RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN PERILAKU SEKSUAL DALAM BERPACARAN 1. Pengertian Perilaku Seksual

kamar dan aturan yang dibuat berdasarkan keputusan bersama antar penyewa kamar. Selain itu, kurangnya pengawasan dan keamanan kos ditanggung oleh semua penyewa kamar. Salah satu bentuk contoh kos tanpa induk semang disebut dengan istilah “ngontrak”, biasanya terdiri tidak lebih dari lima kamar karena bentuknya seperti rumah biasa yang dibangun untuk disewakan. Melihat keadaan kos tersebut, peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan perilaku seksual remaja dalam berpacaran yang tinggal di kos dengan induk semang dan tanpa induk semang sehingga dapat menemukan gambaran dan kecenderungan remaja terhadap perilaku seksualnya.

B. RUMUSAN MASALAH

Pada penelitian ini, permasalahan pokok yang ingin diketahui adalah “Apakah ada perbedaan perilaku seksual remaja dalam berpacaran di kos antara remaja yang kos dengan induk semang dan remaja yang kos tanpa induk semang?”.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan perilaku seksual pada remaja dalam berpacaran di kos antara remaja yang kos dengan induk semang dan remaja yang kos tanpa induk semang . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberi sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang Psikologi khususnya Psikologi Perkembangan dan Psikologi Sosial.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini, pertama untuk remaja yaitu untuk memberi gambaran informasi dan pertimbangan bagi remaja tentang perilaku seksual di kos. Sedangkan yang kedua, yaitu untuk para orang tua agar bisa lebih mempertimbangkan dalam memilih kos untuk tempat tinggal anaknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PERILAKU SEKSUAL DALAM BERPACARAN 1. Pengertian Perilaku Seksual

Ada beberapa definisi yang diberikan mengenai perilaku seksual. Sarwono 1994 menyebutkan perilaku seksual adalah segala bentuk tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Kallen 1984, dalam Sakti, 2006 mengatakan bahwa perilaku seksual memiliki dua tahap, yaitu hubungan yang tidak disertai kontak fisik dan hubungan yang disertai kontak fisik. Master dan Johnson 1986, dalam Utami, 2007 menambahkan bahwa seksualitas mencakup pengertian yang lebih luas dari hanya sekedar seks yaitu perilaku seksual yang mengacu kepada semua kehidupan seksual. Oleh karena itu, seksualitas dibedakan ke dalam perilaku seksual yang meliputi aktivitas seks misal: masturbasi, ciuman, dan sexual intercourse dan perilaku seksual yang tidak hanya meliputi aktivitas seks tetapi termasuk di dalamnya adalah perilaku menggoda dan berkencan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual didefinisikan sebagai segala bentuk aktivitas yang didorong oleh hasrat seksual dan disertai kontak fisik. Pada penelitian ini lebih memfokuskan perilaku seksual hanya meliputi aktivitas seks saja. 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Tahapan Perilaku Seksual

Tahapan perilaku seksual menurut Sarwono dan Diagram Group dalam Triana, 2006 adalah sebagai berikut: a. Mencuri pandang ke arah bagian seksual lawan jenis b. Menyentuh jari atau tangan pasangan c. Saling berpegangan tangan dengan pasangan d. Duduk berdampingan dengan pasangan dan berduaan saja e. Duduk berdampingan dengan pasangan dan saling merapatkan diri f. Merangkuldirangkul bahu serta tubuh pasangan lebih didekatkan g. Merangkuldirangkul pinggang dan tubuh pasangan dirapatkan h. Menciumdicium rambut pasangan i. Menciumdicium kening pasangan j. Menciumdicium pipi pasangan k. Menciumdicium bibir pasangan l. Menciumdicium leher pasangan m. Saling berpelukan dengan pasangan n. Berciuman bibir sambil berpelukan dengan pasangan o. Merabadiraba tubuh pasangan dari luar pakaian p. Merabadiraba tubuh pasangan dari dalam pakaian q. Menciumdicium sebagian besar tubuh pasangan dari luar pakaian r. Menciumdicium sebagian besar tubuh pasangan dari dalam pakaian s. Saling menempelkan alat kelamin dengan pasangan masih menggunakan pakaian t. Saling menempelkan alat kelamin dengan pasangan tanpa menggunakan pakaian u. Saling menggesek- gesekkan alat kelamin dengan pasangan masih menggunakan pakaian v. Saling menggesek- gesekkan alat kelamin tanpa menggunakan pakaian w. Melakukan masturbasi sendiri x. Saling memasturbasi dengan pasangan y. Melakukan oral seks dengan pasangan z. Melakukan hubungan seksual dengan pasangan Dapat disimpulkan perilaku seksual ini terdiri dari beberapa tahapan mulai dari mencuri pandang ke arah bagian seksual lawan jenis sampai terjadinya hubungan seksual.

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku seksual

Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku seksual, menurut Purnawan 2004, dalam Admin, 2007 yang dikutip dari berbagai sumber antara lain: a. Faktor Internal 1. Tingkat Perkembangan Seksual FisikPsikologis Perbedaan kematangan seksual akan menghasilkan perilaku seksual yang berbeda pula. Misalnya anak yang berusia 4-6 tahun berbeda dengan anak 13 tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Mengenai Kesehatan Reproduksi Anak yang memiliki pemahaman secara benar dan proposional tentang kesehatan reproduksi cenderung memahami resiko perilaku serta alternatif cara yang dapat digunakan untuk menyalurkan dorongan seksualnya. 3. Motivasi Perilaku seksual manusia pada dasarnya berorientasi pada tujuan atau termotivasi untuk memperoleh tujuan tertentu. Menurut Hersey Blanchard cit Rusmiati 2001, perilaku seksual seseorang memiliki tujuan untuk memperoleh kesenangan, mendapatkan perasaan aman dan perlindungan, atau untuk memperoleh uang pada gigoloWTS. b. Faktor Eksternal 1. Keluarga Menurut Wahyudi 2000, kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja dapat memperkuat munculnya perilaku seksual yang menyimpang. 2. Lingkungan Pergaulan Menurut Hurlock 1980, perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya, terutama masa pubertas atau remaja dimana pengaruh teman sebaya lebih besar dibandingkan orang tuanya dan anggota keluarga lain. Ditambah lagi, pada penelitian Kristinawati 2002 mengemukakan bahwa terjadinya hubungan seks pra nikah di kalangan mahasiswa disebabkan oleh adanya lingkungan yang permisif dari kelompok sebaya baik pria maupun wanita yang memperbolehkan hubungan seks. Hubungan seks pra nikah premarital sex merupakan salah satu bentuk penyelewengan dari seksualitas. 3. Media Massa Penelitian yang dilakukan Mc Carthi et al 1975, menunjukkan bahwa frekuensi menonton film kekerasan yang disertai adegan – adegan merangsang berkorelasi positif dengan indikator agresi seperti konflik dengan orang tua, berkelahi, dan perilaku lain sebagai manifestasi dari dorongan seksual yang dirasakannya. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku seksual, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

B. KOS 1. Pengertian Kos