Saran-Saran tesis muhammad ihsan

cxlii berdasarkan dengan terpenuhinya kriteria hukum Islam dan tidak ada pertentangan antara kebijakan politik hukum Orde Baru dengan kreteria hukum Islam. Kerelevansian itu juga terjadi karena kebijakan politik hukum Orde Baru lahir dari cara merespon gejala sosial masyarakat terutama umat Islam di Indonesia dengan baik dan benar tapi tidak melupakan dasar hukum dari umat Islam iaitu Al Qur’an dan Hadis.

B. Saran-Saran

Selanjutnya disusun beberapa saran untuk direkomendasikan antara lain. 1. Guna menjaga agar asas Siyâsah Syar’iyyah tidak lari dari tujuan awalnya sebagai ilmu yang mengawasi ranah politik hukum. Maka saran saya baik itu untuk saya sendiri maupun buat pembaca tesis ini. Agar terus semangat menggali ilmu agama Islam terutama dibidang ilmu ketatanegaraan Fiqih Siyâsah karena masih banyak permasalahan umat yang belum terjawab khususnya dibidang ketatanegaraan. Selain itu masih minimnya produk politik hukum yang memenuhi keperluan umat Islam Indonesia. 2. Menjadi tugas kita semua sebagai umat Islam Indonesia terutama kaum terpelajar umat Islam untuk terus memperjuangkan dan mempertahankan hukum Islam di Indonesia agar tetap diakui keberdaannya dalam susunan hukum tata negara Indonesia dan menjadi salah satu pertimbangan hukum didalam mengambil sebuah kebijakan. Saya juga menyarankan kepada partai-partai Islam melalui anggota legelatif di parlemen harus berani dan tetap bersatu didalam memperjuangkan hukum Islam di Indonesia selain itu partai-partai Islam harus bisa membuat draf undang-undang yang dapat meakomodasi keperluan umat Islam agar semankin banyak produk politik hukum Indonesia yang lahir dari keperluan umat Islam. 3. Agar hukum nasional yang mengatas namakan keperluan umat Islam Indonesia tetap memiliki relevansi dengan Siyâsah Syar’iyyah atau hukum yang benar-benar ber dasarkan syari’at Islam. maka Saya menyarankan agar para anggota legeslatif yang berasal dari partai politik berasaskan cxliii Islam atau para anggota legeslatif dari partai mana saja selama dia mengaku beragama Islam dan juga kaum terpelajar umat Islam. Dapat mengkaji secara serius dan benar dari setiap draf Rancangan Undang- Undang sebelum di sahkan menjadi undang-undang. Kajian bisa kita mulai dari bab per bab, pasal per pasal, ayat per ayat dan seterusnya di sesuaikan dengan kreteria Hukum Islam yang disandarkan dengan sumber hukum Islam iaitu Al Qur’an dan Hadis. Kalau terdapat pertentangan antara RUU dengan kreteria hukum Islam maka bisa di pastikan produk politik hukum tersebut tidak akan memiliki relevansi dengan Siyâsah Syar’iyyah walapun RUU mengatas namakan hukum Islam. Dan tugas kita sebagai kaum terpelajar Islam dan anggota legeslatif untuk merubah peraturan mana saja yang bertentangan dengan hukum Islam. Agar bisa sejalan dengan hukum Islam. DAFTAR PUSTAKA Al Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Al Hikmah, 2007.

A. Buku