34
Anak autis mungkin sangat tertarik untuk berinteraksi sosial, tetapi gaya sosial interkasinya aneh dan memiliki kapasitas untuk memahami interaksi
sosial orang lain secara terbatas bahkan bisa sama sekali tidak merespon stimulus dari orang lain.
Hambatan sosial pada anak autis akan berubah sesuai dengan perkembangan usia. Biasanya, dengan bertambahnya usia
maka hambatan semakin berkurang.
D. Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Ja’far 2011 berjudul “Meningkatkan Kemandirian Interaksi Sosial dan Komunikasi Anak Autis”,
bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai kemandirian interaksi sosial dan komunikasi anak autis di sekolah luar biasa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kemandirian interaksi sosial anak autis mampu dilatih komunikasinya sehingga akan lebih mendukung anak autis dalam berinteraksi sosial.
Penelitian yang kedua dilakukan Yuli Tri 2008 dengan judul “Pola
Interaksi Sosial Anak Autis di Sekolah Autis”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan memperoleh kesimpulan bahwa interaksi sosial anak
autis dipengaruh antara lain peran orang tua, dimana orang tua adalah orang yang terdekat dengan subjek. Selain itu, guru dan program yang intensif di
sekolah sangat mempengaruhi interaksi sosial anak autis. Bentuk-bentuk interaksinya pun juga bervariasi mulai dari menyendiri, pasif dan aktif tapi
aneh. Kedua penelitian terdahulu dirasa cukup relevan untuk menjadi bahan
rujukan atau referensi dalam penulisan penelitian skripsi karena memiliki
35
beberapa kesamaan dalam pokok bahasan. Kedua penelitian memfokuskan pada interaksi sosial dan komunikasi pada anak autis.
E. Kerangka Berfikir
Anak autis mengalami gangguan komunikasi dan gangguan interaksi sosial. Subjek penelitian adalah anak autis yang sudah mampu berbicara,
kelas II bersekolah di Sekolah Dasar Negeri Bangunrejo 2 yang merupakan sekolah inklusi. Di sekolah inklusi, anak autis tentunya akan berinteraksi
sosial dengan anak normal. Komunikasi yang biasanya digunakan pada sekolah ketika berinteraksi sosial berlangsung adalah komunikasi verbal
dengan didukung komunikasi non verbal. Anak autis tentunya akan mengalami kesulitan saat berkomunikasi dengan orang lain ketika
berinteraksi sosial di sekolah. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan pengumpulan data
dengan mengobservasi subjek selama berada di sekolah dan melakukan wawancara dengan guru kelas, sehingga dapat diperoleh data mengenai
kemampuan komunikasi dalam interkasi sosial anak autis dengan orang-orang yang berada di Sekolah Dasar Negeri Bangunrejo 2.
F. Pertanyaan Penelitian