Pengaruh Pertumbuhan Aset Dan Laba Per Lembar Saham Terhadap Rasio Pembayaran Dividen Pada PT. Metrodata Electronics, Tbk

(1)

(2)

The Impact of Asset Growth and Earning Per Share on Dividend Payout Ratio at PT.Metrodata Electronics, Tbk Period 1997-2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Sayarat Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi

Jenjang Studi Strata I Program Studi Manajemen

Disusun Oleh:

NOVAN WIDIANSYAH

21207053

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

iv

Instrument for analyzing the financial condition and financial performance and prospects of a company's growth in the future are financial ratios.In this research uses the asset growth variable to measure the progress of the company and the two ratios is earnings per share (EPS) is a profitability ratio of dividend payout ratio is als. Earnings per share is a financial ratio that measures how much the ability to generate earnings per share while the dividend payout ratio measures how large the payment to the shareholders of the profits.

This research gowes to know the Impact of asset growth and earning per share are partial on the dividend payout ratio on PT. Metrodata Electronics, Tbk in 1997 until 2011 .

Methods used in this research is a method of descriptive by approach quantitative. Units in the analysis of this research is the financial report of PT. Metrodata Electronics, Tbk period of 1997 until 2011. Testing statistics used in this research is of multiple regression, pearson of the correlation, coefficient of determination either simultaneously or partial, and also used the aid program application SPSS version of statistics 17 for windows.

Test the hypothesis using the t to test a partial with significant level of 5 % . The research indicated that the partially-sighted, asset growth and earnings per share effect on dividend payout ratio. Partially, the growth of the assets to the dividend payout ratio has the effect of 26.25% while earnings per share of the dividend payout ratio has the effect of 8.93%.


(5)

v

Novan Widiansyah, PENGARUH PERTUMBUHAN ASET DAN LABA PER LEMBAR SAHAM TERHADAP RASIO PEMBAYARAN DIVIDEN PADA PT. METRODATA ELECTRONICS, Tbk, Di bawah Bimbingan Linna Ismawati, SE., M.Si:

Alat untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan serta prospek suatu pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang adalah rasio keuangan. Dalam penelitian ini menggunakan variabel pertumbuhan aset untuk mengukur kemajuan perusahaan dan dua rasio yaitu laba per lembar saham (EPS) merupakan rasio profitabilitas juga rasio pembayaran deviden. Laba per lembar saham merupakan rasio keuangan yang mengukur seberapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba sedangkan rasio pembayaran deviden mengukur seberapa besar pembayaran kepada pemegang saham dari jumlah keuntungannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan aset dan laba per lembar saham secara parsial terhadap rasio pembayaran dividen pada PT. Metrodata Electronics, Tbk dari tahun 1997 hingga 2011.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Metrodata Electronics, periode tahun 1997 sampai 2011. Pengujian statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda, korelasi pearson, koefisien determinasi baik secara simultan maupun parsial, dan juga menggunakan bantuan program aplikasi SPSS versi statistics 17 for windows.

Adapun pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t untuk menguji secara parsial dengan tingkat signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial, pertumbuhan aset dan laba per lembar saham berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen. Secara parsial, pertumbuhan aset terhadap rasio pembayaran dividen memiliki pengaruh sebesar 26,25% sedangkan laba per lembar saham terhadap rasio pembayaran deviden memiliki pengaruh sebesar 8,93%.


(6)

vi

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, penulis mengadakan penelitian PT. Metrodata Electronics, Tbk

dengan mengambil judul “Pengaruh Pertumbuhan Aset dan Laba per Lembar Saham Terhadap Rasio Pembayaran Dividen”.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan yang jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan penulis dalam hal ilmu pengetahuan, pengalaman, wawasan serta kemampuan yang penulis miliki. Maka dari itu semua kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan penulis.

Penelitian ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor di Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati. Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung.


(7)

vii

Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Sekaligus selaku dosen wali yang selalu memberikan bimbingan dan dorongan selama Peneliti menempuh pendidikan di Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Dan juga selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan arahan dan selalu menyempatkan waktu untuk membimbing saya, anak bimbingan ibu yang sedikit males. Terimakasih karena ibu selalu bersabar untuk membimbing saya.

4. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan Staf Sekretariat (Teh Hanna dan Teh Maya) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Terima kasih kepada ibu Lina karyawan IDX Bursa Efek Indonesia yang turut membantu dalam memberikan data-data perusahaan, sehingga membantu dalam Penelitian ini.

6. Kepada kedua orangtua yang saya sayangi, mama terima kasih untuk doa-doanya, untuk almarhum bapak yang sudah membuat karakter dalam hidup saya, untuk kakak-kakak saya yang selalu menyemangati saya dalam melakukan penelitian ini. Kalian yang selalu mendoakan saya dan memberikan yang terbaik serta memberikan dorongan dan motivasi baik secara moril maupun materil.

7. Terima kasih kepada bang Supratman dan Riyanto yang selalu menyediakan tempat kosannya untuk beristirahat selama bimbingan dalam penelitian ini.


(8)

viii

(2008) pada umumnya serta MN-2 (2007) pada khususnya juga anak-anak kelas yang tidak bisa disebutkan satu-satu yang telah bersama berjuang dalam mata kuliah ini.

10. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga kebaikannya dapat dibalas oleh Allah SWT.

Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna. Keterbatasan pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman penulis adalah hal yang menjadi kekurangan penulis. Oleh karenanya, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk perbaikan di kemudian hari.

Bandung, Agustus 2012 Penulis

Novan Widiansyah NIM. 21207053


(9)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I - PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8

1.2.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian... 10


(10)

x

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 11

1.5.2 Waktu Penelitian ... 12

BAB II - KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Pertumbuhan Aset... 13

2.1.2 Laba Per Lembar Saham (EPS) ... 15

2.1.3 Kebijakan Dividen ... 18

2.1.3.1 Rasio Pembayaran Dividen (DPR) ... 21

2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 23

2.2 Kerangka Pemikiran ... 27

2.2.1 Hungan Pengaruh Pertumbuhan Aset dengan Rasio Pembayaran Deviden (DPR) ... 31

2.2.2 Hubungan Pengaruh Laba Per Lembar Saham (EPS) dengan Rasio Pembayaran Deviden (DPR) ... 31

2.3 Hipotesis ... 32

BAB III – OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 34


(11)

xi

3.2.1 Desain Penelitian ... 36

3.2.2 Operasional Variabel ... 40

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 42

3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder) ... 42

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 43

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 46

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 46

3.2.5.1.1 Rancangan Analisis Deskriptif ... 46

3.2.5.1.2 Rancangan Analisis Verifikatif ... 48

3.2.5.2 Perancangan Hipotesis ... 54

BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Metrodata Electronics, Tbk .... 57

4.1.1 Sejarah Singkat Persahaan ... 57

4.1.2 Struktur Organisasi PT. Metrodata Electronics, Tbk ... 60

4.1.3 Deskripsi Jabatan PT. Metrodata Electronics, Tbk ... 62

4.1.4 Aktivitas Perusahaan PT. Metrodata Electronics, Tbk ... 69

4.2 Analisis Deskriptif ... 74

4.2.1 Perkembangan Pertumbuhan Aset PT. Metrodata Electronics, Tbk ... 74

4.2.2 Perkembangan Laba Per Lembar Saham (EPS) PT. Metrodata Electronics, Tbk ... 77


(12)

xii

4.2.3 Perkembangan Rasio Pembayaran Deviden (DPR)

PT. Metrodata Electronics, Tbk ... 80 4.3 Analisis Verifikatif ... 84 4.3.1 Pengaruh Pertumbuhan Aset dan EPS Terhadap DPR ... 84

BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 105 5.2 Saran ... 107


(13)

1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Dunia bisnis yang sedang mengalami era globalisasi yang sangat pesat ini menjadi tantangan bagi perusahaan sekaligus peluanga untuk selalu menyesuaikan kebijakan agar perusahaan dapat menjawab tantangan dan peluang tersebut. Kebjikan tersebut salah satunya mengenai kebijakan dividen, kebijakan dividen merupakan satu hal yang amat penting, bukan saja menyangkut kepentingan perusahaan tapi juga menyangkut kepentingan untuk para pemegang saham. Selain itu para pegawai dan masyarakat juga terkait di dalamnya. Ini dapat menunjukan adanya suatu sumberdana yang dapat digunakan untuk berbagai aspek dan tujuan ekononmis sendiri-sendiri. oleh karena itu akan selalu ada tarik menarik agar memperoleh porsi yang lebih besar.

Pertumbuhan adalah seberapa jauh perusahaan dapat menempatkan diri di dalam sistem ekonomi, pada umumnya dimana perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang sangat cepat dapat memperoleh hasil yang positif dalam kata lain pemantapan posisi di era pesaingan globalisasi ini. Menikmati penjualan yang meningkat dan juga menikmati meningkatnya pangsa pasar yang dimana keduanya secara signifikan. Pertumbuhan perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk memenuhi pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Salah satu tanda pertumbuhan perusahaan yaitu pertumbuhaan


(14)

aset, pertumbuhan aset merupakan struktur aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap.

Pertumbuhan perusahaan dapat dinyatakan sebagai pertumbuhan aset dimana total aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang nanti akan datang pada pertumbuhan yang akan datang. Pertumbuhan asset perusahaan dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan dimana perubahan total aktiva merupakan indikator yang baik dalam pengukuran pertumbuhan. Pertumbuhan aktiva adalah perubahan (peningkatan atau penurunan) total aktiva yang dimiliki perusahaan. Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada tahun tertentu dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Yuke dan Hadri (2005) Ratusan bahkan ribuan perusahaan saat ini telah menetapkan suatu perencanaan yang strategis yang secara menyeluruh agar mereka bisa mendapatkan laba yang lebih tinggi. Salah satu tujuanya biasanya dalam bentuk pertumbuhan aset. Tujuan tersebut merupakan salah satu ukuran yang amat penting dalam mencangkup tujuan keuangan suatu perusahaan yaitu dengan pertumbuhan dalam pendapatan, pertumbuhan dalam laba, tingkat pengembalian investasi yang tinggi, dan perbaikan arus kas perusahaan.

Maka dengan pertumbuhan asset yang tinggi akan secara tidak langsung laba perusahaan itu meningkat, salah satunya dapat meningkatkan Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan (Ang, 1997). Menurut

Triptono Darmaji dan Hendy M. Fakhruddin, (2001) EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau


(15)

pemegang saham per saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.

Ini akan menarik seorang investor lain yang berniat melakukan penanaman modalnya pada perusahaan itu. Karena sebelum membuat keputusan untuk menginvestasikan dananya diperusahaan itu investor akan melakukan analisa. Investor harus benar-benar percaya informasi yang diberikan benar sebelum menanamkan dananya, bahwa tidak ada suatu pihak pun yang membuat manipulasi dari suatu informasi tersebut.

Jenis informasi yang penting bagi seorang investor untuk menilai prospek suatu perusahaan yaitu laba per lembar saham (Eanings Per Share) dan dividen per lembar saham (Dividend Per Share) kedua informasi ini amatlah berguna bagi investor atau calon investor dalam melakukan penelitian perusahaan sebab pada umumnya manajemen tidak akan mengambil resiko dengan membayar dividen yang tinggi pada suatu waktu tertentu. Bila menurut estimasi mereka perusahaan tidak mampu mempertahankannya dimasa yang akan datang. Dalam kondisi ketidakpastiaan yang tinggi dividen bisa menjadi proxy yang baik terhadap trend pendapatan (Alexander, et al dalam Noventri Musthikawati, 2010).

Laporan keuangan merupakan sumber yang sangat penting bagi investor atau pemegang saham untuk pengembilan keputusan. Fokus investor atau pemegang saham mengenai kualitas laba dan deviden, dikarenakan laba dan deviden merupakan parameter penilai kinerja perusahaan. Perusahaan dalam mengelola keuangan pasti akan selalu dihadapkan pada tiga masalah yang penting dimana


(16)

ketiga masalah itu saling berkaitan. Ketiga permasalahan tersebut adalah suatu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan yang dimana perusahaan harus menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada para pemegang saham.

Kebijakan dividen adalah merupakan keputusan untuk mengetahui berapa banyak dividen yang harus dibayarkan kepada para pemegang saham. Kebijakan ini berjalan bagaimana perlakuan manajemen terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan yang pada umunya dari penghasilan bersih setelah pajak (EAT) yang akan dibagikan kepada investor dalam bentuk dividen dan sebagian lagi akan diinvestasikan dalam bentuk laba ditahan. Laba yang ditahan merupakan salah satu sumber yang amat penting untuk mebiayai pertumbuhan asset perusahaan, sedangkan deviden merupakan aliran suatu kas yang dibayarkan kepada para investor.

Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa (performance) perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan dividend yang berbeda-beda, karena kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dalam membayar dividen kepada

para pemegang sahamnya, maka perusahaan mungkin tidak dapat

mempertahankan dana yang cukup untuk membiayai pertumbuhannya di masa mendatang. Sebaliknya, maka saham perusahaan menjadi tidak menarik bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mempertimbangkan antara


(17)

besarnya laba yang akan ditahan untuk mengembangkan perusahaan (Nurmala,2006:18).

Kebijakan dividen di perusahaan dapat tergambar pada dividend payout rationya yaitu dimana persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai, artinya pengaruh keputusan investor dapat berdampak pada kondisi keuangan perusahaan tergantung dari besar kecilnya dividend payout ratio. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya dividend payout ratio sesuai dengan harapan pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh (Levy dan Sarnat, dalam Andri Purwanto, 2009).

PT. Metrodata Electronics, Tbk sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang teknologi dan informasi dengan produksi berupa komputer dan produk-produk teknologi lainya, sejak berkiprahnya perusahaan ini telah berkali-kali berubah nama, hingga pada tahun 28 maret 1991 nama perusahaan menjadi PT. Metrodata Electronics, Tbk sampai sekarang. Pada tanggal 14 Februari 1993, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (IDX: MTDL) sebagai salah satu usaha untuk mendapatkan modal kerja dan modal investasi dan juga dalam usaha untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk dapat ikut ambil bagian dalam perkembangan Perseroan.

Saat ini Perseroan merupakan salah satu Perseroan teknologi informasi dan komunikasi terkemuka di Indonesia dan bermitra dengan perusahaan teknologi informasi kelas dunia, di antaranya adalah Adobe, Alcatel-Lucent, Altiris, APC, ASUS, Autodesk, Bank Trade, BigFix, Blue Coat, BMC Software, CheckPoint,


(18)

Cisco Systems, Citrix Systems, DELL, EMC, Emerson Network Power, EPSON, F5, Fujitsu, Huawei, Hitachi Data Systems, Hewlett-Packard, ISS, IBM, Infor Global Solutions, Ironport, JDA Software, K2, Lenovo, Microsoft, mySPSSolution, Netscout, NetApp, Nucleus Software, Oracle, Pearson VUE, Prometric, RSA Security, SAP, Samsung, Salesforce.Com, Strategic Partner Solution, Symantec, Software AG-webMethods, S1 Postilion, Sonny Ericsson, Trend Micro, VMware, dan WebMethods.

PT. Metrodata Electronics Tbk sebagai salah satu perusahaan yang sudah go public berusaha untuk meningkatkan nilai (value) perusahaan dengan cara meningkatkan kegiatan operasionalnya untuk memperoleh keuntungan yang optimal dari pemanfaatan modal, baik itu modal sendiri maupun modal asing (hutang), sehingga perusahaan dapat memberikan dividen yang maksimal kepada investor.

Tabel 1.1

Perkembangan Pertumbuhan Aset, EPS dan DPR

Tahun 1997 – 2011 pada PT. Metrodata Electronics (Perseroan), Tbk Tahun Pertumbuhan

Aset ( % ) EPS (Rp) DPR ( %)

1997 47.19 675 0

1998 -27.73 -137 0

1999 2.97 77 1.30

2000 93.06 68 24.4

2001 34.66 138 20.4

2002 -15.82 -19 0

2003 -0.02 -0.7 0

2004 35.08 6 13.8

2005 7.03 8.07 29.7

2006 11.13 10.2 31.0

2007 56.89 14 29.4


(19)

(Sumber : Laporan Neraca dan Laba dan Rugi PT. Metrodata Electronics, Tbk. Data diolah) Berdasarkan tabel diatas, pada tahun 1998 kita mengetahui bahwa krisis ekonomi terjadi pada negara kita ini mengakibatkan perusahaan mengalami penurunan pertumbuhan aset (26.44%) dan juga mengakibatkan EPS menjadi negative Rp. (137) dan tidak ada diveden yang dibagikan. Namun pada tahun 2002 dan 2003 perusahaan mengalami penurunan lagi dalam memperoleh keuntungan terlihat dalam pertumbuhan asset terjadi penurunan secara negative menjadi (0.13%) dan (0.29%) itu pun terjadi pada keuntung per lembar saham yang mengalami peunurunan pada tahun 2002 menjadi negative (19%), itu terjadi karena 2002 terjadi penurunan dikarena pertumbuhan laba mengalami penurunan perusahaan mengalami kerugian diakibatkan oleh penurunan penjualan perangkat keras lebih terutama disebabkan oleh kerugian kurs sebesar 24.86 miliar yang merupakan dampak menguatnya nilai rupiah terhadap dolar sebesar 14% dari 10.400 per dolar menjadi 8.940 yang terjadi hingga tahun 2003.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menelaah secara lebih mendalam pada PT. Metrodata Electronics, Tbk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh Pertumbuhan aset dan Laba per Lembar Saham terhadap pembayaran dividen perusahaan PT. Metrodata Electronics, Tbk yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul :

“Pengaruh Pertumbuhan Aset Dan Laba per Lembar Saham Terhadap Rasio Pembayaran Dividen Pada PT. Metrodata Electronics, Tbk”.

2009 -17.83 5 6.8

2010 -10.75 14.47 20.3


(20)

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut terjadi penurunan pertumbuhan aset secara lima kali pada perusahaan tersebut namun disebagian tahun perusahaan tetap membayarkan deviden yang mungkin itu dapat dari keuntungan perusahaan. Namun pada tahun 2002 dan 2003 perusahaan mengalami penurunan yang sangat besar dikarenakan kerugian dari penjualan dan penguatan kurs mata uang rupiah yang menyebabkan inflasi sehingga membuat hasil dividen pada perusahaan tidak keluar dan keuntungan per lembar saham menurun.

1.2.2. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu:

1. Bagaimana Perkembangan Pertumbuhan Aset pada PT. Metrodata

Electronics, Tbk.

2. Bagaimana Perkembangan Laba Per Lembar Saham (EPS) pada PT. Metrodata Electronics, Tbk.

3. Bagaimana Perkembangan Rasio Pembayaran Dividen (DPR) pada PT. Metrodata Electronics, Tbk.

4. Seberapa besar pengaruh Pertumbuhan Aset dan Laba Per Lembar Saham (EPS) Secara Parsial terhadap Rasio Pembayaran Dividen (DPR) pada PT. Metrodata Electronics, Tbk.


(21)

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1.Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah agar peneliti dapat memperoleh informasi dan pengetahuan mengenai bagaimana pengaruh Pertumbuhan Aset dan Laba Per Lembar Saham (EPS) terhadap Rasio Pembayaran Dividen (DPR) pada PT. Metrodata Electronics, Tbk.

1.3.2.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Perkembangan Pertumbuhan Aset pada PT. Metrodata Electronics, Tbk.

2. Untuk mengetahui Perkembangan Laba Per Lembar Saham (EPS) pada PT. Metrodata Electronics, Tbk.

3. Untuk mengetahui Perkembangan Rasio Pembayaran Dividen (DPR) pada PT. Metrodata Electronics, Tbk.

4. Untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan Aset dan Laba Per Lembar Saham Secara Parsial terhadap Rasio Pembayaran Dividen (DPR) pada PT. Metrodata Electronics, Tbk.


(22)

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Praktis

1. Bagi Penulis

Mampu menjadi bahan masukan yang memberikan informasi tentang pengaruh Pertumbuhan Aset dan Laba Per Lembar Saham (EPS) terhadap Rasio Pembayaran Dividen (DPR).

2. Bagi Investor

Bagi Investor yang tertarik menanam modalnya di bursa efek, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam mempertimbangkan keputusan investasi.

1.4.2. Kegunaan Akademis

1. Bagi Penulis

Bagi perkembangan ilmu khusus Manajemen Keuangan sebagai reverensi antar keterkaikatan terhadap pengaruh Pertumbuhan Aset dan Laba Per Lembar Saham (EPS) terhadap Rasio Pembayaran Dividen (DPR).

2. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi pedoman dan referensi dalam penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh Pertumbuhan Aset dan Laba Per Lembar Saham (EPS) terhadap Rasio Pembayaran Dividen (DPR).


(23)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian pada PT. Metrodata Electronics Tbk yang beralamatkan di Wisma Metropolitan I 16th Floor Jl. Jend Sudirman Kav 29-31 Jakarta 12920 dan memiliki kantor cabang di kota Bandung yang beralamatkan di Jl. Asia Afrika No.141-149 Bandung, dengan mengambil data-data sekunder yang didapat melalui Bursa Efek Indonesia (Index Stock Exchange) IDX yang beralamat di Jalan Jl. Veteran No. 10, Bandung tlp (022) 421-4349 faks (022) 421-4359 email: pipm.bandung@idx-pipm.net, serta melalui literatur-literatur yang ada.


(24)

1.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dari bulan Maret 2012 sampai dengan bulan Agustus 2012. Secara lebih rinci waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :

Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan

No

Bulan Mar`12 Apr’12 Mei’12 Juni’12 Juli’12 Agust’12

Kegiatan/

Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

a.Penyusunan UP

b.Bimbingan

c.Pendaftaran Seminar UP d.Seminar UP

e.Perbaikan

2 Pengumpulan Data

3 Pengolahan Data

4 Penyusunan Laporan dan Bimbingan 5 Pendaftaran Ujian

Sidang Skripsi 6 Ujian Sidang Skripsi


(25)

13

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1.Kajian Pustaka

2.1.1. Pertumbuhan Aset (Asset Growth)

Aset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar aset diharapkan semakin besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor) terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Robert Ang,1997).

Lukas Setia Atmaja (2008:274) menyatakan bahwa:

“perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada umumnya

tergantung pada modal dari luar perusahaan. Pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah kebutuhan baru relative kecil sehingga dapat dipenuhi dari laba ditahan.”

Menurut Bringham dan Houston (2001:40) menyatakan:

“Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan

modal eksternal. Lebih jauh lagi, biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar dari pada biaya untuk penerbitan surat utang yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak mengandalkan utang. Namun, pada saat yang sama perusahaan yang tumbuh dengan pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginannya untuk menggunakan utang.”


(26)

Dengan kata lain dari dua penjelasan di atas bahwa pertumbuhan perusahaan yang tinggi tergantung pada modal dari luar perusahaan, perusahaan yang tumbuh pesat mempunyai biaya pengembangan untuk penjualan saham lebih besar dari pada biaya untuk penerbitan surat hutang. Namun dengan perusahaan yang tumbuh pesat cenderung untuk mengurangi keinginan untuk menggunakan utang. Pada perusahaan yang pertumbuhannya rendah menggunakan dana dari laba ditahan untuk memenuhi pertumbuhan perusahaan.

Menurut Aries Heru Prestyo (2011:143) menyatakan pertumbuhan perusahaan:

“Variabel pertumbuhan dapat dilihat dari sisi penjualan, asset maupun laba

bersih perusahaan. Meski dapat dilihat dari berbagai sisi, namun ketiganya menggunakan prinsip dasar yang sama di mana pertumbuhan dipahami sebagai kenaikan nilai di suatu periode relative terhadap periode

sebelumnya.”

Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari berbagai sisi namun bagaimana prinsip yang dipakai dalam perusahaan tersebut. Namun dari ketiga prinsip sama artinya yaitu untuk menilai kenaikan di suatu periode relative terhadap periode sebelumnya.

Menurut Aries Heru Prestyo (2011:110) menyatakan pertumbuhan Aset:

“Pertumbuhan perusahaan selalu identik dengan aset perusahaan (baik asset fisik seperti tanah, bangunan, gedung sertaaset keuangan seperti kas, piutang dan lain sebgaianya). Paradaigma asset sebagai indikator pertumbuhan perusahaan merupakan hal yang lazim digunakan. Nilai total asset dalam neraca menentukan kekayaan perusahaan.”

Asset growth menunjukkan bahwa dimana merupakan aktiva yang digunakan untuk aktiva operasional perusahaan. Dimana Manajer dalam bisnis perusahaan dengan memperhatikan pertumbuhan amat lebih menyukai untuk


(27)

melakukan investasi pada pendapatan setelah pajak dan mengharapkan kinerja yang lebih baik dalam pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan.

(Aries Heru Prestyo, 2011:110)

2.1.2. Laba Per Lembar Saham (Earnings Per Share)

Menurut Robbert Angg (1997), EPS merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada suatu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan. Di dalam perhitungan EPS, terdapat dua jenis EPS, yaitu :

1. EPS Historis

EPS yang dihitung berdasarkan kinerja perusahaan pada tahun buku yang telah lampau. EPS historis merupakan nilai yang telah terjadi pada masa lampau.

2. EPS Proyektif

EPS yang diperkirakan akan terjadi dengan asumsi sesuai dengan proyeksi kinerja emiten.

Menurut Lukman Syamsuddin (2004:136) menjelaskan Earning Per Share (EPS) :

“Pada umumnya para pemegang saham tertarik dengan Earning Per Share (EPS) yang besar karena hal tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan.”

Dengan ada keuntungan yang besar dalam perusahaan menjadikan Earings Per Share mengalami kenaikan juga itu membuat para investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut agar investor mendapatkan


(28)

keuntungan yang besar dikemudian hari. Earnings Per Share merupakan salah satu tolak ukur para investor untuk menilai keberhasilan perusahaan karena itu adalah salah satu indikator utama penarik investor untuk menanamkan modalnya.

Menurut Alwi (2003:77) Earning Per Share merupakan:

Menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Semakin besar nilai Earning Per Share, semakin besar keuntungan/return

yang diterima pemegang saham.”

Menurut Darmaji (2001:139) Earning Per Share merupakan :

“Rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang

diperoleh investor atau pemegang saham per lembar.” Suad Husnan (2001:317) mengatakan :

“bahwa jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham yang akan diperoleh investor juga akan semakin tinggi. Jika nilai Earning Per Share naik maka harga saham mengalami kenaikan, return sahamnya juga mengalami kenaikan.”

Dengan kata lain bahwam laba perusahaan meningkat maka Earnings Per Share pun akan meningkat. Ini akan mengikat ketertarikan investor akan melihat laba per lembar saham sebelum mereka menanamkan modalnya. Laba per lembar saham merupakan tolak ukur untuk tingkat pengembalian saham yang membuat keuntungan para investor dapat meningkat.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:306), memaparkan bahwa:

“Laba Per Saham (Earnings Per Share) adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba”.

Menurut Triptono Darmaji dan Hendy M. Fakhruddin, (2001:139) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Earning Per Share (EPS) adalah


(29)

“rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham.”

Menurut Zaki Baridwan (2003:448) menjelaskan mengenai laba per lembar saham (Earning Per Share) yakni “Pendapatan per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar.”

Maka dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laba per lembar saham (Earning Per Share) adalah Rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. Laba per lembar saham (Earning Per Share) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (Earning Per Share) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.

Menurt Eduardus Tandelilin (2010:374) menjelaskan “Earnings Per Share (EPS) menujukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.”

Secara matematis rumus earnings per share (EPS) ini dapat dirumuskan sebagai berikut :


(30)

2.1.3. Kebijakan Dividen

Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) yang ditahan untuk cadangan perusahaan. Dividen ini adalah hak pemegang saham (common stock) untuk mendapatkan bagian dari laba perusahaan. Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang besar maka ada kemungkinan pemegang saham juga akan menikmati keuntungan yang mesar pula dalam bentuk dividen.

Kebijakan dividen menurut Bambang Riyanto (2001:265) menyatakan bahwa:

“Kebijakan dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan

pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan”.

Pengertian kebijakan dividen menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti(2002:333) menyatakan bahwa :

“Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menyangkut tentang masalah

penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham, pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan

kembali”.

Menurut Lukas (2008:285-288) ada lima teori untuk menentukan kebijakan dividen yaitu:

1. Dividen Tidak Relevan

Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM,


(31)

dividen adalah tidak relevan. Pernyataan MM ini didasarkan pada

beberapa asumsi penting yang “lemah” seperti :

a. Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional

b. Tidak ada biaya emisi saham jika perusahaan menerbitkan saham baru c. Tidak ada pajak

d. Kebijakan investasi 2. Bird in the hand Theory

Gordon dan Linther menyatakan bahwa biaya modal sendiri (Ks)

perusahaan akan naik jika DPR rendah karena investor lebih suka menerima dividen daripada capital gains. Modigliani dan Miller

menganggap argumen Gordon dan Lintner ini merupakan suatu

kesalahan (MM menggunakan istilah “The Bird in the hand Fallacy”. Menurut MM, pada akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko yang hampir sama.

3. Teori Perbedaan Pajak

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividend an capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak.

4. Teori “Signaling Hypothesis

Seperti teori dividen yang lain, teori “Signaling Hypothesis” ini juga sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan dividen


(32)

mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek “sinyal” atau disebabkan karena efek

“sinyal” dan preferensi terhadap dividen.

5. Teori “Clientele Effect

Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Bukti empiris menunjukan bahwa efek dari

“Clientele” ini ada. Efek ini hanya mengatakan bahwa bagi sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih menguntungkan mereka.

Dividen biasanya dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Menurut Zaki Baridwan (2004:434) menyatakan bahwa dividen yang dibagi oleh perusahaan bisa mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut :

1. Dividen Kas

Dividen yang paling umum digunakan oleh perusahaan adalah dalam bentuk kas. Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tarif per lembar dikalikan dengan jumlah lembar yang dimiliki. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.


(33)

2. Dividen Aktiva Selain Kas

Dividen yang dibagikan tidak selalu dalam bentuk uang tunai tetapi dapat juga berupa aktiva surat-surat berharga atau saham perusahaan, barang-barang hasil produksi perusahaan yang membagi dividen tersebut, atau aktiva-aktiva lain. 3. Dividen Utang

Dividen utang timbul apabila saldo laba tidak dibagi mencukupi untuk pembagian dividen, sedangkan saldo kas yang ada tidak cukup. Sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan dividen utang yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang. Dividen utang ini bisa dikenai bunga bisa juga tidak.

4. Dividen Likuidasi

Adalah dividen yang dibagikan sebagian merupakan pembagian laba dan sebagian lagi merupakan pengembalian modal. Perusahaan yang membagikan dividen likuidasi biasanya adalah perusahaan-perusahaan yang akan menghentikan usahanya misalnya dalam bentuk joint venture. Karena usaha perusahaan akan diberhentikan maka tidak perlu memperbesar modal.

2.1.3.1. Rasio Pembayaran Dividen (Deviden Payout Ratio)

Setiap perusahaan ingin selalu adanya pertumbuhan dalam perusahaan, namun disatu keputusan perusahaan harus membagikan dividen kepada para pemegang saham. Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan pendaaan dari sebuah perusahaan. rasio pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah pembayaran dividen jumlah laba yang


(34)

dialokasikan untuk pembayaran dividen. Dengan laba yang ditahan sedikit agar pembayaran dividen lebih banyak dapat mengakibatkan menghambatnya pertumbuhan perusahaan dalam pendapatan dan harga sahamnya.

Pengertian rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menurut

Agus Sartono (2001:491) menyatakan bahwa :

“ Rasio pembayaran dividen adalah persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam

bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham”.

Sedangkan menurut Riyanto (1993:201) menyatakan bahwa “Persentase

dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut dividend payout ratio.”

Lukas (2008:285) menjelaskan bahwa persentase dividen yang dibagikan dari laba setelah pajak disebut “Dividen Payout Ratio”.

Adapun rumus dari Dividen Payout Ratio (DPR) adalah sebagai berikut:

(Lukas , 2008:285)

Jika dividend payout ratio berkurang dapat menggambarkan laba perusahaan yang makin berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini akan menyebabkan preferensi investor akan suatu saham berkurang karena investor memiliki preferensi yang sangat kuat atas dividen. Sehingga perusahaan akan selalu berupaya untuk mempertahankan dividend payout ratio meskipun terjadi


(35)

penurunan jumlah laba yang diperolehnya. Walaupun pada kenyataan yang terjadi tidak selalu demikian, turunnya rasio DPR belum tentu keuntungan perusahaan juga menurun, tetapi tidak dibagikan dalam bentuk dividen, melainkan menjadi laba ditahan oleh perusahaan. Namun demikian, rasio DPR tetap menjadi sinyal bagi investor yang mengharapkan keuntungan dalam bentuk dividen.

2.1.4.Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut ini beberapa hasil penelitian tentang Analisis pengaruh profitabilitas dan likuidtas terhadap laba yang dijadikan sebagai referensi peneliti, yaitu :

1. Penelitian Eko Wahyudi & Baidori (2008)

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1) secara simultanvariabel insider ownership, collateralizable assets, growth in net assets, dan likuiditas (quick ratio) berpengaruh signifkan terhadap kebijakan dividen; (2) secara parsial variabel insider ownership berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen; dan (3) secara parsial variabel collateralizable assets, growth in net assets,dan likuiditas berpengamh signifikan terhadap kebiake dividen

2. Tita Deitiana (2009)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan debt equity ratio terhadap deviden payout ratio, terdapat pengaruh signifikan earnings per share terhadap dividen payout ratio, terdapat pengaruh signifikan Price Earnings Ratio terhadap Dividen Payout Ratio, tidak terdapat


(36)

pengaruh signifikan Retrun on Investement terhadap Dividen Payout Ratio, tidak terdapat pengaruh yang signifikan Current Ratio terhadap Dividen Payout Ratio,

3. Sumiadji (2011)

Penelitian ini meneliti hubungan antara variable Return On Asset, current Ratio, Debt Equity Ratio, Earnings Per Share, Total Asset Turn over, terhadap kebijikan dividen menyatakan bahwa ROA, CR, DER, EPS, DAN TATO berpengaruh terhadap DPR. Secara pasrisal variable yang mempengaruhi DPR adalah CR, EPS, dan TATO. Variable lainya yaitu ROA dan DER tidak berpengaruh.

4. Nurmala (2006)

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengatasi kebijakan dividen dan pengaruhnya pada perusahaan otomotif. Populasi penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama lima tahun berturut-turut (tahun 1996-2000) yang mengumumkan Earning Per Share, Dividen per Share, dan Closing Price. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa tingginya harga saham tidak mempengaruhi kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan otomotif tersebut karena harga saham bukan satu-satunya factor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen

5. S. Franklin John & K. muthusamy (2010)

Penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara variable Growth In Sales, Earnings Per Share Price Earnings Ratio, Market Value To Book Value Ratio, Cash Flow, Leverage, Liquidty, dan Return On Asset terhadap Dividen


(37)

Payout Ratio. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan negative dari variable Growth In Sales, Earnings Per Share, Market Value To Book Value Ratio, Leverage, Liquidty, dan Return On Asset terhadap Dividen Payout Ratio

6. Yordying Thanatawee (2011)

Penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara variable Retained earning to book value of equity, free cash flow, return on asset firm siza, asset growth, dan leverage terhadap Dividen Payout Ratio. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan semua variable memiliki hubngan terhadap Dividen Payout Ratio

7. M. Krishnaa Moorthi & Dr. M. Ramesh (2011)

Penelitian ini menggunakan variable EPS, DPS dan DPR menujukan hasil penelitian bahwa ada pengaruh positif dari EPS terhadap DPR

8. Seyed Jalal Sadeghi Sharif, S. Mahdi & B. Hojjat (2010)

Dengan menggunakan variable owner structure, Earnings per share, growth sales, firm size, menunjukkan hasil penelitian bahwa Earnings Per share berpengaruh positif signifikan terhadap DPR sementara variabel lainnya berpengaruh negative terhadap DPR.

Berdasarkan dengan variable yang diambil dalam penelitian jika dibandingkan dengan penilitian terdahulu terdapat persamaan dan perbedaan sebagai berikut:


(38)

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti & Judul Persamaan Perbedaaan

Pengaruh Insider Ownership, Collateralizable assets, Growth In Net Asset, & Likuiditas terhadapat Kebijakan Dividen. (Eko wahyudi & Baidori 2009)

Meneliti Variabel tentang Growth asset & Dividen

Penelitian ini tidak

membahas tentang

Earning Per Share hanaya memebahas Growth asset & Dividen

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas (Tita Deitiana 2009)

Meneliti variable EPS dan DPR

Tidak ada penelitian tentang pertumbuhan aset

Analisis Variabel Keuangan Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen.

(Sumiadji 2011).

Menelitian tentang EPS dan Dividend Payout Ratio

Tidak ada Variabel

pertumbuhan Aset

Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham Perusahaan-perusahaan

Otomotif di Bursa Efek Jakarta (Nurmala 2006)

Terdapat variable EPS dan Dividen

Tidak adanya Variabel pertumbuhan aset

Leverage, Growth And Profitability as Determination of Dividend Payout Ratio-Evidence from Indian Paper

Industry”.

(S. Franklin & K. Muthusamy 2010).

Variabel yang diteliti tentang Earings Per Share dan Dividen Payout Ratio

Tidak ada penelitian

tentang pertumbuhan

asset.

Life-Cycle Theory And Free Cash Flow Hypothesis:

Evidence From Dividen Policy

In Thailand”

(Yordying Thanatawee 2011).

Terdapat variable Growth Asset dan Dividend Payout Ratio

Tidak ada penelitian

membahas tentang


(39)

An Emperial Analysis of Corporate Dividen Performance in Select

Pharmaceutical companies in india

( M. Krishnaa Moorthi & Dr. M. Ramesh 2011)

Meneliti Variabel tentang EPS dan DPR

Penelitian ini tidak membahas tentang Growth Asset

“Ownership Structure Of

Iranian Evidence And Payout

Ratio”.

Seyed Jalal Sadeghi Sharif, S. Mahdi & B. Hojjat (2010).

Variabel yang diteliti tentang Earings Per Share dan Dividen Payout Ratio

Penelitian ini tidak

membahas tentang Growth Asset

2.2.Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan deviden kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selalu bertentangan. Sebab kalau makin tinggi tingkat deviden yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam pendapatan dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran deviden adalah semakin kecil. Persentase dari pendapatan yang akan di bayarkan kepada pemegang saham sebagai cash devidend disebut devidend payout ratio. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin tingginya devidend payout ratio yang ditetapkan oleh perusahaan berarti makin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan yang ini berarti akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto 2001:266).

Menurut Aries Heru Prestyo (2011:110) menyatakan Pertumbuhan perusahaan selalu identik dengan asset perusahaan (baik asset fisik seperti tanah,


(40)

bangunan, gedung sertaaset keuangan seperti kas, piutang dan lain sebgaianya). Paradaigma asset sebagai indikator pertumbuhan perusahaan merupakan hal yang lazim digunakan. Nilai total asset dalam neraca menentukan kekayaan perusahaan. Aset adalah aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar aset maka diharapkan semakin besar pula hasil operasional yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditur) terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin lebih besar dari modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditur atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahan (Ang, 1997).

Riyanto (2001:267) makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatanya daripada dibayarkan sebagai deviden dengan mengingat batasanbatasan biayanya. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainya, maka keadaanya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan devidend payout ratio yang tinggi.

Menurut Hanafi (2004:375) perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar deviden atau meningkatkan deviden.


(41)

Hal yang sebaliknya akan terjadi jika jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran deviden adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan deviden, dan sekaligus juga membuat senang pemegang saham.

Menurut Robbert Angg (1997), EPS merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada suatu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan. Di dalam perhitungan EPS, terdapat dua jenis EPS, yaitu :

1. EPS Historis

EPS yang dihitung berdasarkan kinerja perusahaan pada tahun buku yang telah lampau. EPS historis merupakan nilai yang telah terjadi pada masa lampau. 2. EPS Proyektif

EPS yang diperkirakan akan terjadi dengan asumsi sesuai dengan proyeksi kinerja emiten.

Menurt Eduardus Tandelilin (2010:374) menjelaskan “Earnings Per Share (EPS) menujukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.”

Faktor profitabilitas juga berpengaruh terhadap kebijakan deviden karena deviden adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu deviden akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu deviden yang diambilkan dari keuntungan bersih akan


(42)

mempengaruhi devidend payout ratio. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai deviden (Sudarsi 2002:79).

Lukas (2008:285) menjelaskan bahwa persentase dividen yang dibagikan dari laba setelah pajak disebut “Dividen Payout Ratio”. Jika dividend payout ratio berkurang dapat menggambarkan laba perusahaan yang makin berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini akan menyebabkan preferensi

Pengertian kebijakan dividen menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2002:333) menyatakan bahwa Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham, pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali.

Bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan akan naik apabila pembagian dividen dikurangi, karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dividen daripada kenaikan nilai modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan. Bahwa investor merasa sama saja apakah menerima dividen saat ini atau menerima capital gain di masa yang akan datang. Dengan kata lain, tingkat keuntungan yang disyaratkan tidak dipengaruhi oleh dividend payout ratio.Oleh karena dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividen payout ratio. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen . Semakin besar keuntungan yang


(43)

diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

2.2.1 Hubungan Pertumbuhan Aset dengan Rasio Pembayaran Deviden (DPR)

Menurut Bambang Riyanto (2001:267) makin cepat tingkat pertumbuhan

suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatanya dari pada dibayarkan sebagai deviden dengan mengingat batasanbatasan biayanya. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan

sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established, dimana kebutuhan

dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainya, maka keadaanya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian

perusahaan dapat menetapkan devidend payout ratio yang tinggi.

2.2.2 Hubungan Laba Per Lembar Saham (EPS) dengan Rasio Pembayaran Deviden (DPR)

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:364) dalam melakukan analisis perusahaan, investor harus mendasarakan kerangka pikirnya pada komponen utama dalam analisis fundamental, yaitu: earning per share perusahaan (EPS) dan price earnings ratio (PER) perusahaan. alasan yang mendasari dua komponen tersebut, pada dasarnya kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengistimasi nilai intrinsik suatu saham. Dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning. Adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahaan harga saham.


(44)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.3. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang perlu dilakukan pembuktian dalam sebuah penelitian (Umi Narimawati,2010:41)

Berdasarkan uraian di atas maka penulis dapat menarik hipotesis yang dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran dalam penelitian dan pengujian yang akan dilakukan. Hipotesis penulis adalah sebagai berikut :

1. Terjadi fluktuasi pertumbuhan tset pada perusahaan PT. Metrodata Electronics, Tbk pada periode 1997-2011.

2. Terjadi fluktuasi laba per lembar saham pada perusahaan PT. Metrodata Electronics, Tbk pada periode 1997-2011.

3. Terjadi fluktuasi rasio pembayaran deviden pada perusahaan PT. Metrodata Electronics, Tbk pada periode 1997-2011.

Earnings Per Share

Pendapatan bersih setelah bunga dan pajak

Jumlah saham yang beredar

(Eduardus Tandelilin, 2010:374)

Pertumbuhan Aset

Total Aset tahun t

Total Aset tahun t-1

(Aries Heru Prestyo, 2011:110)

Dividen Payout Ratio

Laba setelah pajak Dividen yang dibagi

(Lukas, 2008:285)

Tandelilin (2010:364) Bambang Riyanto (2001:241)


(45)

4. Terdapat pengaruh antara pertumbuhan aset terhadap rasio pembayaran deviden pada perusahaan PT. Metrodata Electronics, Tbk pada periode 1997-2011.

5. Terdapat pengaruh antara laba per lembar saham terhadap rasio pembayaran deviden pada perusahaan PT. Metrodata Electronics, Tbk pada periode 1997-2011.


(46)

34

3.1. Objek Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian terlebih dahulu perlu ditentukan objek penelitian. Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sumber topik untuk penelitian dalam rangka menyusun suatu laporan.

Sedangkan Menurut Husein Umar (2005:303) dalam Umi Narimawati (2010:29) mengatakan bahwa “Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.”

Sedangkan menurut Sugiyono (2004:13) menjelaskan pengertian “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu).”

Berdasarkan pengertian diatas maka objek dari penelitian ini adalah Pertumbuhan Aset sebagai variabel X1 (bebas), Laba per lembar saham (EPS)

sebagai X2 (bebas) dan Rasio Pembayaran Dividen (DPR) sebagai variabel Y

(terikat).

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian dan merupakan dasar penyusunan rancangan penelitian serta merupakan penjabaran dari metode ilmiah secara umum.


(47)

Pengertian metode penelitan menurut Sugiyono(2007:4) adalah sebagai berikut : Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memcahkan dan mengantisipasi masalah. Adapun metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif (kualitatif) dan penelitian verifikatif (kuantitatif) yang dijelaskan melalui pengumpulan data di lapangan.

Penelitian Deskriptif menurut Umi Narimawati (2007:61) adalah

“Menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian melalui mengungkapkan berupa narasi, grafik maupun gambar.”

Sedangkan pendekatan Kualitatif menurut Sugiyono (2008: 14) adalah sebagai berikut:

Merupakan metode análisis yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagi instrumen kunci. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian (1) mengenai Pertumbuhan Aset, (2) mengenai Laba Per Lembar (EPS) Saham dan (3) mengetahui Rasio Pembayaran Dividen (DPR).

Adapun Penelitian Verifikatif menurut Umi Narimawati (2007:61) adalah


(48)

Sedangkan pendekatan kuantitatif menurut Sujoko Efferin (2004:34)

adalah:

Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dalam angka (Quantitative), dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika dan atau permodelan sistematis.

Metode penelitian verifikatif dengan pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan Aset dan Laba Per Lembar Saham (EPS) secara parsial dan simultan terhadap Rasio Pembayaran Dividen (DPR).

Dari penjelasan metode-metode diatas kesimpulannya adalah metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif dan metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, metode tersebut bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diteliti dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis.

3.2.1. Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian, perlu dibuat desain penelitian yang bertujuan agar data dan informasi yang diperoleh lengkap dan akurat. Selain itu dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis sesuai dengan yang diharapkan penulis.


(49)

Desain penelitian menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249) adalah sebagai berikut “Desain penelitian adalah rancangan utama penelitian yang menyatakan metode-metode dan prosedur-prosedur yang

digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”

Sedangkan menurut Moh. Nazir (2005:84) adalah “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Dari pengertian - pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan proses keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam pelaksanaan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan cara pemilihan, pengumpulan, dan analisis data. Oleh sebab itu, membuat desain penelitian sangat penting agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

X1

Pertumbuhan Aset

Y

Rasio Pembayaran Dividen X2


(50)

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa desain penelitian merupakan suatu cara bagi penulis untuk dapat melakukan penelitian secara baik dan sistematis. Adapun desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan judul dan fenomena

2. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Aset, Laba Per Lembar Saham (EPS) dan Rasio Pembayaran Dividen (DPR) melalui hipotesis yang peneliti ambil.

3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independen), yaitu Pertumbuhan Aset sebagai variabel “X1“, Laba Per Lembar

Saham (EPS) sebagai variabel “X2” dan variabel terikat (dependen) yaitu Rasio

Pembayaran Dividen (DPR) sebagai variabel “Y“. Ketiga variabel tersebut akan diuraikan secara khusus mulai dari indikator, skala pengukuran, dan instrumen penelitiannya.

4. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif

5. Melakukan pengumpulan data, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah Dokumentasi (Filing)

6. Melihat dan menganalisis data-data Pertumbuhan Aset, Laba Per Lembar Saham (EPS) dan Rasio Pembayaran Dividen (DPR) pada PT. Metrodata Electronics Tbk.


(51)

7. Melakukan pembahasan terhadap identifikasi masalah melalui data dan informasi yang diperoleh dari perusahaan, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif

8. Metode deskriptif (kualitatif) dengan cara memberikan gambaran tentang perkembangan Pertumbuhan Aset, Laba Per Lembar Saham (EPS) dan Rasio Pembayaran Dividen (DPR) pada PT. Metrodata Electronics Tbk.

9. Metode verifikatif (kuantitatif) dengan cara melakukan pengujian statistik melalui perhitungan-perhitungan sebagai berikut :

a) Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara Pertumbuhan Aset, Laba Per Lembar Saham (EPS) terhadap Rasio Pembayaran Dividen (DPR) pada PT. Metrodata Electronics Tbk.

b) Uji Korelasi (Pearson) digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh Pertumbuhan Aset, Laba Per Lembar Saham (EPS) terhadap Rasio Pembayaran Dividen (DPR) pada PT. Metrodata Electronics Tbk. c) Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh

pengaruh Pertumbuhan Aset, Laba Per Lembar Saham (EPS) terhadap Rasio Pembayaran Dividen (DPR) pada PT. Metrodata Electronics Tbk. 10. Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh penyelesaian dan jawaban

atas identifikasi masalah dalam penelitian. Dan kemudian melakukan pelaporan hasil penelitian.


(52)

3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga variabel yaitu Pertumbuhan Aset dan Laba per Lembar Saham (EPS) sebagai variabel independen (bebas) dan Rasio Pembayaran Dividen (DPR) sebagai variabel dependen (terikat).

Operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro dalam Umi Narimawati (2010:31) adalah sebagai berikut:

“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.”

Operasional variabel ini diperlukan agar peneliti dapat menentukan jenis, indikator serta skala dari variabel – variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh Pertumbuhan Aset dan Laba Per Lembar Saham (EPS) terhadap Rasio Pembayaran Dividen (DPR).

Adapun variable – variable dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen (X1)

Yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan terhadap variabel lain dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti , maka yang menjadi variabel independen pertama dalam penelitian ini adalah


(53)

2. Variabel Independen (X2)

Yaitu variabel yang ikut mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan terhadap variabel lain dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel independen kedua dalam penelitian ini adalah

Laba Per Lembar Saham (EPS).” 3. Variabel Dependen (Y)

Yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel lain, dalam kaitannya dengan masalah yang akan diteliti, maka yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah Rasio Pembayaran Dividen (DPR)”.

Tabel 3.1

Opersionalisasi Variabel Penelitian

variabel konsep variable Indikator ukuran Skala

Pertumbuhan Aset (X1)

Pertumbuhan Aset dihitung sebagai persentasi perubahan asset pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya.

Aries Heru Prestyo , (2011:110)

 Total Aset Tahun t  Total Aset Tahun t-1 Rumus :

Ket:

t = total aset tahun t t-1 = total aset tahun tahun t-1

% Rasio

EPS (X2)

Earnings Per Share adalah menujukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan

Eduardus Tandelilin, (2010:374)

 Pendapatan bersih setelah bunga dan pajak  Jumlah Saham yang beredar

Rumus :


(54)

3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data Data

Ada 2 sumber data yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diambil secara langsung, data ini diperoleh melalui kegiatan observasi yaitu pengamatan langsung diperusahaan yang menjadi objek penelitian dan mengadakan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan serta penyebaran kuesioner.

Sedangkan Data Sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung yang merupakan data yang telah diolah perusahaan, yaitu berbagai referensi buku, makalah, materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data baik yang akan diteliti oleh penulis.

Jenis data yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan PT. Metrodata Electronics, Tbk. Data penelitian ini merupakan deret waktu (time series) selama kurun waktu tahun 1997 sampai dengan tahun 2011 yang diperoleh dari pihak kedua atau tangan kedua.

Menurut Andi Supangat (2007:2) pengertian data sekunder merupakan:

Data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapatkan informasi (keterangan) dari objek yang diteliti, biasanya data tersebut diperoleh dari

DPR (Y)

Dividen Payout Ratio adalah Persentase dividen yang dibagikan dari laba setelah pajak. Lukas Setia Atmaja (2008:285).

Dividen yang dibagikan Laba Setelah Pajak


(55)

tangan kedua baik dari objek secara individual (responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian baru para pengguna.

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan arsip dan catatan-catatan perusahaan yang ada. Data yang dibutuhkan terdiri dari data sekunder. Data mengenai laporan keuangan pada periode tahun 1997-2011 pada PT. Metrodata Electronics (Persero), tbk.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Pada umumnya populasi sering diartikan sekumpulan data atau objek yang ditentukan melalui kriteria tertentu, biasanya mengidentifikasi suatu fenomena.

Menurut Andi Supangat (2007:3) menyatakan bahwa populasi adalah

“Populasi yaitu sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian

(penelaahan) dengan ciri mempunyai karakteristik yang sama.”

Sedangkan pengertian populasi menurut Sugiyono (2007:72) mengartikan populasi sebagai berikut “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

Maka dapat disimpulkan dari kedua pengertian diatas, populasi adalah sekumpulan data atau objek yang akan diteliti untuk mengidentifikasi suatu masalah. Populasi yang digunakan peneliti adalah laporan keuangan PT. Metrodata Electronics, Tbk sejak go publik pada tahun 1993 sampai saat ini.


(56)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:73) mengemukakan pengertian sampel adalah sebagai berikut ”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut.”

Sedangkan menurut Andi Supangat (2007:4) sampel adalah “Bagian dari populasi (contoh), untuk dijadikan sebagai bahan penelaahan dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat mewakili (refresentative)

terhadap populasinya.”

Metode penentuan sampel adalah cara pengumpulan data yang hanya mengambil sebagian elemen populasi atau karakteristik yang ada dalam populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut . (Sugiyono 2009: 73)

Metode yang digunakan untuk menentukan sampel oleh peneliti adalah dengan Pendekatan Slovin. Rumus perhitungan besaran sampel menurut Slovin

(Umi Narimawati, 2010 : 38) adalah sebagai berikut :

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang dicari N = Jumlah populasi

e = Tingkat ketepatan (presisi) (10% atau 0.1)

Dengan Mengunakan rumus diatas, maka ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut :


(57)

Jadi, dapat diketahui jumlah populasi dari 19 tahun laporan keuangan dengan tingkat presisi 10% adalah sebanyak 15 tahun sampel laporan keuangan.

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah berupa laporan keuangan neraca, laporan keuangan laba rugi, laporan keuangan arus kas dan laporan perubahan harga saham dari PT. Metrodata Electronics, Tbk selama 15 tahun (1997-2011). Data sampel diambil selama 15 tahun terakhir sudah mewakili kondisi kinerja perusahaan dan menunjukkan bahwa data sampel tersebut berkaitan dengan masalah fenomena yang diteliti sesuai dengan judul, yaitu Pengaruh Pertumbuhan Aset dan Laba Per lembar Saham terhadap Rasio Pembayaran Dividen Pada PT. Metrodata Electronics, Tbk.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut :

1. Studi Pustaka (Library Research)

Yaitu mempelajari berbagai literatur yang berhubungan dengan objek penelitian yang akan dibahas guna mendapatkan landasan teori dan sebagai dasar melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku di perpustakaan dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Selain itu peneliti melakukan Browsing, yaitu pengumpulan data atau informasi dengan mengamati lewat internet untuk mengetahui objek penelitian.


(58)

2. Dokumentasi

Yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang ada di perusahaan yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, seperti dokumen mengenai sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan sebagainya yang menunjang penelitian. Dokumen yang dimaksud adalah laporan keuangan PT. Metrodata Electronics, Tbk.

3.2.5. Rancangan Analisis Dan Hipotesis 3.2.5.1.Rancangan Analisis

Rancangan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan metode analisis verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

3.2.5.1.1. Rancangan Analisis Deskriptif/Kualitatif

Peneliti menganalisa data dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:29)

sebagai berikut “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan

untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Menurut Sugiyono (2010:14) pengertian analisis kualitatif adalah :

Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan dan membuat laporan penelitian secara mendetail.


(59)

Dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan oleh peneliti untuk menjawab rumusan masalah pada variabel X1, Variabel X2 dan Variabel Y yaitu

bagaimana Pertumbuhan Aset, Laba Per Lembar Saham (EPS) dan Rasio Pembayaran Dividen (DPR).

Untuk mengukur Pertumbuhan Aset, Laba Per Lembar Saham (EPS) dan Rasio Pembayaran Dividen (DPR) digunakan rumus-rumus sebagai berikut :

1. Rumus Pertumbuhan Aset

(Aries Heru Prestyo , 2011:110)

2. Rumus Laba Per Lembar Saham (EPS)

(Eduardus Tandelilin, 2001:242)

3. Rumus Rasio Pembayaran Dividen (DPR)

(Lukas, 2008:285)

Sedangkan untuk menghitung rumus perkembangan dari Pertumbuhan Aset, Laba Per Lembar Saham (EPS) dan Rasio PEmbayaran Dividen (EPS) adalah sebagai berikut :

Hasil - hasil dari rumus tersebut nantinya akan dimasukan pada sebuah table perhitungan, sehingga kita bisa melihat bagaimana perkembangan


(60)

Y = a + b1X1 + b2X2

Pertumbuhan Aset, Laba Per lembar Saham (EPS) dan Rasio Pembayaran Dividen (DPR) pada PT. Metrodata Electronics Tbk dari periode tahun 1997 sampai dengan tahun 2011.

3.2.5.1.2. Rancangan Analisis Verifikatif

Metode penelitian verifikatif ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan Aset dan Laba Per Lembar Saham (EPS) baik secara simultan maupun parsial terhadap Rasio Pembayaran Dividen (DPR).

Adapun langkah-langkah dalam pengujian statistik yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Sugiyono (2006:149) “Analisis regresi digunakan untuk

melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai

variabel independen dinaikan atau diturunkun nilainya.”

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Menurut Usman (2003:241) bahwa ;

Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua variabel independen atau lebih terhadap satu variabel dependen atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah

variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y).”

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan Aset dan Laba Per Lembar Saham (EPS) secara parsial dan simultan terhadap Rasio Pembayaran Dividen (DPR).


(61)

Untuk mencari nilai “a“ dan “b“ maka digunakan rumus persamaan

sebagai berikut :

Sebelum rumus-rumus diatas digunakan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan- perhitungan sebagai berikut :

1.

2.

3.

4.

5. 6.

7.

8.

b1 = ( ΣX2² ) ( ΣX1Y ) - ( ΣX1X2 ) ( ΣX1Y ) ( ΣX1² ) ( ΣX2² ) - X1X2) ²

b2 = ( ΣX1² ) ( ΣX1Y ) - ( ΣX1X2 ) ( ΣX2Y ) ( ΣX1² ) ( ΣX2² ) - X1X2) ²


(62)

2. Analisis Korelasi (Pearson)

Seberapa besar pengaruh antara variabel X1 dan X2 dan variabel Y dalam

penelitian ini, dibuktikan dengan menggunakan analisis Korelasi (Pearson). Karena dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian skala pengukuran rasio. Analisis korelasi merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui arah dan kuatnya hubungan antar variabel. Arah dinyatakan dalam positif atau negatif, sedangkan kuat atau lemahnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat dinyatakan -1 ≤ R ≥ 1 apabila :

R = 1 Maka pengaruh X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1 pengaruh sangat kuat dan positif) R = -1 Maka pengaruh X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1 pengaruh sangat kuat dan negatif)

R = 0 Maka pengaruh X dan Y lemah sekali atau bahkan tidak ada pengaruh sama sekali


(63)

Tabel 3.2

Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2004:183)

Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara X1 terhadap Y dan X2

terhadap Y adalah sebagai berikut:

a. Menghitung koefisien korelasi antara Pertumbuhan Aset (X1) terhadap

Rasio Pembayaran Dividen (DPR) (Y)

b. Menghitung koefisien korelasi antara Laba Per Lembar Saham (EPS) (X2)


(1)

 Tahun 1997 sampai dengan tahun 2011 secara umum meningkat, namun pada tahun 1998 terjadi penurunan itu dikarena terjadi krisis moneter yang ada di Indonesia sehingga menyebabkan keuntungan per lembar saham menurun.

 Pada 2002 terjadi juga penurunan laba per lembar saham yang besar dikarenakan adanya

penurunan pada penjualan, sehingga laba yang diperoleh perusahaan menurun dan hal itu menyebabkan nilai Laba Per Lembar Saham Menurun.

 Pada tahun 2000 dan 2009 terjadi penurunan namun tidak terlalu signifikan dikarenakan

penjualan menurun.

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

EPS 675 -137 77 68 138 -19 -0.7 6 8.07 10.2 14 14 5 14.47 20.1

675

-137

77 68

138

-19 -0.7 6 8.07 10.2 14 14 5 14.47 20.1

-200 -100

0

100 200 300 400 500 600 700


(2)

 Pada tahun 1997 dan 1998 tidak ada pembagian deviden yang dilakukan perusahaan karena dampak dari krisis moneter yang melanda indonesia.

 Pada tahun 2002 dan 2003 perusahaan mengalami kerugian yang besar berawal dari tahun

2002 disana perusahaan mengalami berkedapatan penjualan menurun sehingga laba perusahaan menurun dan berdamapak pada pembayaran dividen yang tidak dapat dibagikan kepada para pemegang saham

 Pada tahun 2008, dan 2009 perusahan mengalami kerugian yang dikuti dengan penurunan

penjualan dan laba yang diperoleh, akan tetapi perusahaan masih tetap melakukan pembayaran dividen hal itu dilakukan untuk menjaga kepercayaan para pemgang saham agar tetap menginvestasikannya dana di perusahaan

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

DPR 0 0 1.3 24.4 20.4 0 0 13.8 29.7 31 29.4 20.1 6.8 20.3 12.4

0 0 1.3

24.4

20.4

0 0

13.8

29.7 31 29.4

20.1

6.8

20.3

12.4

0 5 10 15 20 25 30 35


(3)

Y = 11,847 + 0,224 X1 – 0,030X2

a = 11,874 ini mempunyai arti bahwa jika tidak ada Pertumbuhan Aset dan Laba Per Lembar Saham(EPS)maka Rasio Pembayaran Deviden (DPR) 11,874

b1= 0,224 ini mempunyai arti bahwa setiap kenaikan 1% Pertumbuhan Aset akan diikuti dengan kenaikan Rasio Pembayaran Deviden sebesar 0,224.

b2= -0,030 ini mempunyai arti bahwa setiap kenaikan 1% Laba Per Lembar Saham(EPS)akan diikuti dengan Penurunan Laba Pembayaran Deviden (DPR) sebesar 0,030.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 11.847 3.083 3.843 .002

Pertumbuhan_Asset .224 .093 .612 2.407 .033

EPS -.030 .017 -.449 -1.764 .103


(4)

a. Analisis korelasi parsial antara Pertumbuhan Aset dengan RasioPembayaran Deviden (DPR)

b. Analisis korelasi parsial antara Laba Per Lembar Saham (EPS)

dengan Rasio Pembayaran Deviden (DPR) Correlations

Control Variables

Pertumbuhan_Ass

et DPR

EPS Pertumbuhan_Asset Correlation 1.000 .571

Significance (2-tailed) . .033

df 0 12

DPR Correlation .571 1.000

Significance (2-tailed) .033 .

df 12 0

Correlations

Control Variables EPS DPR

Pertumbuhan_Asset EPS Correlation 1.000 -.454

Significance (2-tailed) . .103

df 0 12

DPR Correlation -.454 1.000

Significance (2-tailed) .103 .


(5)

a. Koefisien Determinasi Secara Simultan

b. Koefisien Determinasi Secara Parsial

Variabel Pertumbuhan Aset = 0,612 x 0,429 = 0,2625 atau 26,25% Variabel Laba Per Lembar Saham (EPS) = -0,449 x -0,199 = 0,0893 atau 8,93%

beta X zero order

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .594a .352 .244 10.38513

a. Predictors: (Constant), EPS, Pertumbuhan_Asset b. Dependent Variable: DPR

Coefficientsa

Model

Standardized

Coefficients Correlations

Beta Zero-order

1 (Constant)

Pertumbuhan_Asset .612 .429

EPS -.449 -.199


(6)

2). Pengujian Laba Per Lembar Saham(EPS) terhadap Rasio Pembayran Deviden (DPR)

thitung > ttabel

Pertumbuhan Aset secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Rasio Pembayaran

Deviden (DPR).

thitung < ttabel

Laba Per Lembar Saham (EPS) secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Rasio Pembayaran Deviden (DPR).

1). Pengujian Pertumbuhan Aset terhadap Rasio Pembayaran Deviden (DPR)

Daerah Penerimaan H0

Daerah penolakan Ho

t tabel= -2,160 0 t tabel = 2,160 t hitung = 2, 407

Daerah penolakan Ho

Daerah Penerimaan H0

Daerah penolakan Ho

t tabel= -2,160 0 t tabel = 2,160 t hitung = -0,1764

Daerah penolakan Ho