JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI PENGARUH LATI

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI
PENGARUH LATIHAN PULL OVER TERHADAP KEMAMPUAN
SERVIS ATAS PADA PERMAINAN BOLA VOLI
SISWA KELAS XI SMAN 1 BOMBANA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Kependidikan pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

OLEH:
MUH. EKO ARIF
A1E1 12 022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

PENGARUH LATIHAN PULL OVER TERHADAP KEMAMPUAN
SERVIS ATAS PADA PERMAINAN BOLA VOLI
SISWA KELAS XI SMAN 1 BOMBANA
MUH. EKO ARIF

A1E1 12 022
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Universitas Halu Oleo
Kendari
ABSTRAK

Muh Eko Arif (A1E1 12 022). Pengaruh Latihan Pull Over terhadap
Kemampuan Servis Atas pada Permainan Bola Voli Siswa Kelas XI SMA Negeri
1 Bombana. Pembimbing I: Dr. Wolter Mongsidi, S.Pd.,M.Kes, dan Pembimbing
II: Ld. Maklum Sabrin, S.Pd.,M.Pd. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Halu Oleo. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh
latihan pull over terhadap kemampuan servis atas pada permainan bola voli siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Bombana”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh latihan pull over terhadap kemampuan servis atas pada permainan bola
voli siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bombana.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMA Negeri 1
Bombana yang berjumlah 129 orang dan selanjutnya dilakukan seleksi dengan
menggunakan teknik purposive random sampling berdasarkan variabel kendali,

maka di peroleh hasil seleksi berjumlah 41 orang siswa dan kemudian ditentukan
sampelnya sebanyak 26 orang siswa melalui random. Sesuai dengan rancangan
penelitian ini, sampel hanya terdiri dari satu kelompok yakni kelompok
eksperimen yang berjumlah 26 orang. Pelaksanaan latihan pull over dilakukan
selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu. Instrumen tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan servis atas.
Hasil data yang diperoleh dengan menggunakan teknik statistik uji-t, pada
taraf signifikan α 0,05 diperoleh thitung = 11,56 > t-table = 1,708. Hasil tersebut
diartikan terima H0 tolak H1, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh latihan pull over terhadap kemampuan servis atas pada permainan bola
voli siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bombana.
Kata Kunci: latihan pull over, kemampuan servis atas, permainan bola voli

ABSTRACT
Muh. Eko Arif (A1E1 12 022). “The Effect of Pull Over Training toward
Standing Float Serve ability in Volleyball Games at the Students of Class XI SMA
Negeri 1 Bombana. The First adviser by Mr. Wolter Mongsidi and the second
adviser by Mr. Ld. Maklum Sabrin. Teaching and Education Sciense Faculty at
Kendari Halu Oleo University. Physical Education Health and Recreation
Dapartement.

The problem form in this research that “is there the effect of pull over
training toward standing float serve ability in volleyball games at the student of
class XI SMA Negeri 1 Bombana”. The purpose of the research was to determine
the effect of pull over training toward standing float serve ability in volleyball
games at the students of class XI SMA Negeri 1 Bombana.
The population of the research are all the student of class XI SMA Negeri
1 Bombana that’s 129 people taken by purposive random sampling technique
based on control variable, and according the result of selection that getting 41
students andthen sample of 26 student by random. Sample consist of one group
only that’s experiment group consist of 26 people. The application of pull over
training as long as 6 week by 3 times frecuency in a week. The instruments test
used ini this research was standing float serve ability test.
The results of data analysis by using t-test statistical techniques at
significant level of α 0,05 where t = 11,56 > ttable = 1,708. The result means that
receive H0 and refused of H1, the research can be concluded that “there is an
effect of pull over training toward standing float serve ability in volleyball games
at the students of class XI SMA Negeri 1 Bombana.
Keyword: pull over training, standing float serve ability, volleyball games

PENDAHULUAN

Olahraga mempunyai peran yang
sangat penting dalam kehidupan
manusia. Melalui olahraga dapat
membentuk manusia yang sehat
jasmani dan rohani, serta dapat
membentuk watak manusia yang adil,
disiplin dan sportif yang pada
akhirnya akan membentuk manusia
yang berkualitas. Melalui olahraga
yang teratur maka akan diperoleh
sehat fisik dan mental di tambah lagi
terbentuk karakter pribadi yang
tanggung untuk kemajuan suatu
masyarakat bahkan bagi suatu
Negara.
Peningkatan unsur kondisi fisik
untuk mendukung pencapaian prestasi
yang optimal dalam suatu cabang
olahraga memegang peranan yang
sangat penting, karena kondisi fisik

yang prima akan mendukung
penampilan atlet dalam melakukan
teknik-teknik gerakan yang baik
dalam latihan maupun pertandingan.
Untuk meningkatkan kondisi fisik
yang prima kualitas program latihan
fisik yang merupakan suatu hal yang
sangat menentukan, karena biar
bagaimanapun besarnya potensi fisik
yang dimiliki atlet tanpa didukung
oleh kualitas program latihan yang
baik dan pelatihan yang benar maka
prestasi maksimal atlet sulit untuk
dicapai.
Kegiatan olahraga khususnya
permainan bola voli merupakan salah
satu dari cabang olahraga yang
bermanfaat sebagai alat pendidikan
dan pembinaan mental sesuai dengan
tujuan

pendidikan
nasional
(Departemen Pendidikan Nasional,
2004). Prinsip permainan bola voli
adalah memainkan bola dengan divoli
(dipukul) yang di mulai dengan servis
dan berusaha menjatuhkan bola ke

lapangan
lawan
dengan
menyeberangkan bola lewat atas net
serta mempertahankan agar bola tidak
jatuh dilapangan sendiri. Jumlah
pemain setiap regu dalam permainan
bola voli adalah 6 orang. Sistem
penilaian dalam permainan bola voli
adalah rally point, jika server
melakukan kesalahan, maka lawan
akan mendapatkan tambahan point

dan servis pun perpindah ke lawan.
Salah satu unsur teknik dasar
yang berperan dalam permainan bola
voli adalah mengenai kemampuan
melakukan servis, kemampuan servis
ini didukung oleh teori yang
dikemukakan
oleh
Beutestahl,
(2005), yang menyatakan bahwa agar
dapat bermain voli dengan baik dan
benar serta berprestasi tinggi, harus
menguasai keterampilan dasar dalam
hal ini pukulan servis.
Servis sebagai awal dari
permainan berkembang menjadi
suatu teknik yang dapat digunakan
untuk penyerangan. Maka dari itu,
pelatih dan guru olahraga harus
selalu

berusaha
memberikan
penekanan bahwa servis merupakan
modal utama untuk mendapatkan
point atau skor. Seorang atlet bola
voli harus membutuhkan konsentrasi
yang tinggi dalam melakukan teknik
servis yang dapat menyulitkan lawan
dalam mengembalikan bola sehingga
mendapatkan point. Dalam permaian
bola voli servis di bedakan menjadi
dua macam yaitu servis atas dan
servis bawah.
Suharno HP. (1985), menyatakan
bahwa pukulan servis atas adalah
servis yang dilakukan dengan cara
bola dipukul di atas kepala
sedangkan servis bawah adalah servis
yang
dilakukan

dengan
cara
memukul bola dari bawah. Dari

kedua servis yang digunakan
tersebut, maka peneliti menjadikan
servis atas sebagai fokus penelitian.
Teknik melakukan servis atas
seorang
pemain
kadang
menggunakan telapak tangan terbuka
atau lecutan pergelangan tangan
secepat-cepatnya
sehingga
menghasilkan pukulan yang tinggi,
agar bola secepat mungkin turun
kedaerah lawan. Dengan demikian
dapat dipahami bahwa untuk
melakukan teknik servis atas yang

baik tentunya diperlukan unsur
kemampuan fisik untuk dapat
mencapai hasil pukulan yang
optimal, yang antara lain adalah
kekuatan, kecepatan dan gabungan
keduanya yakni power. Dengan
demikian, bentuk latihan yang paling
efektif
dan
efisien
untuk
meningkatkan kondisi fisik atlet
dalam cabang olahraga bola voli
khususnya saat melakukan teknik
servis atas adalah
dengan
memberikan bentuk latihan beban.
Bentuk latihan beban yang
penulis maksudkan adalah latihan
pull over bentuk latihan ini

mempunyai tujuan yaitu penguatan
otot-otot lengan, bahu dan dada yang
menggunakan beban luar. Bentuk
latihan
ini
dapat
menunjang
peningkatan kemampuan servis atas.
Latihan pull over merupakan bentuk
latihan yang menggunakan dumbbell
yang dilakukan dengan menggunakan
dua tangan untuk mengangkat dan
posisi tangan di belakang kepala
dengan bebannya, kemudian kedua
lengan diluruskan ke atas dan
berlahan-lahan diturunkan kedepan
dada dengan kedua lengan diluruskan
kedepan
yang
pelaksanaanya
menyerupai teknik servis atas.

Proses pelaksanaan latihan pull
over
lebih
condong
untuk
mengarahkan dalam pembentuk otototot untuk lebih kuat dalam
mengotomatisasikan
pergerakkan
pada lengan, serta mengembangkan
spesifikasi pada kekuatan, dan
eksplosive power. Hal ini disebabkan
karena pada latihan didasarkan pada
kontraksi refleks serabut otot
meregang dari serabut yang sama.
Dalam latihan pull over ini unsur
biomotorik yang ingin dikembangkan
adalah unsur kekuatan dan kecepatan
dan gabungan keduanya yakni power
yang merupakan salah satu faktor
yang sangat menentukan untuk
mencapai prestasi puncak dalam
melakukan servis atas. Selain itu,
kekuatan otot-otot lengan, dada, bahu,
dan pinggang juga sangat dibutuhkan
serta harus memahami teknik dasar
dalam melakukan servis atas.
KAJIAN PUSTAKA
Menurut
Harsono,
(1988),
menyatakan
bahwa
latihan
merupakan suatu proses kegiatan
yang sistematis, dilakukan berulangulang dan semakin hari jumlah latihan
semakin bertambah. Latihan pull over
adalah latihan beban (weight training)
yang merupakan suatu bentuk latihan
kekuatan yang ditandai dengan
kontraksi
otot,
serabut
otot
memendek selagi terjadi tegangan
dalam otot tersebut, seperti dengan
membawa beban dipundak. Dalam
tipe kontraksi latihan pull over
akan nampak bahwa ada terjadi
suatu gerakan dari anggota-anggota
tubuh yang
disebabkan oleh
memanjang dan memendeknya otototot, sehingga terjadi atau terdapat
perubahan dalam panjang otot.
Latihan pull over merupakan bentuk

latihan yang menggunakan beban
luar.
Latihan pull over merupakan
progressive isotonik training yang
makin lama makin membutuhkan
bobot yang berat yang merupakan
suatu bentuk latihan berbeban (weight
training). Harsono(1988) menyatakan
bahwa weigth training adalah latihanlatihan yang sistimatis dimana
beban hanya dipakai sebagai alat
untuk menambah kekuatan otot
guna mencapai berbagai tujuan
tertentu
misalnya
memperbaiki
fisik, kesehatan, kekuatan, prestasi
dalam cabang
olahraga
dan
sebagainya.
Pelaksanaan gerakan pull over,
dapat
dianalisis secara terperinci
sebagai berikut: Posisi badan berdiri
bebas dengan posisi kaki dibuka
selebar
bahu,
menggenggam
dumbbell dengan erat di belakang
kepala dengan lengan membuat sudut
siku-siku
kemudian
melakukan
tarikan atau mengangkat dumbbell
tersebut ke atas kepala, dan turunkan
dumbbell ke arah depan dada dengan
lengan lurus kedepan dan lakukan
secara berulang-ulang serta bertahap
sesuai dengan program latihan.
Mengenai pelaksanaan latihan pull
over dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar
Pelaksanaan Latihan Pull Over

(http://fitnesslifting.bizhat.com/weigh
t%20lifting
%20exercise/poze/triceps/)
Otot-otot yang berperan dalam
latihan pull over adalah otot
pectoralis mayor, anterior deltoid,
teres mayor, dan latissimus dorsi.
Sasaran utama dari pemberian latihan
pull
over
adalah
untuk
mengembangkan
unsur kekuatan
lengan sehingga diharapkan setelah
pemberian latihan pull over, maka
kekuatan dapat dikembangkan secara
sistematis dimana beban hanya
dipakai
sebagai
alat
untuk
meningkatkan kemampuan guna
mencapai
tujuan tertentu, seperti
kondisi fisik kekuatan dan prestasi
terutama pada cabang olahraga bola
voli.
Pembinaan prestasi dicabang
olahaga bola voli khususnya saat
melakukan
servis
atas
perlu
memperhatikan faktor-faktor antara
lain sebagai berikut: lamanya latihan,
beban latihan, repetisi, masa istirahat
setelah
setiap
repetisi.
Untuk
mencapai prestasi tersebut perlu
memperoleh pembinaan fisik dan
mental, sosial serta dukungan sarana
dan
prasarana
yang
tersedia.
Pembinaan olahraga perlu dilakukan
secara terus-menerus dan sistematis
serta berkualitas. Dalam membina dan
melatih servis atas harus disesuaikan
dengan peningkatan prestasi dibidang
lain terutama pelaksanaan latihan
kondisi
fisik yakni kekuatan,
kecepatan, power dan lain-lain.
Latihan pada cabang olahraga
bola voli yang dimaksud dengan
latihan yang lazim disebut dengan
istilah dalam bahasa inggris training.
Dalam kamus bahasa Indonesia
latihan adalah untuk membiasakan
atau memperoleh suatu kecakapan

misalnya gerak badan, menulis,
olahraga dan sebagainya. Dalam
olahraga latihan dapat diartikan
sebagai suatu proses penyesuaian
tubuh terhadap tuntutan kerja yang
lebih berat dalam mempersiapkan diri
dalam dalam menghadapi situasi
pertandingan
dan
meningkatkan
keterampilan. Dengan latihan-latihan
organ-organ vital seperti otot-otot
jantung, paru-paru serta pusat
susunan saraf akan mengalami
perkembangan sehingga prestasi akan
meningkat.
Bompa, (1994), menyatakan
bahwa latihan adalah aktivitas
olahraga yang sistematis dalam waktu
yang lama, yang ditingkatkan secara
bertahap untuk mencapai sasaran
yang ditentukan. Pemberian latihan
yang sistematis berarti latihan-latihan
disusun secara terencana dan teratur
dengan pola, strategi dan metode
latihan yang dimulai dari gerakan
yang mudah kemudian meningkat
kegerakan-gerakan yang lebih sukar
dan kompleks. Soekarman, (1989),
menyatakan bahwa latihan yang
dilakukan secara kontinyu selama
enam minggu dengan frekuensi 3 kali
seminggu akan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap perubahan
fisiologis tubuh.
Gerakan-gerakan yang dilahirkan
harus selalu diulang-ulang dengan
konstan dimaksudkan agar organisasi
mekanisme neurofisiologis akan
menjadi bertambah baik sehingga
gerakan-gerakan tubuh yang semula
dirasakan sukar untuk dilakukan
lama-kelamaan merupakan suatu
gerakan yang sistematis dan reflex.
Hal ini berarti semakin kurang kita
menggunakan konsentrasi pusat-pusat
syaraf. Dengan demikian kita akan
lebih menghemat tenaga kita yang

dikeluarkan untuk gerakan-gerakan
tambahan yang tidak diperlukan dapat
diperkecil.
Melalui
rangsangan
maksimal dari latihan yang kian hari
kian
bertambah
berat,
maka
perubahan-perubahan dalam tubuh
akan dapat tercapai.
Menurut
Suharno
(1993),
menyatakan
bahwa
unsur-unsur
latihan dalam olahraga dibagi menjadi
beberap bagian yaitu Intensitas,
durasi, volume, istrahat dan repetisi.
Definisi latihan dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya merupakan
suatu proses yang sistematis dari
berlatih atau bekerja yang dilakukan
dengan
berulang-ulang
secara
kontinyu dengan kian hari kian
bertambah jumlah beban latihan
untuk mencapai tujuan serta dapat
dilakukan dengan usaha-usaha untuk
mempertahankan kesegaran jasmani,
kekuatan, kelenturan, kelincahan
dengan daya tahan tubuh akan dapat
tercapai.
Menurut Sadoso Sumosardjuno,
(1996), menyatakan bahwa latihan
beban atau weight training adalah
salah
satu
cara
pemantapan
kondisi yang melibatkan gerakan
yang berulang-ulang dengan beban
yang submaksimal. Menurut Djoko
Pekik, (2000), menyatakan bahwa
latihan beban merupakan suatu
bentuk latihan yang menggunakan
media alat beban untuk menunjang
proses latihan dengan tujuan untuk
meningkatkan kebugaran, kekuatan
otot, kecepatan, pengencangan otot,
hypertrophy otot, rehabilitasi pasca
cedera, penurunan berat badan, dan
lain-lainnya. Dalam latihan beban
tubuh akan dipaksa menyesuaikan
diri dengan membesarkan jaringan
otot yang dilatih, dalam latihan
aerobik tubuh akan beradaptasi

dengan cara meningkatkan efisiensi
fisiologis
yang
menyebabkan
peningkatan stamina.
Menurut Thomas R, (1991),
menyatakan bahwa latihan beban
banyak
digunakan
oleh
para
penggemar
kebugaran,
bahkan
menjadi daya tarik bagi beribu- ribu
orang yang pernah menyebut dirinya
sebagai orang loyo, orang yang tidak
berenergi, dan orang yang tidak
bugar. Banyak orang melakukan
latihan beban mengatakan bahwa,
dengan memiliki tubuh yang tegap
tidak saja terasa bagus, tetapi juga
berpengaruh
terhadap
cara
berhubungan
atau berinteraksi
dengan orang lain, meningkatnya
kekuatan dan daya tahan otot,
meningkatnya koordinasi otot dan
syaraf.
Sukadiyanto, (2005), menyatakan
bahwa Latihan beban merupakan
rangsangan motorik (gerak) yang
dapat diatur dan dikontrol untuk
memperbaiki kualitas fungsional
berbagai organ tubuh, dan biasanya
berhubungan dengan
komponenkomponen latihan yaitu intensitas,
volume, recovery, dan interval.
Menurut
Harsono
(1989),
menyatakan bahwa untuk mencapai
prestasi yang optimal ada empat
aspek latihan yang perlu diperhatikan
secara seksama oleh atlit yaitu
latihan fisik (physical training),
latihan teknik (tecnical training),
latihan taktik (tactical training) dan
latihan mental (psyclogical training)
Latihan beban dapat berpengaruh
terhadap sistem-sistem dalam tubuh.
antara lain berpengaruh terhadap otot,
berpengaruh terhadap koordinasi
neuromusculer, dan berpengaruh
terhadap sistem respirasi. Sasaran
utama
dari
latihan
adalah

meningkatkan
keterampilan
dan
prestasi semaksimal mungkin.
Bentuk latihan fisik yang dapat
meningkatkan power otot lengan pada
saat akan melakukan servis atas
adalah latihan pull over. Pengertian
latihan pull over dalam permainan
bola voli khususnya servis atas dapat
di simpulkan bahwa merupakan suatu
bentuk latihan berbeban yang
pelaksanaannya menggunakan dua
tangan untuk mengangkat dumbbell
dan posisi tangan membentuk sudut
siku-siku di belakang kepala dengan
bebannya, kemudian kedua lengan
diayunkan kedepan dada dengan
kedua lengan diluruskan kedepan
secara berulang-ulang menggunakan
power. Proses pelaksanaan latihan
pull over ini bertujuan untuk
merangsang berbagai perubahan pada
otot-otot lengan dan meningkatkan
kemampuan kelompok otot agara
dapat merespon dengan cepat dan
kuat.
Suharno HP. (1985), menyatakan
bahwa servis adalah sebagai tanda
dimulainya permainan dan sebagai
suatu serangan yang pertama kali bagi
suatu regu. Tapi jika ditinjau dari
sudut taktik sudah merupakan suatu
serangan awal untuk mendapatkan
nilai agar suatu regu berhasil meraih
kemenangan. Pendapat serupa juga
dinyatakan
Beutelstahl,
(2005),
bahwa
mulanya
servis
hanya
dipandang
sebagai
pukulan
permulaan saja, cara memukul bola
untuk memulai permainan. Karena
kedudukannya begitu penting maka
para
pelatih
selalu
berusaha
menciptakan bentuk teknik servis
yang dapat menyukarkan lawan dan
mendapat nilai. Untuk memperoleh
keseragaman gerak tekik servis, maka

dalam
penelitian
ini
hanya
menggunakan servis atas bola voli.
Menurut Beautelstahl (2005),
menyatakan bahwa berbagai macam
cara dapat digunakan agar bola hasil
servis itu menjadi sulit untuk diterima
oleh lawan. Cara untuk mempersulit
bola servis pada dasarnya dengan
kecepatan, kurve dan belak-belok
jalannya bola. Untuk memperoleh
bola yang bervariasi ditentukan oleh
Keras atau pelannya pukulan, Tinggi
atau rendahnya bola hasil pukulan,
Membuat bola berputar atau tidak
berputar
dan
melayang
dan
Penempatan bola diarahkan kepada
titik-titik kelemahan lawan, misalnya
arah depan, belakang atau samping.
Permainan bola voli termasuk
jenis permainan yang memerlukan
latihan yang teratur dan terarah,
karena
permainan
bola
voli
mengandung berbagai macam unsur
gerak. Prinsip permainan bola voli
adalah memainkan bola dengan divoli
(dipukul) dan berusaha menjatuhkan
bola ke lapangan lawan dengan
menyeberangkan bola lewat atas net
serta mempertahankan agar bola tidak
jatuh di lapangan sendiri.
Lapangan permainan bola voli
berbentuk empat persegi panjang
dengan ukuran 18 m x 9 m, lapangan
dibagi dua ukuran yang sama oleh
sebuah garis tangah yang di atasnya
dibentangkan net dengan ketinggian
2,43 untuk pemain putra dan 2,24
untuk pemain putri, dan terdapat dua
garis serang pada masing-masing
petak yang berjarak 3 m dari garis
tengah. Jumlah pemain dalam setiap
regu pada permainan bola voli adalah
6 orang.
Sistem
penilaian
dalam
permainan bola voli adalah rally
point,
jika
server
melakukan

kesalahan,
maka
lawan
akan
mendapatkan tambahan poin dan
servis pun perpindah ke lawan.
Penentuan
kemenangan
pada
permainan bola voli dinyatakan bila
salah satu regu mendapatkan poin 25
pada setiap setnya dan mencari selisih
2 angka apabila terjadi point 24–24
(Deuce) sampai tak terbatas. Bila
terjadi kedudukan yang sama (2-2),
maka set ke lima hanya sampai pada
point 15. Penentuan kemenangan
pertandingan bila salah satu regu
menang dengan 3 set, misalnya 3-0,
3-1 atau 3-2. Kleinmann Theo, dkk,
(1984). Nuril Ahmadi (2001),
menyatakan bahwa dalam bermain
bola voli secara baik dan berprestasi
sangat
memerlukan
penguasaan
teknik–teknik dasar secara sempurna
dan baik. Adapun teknik-teknik dalam
permainan bola voli meliputi: servis,
passing,
umpan,
smash,
dan
bendungan.
Teknik dasar dalam permainan
bola voli merupakan suatu proses
yang melahirkan keaktifan jasmani
dan pembuktian suatu praktek dengan
sebaik mungkin untuk menyelesaikan
tugas yang pasti dalam permainan
bola voli. Teknik dasar dalam
permainan bola voli dapat diartikan
sebagai cara yang mendasar yang
efektif dan efisien sesuai dengan
peraturan permainan yang berlaku
untuk mencapai hasil yang optimal.
Permainan bola voli memerlukan
teknik dasar yang harus dikuasai
dengan baik dan benar. Teknik adalah
proses pembuktian dalam praktek
dengan sebaik mungkin untuk
menyelesaikan tugas yang pasti dalam
permainan bola voli. Agus Margono,
(2000), menyatakan bahwa teknik
dasar adalah cara melakukan sesuatu

untuk mencapai tujuan tertentu secara
efektif dan efesien sesuai dengan
peraturan yang berlaku untuk
mencapai hasil yang optimal. Teknik
dasar bola voli harus dipelajari
terlebih dahulu guna pengembangan
mutu prestasi pembinaan bola voli.
Penguasaan teknik dasar bola
voli merupakan salah satu unsur yang
turut menentukan menang atau
kalahnya suatu regu dalam permainan
disamping unsur-unsur kondisi fisik
dan mental.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini tergolong penelitian
eksperimen lapangan yang ingin
mengetahui sejauh mana pengaruh
latihan
pull
over
terhadap
kemampuan melakukan servis atas
pada permainan bola voli siswa
SMAN
1
Bombana.
Adapun
rancangan penelitian ini adalah
Randomized pre-tes post-test one
group design yang digambarkan
sebagai berikut ini :

Keterangan :
P
= Populasi
R
= Random
S
= Sampel
Pre-Test = Pelaksanaan tes awal
P
= Perlakuan latihan pull
over
Post-Test = Pelaksanaan tes akhir
Variabel dalam penelitian ini
adalah Variabel bebas (peubah) yaitu
latihan
pull over dan Variabel
terikat(diubah) yaitu kemampuan
servis atas. Sedangkan variabel
kendali adalah Jenis kelamin putra
dan bisa melakukan servis atas.
Latihan pull over adalah bentuk
latihan yang menggunakan dumbbell
yang dilakukan dengan menggunakan

dua tangan untuk mengangkat dan
posisi tangan membentuk sudut sikusiku di belakang kepala dengan
bebannya, kemudian kedua lengan
diayunkan kedepan dada dengan
kedua lengan diluruskan kedepan
secara berulang-ulang menggunakan
power. Proses pelaksanaan latihan
pull over lebih condong untuk
mengarahkan
dalam
pembentuk
otot-otot
untuk
lebih
kuat.
Kemampuan servis atas adalah
kemampuan sampel dalam melakukan
servis atas yang bisa dilakukan secara
sah oleh setiap sampel melewati net
kearah petak sasaran yang telah
ditentukan sebanyak 6 kali. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas XI SMAN 1 Bombana
yang berjumlah 129 orang. Sampel
diambil atau diseleksi melalui teknik
purposive random sampling yakni
berdasarkan
pertimbangan
jenis
kelamin putra dan menguasi teknik
dasar servis atas. Berdasarkan
pertimbangan tersebut diatas, maka
diperoleh 41 orang yang memenuhi
kriteria untuk dijadikan sampel dan
kemudian di tentukan sampelnya
berjumlah 26 orang yang diambil
melalui teknik random sampling.
Instrumen tes yang diberikan
dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan melakukan servis atas.
(Nurhasan, 2008). Sedangkan alat
penelitian yang diguanakan pada
penelitian ini adalah bola voli,
lapangan voli, net, tali, pluit,
dumbbell, formulir tes serta alat tulis.
Data yang terkumpul akan
disajikan secara kuantitatif dimana
analisis deskriptif untuk mengetahui
rata-rata dan standar deviasi yang
dicapai masing-masing variabel yang
diamati. Kemudian dilakukan uji
homogenitas
pre-test,
post-test

sebagai uji prasyarat. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut :

Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan
analisis
statistik
dengan alasan data yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang berupa angka -angka.
Adapun analisis data tersebut
menggunakan rumus t-tes sebagai
berikut:

Keterangan :
x́ 1 =
x́ 2 =
S1 =
test
S2 =
S 21 =
2
S2 =
(Sugiyono,
2008).

Rata-rata post-test
Rata-rata pre-test
Simpang baku post-

simpanan baku (standar deviasi)
adalah 1,63 poin. Kemampuan
minimum servis atas pada saat pre-tes
adalah
10
poin,
sedangkan
kemampuan maksimumnya adalah 16
poin. Rata-rata (mean) kemampuan
servis atas pada saat post-test adalah
18,3 poin, dengan simpanan baku
(standar deviasi) adalah 1,54 poin.
Kemampuan minimum servis atas
pada saat post-tes adalah 15 poin, dan
kemampuan maksimumnya adalah 21
poin.
Distribusi Frekuensi Data Pre Test
Kemampuan Servis atas
Kelas
Interva
l
10 - 11
12 – 13
14 – 15
16 - 17

Frekuens
i Absolut
4
10
11
1

Frekuensi
Kumulati
f
4
14
25
26

Frekuens
i Relatif
%
15.38
38.46
42.31
3.85

10
8

Simpang baku pre-test
Varians post-test
Varians
pre-test

6
4
2
0

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskriptif kemampuan servis atas

10 - 11 12 - 13 14-15 16-17

Kemampuan servis atas
Hasil
statisti
k

Mea
n

Standa
r
Devias
(S)

ma
x

mi
n

Pre-test

13,1

1,63

16

10

Posttest

18,3

1,54

21

15

Berdasarkan tabel di atas maka
dapat di ketahui bahwa rata-rata
(mean) kemampuan servis atas pada
saat pre-test adalah 13,1 poin dengan

Distribusi Frekuensi Data Post
Test Kemampuan Servis Atas
Kelas
Interva

Frekuens
i Absolut

Frekuensi
Kumulati

Frekuens
i Relatif

l
15 - 16
17 - 18
19 - 20
21 - 22

f
3
14
24
26

3
11
10
2

%
11,54
42,31
38,46
7,69

Pre test dan
post test

12
10
8
6
4
2
0

Hasil uji-t pre-test dan post-test
kemampuan servis atas
Hasil
Pelaksanaan
ttabel
Uji-t

15-16 17-18 19-20 21-22

Uji Prasyarat homogenitas data
kemampuan servis atas
Hasil
statistik

S

S2

Pre-test

1,63

2,66

Post-test

1,54

2,38

F-hitung
1,12

Kriteria pengujian homogenitas
yaitu jika F hitung < F tabel pada α =
0,05 dikatakan data homogen dan jika
F hitung > F tabel pada α = 0,05
maka data tidak homogen. Hasil uji
homogenitas dari tabel diatas,
diketahui bahwa nilai F hitung = 1,12.
Oleh karena F hitung = 1,12 < F tabel
(26:26) = 1,95 maka H0 diterima dan
Ha ditolak, artinya varians data antara
pre-test dan post-test kemampuan
servis atas adalah homogen sehingga
memenuhi syarat untuk dilanjutkan
dengan uji t.

11,56

1,708

Berdasarkan
tabel
diatas
diketahui bahwa t hitung = 11,56 dan
t tabel pada pada taraf nyata 0,05 dk=
(n-1) = 26-1 = 25 diperoleh nilai
sebesar 1,708. Oleh karena t-hitung =
11,56 > t-tabel = 1,708, maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara pre test dan
post test kemampuan servis atas pada
permainan bola voli siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Bombana.
Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh latihan pull
over terhadap kemampuan servis atas
pada siswa SMA Negeri 1 Bombana.
Penelitian ini termasuk penelitian
eksperimen
semu
dengan
menggunakan rancangan randomized
pre–test post–tes one group design.
Dalam rancangan ini menunjukkan
bahwa sampel diambil secara random
artinya dari semua populasi yang
telah di seleksi berdasarkan variabel
kendali memiliki peluang yang sama
untuk menjadi sampel penelitian.
Populasi yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Bombana yang
berjumlah 129 orang dan selanjutnya
dilakukan
seleksi
menggunakan
teknik purposive random sampling
yakni berdasarkan pertimbangan jenis
kelamin putra dan menguasi teknik
dasar servis atas. Berdasarkan
pertimbangan tersebut maka di
peroleh hasil seleksi berjumlah 41
orang
siswa
yang
kemudian

ditentukan sampelnya sebanyak 26
orang siswa dengan menggunakan
teknik random sampling. Sampel
penelitian ini adalah pemain pemula
dan diambil sesuai variabel kendali
sehingga dalam melakukan servis atas
relatif sama (homogen). Kondisi ini
dapat memberi petunjuk bahwa secara
fisik setiap sampel berangkat pada
kemampuan awal yang sama.
Servis atas merupakan bentuk servis
yang pukulannya dilakukan di atas
bahu, tujuannya adalah untuk
melambungkan bola menuju lapangan
lawan melintasi jaring. Untuk
memperoleh kemampuan servis atas
yang baik seorang pemain harus di
dukung oleh latihan agar servisnya
sampai pada daerah lawan dan
mematikan. Kelemahan dari servis
atas biasanya seorang pemain yang
tidak mempunyai kekuatan otot
lengan tidak akan sampai dalam
melintasi net dan bahkan mudah
diterima
oleh
lawan.
Untuk
meningkatkan kekuatan otot lengan
tersebut maka dapat dilakukan
dengan metode latihan yang efektif
salah satunya dengan metode latihan
beban.
Metode latihan beban merupakan
salah satu cara pemantapan kondisi
yang melibatkan gerakan yang
berulang-ulang dan makin bertambah
jumlah bebannya yang tentunya
dapat meningkatkan kondisi fisik
secara keseluruhan. Dalam penelitian
ini latihan beben berfungsi untuk
menguatkan otot lengan dengan
menggunakan latihan pull over.
Program latihan ini di laksanakan
selama 6 minggu dengan frekuensi 3
kali seminggu. Harsono, (1988),
menyatakan bahwa latihan yang
dilakukan dalam 6 sampai dengan 8
minggu dengan frekuensi 3 kali

seminggu serta submaksimal telah
mampu memberikan pengaruh yang
signifikan
terhadap
kemampuan
servis atas. Meningkatnya unsur
kemampuan fisik power otot lengan
dapat
memberikan
kontribusi
terhadap peningkatan kemampuan
servis atas dan ini sesuai dengan
analisis deskriptif yang diketahui
bahwa rata-rata pre-test kemampuan
servis atas = 13,1 poin. Setelah
kelompok eksperimen menjalani
latihan selama 6 minggu, selanjutnya
diadakan tes akhir (post-test) pada
kelompok eksperimen.
Berdasarkan
hasil
analisis
statistik deskriptif dapat diketahui
bahwa rata-rata kemampuan servis
atas kelompok eksperimen pada posttest = 18,3 poin. Dari hasil uji statistik
deskriptif dapat terlihat bahwa
kemampuan servis atas siswa
mengalami peningkatan dari sebelum
diberikan latihan dengan sesudah
diberikan latihan pull over. Dengan
demikian membuktikan bahwa latihan
pull over memberikan pengaruh yang
signifikan
terhadap
kemampaun
servis atas. Selanjutnya, untuk
melihat ada tidaknya pengaruh yang
diberikan oleh latihan pull over dapat
dilihat melalui uji-t. Berdasarkan hasil
uji-t pre-test dan post-test kemapuan
servis atas permainan bola voli siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Bombana
dapat diketahui bahwa t-hitung = 11,56
> t-tabel = 1,708. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan latihan pull over
terhadap kemampuan servis atas pada
permainan bola voli siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Bombana.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
pendapat Bowers, (1988), yang
menyatakan bahwa latihan yang
dilakukan 3 kali dalam seminggu

amat berpengaruh daripada dilakukan
satu kali dalam seminggu atau 6
samapai 7 kali per minggu. Karena
melakukan latihan satu minggu
berurut-turut
justru
dapat
menimbulkan cedera karena adanya
over training. Oleh sebab itu di
anjurkan bila melakukan latihan perlu
dalam 3 kali seminggu latihan untuk
memberi recovery.

Taktik Dan Kondisi. Jakarta:
Gramedia
Margono Agus, 2000. Permainan
Besar Bola Voli, Jakarta:
Depdikbud, Balai
Pustaka.
M. Sajoto,1995, Peningkatan dan
Pembinaan Kondisi Fisik,
Jakarta,Depdikbud.
Nurhasan,2008. Tes dan Pengukuran

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data
dengan menggunakan uji-t pada taraf
signifikan
0,05,
maka
dalam
penelitian ini disimpulkan bahwa ada
pengaruh latihan pull over terhadap
kemampuan servis atas pada permainan
bola voli siswa kelas XI SMA Negeri 1
Bombana dimana thitung = 11,56 > ttabel
(25:0,05) = 1,708.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Nuril, 2001. Panduan
Olahraga Bola Voli, Fakultas
Ilmu Keolahragaan UNY.
Beutelstahl, Dieter, 2005, Belajar
Bermain Bola Volley,
Bandung, Pioneer.
Bompa, 1994, Theory and
Methodology of Training,
Dubuque,IOWA :Kendal.
Bowers, 1988, The Physiological
Basic of Physical Education
and Athletics, Fourth Edition,
WB.Saunders Company,USA.
Djoko Pekik, M. Kes. (2003). DasarDasar Latihan Kebugaran
Jasmani. Klinik Kebugaran:
FIK UNY.
Harsono, 1988, Coaching dan Aspekaspek Psikologis Dalam
Coaching,
CV.Tambak
Kusuma, Jakarta.
Kleinmann Theo, dkk, 1984, Bola
Volley Pembinaan Teknik,

Dalam Pendidikan Jasmani.
Prinsip dan Penerapanya.
Jakarta : Diknas Diknasnem.
Ditjen Olahraga.
Sadoso

Sumosardjuno. (1996).
Perubahan
Fisiologis
Karena
Latihan
Fisik.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Soekarman, 1989. Dasar-Dasar
Olahraga Pembina, Pelatih,
dan Atlet. PT Gelora Aksara
Pratama Jakarta.
Suharno. 1993. Ilmu Kepelatihan
Olahraga. Yogyakarta : FPOK
IKIP Yogyakarta
Suharno HP. 1985. Dasar-Dasar
Dalam Permainan Bola
Voli,Yogyakarta,IKIP.
Sukadiyanto. (2005). Pengantar teori
dan metodologi Melatih Fisik.
Yogyakarta: FIK UNY.
Sugiyono, 2008. Methodology
Research. Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
Thomas R. (1999). Bugar dengan
Latihan Beban. (Razi Siregrar.
Terjemahan). Jakarta: PT Raja
Grafindo Pustaka Utama.