12. Secara kultural, hambatan apa saja yang dihadapi oleh partai politik dalam merespon kebijakan pemberlakuan 30 keterwakilan perempuan dalam
pencalonan anggota legislatif caleg? 13. Secara psikologis, hambatan apa saja yang dihadapi oleh partai politik dalam
merespon kebijakan pemberlakuan 30 keterwakilan perempuan dalam pencalonan anggota legislatif caleg?
14. Secara sosial ekonomi, hambatan apa saja yang dihadapi oleh partai politik dalam merespon kebijakan pemberlakuan 30 keterwakilan perempuan dalam
pencalonan anggota legislatif calegUsaha-usaha apakah yang dilakukan KPUD agar parpol mau melaksanakan aturan tersebut?
15. Sejauhmana anda mengenal caleg-caleg dari setiap parpol? Melalui media apa saja sosialisasi caleg dilakukan?
16. Apakah kampanye yang dilakukan setiap caleg dipandang sudah cukup efektif? 17. Menurut anda, bagaimanakah proporsi caleg laki-laki dan perempuan bisa
dikatakan seimbang? 18. Menurut anda, hal-hal apa saa yang bisa dilakukan oleh parpol agar proporsi
antara caleg laki-laki dan perempuan bisa seimbang? 19. Menurut data yang diperoleh pada Pemilu 2004, jumlah pemilih perempuan di
Kota Surakarta lebih banyak dibandingkan laki-laki, namun hanya ada 2 orang perempuan saja yang duduk di lembaga legislatif? Mengapa hal itu bisa terjadi?
20. Bagaimana pandangan anda mengenai prospek terpilihnya caleg perempuan pada Pemilu 2009?
B. Informan : Pimpinan Parpol
1. Siapa saja yang berperan dalam perumusan kebijakan penetapan calon anggota
legislatif caleg oleh partai politik? 2.
Syarat-syarat apa saja yang ditetapkan oleh partai politik dalam penyusunan bakal caleg?
3. Bagaimana proses dan mekanisme rekrutmen bakal caleg?
4. Bagaimana proses seleksi bakal caleg untuk menjadi caleg partai politik?
5. Apakah anda mengetahui dan memahami tentang UU No 10 Tahun 2008 tentang
Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten khususnya yang berkaita dengan pemberlakuan 30 keterwakilan perempuan dalam pencalonan
anggota legislatif? Bagaimana sikap dan pandangan partai terhadap kebijakan pemberlakuan 30 keterwakilan perempuan dalam pencalonan anggota legislatif
caleg? 6.
Apakah ada kebijakan khusus pengistimewaan terkait dengan kebijakan pemberlakuan 30 keterwakilan perempuan dalam pencalonan anggota legislatif
caleg? 7.
Apakah caleg partai politik anda sudah memenuhi kuota 30 keterwakilan perempuan?
8. Bagaimana penetapan nomor caleg ?
9. Apa yang menjadi landasan partai untuk meletakkan perempuan sebagai caleg?
10. Bagaimanakah proses rekrutmen terhadap kadercaleg perempuan? 11. Apabila proporsi atau perbandingan antara caleg laki-laki dan perempuan
ternyata lebih banyak caleg laki-laki, apakah itu merupakan hal yang wajar? 12. Bagaimanakah tanggapan anda mengenai sanksi yang ditetapkan oleh KPUD
terhadap partai politik yang tidak memenuhi ketentuan 30 keterwakilan perempuan?
13. Secara sistem politik, hambatan apa saja yang dihadapi oleh partai politik dalam merespon kebijakan pemberlakuan 30 keterwakilan perempuan dalam
pencalonan anggota legislatif caleg? 14. Apakah partai politik memberikan dukungan terhadap caleg perempuan? Apa
bentuknya? 15. Secara kultural, hambatan apa saja yang dihadapi oleh partai politik dalam
merespon kebijakan pemberlakuan 30 keterwakilan perempuan dalam pencalonan anggota legislatif caleg?
16. Bagaimana pandangan anda dan anggota partai politik terhadap caleg perempuan?
17. Secara psikologis, hambatan apa saja yang dihadapi oleh partai politik dalam merespon kebijakan pemberlakuan 30 keterwakilan perempuan dalam
pencalonan anggota legislatif caleg? 18. Secara sosial ekonomi, hambatan apa saja yang dihadapi oleh partai politik
dalam merespon kebijakan pemberlakuan 30 keterwakilan perempuan dalam pencalonan anggota legislatif caleg?
19. Berapakah jumlah bakal caleg yang diajukan oleh parpol dan berapakah jumlah caleg yang lolos verifikasi dan menjadi calon tetap?
20. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Partai Politik untuk memenangkan Pemilu? 21. Bagaimana tingkat pemahaman dari para caleg baik laki-laki maupun perempuan
terhadap tugas, kewajiban, peran dan fungsi sebagai anggota legislatif? 22. Bagaimana upaya partai politik untuk meningkatkan kapabilitas caleg?
23. Apakah parpol memberikan kesempatan yang sama antara caleg laki-laki dan perempuan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan politik?
24. Bagaimana proses dan mekanisme pendidikan dan pelatihan politik bagi para caleg?
25. Bagaimana sikap para caleg laki-laki maupun perempuan ketika diberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan politik tersebut?
26. Apakah parpol memberikan kesempatan yang sama antara caleg laki-laki dan perempuan untuk berpartisipasi dalam melakukan kampanye baik secara
individu maupun ketika kampanye massa? 27. Apakah seorang caleg harus memiliki dana yang besar untuk menjadi caleg?
28. Dari manakah sumber dana kampanye parpol berasal? 29. Apakah caleg harus mensubsidi parpol untuk berkampanye?
30. Bagaimana mekanisme pengumpulan dan pendistribusian dana parpol untuk kampanye tersebut?
31. Mengapa pada Pemilu 2004 yang lalu tidak ada satu pun caleg perempuan yang berhasil lolos menjadi anggota legislatif?
32. Menurut data sekunder, prosentase anggota legislatif perempuan untuk hasil Pemilu 2004 di Kota Surakarta jauh lebih kecil yaitu sekitar 5 dibanding laki-
laki, padahal jumlah penduduk yang berhak memilih lebih banyak perempuan daripada laki-laki, mengapa hal itu terjadi?
33. Apakah ada upaya dari parpol untuk meloloskan caleg perempuan menjadi aleg agar proporsinya bisa meningkat pada pemilu 2009 mendatang?
C. Informan: Calon Anggota Legislatif