PERANCANGAN WISATA ALAM BUKIT GUNUNG SULAH DI KELURAHAN GUNUNG SULAH KOTA BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN WISATA ALAM BUKIT GUNUNG SULAH DI KELURAHAN GUNUNG SULAH KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

ICHSAN KURNIAWAN

Ruang terbuka hijau (RTH) sebagai suatu areal bervegetasi kayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan sebesar-besarnya kepada masyarakat perkotaan, yang salah satunya merupakan kawasan ekowisata. Kawasan ekowisata tidak saja memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga manfaat ekologi bagi masyarakat sekitarnya. Salah satu lokasi yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata Kota Bandar Lampung adalah Bukit Gunung Sulah.

Penelitian dilakukan dari Bulan Juli-Agustus 2011 dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Data pengamatan yang diperoleh ditabulasikan dan dianalisis secara deskriptif, sehingga didapatkan informasi mengenai potensi objek wisata Bukit Gunung Sulah dan model perancangan sebagai objek wisata dengan alam terbuka.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diperoleh hasil bahwa Bukit Gunung Sulah memiliki potensi alam meliputi : Pemandangan alam Teluk Lampung dan Pusat Kota Bandar Lampung, wisata satwa primata dan bird watching, selain itu di arel Bukit Gunung Sulah dapat dikembangkan menjadi arel perkemahan, dan flying fox. Potensi wisata tersebut ditunjang dengan adanya fasilitas pendukung sebagai bagian dari kebutuhan pariwisata, meliputi : aksesibiltas yang baik, fasilitas MCK, tempat ibadah, dan tempat sampah. Disamping itu, adanya dukungan dari masyarakat sekitar agar dikembangkannya Bukit Gunung Sulah sebagai objek wisata alam menjadi salah satu faktor pendukung.


(2)

ABSTRACT

DESIGN OF ECOTOURISM GUNUNG SULAH HILL IN GUNUNG SULAH DISTRICT AT BANDAR LAMPUNG CITY

By

Ichsan Kurniawan

Green open space (GOS) as a vegetated area of wood in urban areas that provide maximum environmental benefits to urban communities, one of which is the area of ecotourism. Regions ecotourism not only provides economic benefits, but also ecological benefits for the surrounding community. One location that has the potential to be developed into a Bandar Lampung’s tourist resort is Gunung Sulah Hill.

The study was conducted of the Month July-August 2011 by using the method of observation and interview. Observational data obtained are tabulated and

analyzed descriptively, so we get information about the potential attraction of Gunung Sulah Hill and design model as a outdoors tourist attraction.

Based on field observations obtained results that have the potential of the Gunung Sulah Hill nature include: the natural scenery of

Lampung Bay and Belfast City Centre, wildlife tours primates, and bird watching , beside that at Gunung Sulah Hill arel could be developed into camp area, and flying fox. Tourism potential is supported by the supporting facilities as part of the needs of tourism, including: accessibility is good, toilet facilities, places of worship, and the trash. In addition,the support from surrounding

communities become of one contributing factor to the development of the Gunung Sulah Hill’s natural tourism.


(3)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

SANWACANA ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang dan masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Kerangka Peneltian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Pariwisata dan Ekowisata ... 5

B. Prinsip-prinsip Pariwisata ... 7

C. Komponen Pengembangan Pariwisata ... 8

D. Strategi Pengembangan Pariwisata ... 9

E. Jalur Intepretasi ... 9

F. Ruang Terbuka Hijau (RTH) ... 10

III. METODE PENELITIAN ... 12


(4)

B. Alat dan Objek Penelitian ... 13

C. Batasan Penelitian ... 13

D. Jenis Data ... 13

1. Data Primer ... 13

2. Data Sekunder ... 14

E. Metode Pengumpulan Data ... 14

F. Metode Pengumpulan dan Analisis Data ... 15

G. Metode Pengambilan sampel ... 16

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI ... 17

A. Sejarah Singkat Kelurahan Gunung Sulah ... 17

B. Keadaan Geografis ... 18

C. Demografi ... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

A. Potensi Wisata Alam di Bukit Gunung Sulah ... 20

1. Potensi wisata Bukit Gunung Sulah ... 23

2. Fasilitas ... 29

3. Promosi Wisata ... 30

4. Aksesbilitas ... 31

5. Wawancara ... 32

B. Model Perancangan Objek Wisata Alam Terbuka Aral Bukit Gunung sulah ... 35

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 43

LAMPIRAN ... 45


(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan suatu areal bervegetasi kayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan sebesar-besarnya kepada masyarakat perkotaan dalam kegunaan-kegunaan proteksi, estetika, rekreasi dan kegunaan khusus lainnya seperti dapat menampung, menyimpan, dan mendistribusikan air untuk seluruh keperluan masyarakat di daerah tersebut (Suwargana dan Susanto, 2005). Sehubungan dengan hal tersebut, peruntukan kawasan RTH sebagai suatu kawasan ekowisata akan

memberikan manfaat ekonomi dan ekologi bagi masyarakat sekitar. Ekowisata menurut Fandeli (2000) adalah kegiatan wisata yang

memanfaatkan jasa lingkungan, baik itu alam (keindahannya, keunikannya) ataupun masyarakat (budayanya, cara hidupnya, struktur sosialnya) dengan mengemukakan unsur-unsur konservasi, edukasi dan pemberdayaan

masyarakat setempat.

Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang sedang mensejajarkan diri dengan daerah-daerah wisata lainnya yang terlebih dahulu berkembang. Salah satu lokasi yang memiliki potensi untuk


(6)

2 dikembangkan menjadi kawasan wisata Kota Bandar Lampung adalah Bukit Gunung Sulah.

Bukit Gunung Sulah merupakan salah satu kawasan hijau di Kota Bandar Lampung Kecamatan Sukarame Kelurahan Gunung Sulah , yang kondisinya masih cukup alami dan memiliki potensi untuk dapat dikembangkan sebagai kawasan ekowisata. Namun di Bukit Gunung Sulah belum ada informasi mengenai aspek-aspek pendukung daerah Bukit Gunung Sulah untuk dikembangkan menjadi kawasan objek wisata, sehingga data dan

informasinya masih bersifat umum. Untuk itu diperlukan penelitian tentang perancangan wisata alam di Bukit Gunung Sulah sebagai upaya untuk mendukung kelestarian alam di Kota Bandar Lampung.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Objek apa yang ada di Bukit Gunung Sulah yang potensial untuk dikembangkan menjadi objek wisata

2. Bagaimana model perancangan areal Bukit Gunung Sulah sebagai objek wisata alam terbuka.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Mengetahui potensi objek wisata alam terbuka yang terdapat di Bukit Gunung Sulah.


(7)

3 2. Membuat model perancangan areal Bukit Gunung Sulah sebagai objek

wisata alam terbuka.

D. Manfaat Penelitian

Manfaaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi potensi objek wisata alam terbuka yang terdapat di Bukit Gunung Sulah kepada pemerintah kota, instansi terkait, dan

masyarakat sekitar.

2. Sebagai masukan kepada pengambil kebijakan terutama pemerintah kota dan instansi terkait dalam mengembangkan potensi wisata yang akan datang.

E. Kerangka Penelitian

Obyek wisata alam adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup seni budaya, dan sejarah bangsa serta tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi. Obyek wisata yang mempunyai unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan, satwa, geomorfologi, tanah, air, udara dan lain sebagainya serta suatu atribut dari lingkungan yang memiliki nilai tertentu seperti keindahan, keunikan, kelangkaan, kekhasan, keragaman, bentangan alam dan keutuhan.

Informasi mengenai potensi dan model perancangan sebagai objek wisata alam terbuka di Bukit Gunung Sulah belum diketahui. Sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai perancangan wisata alam di Bukit Gunung


(8)

4 Sulah sebagai upaya untuk mendukung kelestarian alam di Kota Bandar Lampung.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi. Data mengenai potensi objek wisata Bukit Gunung Sulah dan model perancangan sebagai objek wisata dengan alam terbuka diperoleh dari mencatat seluruh potensi wisata dan wawancara dengan pengunjung dan masyarakat Bukit Gunung Sulah. Data pengamatan yang diperoleh ditabulasikan dan dianalisis secara deskriptif, sehingga didapatkan informasi mengenai potensi objek wisata Bukit Gunung Sulah dan model perancangan sebagai objek wisata dengan alam terbuka. Informasi ini digunakan sebagai bahan pertimbangan

pemerintah kota dan instansi terkait dalam mengembangkan potensi wisata yang akan datang.


(9)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Kelurahan Gunung Sulah

Kelurahan Gunung Sulah yang sebelumnya merupakan wilayah Kelurahan Jagabaya II Kecamatan Sukarame pada tahun 1984. Kelurahan Jagabaya II mengalami pemekaran 2 (dua) Kelurahan yaitu Kelurahan Way Halim Permai dan Kelurahan Gunung Sulah. Dengan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bandar Lampung Nomor: 821.20-12-12-1989 tanggal 05 Agustus 1989 maka wilayah lingkungan Gunung Sulah menjadi wilayah

Kelurahan Gunung Sulah dengan luas lebih kurang 97 ha, yang menjadi 2 (dua) Lingkungan.

Adapun yang pernah menjabat sebagai Lurah Kelurahan Gunung Sulah sejak lahirnya sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Nama Lurah yang pernah menjabat sebagai Lurah Kelurahan Gunung Sulah.

No Periode Tahun Nama Pejabat 1 1989 – 1991 Tabrani Azhari 2 1991 – 1995 Drs. Arly Rasyid 3 1995 – 1999 Uripno A. Kusnanto 4 1999 – 2001 Basuni Abas

5 2001 – 2001 Hery Sadli 6 2002 – 2005 Paksi Sahbirin


(10)

18 Tabel. (lanjutan)

No Periode Tahun Nama Pejabat

7 2005 – 2006 Udin

8 2006 – 2007 Wakidjo Sutanto, BcHk 9 2008 – sampai sekarang Laxsma Ferry Alba, SH. Sumber : Kelurahan Gunung Sulah, 2007

Berdasarkan adanya pemecahan/pemekaran wilayah dari Kelurahan Jagabaya II pada tanggal 05 Agustus 1989, Kelurahan Gunung Sulah merupakan teritorial administrative langsung di bawah dan bertanggung jawab pada Pemerintah Wilayah Kecamatan Sukarame Kelurahan Gunung Sulah adalah Kelurahan secara geografis terletak dibagian selatan Kecamatan Sukarame dengan luas wilayah 97 Ha.

B. Keadaan Geografis

Kelurahan Gunung Sulah terletak di wilayah Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung, wilayah ini terletak di dataran rendah dengan ketinggian rata-rata lebih kurang150 dari permukaan Laut, dengan curah hujan 2000 - 3000

mm/tahun, terjadi pada bulan November –Maret. Secara administratif wilayah kelurahan Gunung Sulah berbatasan dengan wilayah-wilayah di bawah ini, yaitu :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Way Halim Permai 2. Sebelas selatan berbatasan dengan Kelurahan Jagabaya II 3. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Surabaya 4. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Jagabaya III


(11)

19 C. Demografi

Jumlah penduduk Gunung Sulah sampai saat ini 9.363 jiwa yang terdiri dari 4.962 laki-laki dan 4.701 perempuan, atau terdiri dari 1563 Kepala Keluarga. Secara rinci komposisi penduduk Kelurahan Gunung Sulah dapat

dikelompokkan dalam beberapa kategori, dijelaskan pada Tabel 3, 4 dan 5.

Tabel 3. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian

No jenis pekerjaan Jumlah (jiwa)

1 Dagang 1756

2 Buruh (termasuk tukang bangunan) 2847

3 Tani 81

4 Pegawai Negeri Sipil 166

5 TNI dan POLRI 45

6 Pensiunan 130

7 Lain-lain 1943

Sumber : Kelurahan Gunung Sulah, 2007

Tabel 4. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

No Pendidikan Jumlah (jiwa)

1 Belum sekolah 731

2 Taman kanak-kanak 708

3 Tamat SD 1301

4 Tamat SLTP 2070

5 Tamat SLTA 4254

6 Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 299 Sumber : Kelurahan Gunung Sulah, 2007

Tabel 5. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur

Kelompok Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 16 tahun 1957 1949 3906

17 – 54 tahun 1944 1808 3452

>55 tahun 1061 943 2004


(12)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Potensi Wisata Alam di Bukit Gunung Sulah

Bukit Gunung Sulah memiliki potensi wisata alam yang menarik. Potensi yang menarik dalam suatu objek wisata dapat dimaksudkan bahwa objek tersebut dapat mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya untuk melakukan kegiatan wisata dalam waktu yang cukup lama, serta memberi kepuasan kepada wisatawan yang berkunjung.

Potensi wisata yang menarik yang terdapat di Bukit Gunung Sulah diantaranya adalah pemandangan alam,serta keberadaan flora dan fauna di dalamnya. Pada Tabel 6 dijelaskan mengenai potensi wisata alam di Bukit Gunung Sulah dan letak koordinatnya.

Tabel 6. Potensi dan letak wisata alam Gunung Sulah

No Koordinat Potensi wisata

X Y Z

1 529993 9404150 121 Bird Watching 2 529997 9404161 123 Bird Watching 3 529881 9404217 208 View Pusat Kota 4 529870 9404213 216 Pemandangan Laut 5 529830 9404223 221 Wisata Primata 6 529743 9404273 229 Puncak GN Sulah


(13)

21 Lanjutan Tabel 6.

7 529745 9404272 204 Wisata Primata 8 529922 9404278 150 Bird Watching

9 529801 9404293 177 Shalter

10 529693 9404290 186 Shalter

11 529967 9404252 147 DAM

12 529695 9404291 183 Gardu Pandang 13 529933 9404291 151 View Hutan Kota

14 529841 9404286 165 Perkemahan

15 529807 9404322 167 Pemandangan Laut 16 529682 9404343 168 Bird Watching Sumber di lapangan oleh peneliti 2011

Berikut ini peta wisata yang akan direncanakan untuk menjadi jalur wisata alam terbuka di Bukit Gunung Sulah dapat dilihat pada Gambar 2.


(14)

i

SANWACANA

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, kemudian shalawat serta salam kita sampaikan kepada junjungan Rasulullah Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Perancangan Wisata Alam Bukit Gunung Sulah di Kelurahan Gunung Sulah Kota Bandar

Lampung”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada berbagai pihak sebagai berikut. 1. Bapak Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si., selaku dosen pembimbing pertama,

pembimbing akademik dan Selaku Ketua Jurusan Kehutanan atas bimbingan, arahan, dan motivasi yang telah diberikan sampai selesainya penulisan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Arief Darmawan. selaku pembimbing kedua atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan sampai penulisan skripsi ini selesai.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng. P. Harianto, M.S., selaku dosen penguji atas saran dan kritik yang telah diberikan hingga selesainya penulisan skripsi ini. 4. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas


(15)

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, atas ilmu yang telah diberikan selama mengikuti kuliah di Universitas Lampung.

6. Kedua Orang tua tercinta Bp. H. Sumarno dan Ibu Hj. Supaijah, atas dukungan motifasi, kasih sayang, tenaga dan do’a yang tidak tertandingi kapan pun dan dimana pun penulis berada, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Istriku tercinta Indah Komalasari, A.Md., atas ketulusan hati menemani hingga saat ini serta cinta kasih yang diberikan kepada penulis.

8. Adik-adikku Erlin Kurniati, S.Sos, Fauzi Saleh (Ucok), Damar Wulan, atas do’a dan dukungan yang diberikan.

9. Sahabat penulis Erwin, Ersad, Sofyan, dan Anshory yang telah menemani dalam pengambilan data.

10. Saudara dan sahabat penulis Erwin, Ersad, Sofyan, Anshory, Dianita, Tini, Fitri, Andi, Novi, Yuda, Ferdiansyah, Anissa, Benita, Elen, Rara, Okta, Shabrina, Hendra, Febri, ayu, Tanjung, Teguh, Baitur, Irwan, Doni, Rianto, Yanche, Wulan, Didi, Dian,Yuli, Yeni, Edi, Ibnu, Abdur, Agung M, Agung S, Hemi, Rekha, Jimmy, Elisa, Desi, Ola, Kiki, Laris, Ririn, Mira, Alm. Pipit, Rendi, (Black Forest’06), Ribai 07, Rumiko 08 atas kebersamaannya yang telah diberikan selama ini.

11. Sahabat Himasylva FP Unila yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu atas kebersamaannya yang selama ini terbina, semoga akan tetap selalu bersama.


(16)

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis selama ini

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak yang telah membantu penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua.

Wassalamualaikum wr. wb.

Bandar Lampung, Maret 2012


(17)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Potensi wisata alam di Bukit Gunung Sulah adalah Pemandangan Alam yang meliputi pemandangan Teluk Lampung dan pemandangan pusat kota, perkemahan, areal flying fox, wisata primata, Bird Watching. 2. Wisata yang potensial dilakukan di Bukit Gunung Sulah adalah

Pengamatan burung (bird wacthing), camping ground, penelitian serta kegiatan lain yang diarahkan pada wisata minat khusus.

3. Model perancangan yang sesuai dilakukan di Bukit Gunung Sulah yaitu model perancangan wisata alam, yaitu : bird watching, jungle track, gardu pandang, wisata primata, tempat beristirahat (shelter).

B. Saran

1. Pemerintah Kota Bandar Lampung seharusnya lebih meningkatkan fungsi ekologis dari Bukit Gunung Sulah sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bandar Lampung.

2. Untuk mendukung pengembangan dan meningkatkan daya tarik objek wisata Alam Bukit Gunung Sulah diperlukan pengelolaan yang baik, antara lain, penambahan sarana MCK, serta melakukan promosi melalui


(18)

42

brosur-brosur dan memasang papan petunjuk arah untuk memudahkan pengunjung.

3. Untuk meninggkatkan keindahan alam di Bukit Gunung Sulah perlu dilakukan penambahan tanaman pada areal yang masih jarang ditumbuhi pepohonan.


(19)

23 1. Potensi Wisata Gunung Sulah

Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan. Objek tersebut diusahakan mempunyai keunikan dan kekhasan tertentu sehingga

mempunyai daya tarik dan berkesan bagi para pengunjung. Potensi wisata yang memiliki keindahan yang tinggi dan masih alami memiliki prospek yang baik untuk dilakukan kegiatan pengembangan wisata karena salah satu faktor pendukung keberhasilan suatu kegiatan ekowisata adalah keindahan dan kealamian suatu objek wisata.

Potensi wisata yang ditawarkan di Bukit Gunung Sulah terdiri dari

pemandangan alam laut, pemandangan pusat kota, terdapat area flying fox, dan memiliki kondisi vegetasi yang baik sehingga masih terdapat satwa yang hidup disana antara lain monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), burung elang gunung, burung kutilang, burung emprit, dan bajing. Fasilitas yang tersedia di Bukit Gunung Sulah adalah terdapatnya masjid didaerah sekitar dan terdapat areal perkemahan, namun fasilitas yang ada tersebut belum cukup untuk menunjang kegiatan pengembangan wisata di Bukit Gunung Sulah, untuk itu diperlukan penangganan lebih lanjut untuk mengembangkan potensi wisata alam di Bukit Gunung Sulah.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di Bukit Gunung Sulah, terdapat beberapa potensi wisata yang menarik. Adapun potensi wisata ini antara lain:


(20)

24 a. Pemandangan Alam

Pemandangan alam merupakan keadaan alam yang indah dipandang oleh indra penglihatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2011). Bukit Gunung Sulah memiliki banyak potensi keindahan alam yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Dari Tabel 4 dapat dilihat beberapa potensi wisata alam yang terdapat di Bukit Gunung Sulah, yaitu Pemandangan Alam Laut.

Pemandangan alam laut merupakan pemandangan berupa objek laut yang dapat dilihat dari suatu tempat atau lokasi. Pemandangan alam laut dari bukit Gunung Sulah dapat dilihat dari sebelah kiri bukit Gunung Sulah pada titik koordinat x (529870), y(9404213) dengan ketinggian (216 mdpl) . Pada titik ini dapat dilihat pemandangan Laut Teluk Lampung, berupa hamparan laut yang tenang dan beberapa gunung. Keindahan

pemandangan laut ini akan terlihat jelas bila cuaca cerah di kawasan Gunung Sulah.

Pemandangan alam lain yang dapat dipandang di lokasi ini adalah Pemandangan pusat kota dan pemukiman penduduk. Pemandangan Pusat kota merupakan suatu kegiatan yang kegiatannya melihat objek yang berupa pusat kota. Pemandangan pusat kota di bukit gunung sulah ini dapat dilihat pada titik koordinat x(529881), y(9404217) ,dan dengan ketinggian (208 mdpl). Keindahan pusat kota dapat dilihat dari lokasi ini adalah pemandangan pusat kota Bandar Lampung, pemukiman penduduk dan Gedung-gedung yang berdiri pada pusat kota Bandar Lampung.


(21)

25 Pemandangan alam laut dan pusat kota tersebut dapat dilihat pada

Gambar 3 dan 4.

Gambar 3. Pemandangan Pusat Kota Bandar Lampung

Gambar 4. Pemandangan ke arah Teluk Lampung

Areal lokasi pemandangan laut dan pemandangan pusat kota ini sangat baik apabila dibuat pondok-pondokan. Pondok-pondokan tersebut akan


(22)

26 bermanfaat bagi para pengunjung yang datang ke bukit gunung sulah untuk melepas lelah dengan bersantai di pondok yang telah disediakan dan dengan menikmati pemandangan yang ada disekitarnya.

b. Perkemahan

Bukit Gunung Sulah memiliki keindahan alam yang menarik, yang dapat dinikmati oleh pengunjung, salah satunya yang sangat indah bila

dinikmati pada malam hari. Namun areal yang ada untuk pengunjung melakukan perkemahan untuk menikmati keindahan kota belum optimal, sehingga perlu dibuatnya areal perkemahan yang layak, agar pengunjung merasa nyaman melakukan perkemahan di Bukit Gunung sulah.

Kegiatan perkemahan ini dapat menambah potansi wisata yang ada di Bukit Gunung Sulah, Sehingga pengunjung lebih tertarik untuk berwisata ke Bukit Gunung Sulah dapat dilihat pada Gambar 5.


(23)

27 c. Areal Flying Fox

Tempat wisata alam banyak menawarkan kegiatan flying fox, kegiatan ini biasanya dilakukan oleh pengunjung yang ingin mengguji keberanian. Kegiatan ini dapat menambah motivasi pengunjung untuk datang ke tempat wisata, sehingga dapat meningkatkan potensi dari suatu objek wisata. Pengembangan potensi wisata di Bukit Gunung Sulah yang merupakan daerah berbentuk bukit sangat memungkinkan untuk dibangun wisata flaying fox, dimana tingkat kelerengan pada Bukit Gunung Sulah tidak terlalu curam. Dengan adanya pengembangan tersebut dapat menjadi nilai tambah dari wisata di Bukit Gunung Sulah.

d. Wisata Primata

Bukit Gunung Sulah memiliki kondisi vegetasi yang cukup baik, kondisi vegetasi yang cukup baik ini menjadikan Bukit Gunung Sulah sebagai salah satu habitat bagi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan salah satu primata yang dilindungi keberadaannya oleh pemerintah. Jenis pohon yang terdapat di Gunung Sulah antara lain jambu (Augenia equea), jengkol (Pithelebium lobatum), nangka(Artocarpus integra), mangga (Mangifera indica). Lokasi wisata primata terletak pada koordinat x(529745), y(9404272).


(24)

28

Gambar 6. Potensi Wisata Primata

Gambar 7. Monyet ekor panjang di pohon

e. Pengamatan Burung (Bird watching)

Bird watching atau Birding (pengamatan burung) adalah suatu kegiatan studi dan observasi burung-burung dengan mata telanjang menggunakan


(25)

29 alat bantu visual seperti binokuler atau teropong (Wikipedia, 2007).

Lokasi pengamatan burung (birdwacthing) ada beberapa titik salah satunya terletak pada kordinat x (529993), y (9404150), di lokasi ini pengunjung dapat menikmati berbagai jenis burung yang terdapat di Bukit Gunung Sulah seperti burung kutilang, buring emprit, burung elang gunung.

2. Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di Bukit Gunung Sulah antara lain : a. Fasilitas Ibadah

Fasilitas ibadah yang terdapat di sekitar Bukit Gunung Sulah adalah Masjid Miftahul Ulum letak masjid ini berada di jalan menuju Bukit Gunung sulah sekitar 5 menit dari lokasi.

Gambar 8. Masjid Miftahul Ulum di Kelurahan Gunung Sulah

b. Tempat Peristirahatan (Shelter)

Perjalanan wisata menuju puncak Bukit Gunung Sulah dapat ditempuh selama 45 menit perjalanan. Perjalanan menuju puncak ini belum cukup


(26)

30 baik karena belum tersedianya tempat yang memadai untuk beristirahat (shelter) untuk pengunjung beristirahat. Pembuatan shelter sangat diperlukan untuk meningkatkan kenyaman dan memudahkan pengunjung dalam melakukan perjalalan wisata.

c. Tempat Pembuangan Sampah

Fasilitas pembuangan sampah di Bukit Gunung Sulah belum tersedia, sehingga sampah ditinggalkan pengunjung disembarang tempat yang mengakibatkan berkurangnnya keindahan alam. Tempat pembuangan sampah (kotak sampah) perlu di buat, untuk menjaga kebersihan dan keindahan di Bukit Gunung Sulah.

d. Suplai Jaringan Air

Pasokan air untuk wisata alam di Bukit Gunung Sulah diambil dari PDAM yang ada diBukit Gunung Sulah yang dialirkan ke empat titik agar wisatawan tidak harus turun untuk mencari sumber air. Selanjutnya air tersebut dialirkan melalui selang menuju ke bak penampungan air ditempat yang sudah disediakan.

3. Promosi Wisata

Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan

pariwisata yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat dilakukan dengan memasang iklan, maupun memberikan insentif misalnya potongan tiket masuk. Bentuk promosi terhadap suatu objek wisata yang dilakukan oleh pengunjung antara lain dilakukan dengan


(27)

31 saling tukar menukar informasi, berbagai pengalaman dari mulut ke mulut kepada orang-orang disekitarnya .

Bukit Bukit Gunung Sulah terletak dikelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Bandar Lampung. Bukti Gunung Sulah memiliki potensi alam yang relatif masih alami, seluruh lereng dan permukaan bukit dipenuhi vegetasi yang masih alami. Bukit Gunung Sulah memiliki banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan, namun belum ada pengelolaan sehingga banyak wisatawan yang belum mengetahui potensi wisata Bukit Gunung Sulah, oleh karena itu diperlukannya promosi wisata agar banyak wisatawan baik dari propinsi Lampung itu sendiri maupun wisatawan dari luar Propinsi Lampung yang mengetahui tentang objek wisata Bukit Gunung Sulah dan berminat untuk mengunjungi Bukit Gunung Sulah.

4. Aksesibilitas

Aksebilitas merupakan fungsi dari jarak atau tingkat kemudahan untuk mencapai daerah wisata dengan berbagai daerah tujuan wisata. Tingkat kemudahan pencapaian ke arah wisata tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah wisata.

Bukit Gunung Sulah mempunyai aksesibilitas yang mudah dicapai karena berada di pusat kota Bandar Lampung. Perjalanan ke Bukit Gunung Sulah dapat ditempuh dengan menggunakan sarana transportasi darat, sebagai berikut:


(28)

32 Dari Pusat Kota Bandar Lampung menuju ke Bukit Gunung Sulah dengan menggunakan angkutan umum jurusan:

a. Dari Tanjung Karang menggunakan angkutan umun jurusan

Sukarame — Permata Biru kemudian berhenti di jalan Danau Toba, dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit.

b. Dari terminal Raja Basa ke Bukit Gunung Sulah menggunakan

angkutan umum jurusan Rajabasa, kemudian berhenti di lampu merah Urip Sumoharjo dan meneruskan lagi dengan angkutan umum jurusan Kedaton – Sukarame, perjalanan dari terminal Rajabasa dapat di tempuh dalam waktu lebih kurang 45 menit.

c. Dari Pelabuhan Bakauheni (Lampung Selatan) menggunakan angkutan umun jurusan Bakauheni – Rajabasa, kemudian berhenti di lampu merah Urip Sumoharjo dan dilanjutkan kembali dengan angkutan umum jurusan Kedaton – Sukarame, dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam.

5. Wawancara

Tabel 7. Persepsi masyarakat tentang rancangan wisata Bukit Gunung Sulah

No Uraian Jumlah

Responden (∑)

Persentase (%) 1 Apakah anda tahu status

kepemilikan Bukit Gunung Sulah? a. Ya b. Tidak 36 62 36,73 63,27 2 Siapakah pemilik Bukit Gunung

Sulah?

a. Perorangan

b. Perusahaan/PT, CV, dll c. Pemerintah

62 36

63,27 36,73


(29)

33

3 Apakah anda mengetahui bahwa Bukit Gunung Sulah merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kota Bandar Lampung?

a. Ya b. Tidak 37 61 37,76 62,24 4 Bagaimana Pendapat anda tentang

kondisi pohon dan tanaman (vegetasi) di Bukit Gunung Sulah?

a. Baik

b. Rusak 92

6

93,88 6,12 5 Bagaimana pendapat saudara

tentang keberadaan Bukit Gunung Sulah bagi lingkungan?

a. Berpengaruh b. Tidak berpengaruh

98 0

100 0 6 Apakah anda setuju jika Bukit

Gunung Sulah dijadikan wisata alam di kota Bandar Lampung?

a. Ya b. Tidak 87 11 90,82 11,22

Persepsi masyarakat terkait dengan keberadaan Bukit Gunung Sulah dapat dilihat pada Tabel 7. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 98 kuisioner yang telah disebarkan, tidak banyak pengunjung yang

mengetahui status kepemilikan Bukit Gunung Sulah, dan sekitar (36,73%) mengetahui bahwa bukit tersebut milik pemerintah. Masyarakat yang terdapat di sekitar Bukit Gunung Sulah umumnya bekerja sebagai wirausahawan. Hanya sedikit dari mereka yang memanfaatkan Bukit Gunung Sulah sebagai mata pencaharian sehari-hari seperti mencari bambu.

Bukit Gunung sulah merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di kota Bandar Lampung, hal ini dapat terlihat jelas dari masih


(30)

34 alaminya vegetasi yang ada di dalamnya. Dari 98 kuisioner yang telah disebarkan, sekitar (37,76%) masyarakat mengetahui bahwa Bukit Gunung Sulah merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau yang ada di kota Bandar lampung, sedangkan sebagian besar (62,24%) masyarakat tidak

mengetahui, akan tetapi sebagian besar (93,88%) masyarakat mengetahui dengan pasti bahwa Bukit Gunung Sulah memiliki kondisi pohon dan tanaman (vegetasi) yang masih cukup baik.

Hasil dari 98 kuisioner yang telah disebar, mereka menyatakan bahwa keberadaan Bukit Gunung Sulah sangat berpengaruh bagi lingkungan di sekitar Bukit Gunung Sulah. Sebagian dari masyarakat berpendapat bahwa dengan banyaknya pepohonan yang terdapat di bukit Gunung Sulah, maka memberikan banyak manfaat bagi lingkungan sekitarnya, antara lain dapat menyimpan cadangan air, mencegah longsor, serta membuat udara menjadi sejuk.

Sedangkan dilihat dari pola perancangan wisata di Bukit Gunung Sulah, sebagian besar masyarakat dan pengunjung (90,82%) setuju agar Bukit Gunung Sulah dijadikan sebagai objek wisata, karena dapat menambah nilai ekonomi masyarakat. Sedangkan sebagian kecil masyarakat sekitar (11,12%) tidak setuju Bukit Gunung Sulah untuk dikembangkan menjadi objek wisata. Hal ini dikarenakan masyarakat berpendapat bahwa Bukit Gunung Sulah tidak memiliki potensi yang layak untuk dapat


(31)

35 B. Model Perancangan Objek Wisata Alam Terbuka Areal Bukit Gunung

Sulah

Bukit Gunung Sulah memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata berbasiskan alam, dimana konsep pengembangan wisata diarahkan kepada nilai ekologis dari ekosistem di Bukit Gunung Sulah yang dapat meningkatkan nilai ekonomi dari Bukit Gunung Sulah itu sendiri. Selain dikembangkan sebagai objek wisata komersil, Bukit Gunung Sulah dapat dijadikan sebagai objek wisata pendidikan. Sehingga dapat meningkatkan nilai keberadaan dari Bukit Gunung Sulah. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka dibuatlah suatu perencanaan terhadap potensi wisata di Bukit Gunung Sulah, dengan tujuan sebagai alternatif pengembangan wisata alam di Kota Bandar Lampung.


(32)

(33)

37 Perancangan adalah suatu pendekatan kemasa depan terhadap suatu tapak atau daerah (Laurie, 1986). Menurut Simonds (1983) adalah suatu kemampuan untuk memahami dan menganjurkan adanya perubahan dari sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin pada saat ini menjadi suatu kenyataan dimasa yang akan datang. Konsep dasar dari rencana lanskap ini adalah mengembangkan suatu kawasan rekreasi yang dapat memberikan gambaran awal tentang lingkungan alam dan kekayaan alam serta keunikan dari areal Bukit Gunung Sulah. Dari hasil penelitian potensi wisata alam di Bukit Gunung Sulah, dapat dirancang model perancangan wisata yang dapat dilihat pada Gambar 9.

a. Rancangan Wisata Alam Bukit Gunung Sulah

Wisata alam Bukit Gunung Sulah hanya memiliki satu pintu masuk untuk akses pengunjung yang ingin mengunjungi objek wisata alam ini. Jalur wisata alam yang dirancangkan merupakan potensi yang ada di daerah tersebut sehingga memudahkan para pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata alam. Panjang jalur wisata alam sepanjang ± 1,753 km, dan dapat ditempuh selama ± 2 jam dari pintu utama.

Setelah memasuki pintu masuk objek wisata alam Bukit Gunung Sulah pengunjung dapat langsung menikmati wahana bird watching. Lokasi bird watching ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki dengan jarak lebih kurang 50 meter dari pintu masuk. Setelah pengujung menikmati wahana tersebut tidak jauh dari lokasi ini pengunjung dapat juga melihat


(34)

38 pemandangan hutan kota yang berada di Hutan Kota Way Halim dan pemandangan Kota Bandar Lampung.

Selain pemandangan dan bird watching, pengunjung dapat melakukan kegiatan perkemahan atau camping di areal yang telah disediakan. Di areal ini pengunjung dapat menikmati segarnya udara dan asrinya pemandangan yang disuguhkan oleh perpaduan tanaman yang mengelilinginya. Jika pengunjung ingin mencapai tingkat terakhir pengunjung dapat mengikuti jalan setapak sepanjang lebih kurang 500 meter dan pengunjung dapat beristirahat di gardu pandang (shelter).

b. Rancangan Wisata Alam Untuk Pendidikan

Rancangan wisata alam pendidikan ditujukan sebagai media pengenalan lingkungan hidup kepada masyarakat melalui pendekatan wisata.

Perbedaan rancangan ini dari rancangan sebelumnya adalah terletak pada panjang jalur wisata yang dibangun. Pada rancangan wisata alam

pendidikan memiliki panjang jalur ± 700 meter dari pintu utama, dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama ± 45 menit. Tujuan dari perbedaan jalur wisata ini dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan bagi golongan anak-anak yang ingin melakukan wisata di Bukit Gunung Sulah. Sehingga perencanaan wisata dikhususkan kepada pengenalan lingkungan hidup pada anak-anak.


(35)

(36)

40 Pada Gambar 10. Digambarkan mengenai perancangan wisata di Bukit

Gunung Sulah. Pada perancanagan wisata ini memiliki kelerengan yang lebih landai, mengingat jalur ini dikhususkan bagi kebutuhan anak-anak. Objek wisata yang terdapat di jalur ini diantaranya adalah objek bird watching, pengamatan primata, areal pengamatan pemandangan teluk lampung, dan tempat peristirahatan (shelter).


(1)

B. Model Perancangan Objek Wisata Alam Terbuka Areal Bukit Gunung Sulah

Bukit Gunung Sulah memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata berbasiskan alam, dimana konsep pengembangan wisata diarahkan kepada nilai ekologis dari ekosistem di Bukit Gunung Sulah yang dapat meningkatkan nilai ekonomi dari Bukit Gunung Sulah itu sendiri. Selain dikembangkan sebagai objek wisata komersil, Bukit Gunung Sulah dapat dijadikan sebagai objek wisata pendidikan. Sehingga dapat meningkatkan nilai keberadaan dari Bukit Gunung Sulah. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka dibuatlah suatu perencanaan terhadap potensi wisata di Bukit Gunung Sulah, dengan tujuan sebagai alternatif pengembangan wisata alam di Kota Bandar Lampung.


(2)

(3)

Perancangan adalah suatu pendekatan kemasa depan terhadap suatu tapak atau daerah (Laurie, 1986). Menurut Simonds (1983) adalah suatu kemampuan untuk memahami dan menganjurkan adanya perubahan dari sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin pada saat ini menjadi suatu kenyataan dimasa yang akan datang. Konsep dasar dari rencana lanskap ini adalah mengembangkan suatu kawasan rekreasi yang dapat memberikan gambaran awal tentang lingkungan alam dan kekayaan alam serta keunikan dari areal Bukit Gunung Sulah. Dari hasil penelitian potensi wisata alam di Bukit Gunung Sulah, dapat dirancang model perancangan wisata yang dapat dilihat pada Gambar 9.

a. Rancangan Wisata Alam Bukit Gunung Sulah

Wisata alam Bukit Gunung Sulah hanya memiliki satu pintu masuk untuk akses pengunjung yang ingin mengunjungi objek wisata alam ini. Jalur wisata alam yang dirancangkan merupakan potensi yang ada di daerah tersebut sehingga memudahkan para pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata alam. Panjang jalur wisata alam sepanjang ± 1,753 km, dan dapat ditempuh selama ± 2 jam dari pintu utama.

Setelah memasuki pintu masuk objek wisata alam Bukit Gunung Sulah pengunjung dapat langsung menikmati wahana bird watching. Lokasi bird watching ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki dengan jarak lebih kurang 50 meter dari pintu masuk. Setelah pengujung menikmati wahana tersebut tidak jauh dari lokasi ini pengunjung dapat juga melihat


(4)

pemandangan hutan kota yang berada di Hutan Kota Way Halim dan pemandangan Kota Bandar Lampung.

Selain pemandangan dan bird watching, pengunjung dapat melakukan kegiatan perkemahan atau camping di areal yang telah disediakan. Di areal ini pengunjung dapat menikmati segarnya udara dan asrinya pemandangan yang disuguhkan oleh perpaduan tanaman yang mengelilinginya. Jika pengunjung ingin mencapai tingkat terakhir pengunjung dapat mengikuti jalan setapak sepanjang lebih kurang 500 meter dan pengunjung dapat beristirahat di gardu pandang (shelter).

b. Rancangan Wisata Alam Untuk Pendidikan

Rancangan wisata alam pendidikan ditujukan sebagai media pengenalan lingkungan hidup kepada masyarakat melalui pendekatan wisata.

Perbedaan rancangan ini dari rancangan sebelumnya adalah terletak pada panjang jalur wisata yang dibangun. Pada rancangan wisata alam

pendidikan memiliki panjang jalur ± 700 meter dari pintu utama, dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama ± 45 menit. Tujuan dari perbedaan jalur wisata ini dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan bagi golongan anak-anak yang ingin melakukan wisata di Bukit Gunung Sulah. Sehingga perencanaan wisata dikhususkan kepada pengenalan lingkungan hidup pada anak-anak.


(5)

(6)

Pada Gambar 10. Digambarkan mengenai perancangan wisata di Bukit

Gunung Sulah. Pada perancanagan wisata ini memiliki kelerengan yang lebih landai, mengingat jalur ini dikhususkan bagi kebutuhan anak-anak. Objek wisata yang terdapat di jalur ini diantaranya adalah objek bird watching, pengamatan primata, areal pengamatan pemandangan teluk lampung, dan tempat peristirahatan (shelter).