernyataan berikut: Adapun
apa yg telah diteruskan oleh para Rasul mencakup segala sesuatu, yg membantu Umat Allah utk menjalani hidup suci utk
berkembang dlm imannya. Demikianlah Gereja dlm ajaran, hidup serta ibadatnya melestarikan serta meneruskan kpd semua
keturunan dirinya seluruhnya, imannya seutuhnya. DV art.8
- Dr kutipan di atas, muncul 4 pokok penting:
- Pertama: mengenai ajaran, hidup serta ibadat. Semua ini berkaitan
erat dg peningkatan iman susila umat Kristen. Ketiganya mrpk sarana Tradisi diteruskan.
- Kedua: Tradisi adalah penafsiran. Iman Gereja dpt dibedakan dr
objekobjeknya: KS, sakramen institusi di satu pihak, di lain pihak interpretasi. Jadi dr sudut KS, Tradisi adalah suatu cara ttt utk
memakai menafsirkan KS.
- Ketiga: Tradisi adalah kumpulan tradisi-tradisi. Interpretasi diolah
diwujudkan dlm berbagai bentuk baik scr tertulis mau pun dlm bentuk nyata, spt: liturgi, kesenian, institusi, adat kebiasaan dsb.
- Keempat: Tradisi adalah Roh katolik. Penafsiran hidup di dlm
semangat jiwa komunitas kristen yg memiliki kebudayaan ttt, suatu ethos. Di sinilah Tradisi diteruskan.
- Sayangnya, konstitusi tdk memberikan kriterium utk mengenal
tradisi-tradisi yg benar scr eksplisit. Menurut kardinal Meyer, kriterium utama adalah KS; menurut Trente, kriterium terletak pd
penerimaan tradisi oleh seluruh Gereja; menurut Ratzinger, jk suatu tradisi sdh diterima dihayati oleh seluruh Gereja maka itu mrpk
Tradisi yg benar.
- Untuk bisa diterima sbg Tradisi yg benar, maka suatu Tradisi harus
bersifat kerasulan.
8
9
Pendukung Tradisi -
Ada 2 subjek: Roh Kudus Gereja. Roh Kudus: subjek transenden
- Roh Kudus dijanjkn diberikan kpd para rasul, sehingga mrk mjd
penyaksi-penyaksi sampai ke ujung bumi sampai akhir zaman.
- Tdk hanya kpd para rasul, tp Roh Kudus dijanjkn juga kpd semua
orang yg bekerjasama dg mrk para pengganti mrk.
- Roh Kudus memberikan jaminan akan kehadiran Allah scr aktif.
Lihat Yoh 16:6-15; Rom 8:15-16.
- Roh Kuduslah yg mendampingi para rasul utk mengambil
keputusankeputusan mengenai kehidupan meng-Gereja Kis 15:28.
- Dengan demikian Roh Kudus mjd dsr kerja Gereja yg tak
terubahkan baik scr lahiriah ajaran, sakramen, maupun scr batiniah penghayatan iman.
Gereja: subjek yg kelihatan
- Pertama: umat beriman. Dsrnya adalah persatuan seluruh umat
beriman dg Kristus melalui baptis krisma. Maka mrk juga mendpt tugas mjd misionaris-misionaris lih. AG art.36.
- Kedua: para Bapa Gereja. Iman Gereja Perdana sampai kpd kita
melalui pengolahan mrk dlm tulisan-tulisan mrk. Mrklah the men of Tradition. Mrk menjaga denyut nadi kehidupan Gereja, terutama
dlm mempertahankan ajaran iman melawan badai bidaah; skisma dsb.
- Ketiga: liturgi. Di dlm liturgi Kristus bersabda berkarya, sebab
di dlm liturgi diperingati karya penebusan Kristus. Hal ini sangat jelas dpt dilihat di dlm Perayaan Ekaristi: “perbuatlah ini mjd
peringatan akan Aku” Luk 22:19. Liturgi adalah penerusan segala sesuatu scr tak tertulis, krn mrpk perayaan misteri iman di dlm
liturgi kita menggunakan seluruh diri kita. Liturgi juga mrpk penerusan segala sesuatu yg tak termuat scr formil di dlm KS
‘persekutuan para kudus’ membawa umat ke dlm pengakuan akan legitimasi devosi-devosi, adanya sakramentalia. Dan akhirnya
liturgi mrpk penafsiran thd KS banyak ayat dr kitab Kebijaksanaan Madah Agung dipakai dlm pesta-pesta utk menghormati
St.Maria.
9
- Keempat: magisterium sbg subjek utama. Magisterium adalah
badan resmi yg bertugas utk mengajar. Magisterium terdiri dr dewan para Uskup dlm kesatuannya dg Paus kolegialitas para
Uskup sbg pengganti kolegialitas para rasul. Magisterium mrpk jaminan bagi umat kristen bhw kekristenan mrk adalah otentik, krn
tugas Magisterium adalah menjaga iman dg setia.
10
SESATAN-SESATAN BESAR 1. Arianisme
oleh Arius, imam yg mengajarkan bhw Allah begitu transenden
sehingga lebih dulu menciptakan PutraLogos utk menciptakan segala yg lain. Aliran ini didukung oleh Eusebius dr Nicomedia Eusebius dr
Caesarea. Arianisme ditentang oleh Alexander Athanasius dr Alexandria. Dinyatakan sesat dlm Konsili Nicea 325. Yang benar
ialah Consubstantialem; homousios Bapa Putra sehakikat; hypostasis. Aliran ini tersebar di Asia Muka, suku-suku yg pindah ke
kekaisaran Romawi Timur dr situ ke Barat.
2. Macedonianisme Pneumatomachi