158 PKS sudah memenuhi ketentuan tersebut sebagai wujud komitmen partai
dalam merespon kebijakan afirmatif sebagaimana ditetapkan dalam UU No 10 Tahun 2008.
b. Analisis Data Terpilah
Untuk melihat bagaimana kebijakan partai politik memberikan dampak yang berbeda pada perempuan dan laki-laki, maka dalam penelitian
ini disajikan data kuantitatif dan atau data kualitatif yang terpilah menurut jenis kelamin mengenai profil caleg DPRD Kota Surakarta yang diajukan
oleh PDI Perjuangan dan PKS. Berdasarkan data sekunder dari kedua partai politik tersebut ditemukan beberapa gejala kesenjangan gender. Data
tersebut dapat dilihat sebagai berikut: 1 Profil Caleg Menurut Daerah Pemilihan
Hasil penelitian menunjukkan adanya kesenjangan gender antara jumlah caleg laki-laki dan caleg perempuan di semua daerah pemilihan baik
dari PDI Perjuangan maupun dari PKS. Tabel 3.3 berikut ini memperlihatkan profil caleg dari PDI Perjuangan dan PKS menurut daerah
pemilihan.
159
Tabel 3.3 Profil Caleg PDI Perjuangan dan PKS
Menurut Jenis Kelamin dan Daerah Pemilihan
Partai Politik PDI Perjuangan
PKS Persentase
Persentase No
Daerah Pemilihan L
P Total
L P
Total
1 2
6 7
8 11
12 13
1 Laweyan
12,77 4,26
17,02 11,11
6,67 17,78
2 Pasar Kliwon-Serengan
14,89 10,64
25,53 17,78
8,89 26,67
3 Banjarsari
19,15 10,64
29,79 15,56
11,11 26,67
4 Jebres
19,15 8,51
27,66 20,00
8,89 28,89
Jumlah 65,96
34,04 100
64,44 35,56
100
Berdasarkan data terpilah pada tabel 3.3 diatas dapat diketahui bahwa dari keseluruhan daerah pemilihan, jumlah caleg PDI Perjuangan
cenderung lebih banyak jika dibandingkan dengan PKS. Namun demikian, persentase partisipasi perempuan di PKS cenderung lebih besar
dibandingkan dengan PDI Perjuangan. Di PDI Perjuangan, persentase partisipasi caleg laki-laki cenderung
lebih besar 65, 96 dibandingkan dengan angka partisipasi caleg perempuan 34, 04 . Sedangkan di PKS, persentase partisipasi caleg laki-
laki cenderung lebih besar 64, 44 dibandingkan dengan angka partisipasi caleg perempuan 35, 56 .
Mengenai perbedaan proporsi antara caleg laki-laki dan caleg perempuan di beberapa daerah pemilihan, pimpinan partai politik maupun
caleg di PDI Perjuangan menganggap keadaan tersebut sebagai hal yang wajar karena secara tradisional peran laki-laki di bidang politik lebih
dominan. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Sekretaris DPC PDI
160 Perjuangan N3 dan Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan yang
juga caleg N5 berikut ini: N3:
“…sebenarnya itu memang begini, secara tradisional itu wajar kalau putra laki-laki itu menjadi kepala keluarga, biasanya
putri perempuan itu menjadi ibu rumah tangga, lebih banyak mengurus pekerjaan rumah. Yang maju itu banyak putranya, jadi
saya kira wajar-wajar saja…” Wawancara, 31 Desember 2008
N5: “....di setiap daerah pemilihan ada 12 orang caleg, itu
perempuannya 5 berarti itu kan sudah mencapai 30 , hal ini tergantung situasi di wilayah masing-masing, ada yang kurang,
ada yang pas, ada juga yang melebihi 30, tergantung kesiapan kader laki-laki maupun perempuannya...”
Wawancara, 30 Desember 2008
Demikian juga dengan pimpinan partai politik maupun caleg di PKS menganggap keadaan tersebut sebagai hal yang wajar karena secara
alamiah dan fitrah peran laki-laki di wilayah publik cenderung lebih besar dibandingkan perempuan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ketua DPD
PKS N4 dan Deputi Pemberdayaan Perempuan DPW Jawa Tengah dan juga caleg PKS N12 berikut ini:
N4: “…itu alamiah saya kira, artinya tidak bisa semata-mata
memandang seolah-olah perempuan ditempatkan di nomor sekian, karena saya kira ruang-ruang untuk perempuan bisa tampil,
egalitarian itu kan sudah sangat luas, tapi kemudian yang memposisikan di situ memang sedikit, jadi kecenderungan
perempuan untuk berada di dunia politik di kota Suarakarta belum merata di semua partai politik, sehingga hal itu yang saya kira
menyebabkan proporsi jumlah akhirnya juga lebih sedikit…” Wawancara, 13 Januari 2009
161 N12:
“...tak pikir karena fitrah ya, kalau fitrahnya laki-laki kan mau ga mau dia punya fungsi publik yang lebih besar daripada
domestik, dan perempuan itu,....paling enggak proporsi itu dimiliki karena fitrah…” Wawancara, 10 Januari 2009
Berdasarkan pernyataan yang diungkapkan oleh beberapa informan tersebut dapat diketahui bahwa faktor sistem politik dan kultural yang masih
menempatkan perempuan pada peran domestik dan laki-laki pada peran publik dianggap sebagai hal yang alamiah fitrah merupakan penyebab
masih rendahnya partisipasi perempuan dalam bidang politik. 2 Profil Caleg Menurut Tingkat Usia
Sesuai dengan ketentuan UU No 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD KabupatenKota, pasal 50
ayat 1 dinyatakan bahwa bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupatenkota adalah WNI yang telah berumur 21 tahun atau lebih,
maka faktor usia menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi dari seorang caleg dan pertimbangan bagi partai partai politik dalam menyusun daftar
caleg. Gambar 3.1 berikut ini menggambarkan profil caleg dari PDI Perjuangan dan PKS menurut jenis kelamin dan tingkat usia.
162
Gambar 3.1 Diagram Profil Caleg PDI Perjuangan dan PKS
Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Usia
Berdasarkan data terpilah pada gambar 3.1, dapat diketahui bahwa berdasarkan tingkat usia dan jenis kelamin, keadaan caleg dari PDI
Perjuangan tersebut berbeda dengan keadaan caleg dari PKS. Di PDI Perjuangan, caleg laki-laki sebagian besar berusia antara
41-50 tahun dengan persentase sebesar 36,17. Sedangkan caleg perempuan sebagian besar berusia 41-50 tahun dengan persentase sebesar
14, 89. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sebagian besar caleg di PDI Perjuangan berusia diatas 40 tahun dengan persentase laki-laki
48,94 lebih banyak dari pada perempuan 14,89.
L P
L P
PDI Perjuangan PKS
0,00 8,51
24,44 17,78
17,02
10,64 31,11
17,78 36,17
14,89 8,89
0,00 12,77
0,00 0,00
0,00 21-30 th
31-40 th 41-50 th
51 th keatas
163 Di PKS, caleg laki-laki sebagian besar berusia antara 31-40 tahun
dengan persentase sebesar 31,11 . Sedangkan caleg perempuan berusia antara 21-30 tahun dan 31-40 tahun dengan persentase masing-masing
sebesar 17,78. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sebagian besar caleg di PKS berusia di bawah 40 tahun dengan persentase laki-laki 55,55
lebih banyak dari pada perempuan 35,56 . Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar caleg di PDI Perjuangan berusia diatas 40 tahun dengan persentase laki-laki 48,94 lebih banyak dari pada perempuan 14,89 .
Sedangkan sebagian besar caleg di PKS berusia di bawah 40 tahun dengan persentase laki-laki 55,55 lebih banyak dari pada perempuan 35,56 .
Meskipun faktor usia menjadi syarat dalam penetapan bakal calon, namun dalam penetapan calon terpilih faktor usia tidak menjadi pertimbangan
utama karena sesuai putusan MK calon terpilih ditentukan oleh perolehan suara terbanyak.
3 Profil Caleg Menurut Tingkat Pendidikan Sesuai dengan ketentuan UU No 10 Tahun 2008 tentang Pemilu
Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD KabupatenKota, pasal 50 ayat 1 dinyatakan bahwa bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan
DPRD kabupatenkota adalah berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, Sekolah Menengah
Kejuruan SMK, Madrasah Aliyah Kejuruan MAK, atau bentuk lain yang sederajat. Oleh karena itu, maka faktor pendidikan menjadi salah satu syarat
164
L P
L P
PDI Perjuangan PKS
25,53 17,02
4,44 0,00
6,38 4,26
11,11 4,44
34,04
10,64 48,89
31,11
0,00 2,13
0,00 0,00
SLTA D1-D3
S1 S2
yang harus dipenuhi dari seorang caleg dan pertimbangan bagi partai partai politik dalam menyusun daftar caleg. Gambar 3.2 berikut ini
menggambarkan profil caleg dari PDI Perjuangan dan PKS menurut jenis kelamin dan tingkat pendidikan.
Gambar 3.2 Diagram Profil Caleg PDI Perjuangan dan PKS
Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data terpilah pada gambar 3.2, dapat diketahui bahwa menurut jenis kelamin dan tingkat pendidikan, keadaan caleg dari PDI
Perjuangan tersebut berbeda dengan keadaan caleg dari PKS. Di PDI Perjuangan, caleg laki-laki sebagian besar memiliki
pendidikan S1 dengan persentase 34, 04. Sedangkan caleg perempuan sebagian besar memiliki pendidikan SLTA dengan persentase sebesar 17,
165 02. Dengan demikian dapat diketahui bahwa caleg dari PDI Perjuangan
yang berpendidikan S1 ke atas persentasenya lebih banyak laki-laki 34,04 dari pada perempuan 10, 64 baik caleg.
Di PKS, caleg laki-laki sebagian besar memiliki pendidikan tertinggi S1 dengan persentase 48, 89. Sedangkan caleg perempuan
sebagian besar memiliki pendidikan tertinggi S1 dengan persentase sebesar 31,11 . Dengan demikian dapat diketahui bahwa caleg dari PKS yang
berpendidikan S1 ke atas persentasenya lebih banyak laki-laki 48,89 dari pada perempuan 31,11.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tingkat pendidikan, caleg dari PDI Perjuangan yang
berpendidikan S1 ke atas persentasenya lebih banyak laki-laki 34,04 dari pada perempuan 10, 64. Sedangkan caleg dari PKS yang berpendidikan
S1 ke atas persentasenya lebih banyak laki-laki 48,89 dari pada perempuan 31,11. Faktor pendidikan dari caleg seringkali menjadi salah
satu pertimbangan preferensi dari masyarakat untuk menentukan pilihannya. Meskipun demikian, dalam penetapan calon terpilih faktor
pendidikan tidak menjadi pertimbangan utama karena sesuai putusan MK calon terpilih ditentukan oleh perolehan suara terbanyak.
Berdasarkan analisis data terpilah mengenai profil caleg menurut jenis kelamin dari PDI Perjuangan dan PKS, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa ternyata masih ditemukan adanya kesenjangan gender pada partai politik tersebut. Dari semua daerah pemilihan, angka partisipasi caleg laki-
166 laki dari PDI Perjuangan cenderung lebih besar 65, 96 dibandingkan
dengan angka partisipasi caleg perempuan 34, 04 . Sedangkan di PKS angka partisipasi caleg laki-laki cenderung lebih besar 64, 44
dibandingkan dengan angka partisipasi caleg perempuan 35, 56 . Dari segi tingkat usia, sebagian besar caleg di PDI Perjuangan
berusia diatas 40 tahun dengan persentase laki-laki 48,94 lebih banyak dari pada perempuan 14,89 . Sedangkan sebagian besar caleg di PKS
berusia di bawah 40 tahun dengan persentase laki-laki 55,55 lebih banyak dari pada perempuan 35,56 .
Dari segi tingkat pendidikan, caleg dari PDI Perjuangan yang berpendidikan S1 ke atas persentasenya lebih banyak laki-laki 34,04 dari
pada perempuan 10, 64 baik caleg. Sedangkan caleg dari PKS yang berpendidikan S1 ke atas persentasenya lebih banyak laki-laki 48,89 dari
pada perempuan 31,11.
c. Analisis Faktor-faktor Penyebab Kesenjangan Gender