2.4.2.1 Sistem Koordinat Kartesian 2D
Sistem koordinat kartesian dua dimensi merupakan sistem koordinat yang terdiri dari dua salib yang sumbunya saling tegak
lurus, biasanya sumbu X dan Y.
Gambar 2. 4 Sistem Koordinat Kartesian 2D
2.4.2.2 Proyeksi Longitude dan Latitude
Proyeksi ini pada umumnya digunakan untuk mengambarkan
keadaan global. Satuan unit yang digunakan adalah Degree derajad
atau º. Satuan derajad ini dilambangkan dengan satuan decimal degree, DMS Degree Minute Second dan DMDegree Minut
decimal. Sebagai contoh : ƒ 15,150 berarti 15,15 derajad degree
ƒ 150 301 2511 berarti 15 derajad degree 30 menit dan 25
detik. Pelambangan ini digunakan dalam unit DMS ƒ 150 30,51 berarti 15 derajat degree 30,5 menit.
Proyeksi longitude latitude di dasari dari bentuk bumi spheroid, yang dibagi atas garis tegak yang mengiris bumi dari belahan bumi
utara hingga kutub selatan yang dinamakan garis meridian dan garis- garis melintang yang membagi bumi dari timur hingga ke barat yang
dinamakan garis paralel. Garis 00 meridian melewati kota Grenwich, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Inggris, implikasinya adalah adanya pembagian waktu yang berbeda pada daerah-daerah yang ada di bumi bagian timur dan barat.
Perubahan nilai garis meridian terjadi secara vertikal sepanjang garis horizontal yang peneliti sebut sebagai longitude ata sumbu X.
Sedangkan garis paralel berubah secara horizontal sepanjang garis Vertikal dan peneliti sebut sebagai latitude atau sumbu Y. Akibat dari
adanya garis paralel adalah perbedaan musim di daerah bagian selatan dan bagian utara bumi. Umumnya Indonesia menyebut garis bujur
timur untuk menamakan eastrn dan garis bujur barat untuk western. Sedangkan belahan bumi utara atau northern disebut sebagai lintang
utara dan sebaliknya bellahan bumi selatan atau southern disebut sebagai lintang selatan.
Gambar 2. 5 Proyeksi Longitude Latitude
Proyeksi ini akan dibaca sebagai proyeksi bumi spheroid oleh koordinat cartesian yang memiliki empat zona utama yaitu, zona
timur utara North East dengan koordinat x,y berupa nilai +,+, zona timur selatan South East sebagai +,-, zona barat selatan
South Western dengan -,- dan zona barat utara North Western dengan -,+.
Berikut adalah contoh penerapan proyeksi longitude latitude untuk negara-negara di seluruh dunia.
Gambar 2. 6 Proyeksi longitude dan latitude untuk negara
didunia Proyeksi tersebut walaupun berlaku global tetapi karena bentuk
bumi yang cenderung elips menyebabkan adanya perbedaan jarak antar garis meridian dan paralel di setiap belahan bumi. Sebagai
contoh satu derajad jarak antar garis meridian di daerah katulistiwa sama dengan kira-kira 110 km, sedangkan pada jarak satu derajad
yang sama di belahan bumi utara, misalkan di jepang yang terletak di tengah belahan bumi utara kira-kira sebanding dengan 90 km, dan
semakin ke utara dan selatan jaraknya semakin mengecil, untuk itu diperlukan suatu sistem lokal yang akan memperkecil nilai kesalahan
yang mana setiap daerah memiliki sistem berbeda, begitu pula dengan negara-negara di benua Asis, Eropa, dan lain-lain. Indonesia
menggunakan sistem yang disebut World Geodetic System tahun 1984 WGS, 1984. Dengan demikian, untuk menyatakan batas-batas
koordinat Indonesia adalah sebagai berikut : Proyeksi Longitude Latitude dalam sistem WGS 1984 dengan batas-batas koordinat
berikut 6 Northern LU - -11
Southern LS dan 95 Eastern BT
– 141 Eastern BT Sosrodarsono, S. dan Takasaki, M. 1983.
2.5 Metode Waterfall