commit to user
20
Sedangkan kelemahan sistem layanan terbuka adalah ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan jajaran menjadi kacau karena buku tidak
dikembalikan lagi secara tepat oleh pemakai; ada kemungkinan buku yang hilang relatif besar bila dibandingkan layanan tertutup; memerlukan ruangan
lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintasmobilitas pemakai lebih leluasa; membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk
mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai masalah seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan
pustaka.
2.4 Jenis Layanan Dalam Perpustakaan
Jenis layanan ada beberapa macam dan biasanya dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan masyarakat yang dilayaninya. Beberapa jenis layanan
perpustakaan menurut Karmidi Martoatmojo 2009 : 10 antara lain :
a. Layanan Peminjaman Bahan Pustaka layanan sirkulasi
b. Layanan Referensi
c. Layanan Ruang Baca
d. Layanan Berceritera
e. Layanan Jasa Silang Layan
f. Layanan Pembendelan dan Perbaikan Buku
g. Layanan Tandon
commit to user
21
2.5 Pengertian Layanan Tandon
Dalam waktu tertentu sejumlah pembaca kadang-kadang memerlukan buku yang sama, sementara jumlah buku yang tersedia di perpustakaan tidak
seimbang. Maka untuk memberikan kesempatan secara merata, perpustakaan membatasi peredaran buku tersebut dan menempatkannya di ruang terpisah.
Fasilitas kemudahan akses yang ditawarkan oleh perpustakaan ini adalah “Layanan Tandon”. Ada beberapa pengertian dari layanan tandon :
1. Layanan tandon menurut Sutarno NS 2006: 60 merupakan layanan
yang menyediakan koleksi yang bersifat tertutup, terdiri dari bahan pustaka yang sifatnya spesialisasi, buku-buku yang termasuk dalam
permintaan tinggi. Bahan pustaka hanya dapat dinikmati dengan baca ditempat atau memfotokopinya terlebih dahulu.
2. Layanan tandon menurut Sumardji 2001:40 merupakan layanan yang
menyediakan koleksi
cadangan dimaksudkan
untuk menjaga
ketersediaan koleksi sirkulasi yang bisa habis dipinjam. Koleksi cadangan ini tidak dipinjamkan, namun hanya boleh dibaca di tempat.
3. Layanan tandon menurut Karmidi Martoatmojo 2009 : 23 adalah
layanan perpustakaan yang memanfaatkan duplikat buku-buku teks yang disirkulasikan atau buku-buku kategori langka.
Dari uraian pengertian layanan tandon di atas, maka disimpulkan bahwa layanan tandon adalah layanan yang menyediakan koleksi cadangan pada tiap-
tiap bahan pustaka yang ada dalam koleksi perpustakaan khususnya bahan
commit to user
22
pustaka yang memiliki tingkat permintaan tinggi, untuk kemudian disimpan dalam ruangan yang berbeda dan penggunaannya bersifat tertutup, di mana
pengguna hanya dapat membacanya ditempat atau memfotokopinya terlebih dahulu.
2.5.1 Sistem Pengawasan Layanan Tandon
Pengawasan layanan tandon merupakan perwujudan dari keseriusan perpustakaan dalam mempersiapakan layanan perpustakaan yang optimal dan
tidak setengah-setengah. Dari sinilah kita dapat menilai sejauh mana perpustakaan mampu mengelola layanannya, memanajemen layanannya, dan
mengaturnya sehingga menghasilkan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan.
Layanan tandon memiliki sistem baku yang menjadi keharusan dalam proses pengelolaaannya langka. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Karmidi
Martoatmojo 2009 : 24 , antara lain :
1. Layanan tandon memanfaatkan duplikat buku-buku teks yang
disirkulasikan atau buku-buku kategori langka. 2.
Layanan bersifat tertutup, koleksi hanya bisa dibaca didalam ruangan perpustakaan tidak dapat dipinjamkan karena merupakan cadangan
dari setiap judul buku yang disirkulasikan. 3.
Koleksi ditempatkan di ruangan tersendiri 4.
Memperhatikan peredarannya dan kemungkinan masih perlu
ditempatkan di ruang tandon.
commit to user
23
5. Menyediakan blangko pemesanan buku tandon supaya dapat merata.
6. Buku tandon merupakan bagian tersendiri yang di tangani oleh petugas
tersendiri pula. Selagi tidak ada bagian tersendiri, bagian sirkulasilah
yang menanganinya. 2.5.2
Manfaat Layanan Tandon
Layanan perpustakaan yang bemacam-macam menyebabakan manfaat yang dihasilkan juga berbeda-beda, akan tetapi tentu saja tidak keluar dari
kaedah bahwa tujuan didirikannya perpustakaan adalah instansi yang melayani pengguna menemukan berbagai informasi. Adapun manfaat yang
dapat diperoleh perpustakaan dalam layanan tandon :
1. Pemerataan bahan pustaka yang sifatnya langka
Salah satu kewajiban perpustakaan adalah menyebarkan informasi secara merata kepada pengguna melalui layanan-layanan yang ada di
dalam perpustakaan. Hal ini dapat dilihat dari salah satu layanannya yaitu layanan tandon, yang mana layanan ini mampu memenuhi
kebutuhan pengguna tidak terkecuali bahan pustaka yang sifatnya langka.
2. Meminimalisir terjadinya kelangkaan pada bahan pustaka
Layanan tandon diharapkan dapat menjawab permasalahan akan langkanya suatu bahan pustaka atau dalam kata lain layanan tandon
merupakan tempat dimana pengunjung dipastikan bisa memperoleh informasi yang diinginkannya.
commit to user
24
3. Kemungkinan memperoleh informasi lebih besar
Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh layanan tandon adalah kemungkinan pengguna memperoleh bahan pustaka jauh lebih besar
dibandingkan dengan bahan pustaka yang berada di bagian sirkulasi.
4. Ketersediaan koleksi sirkulasi yang bisa habis dipinjam dapat terjaga
Ketika terjadi kasus habisnya bahan pustaka yang ada dalam rak sirkulasi, maka layanan tandon akan sangat membantu pengguna dalam
memperoleh informasi yang diinginkannya. Perpustakaan umum dalam hal ini adalah perpustakaan kabupaten
merupakan refleksi dari tingkat budaya dan kemajuan suatu daerah, darinya kita dapat melihat sejauh mana perkembangan ilmu pengetahuan suatu
daerah. Dari sinilah masyarakat dapat memperoleh informasi yang mereka butuhkan, menyerapnya sehingga melahirkan masyarakat yang melek
informasi. Kemudahan dalam mengakses informasi adalah hak masyarakat pengguna dan kewajiban perpustakaan sebagai pusat informasi memberi
fasilitas kemudahan akses tersebut. Berbagai fasilitas telah diupayakan oleh perpustakaan dalam rangka
kemudahan akan akses informasi. Salah satunya adalah layanan tandon, layanan yang memberikan keleluasaan kepada pengguna dalam memperoleh
informasi. Tersedianya layanan ini tentu saja dengan tujuan agar pengguna dapat menemukan jawaban atas permasalahan pengguna.
commit to user
25
2.6 Pendidikan Pemakai
Sebuah Perpustakaan yang sehat tentu harus dapat memompakan zat-zat berupa informasi dan ilmu pengetahuan ke seluruh tubuhnya agar dapat
bermanfaat bagi pertumbuhan dan aktifitas pendidikan dalam masyarakat. Untuk itu Perpustakaan perlu mengadakan, menghimpun, mengolah,
menyimpan dan melayankan koleksinya yang berisi informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya. Mengingat arti penting perpustakaan bagi penggunanya
maka perlu diadakan suatu kegiatan yang memperlihatkan dan menjelaskan manfaat penting perpustakaan bagi seluruh penggunnya. Hal yang sering terjadi
adalah bahwa kemampuan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan merupakan dasar yang amat penting dalam mencapai keberhasilan pendidikan.
Selain itu perpustakaan diharapkan mampu untuk mendidik penggunanya untuk tertib dan bertanggung jawab dalam memanfaatkan semua koleksinya secara
maksimal. Dengan demikian perpustakaan akan berfungsi secara optimal apabila penggunanya dapat mengetahui dengan baik dan cepat dimana dan
bagaimana cara menemukan sumber informasi yang mereka butuhkan.
Pendidikan pemakai menurut Hasanah 1993: 23 merupakan salah satu kegiatan jasa pemanduan dari perpustakaan untuk membantu pemakai
perpustakaan dalam meningkatkan informasi yang diinginkan secara cepat dan tepat. Bagaimanapun kondisi kegiatan pada dasarnya dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan. Demikian pula halnya dengan program pendidikan pemakai, tujuan utamanya adalah memperkenalkan kepada pemakai bahwa perpustakaan
commit to user
26
adalah suatu sistem yang didalamnya ada gedung, koleksi, sumber daya manusia dan pengguna yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Kehadiran perpustakaan dengan koleksi yang lengkap tidak ada artinya tanpa kehadiran pemakai, demikian pula sebaliknya. Menurut Rahayuningsih
2005:20 ada bermacam-macam tujuan yang hendak dicapai dalam program pendidikan pemakai, antara lain :
1. Agar pengguna mampu menggunakan perpustakaan secara efektif dan
efisien.
2. Agar pengguna mampu menggunakan sumber-sumber literatur dan dapat
menemukan informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi.
3. Memberikan latihan atau petunjuk dalam menggunakan perpustakaan dan
sumber-sumber informasi agar pengguna mampu meneliti suatu masalah, menemukan materi yang relevan, mempelajari dan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan minat baca masyarakat pemakainya.
Hal ini di maksudkan agar pengguna yang datang tidak lagi bingung harus mencari informasi yang mereka butuhkan, melainkan telah mereka
ketahui sebelum memasuki perpustakaan. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membentuk panitia perencana yang bertanggung jawab pada
keseluruhan program. Kemudian rencana tersebut diusulkan kepada pimpinan perpustakaan, menyangkut tujuan program, pokok isi pelaksanaan, waktu
commit to user
27
pelaksanaan, sasaran program, metode pengajaran,lama program dan pelaksana program.
Pendidikan pemakai perlu diampaikan dengan metode yang menarik agar pemakai dapat dengan mudah memahami dan mengerti dengan materi yang
diberikan. Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai, antara lain:
1. Presentasi Ceramah
Penjelasan mengenai pengenalan dan pelayanan perpustakaan dapat diberikan dengan cara memberikan ceramah secara umum atau melalui
demonstrasi. Idealnya jumlah peserta perkelas kurang lebih antara 15-30 orang. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam metode ini para peserta
diberikan beberapa tugas terstruktur dan latihan yang memungkinkan mereka mampu menggunakan perpustakaan secara mandiri. Pelaksanaan
metode ini selayaknya dapat dilakukan dengan metode wisata perpustakaan, agar peserta lebih memahami dan akrab dengan dunia
perpustakaan yang sebenarnya.
2. Wisata Perpustakaan
Beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam memandu wisata perpustakaan, antara lain:
a. Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka
untuk beberapa pertanyaan.
commit to user
28
b. Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif terhadap
kebingungan yang dialami pemakai.
c. Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu yang
didiskusikan, misal: penggunaan katalog.
d. Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan
fasilitas yang ada.
e. Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit.
f. Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama
mengikuti wisata perpustakaan tersebut.
3. Penggunaan Audio Visual
Teknik ini biasanya dilakukan untuk wisata mandiri perindividual perorangan, di antaranya adalah penggunaan kaset, televisi, slide, dll.
Pemakai perpustakaan
dapat menjelajahi
perpustakaan dengan
mendengarkan instruksi yang direkam dalam kaset. Mereka dapat mematikan dan mengulang kaset tersebut sesuai dengan kemampuannya
dalam memahami instruksi yang terdapat dalam kaset. Orientasi perpustakaan dapat juga dilakukan melalui penggunaan televisi, para
peserta dapat menyaksikan dan memperoleh penjelasan mengenai berbagai hal, seperti: fasillitas perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan
fungsinya masing-masing. Slide dapat digunakan dalam menerangkan lokasi, fasilitas dan pelayanan perpustakaan dengan memberikan
keterangan-keterangan yang diberikan oleh pemandu atau rekaman suara.
commit to user
29
4. Permainan dan Tugas Mandiri
Metode ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam mengajarkan bagaimana cara menemukan informasi yang dibutuhkan.
Biasanya lebih sesuai diterapkan untuk pemakai perpustakaan usia anak sekolah dasar dan menengah. Permainan sangat berguna dalam
meningkatkan kemampuan anak sehingga mereka lebih dapat menikmati penggunaan perpustakaan. Biasanya metode ini dilakukan di tingkat lebih
tinggi untuk menghilangkan kejenuhan yang mungkin ada ketika proses pembelajaran dengan metode lain berlangsung.
5. Penggunaan Buku Pedoman dan Pamflet
Teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri mengenal perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku
panduan atau pamflet, dan biasanya diterapkan ketika peserta melaksanakan wisata perpustakaan. Beberapa pertimbangan yang perlu
dilakukan ketika membuat buku pedoman atau pamflet untuk keperluan pendidikan pemakai ini, antara lain:
a. Buatlah bahan tersebut sesingkat mungkin.
b. Harus membuat pemakai jelas dalam melakukan hal yang berkenaan
dengan penggunaan perpustakaan.
c. Membuat pemakai kreatif.
commit to user
30
d. Membuat langkah yang sederhana, dengan demikian pemakai dapat
selangkah demi selangkah mencoba untuk memparaktekkannya di perpustakaan.
commit to user
31
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN
TEGAL 3.1
Sejarah
Perpustakaan umum daerah kabupaten Tegal berdiri berdasarkan peraturan daerah nomor 10 tahun 1996 tentang pembentukan organisasi dan
tata kerja perpustakaan umum kabupaten daerah tingkat II Tegal. Berdasarkan peraturan tersebut, perpustakaan umum merupakan Unit Pelaksana Daerah
UPD dibidang perpustakaan dan informasi yang berada di bawah pemerintah daerah kabupaten Tegal dan bertanggungjawab kepada bupati selaku kepala
daerah, yang secara administratif di bawah koordinasi Sekretaris Wilayah Daerah Sekwilda.
Selanjutnya berdasarkan keputusan bupati keputusan 8200581997 tanggal 9 desember 1997 tentang penunjukkan pejabat yang menjalankan tugas
pada kantor pengelolaan data elektronik dan perpustakaan umum daerah. Kantor perpustakaan umum daerah menempati salah satu ruang pada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, dan mulai melaksanakan aktifitasnya Pada tanggal 26 Maret 1998, dilantik para pejabat struktural kantor
perpustakaan umum sesuai dengan keputusan bupati kepala daerah tingkat II kabupaten Tegal nomor 8200201998 tentang pengangkatan pejabat eselon V
dan VI pelaksana harian, yang termasuk di dalamnya kantor perpustakaan umum daerah kabupaten Tegal.