kebebasan kepada penghuni kos dalam mengatur jadwal dan aktivitas masing - masing. Kebebasan ini disebabkan oleh cenderung kurang adanya aturan yang
berlaku dan pengawasan dari pemilik kos. Maka, dari uraian ini bisa dikatakan bahwa rumah kos ada yang dengan
induk semang dan ada yang tanpa induk semang. Rumah kos dengan induk semang berarti tempat tinggal di mana seseorang menempatinya bersama
dengan pemilik pondokan dengan cara menyewa kamar dan membayar. Sedangkan kos tanpa induk semang berarti tempat tinggal di mana seseorang
menempatinya tidak dengan pemilik kos, hanya dengan menyewa kamar saja dan membayar.
C. REMAJA 1. Pengertian Remaja
Istilah remaja berasal dari kata Latin “adolescere” yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Masa remaja dianggap mulai pada saat anak
secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum Hurlock, 1990. Remaja dalam hal ini dituntut untuk dapat
berperilaku selaras dengan tugas- tugas perkembangannya. Piaget dalam Hurlock 1973, masa remaja adalah usia dimana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan
yang sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Stanley Hall Gunarsa, 1986 berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang penuh dengan badai dan tekanan dalam kehidupan
perasaan dan emosinya, dengan demikian remaja mudah terkena pengaruh lingkungan. Pada saat ini remaja malah terombang-ambing oleh munculnya:
a. impian dan khayalan b. pacaran dan percintaan
c. keterasingan dari kehidupan dewasa dan norma kehidupan d. kekecewaan dan penderitaan
e. meningkatnya konflik pertentangan dan krisis penyesuaian Monks 1996 mengemukakan bahwa masa remaja secara global
berlangsung antara umur 12 sampai 21 tahun dengan pembagian sebagai berikut: 12-15 tahun termasuk sebagai remaja awal, 15-18 tahun termasuk
sebagai remaja pertengahan, dan 18-21 tahun termasuk sebagai remaja akhir. Batasan usia berbeda- beda sesuai dengan sosial budaya yang ada di
lingkungannya. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa masa remaja
adalah masa peralihan seseorang dari usia 12 sampai dengan 21 tahun, dimana perubahan fisik diikuti dengan kematangan seksual yang mempengaruhi
perkembangan psikologisnya yang terjadi pada diri pribadi individu terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Tugas- tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku remaja. Banyak remaja mencapai usia
kematangan resmi dengan beberapa tugas perkembangan yang belum selesai dikuasai sehingga mereka banyak membawa banyak tugas yang belum
terselesaikan ke masa dewasa Hurlock, 1980. Menurut Hurlock, ada beberapa yang termasuk dalam tugas
perkembangan masa remaja, yaitu: a. Menerima peran seks dewasa
Proses kematangan remaja akan memunculkan usaha untuk mempelajari peran dewasa yang diakui masyarakat dan menerima
peran tersebut. b. Kemandirian
Usaha remaja untuk mandiri baik secara emosional, perilaku, maupun ekonomis menjadi suatu tantangan tersendiri ketika remaja
ingin diakui oleh masyarakat. c. Sekolah dan Pendidikan Tinggi
Sekolah dan Pendidikan Tinggi mencoba untuk membentuk nilai - nilai yang sesuai dengan nilai- nilai dewasa. Orang tua berperan
banyak dalam perkembangan ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab. Sebagian besar remaja ingin diterima oleh teman- teman sebayanya,
namun hal ini sering kali diperoleh dengan perilaku yang oleh orang tua dianggap tidak bertanggung jawab.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa remaja memiliki tugas perkembangan yang harus diselesaikan. Tugas perkembangan
remaja antara lain menerima peran seks dewasa, kemandirian, sekolah dan pendidikan tinggi serta mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung
jawab.
3. Ciri- ciri Remaja
Ciri-ciri remaja merupakan perubahan-perubahan atau perkembangan yang terjadi dalam dirinya yang meliputi pertumbuhan fisik, perkembangan
emosi, perkembangan sosial dan perkembangan intelektual. Perubahan- perubahan itu akan menimbulkan kebutuhan-kebutuhan baru dalam diri
remaja Hurlock, 1990. Hurlock membagi masa remaja menjadi dua bagian yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Beberapa ciri masa remaja
awal dan akhir adalah sebagai berikut: a. Remaja Awal
1. Statusnya masih kabur yaitu anak diperlakukan sebagai anak kecil tetapi sekaligus juga dituntut untuk bersikap seperti orang dewasa.
2. Perubahan fisik terjadi sangat cepat yang akan berpengaruh pada perilakunya.
3. Ketidakstabilan dalam segi emosi. b. Remaja Akhir
1. Memiliki stabilitas emosi yang baik. 2. Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dengan baik.
3. Bersikap realistik. Pada masa remaja akhir, remaja melalui masa konsolidasi menuju
periode dewasa dan ditandai dengan 5 hal Sarwono, 1989,yaitu: a. minat yang makin mantap terhadap fungsi- fungsi intelek.
b. egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan pengalaman- pengalaman baru.
c. terbentuknya identitas seksual. d. egosentrisme terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
e. tumbuh “ dinding ” yang memisahkan diri private self dengan masyarakat umum the public.
Dalam masa tersebut, remaja mengalami perubahan lingkungan sosial sehingga remaja belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baru serta belajar
untuk lebih mandiri dan matang dalam pengendalian emosinya. Menurut Soesilowindradini 2006, ciri- ciri dalam masa remaja akhir
yaitu : a. kestabilan bertambah.
b. lebih matang dalam cara menghadapi masalah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. campur tangan dari orang dewasa berkurang. d. ketenangan emosional bertambah.
e. pikiran realistis bertambah. f. lebih banyak perhatian terhadap lambang- lambang kematangan.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri remaja terbagi dalam menjadi dua bagian yaitu masa remaja awal dan akhir.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan ciri remaja akhir yang dimana di usia remaja akhir mengalami berbagai perubahan yang terjadi
dalam dirinya, seperti egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan pengalaman- pengalaman baru, terbentuknya identitas seksual,
tumbuhnya “dinding” yang memisahkan diri private self dengan masyarakat umum, dan campur tangan dari orang dewasa berkurang.
D. Perbedaan Perilaku Seksual Remaja Dalam Berpacaran Di Kos Antara Remaja yang Kos dengan Induk Semang dan Remaja yang Kos tanpa
Induk Semang.
Masa remaja dikatakan sebagai suatu perjalanan perkembangan, meninggalkan masa kanak- kanak menuju masa dewasa, disertai dengan
adanya perubahan fisik, psikis, dan sosial. Pada masa ini, remaja memiliki ego untuk mencari kesempatan bersatu dengan orang lain dan mendapatkan
pengalaman- pengalaman yang baru. Selain itu, terbentuknya identitas seksual pada remaja membuat dalam
dirinya tumbuh dinding yang memisahkan dirinya dengan orang lain. Hal ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimungkinkan oleh karena berkurangnya campur tangan dari orang dewasa terhadap remaja.
Remaja lebih senang bersama teman sebaya karena mereka lebih dapat terbuka dengan kelompok teman sebaya daripada dengan orang tua. Remaja
juga mulai ada perasaan saling tertarik dengan lawan jenis dan memiliki keinginan untuk menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman. Pada
remaja, hal itu dikenal dengan istilah pacaran. Berpacaran bagi remaja juga akan memberikan peluang untuk terciptanya keintiman baik secara emosional
maupun fisik. Peluang tersebut bisa mengarahkan remaja untuk melakukan perilaku seksual yang bebas.
Sebagian besar remaja, pada umumnya masih tinggal bersama kedua orang tuanya. Namun tidak menutup kemungkinan ada juga remaja yang
tinggal di kos, biasanya karena letak rumah dengan tempat melanjutkan pendidikan yang jauh sehingga menjadi alasan bagi remaja untuk tinggal di
kos. Kos adalah menumpang tinggal ditempat orang dengan cara menyewa
kamar dan membayar Salim, 1991. Pada umumnya pemilik kos tinggal di rumah yang sama dengan penghuni kos sehingga cenderung ada aturan yang
berlaku dan pengawasan dari pemilik kos. Akan tetapi ada juga yang pemilik kos tidak tinggal di rumah yang sama. Dapat diartikan bahwa pemilik kos
adalah sebagai induk semang yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap segala hal yang berkenaan di dalam kos Salim, 1991. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa rumah kos terdiri dari dua jenis, yaitu 1. rumah kos dengan induk semang dan; 2. rumah kos tanpa induk semang.
Rumah kos dengan induk semang berarti tempat tinggal di mana seseorang menempatinya bersama dengan pemilik pondokan dengan cara
menyewa kamar dan membayar. Dengan adanya induk semang dalam rumah kos cenderung akan memberikan aturan - aturan yang dapat diberlakukan bagi
penghuni kos. Seperti misalnya, adanya jam berkunjung, waktu pergi dibatasi oleh pemilik rumah kos dan tamu khususnya lawan jenis hanya boleh masuk
di ruang tamu saja. Aturan tersebut secara tidak langsung akan memungkinkan remaja untuk menerima konsekuensi dari aturan yang berlaku di kos tersebut.
Hal ini dapat diartikan bahwa rumah kos dengan induk semang bisa dianggap sebagai lingkungan yang cenderung kurang permisif sehingga
remaja dalam perilakunya cenderung kurang bebas terlebih dalam melakukan hubungan seksual di dalam rumah kos. Ini menunjukkan bahwa remaja yang
di kos dengan induk semang memiliki perilaku seksual yang cenderung lebih rendah.
Sementara, rumah kos tanpa induk semang berarti tempat tinggal di mana seseorang menempatinya tidak dengan pemilik kos, hanya dengan
menyewa kamar saja dan membayar. Dalam rumah kos tanpa induk semang itu cenderung kurang ada aturan yang berlaku dan pengawasan dari pemilik
kos. Dengan kurang adanya aturan yang berlaku di kos akan memungkinkan mengendornya batas waktu berkunjung, bebasnya tamu lawan jenis masuk ke
dalam kos dan bebasnya berpergian tanpa pengawasan orang tua. Ini juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memungkinkan mereka untuk melakukan hal - hal yang negatif, seperti memunculkan terjadinya perilaku seks bebas. Hal ini dapat dikarenakan oleh
tidak adanya konsekuensi yang diterima pada remaja yang tinggal di kos tersebut.
Maka, dapat dikatakan bahwa rumah kos tanpa induk semang sebagai lingkungan yang cenderung lebih permisif yang akan mempengaruhi remaja
dalam berperilaku, terutama perilaku seksual dalam berpacaran di kos. Selain itu, dalam berperilaku remaja juga cenderung lebih bebas sehingga dapat
dikatakan bahwa remaja yang tinggal di rumah kos tanpa induk semang memiliki perilaku seksual yang cenderung lebih tinggi.
Dengan demikian, dapat dilihat dari perbedaan kedua kos tersebut bahwa perilaku seksual remaja dalam berpacaran di kos cenderung lebih tinggi terjadi
di rumah kos tanpa induk semang. Hal ini memperlihatkan bahwa rumah kos tanpa induk semang cenderung kurang memiliki aturan yang berlaku dan
pengawasan dari pemilik kos sehingga tidak ada konsekuensi yang diterima pada remaja yang tinggal di kos tersebut. Rumah kos tanpa induk semang
dapat dikatakan sebagai lingkungan yang cenderung lebih permisif yang akan menyebabkan munculnya perilaku seksual remaja dalam berpacaran di kos
yang cenderung lebih tinggi. Begitu juga dengan sebaliknya, rumah kos dengan induk semang cenderung memiliki aturan dan pengawasan dari
pemilik kos sehingga mau tidak mau remaja menerima konsekuensi dari aturan yang berlaku di kos tersebut. Maka, bisa dikatakan kos ini sebagai
lingkungan yang cenderung kurang permisif yang dapat memunculkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perilaku seksual remaja dalam berpacaran di kos yang cenderung lebih rendah daripada rumah kos yang tanpa induk semang.
E. Hipotesis Penelitian