Pengertian Koperasi Pajak Penghasilan

commit to user 23

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH

A. Landasan Teori

1. Pengertian Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan Peraturan Undang-Undang Koperasi No 25 Tahun 1992. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Deputi Bidang Pembiayaan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2008. Berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 1992, koperasi badan hukum dan salah satu hal yang menjadi subjek pajak, Koperasi merupakan subjek pajak penghasilan badan dan mempunyai kewajiban memotong, menyetor, dan melaporkan besarnya pajak terutang sesuai dengan penghasilan yang diterima selama satu tahun pajak yang sesuai dengan perundang-undangan perpajakan. commit to user 24

2. Pajak Penghasilan

Pajak berdasarkan Deputi Bidang Pembiayaan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2008 adalah iuran masyarakat kepada Negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang langsung ditunjukkan dan dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Pajak penghasilan menurut pasal 4 ayat 1 Undang-undang No. 17 tahun 2000 diartikan sebagai berikut : Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diperoleh atau diterima oleh Wajib Pajak baik berasal dari Indonesia maupun dari luar negeri yang digunakan untuk tujuan komsumsi ataupun menambah kekayaan atas nama dan bentuk apapun. Jadi pengertian pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak, apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak Suandy, 2002. Dengan kata lain pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. commit to user 25 Subjek Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan dikenakan sasaran untuk dikenakan pajak penghasilan Siti Resmi, 2004 :74. Subjek pajak akan dikenakan Pajak Penghasilan apabila menerima atau memperoleh penghasilan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Jika Subjek Pajak telah memenuhi kewajiban pajak secara objektif maupun subjektif maka disebut Wajib Pajak. Yang menjadi Subjek Pajak Penghasilan menurut Siti Resmi 2004, antara lain : a. Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia. b. Warisan yang belum terbagi secara satu kelum satuan, menggantikan yang berhak. Warisan yang belum terbagi termasuk dalam Subjek Pajak pengganti menggantikan mereka yang menjadi ahli waris. Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai Subjek Pajak Pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal warisan tetap dapat dilaksanakan. c. Badan Badan berdasarkan Undang-undang KUP adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang merupakan usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, commit to user 26 organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif. d. Bentuk Usaha Tetap Bentuk Usaha Tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia. Yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan. Penghasilan yang dimaksud dalam perpajakan adalah objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun Undang-Undang Perpajakan RI nomor 36 Tahun 2008. Jadi Objek Pajak Penghasilan dapat diartikan sebuah pajak yang dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari manapun asalnya, yang dapat dipergunakan untuk menambah konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak tersebut. Jenis Penghasilan yang dikenakan pajak atau Objek Pajak sesuai dengan Pasal 4 ayat 1 UU PPh dikelompokkan sebagai berikut : a. Penggantia n atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorium, commit to user 27 komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang; b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan; c. Laba Usaha; d. Keuntungan karena penjualan atau pengalian harta termasuk : 1 Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseorangan, persekutuan dan badan lainnya sebagai saham atau penyertaan modal; 2 Keuntungan yangdiperoleh perseroan, persekutuan, atau badan lainnya karena pengalian harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota; 3 Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha; 4 Keuntungan karena pengalihan harta karena hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali diberikan kepada saudara sedarah semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan antara usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan. e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya; commit to user 28 f. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan lain karena jaminan pengembalian utang; g. Dividen dengan nama dan bentuk apa pun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi; h. Royalti; i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala; k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah; l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing; m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; n. Premi asuransi; o. Iuaran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak. q. penghasilan dari usaha berbasis syariah; r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan s. surplus Bank Indonesia. commit to user 29 Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final sesuai pasal 4 ayat 2 UU PPh antara lain : a. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi; b. penghasilan berupa hadiah undian; c. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura; d. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah danatau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah danatau bangunan; dan e. penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah. Yang tidak termasuk Objek Pajak Penghasilan menurut pasal 4 ayat 3 UU PPh, antara lain sebagai berikut : a. 1 bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima badan amil Zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah dan para penerima zakat yang berhak; 2 harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis commit to user 30 keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan; b. Warisan; c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf b UU PPh sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal; d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah; e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa; f. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri, Koperasi, Badan Usaha Milik Negeri, Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modalpada badan usaha yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia dengan syarat : 1 dividen tersebut berasal dari cadangan laba yang ditahan; 2 bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25 dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di commit to user 31 luar kepemilikan saham tersebut. g. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai; h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun, dalam bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan; i. Bagian laba yang diperoleh atau diterima anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi; j. Bunga Obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan rekadasa selama 5 lima tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian ijin usaha; k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut.

3. Tarif Pajak Penghasilan PPh pasal 25