Pengaruh Private Label Attitude terhadap Minat Beli Konsumen (Studi pada Konsumen Carrefour Kiara Condong-Bandung).

ABSTRACT

PT. Carrefour is the largest retailer and largest for the category of current hypermarkets
in Indonesia. PT. Carrefour has many competitors, the number of competitors into one
strategy hypermarket retailer is trying to package their products with packaging and
selling its own brand (private label). And is also accompanied by economic conditions in
Indonesia today. Based on the background as well as phenomena that exist, the authors
conducted research which aims to determine how much influence the attitude toward
private label consumer interest in purchasing the Leaning Carrefour Kiara Bandung. The
results in 97 respondents indicated that private labels have a positive influence on
consumer buying interest in Lean Carrefour Kiara Bandung. Private label and the factors
influencing consumer buying interest by 66%, the remaining 34.4% are influenced by
other factors.
Keywords: PT. Carrefour, the private label attitude, buying interest.

ABSTRAK

PT. Carrefour adalah peritel terbesar dan terbanyak untuk kategori hipermarket saat ini
di Indonesia. PT. Carrefour memiliki banyak pesaing, banyaknya pesaing itu menjadi
satu srategi peritel Hypermarket adalah dengan mencoba untuk mengemas produk yang
mereka jual dengan kemasan dan merek sendiri (private label). Dan juga disertai oleh

kondisi ekonomi masyarakat Indonesia saat ini. Berdasarkan latar belakang serta
fenomena yang ada, maka penulis mengadakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh private label attitude terhadap minat beli pada
konsumen Carrefour Kiara Condong Bandung. Hasil penelitian pada 97 responden
menunjukan bahwa private label berpengaruh positif pada minat beli pada konsumen
Carrefour Kiara Condong Bandung. Dan faktor private label memengaruhi minat beli
konsumen sebesar 66%, sisanya 34,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
Kata kunci: PT. Carrefour, private label attitude, minat beli.

ii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………...i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………………………………….iii
SURAT PERNYATAAN MENGADAKAN PENELITIAN TIDAK MENGGUNAKAN
PERUSAHAAN…………………………………………………………………………iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………v

ABSTRAK………………………………………………………………………………viii
ABSTRAK………………………………………………………………………..……..ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..x
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………..…xiv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Penelitian………………………………………………...1

1.2

Identifikasi Masalah……………………………………………...………5

1.3

Tujuan Penelitian…………………………………………........................5

1.4


Kegunaan Penelitian……………………………………………………...5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1

Pengertian Ritel............................………………………………..……....7

iii

2.2

Private Label Attitude.…….......…………………………………………7
2.2.1 Keunggulan Private Label................................................................8
2.2.2 Faktor Pendorong Pertumbuhan Private Label................................9
2.2.3 Keuntungan-keuntungan Private Label...........................................10
2.2.4 Private Label Attitude......................................................................10
2.2.5 Definisi Produk dan Merek.…….......…………………………….11

2.3


Minat Beli..................…………………………………..………………..11
2.3.1 Model Perilaku Pelanggan...............................................……..…...11
2.3.2 Minat Beli..............................…………..……………..…...……....12

2.4

Perilaku Konsumen...........………………………………………….....…14
2.4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen..........…....15

2.5

Kerangka Pemikiran........................……………..…………….………....17

2.6

Perumusan Hipotesis………………..………………………….…..…….18

2.8


Model Penelitian.....…………………..……………………………...…..18

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian……………………………………………….......….......19

3.2

Lokasi dan waktu Penelitian…………………………..…………...........19

3.3

Populasi dan Sampel Penelitian……………………………………….....19
3.3.1 Populasi…………………………………………….....……….....19
3.3.2 Sampel……………………………………………………..….….19

iv

3.3.3 Metode Pengambilan Sampel……………………………….........20

3.4

Objek Penelitian….……..………………………………………...….…..21

3.5

Teknik Pengumpulan data……………….…………………….…….…..22

3.6

Definisi Oprasional Variabel…….……………….……..................……23

3.7

Pengujian Instrumen Penelitian…….……….......................…………....25
3.7.1

Pengujian

Validitas


Instrumen

Penelitian....................................25
3.7.2

Pengujian

Realibilitas

Instrumen

Penelitian................................26
3.8

Pengujian Hipotesis Penelitian.................................................................26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden……………………..……….………...….……….28
4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan…................…......28

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan…….…….….…..29
4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran............................30
4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan................................31
4.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.........................................32
4.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Gender....................................32
4.1.7 Karakteristik Berdasarkan Responden yang Mengetahui
Produk Private Label...........................................................................33
4.1.8 Pengujian Pengaruh Private Label Attitude(PLA) pada

v

Minat Beli (MB)...................................................................................33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan…………...………………………………………………....37

5.2

Saran...………………………………………………………………..…38


DAFTAR PUSTAKA

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model AIDCA, AIDA, Hierarchy of Effect,
dan Model Adaptasi Inovasi……………...........…………………….……....12
Gambar 2 Bagan Kerangka Teori ……………………..…...............................................18

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variable.............................……………………….23

Tabel 3.2


Uji Validitas............………………………………………………….…25

Tabel 3.3

Uji Reliabilitas Instrumen..........................................…………………..26

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan..................................28

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan.....................……….29

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran....................……….30

Tabel 4.4


Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.......................………..31

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia................................……….32

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Gender..........................…..…..32

Tabel 4.7

Karakteristik Berdasarkan Responden yang Mengetahui
Produk Private Label….........................................................................33

Tabel 4.8

Pengujian Pengaruh Private Label Attitude (PLA) pada
Minat Beli (MB)…........................................................................…….33

Tabel 4.9

Uji Model Penelitian ANOVA (b)….…….............................................34

Tabel 4.10

Uji Pengaruh PLA pada MB Coefficients (a)…..............................….…35

DAFTAR LAMPIRAN

viii

LAMPIRAN 1. Kuesioner
LAMPIRAN 2. Identitas Responden
LAMPIRAN 3. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
LAMPIRAN 4. Hasil Uji Regresi

ix

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Penelitian

Pada saat ini, persaingan dunia usaha ritel di Indonesia semakin ketat. Para peritel
khususnya peritel Hypermarket seperti Carrefour, Giant, Hypermarket, dan Lotte Mart,
berlomba-lomba membangun perusahaannya diberbagai kota. Hal ini, dapat dibuktikan dengan
hasil penelitian ACNielsen Indonesia, yaitu bahwa di Bandung pertumbuhan ritel modern dan
tradisional dari Januari-Juni 2008 adalah 21,5 persen. Persaingan di Bandung didominasi
supermarket dan mini market. Sementara di Jakarta, antara hypermarket dan minimarket, begitu
pula dengan Surabaya. Sementara di Makassar yang bersaing kuat adalah supermarket dan
hypermarket. ACNielsen Indonesia juga mencatat pertumbuhan penjualan barang konsumen
Indonesia. Selama empat tahun terakhir, penjualan meningkat pesat dan stabil. Mulai Januari
hingga Juni tahun ini, pertumbuhan penjualan adalah 19,8 persen. Angka ini cukup tinggi
mengingat adanya peningkatan harga yang signifikan dibandingkan Januari-Juni tahun 2007
(www.tempo.co.id ,Jum'at, 15 Agustus 2008). Jumlah total jumlah gerai Carrefour 81 gerai,
Giant berjenis hypermarket 35 gerai, Hypermarket 53 gerai (www. indocashregister.com,3 Maret
2011), Lotte Mart berjenis hypermarket 3 gerai (www.batavia.co.id, 23 februari 2011).

Ada hal menarik pada tahun 2008, yakni sebagian konsumen berpindah konsep belanja.
Dari toko modern, kini ke toko tradisional. Hal ini merupakan solusi ketat yang terjadi di setiap
keluarga. Keputusan solusi ketat ini dipahami sebagai akibat rentetan panjang kondisi krisis
keuangan dunia. berdasarkan penelitian ACNielsen, terdapat kesimpulan penjualan barang
konsumen melalui toko tradisional melonjak sangat tinggi sebesar 19,6 persen. ACNielsen
merujuk data Home panel Nielsen di lima kota besar Indonesia, yakni angka penetrasi ke toko
tradisional, jumlah frekuensi besaran belanja setiap kunjungan dan rata-rata total belanja setiap
rumah tangga di pasar tradisional meningkat semua. Pergeseran perilaku belanja sebagai pilihan
masyarakat melakukan tindakan yang nyata atas kondisi dan situasi ekonomi aktual
(www.tempointeraktif.com ,Selasa, 24 Maret 2009). Namun pada tahun 2010 Menurut survei
ACNielsen, populasi masyarakat berpenghasilan di atas Rp 1,25 juta pada 2008 tumbuh di atas

20 persen. Sebaliknya, masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 1,25 juta turun 13,5 persen.
Hingga 2012, jumlah masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 2,25 juta diperkirakan turun 12
persen. Yang berpenghasilan Rp 2,25-3,25 juta naik 43 persen. Sedangkan yang di atas Rp 3,5
juta melejit 62 persen. Artinya, dari sisi penghasilan, daya beli masyarakat semakin tinggi
(majalah.tempointeraktif.com ,majalah tempo, 08 Februari 2010).

Menyadari situasi kondisi pasar ini salah satu srategi peritel Hypermarket adalah dengan
mencoba untuk mengemas produk yang mereka jual dengan kemasan dan merek sendiri (private
label). Hal ini dilakukan tentunya dengan pertimbangan perusahaan mereka telah memiliki citra
yang baik dalam menjual produk-produk yang berkualitas dan tertanam kuat di benak konsumen.
Private label yang memiliki nama lain private brand dan store brand adalah merek yang
diciptakan dan dimiliki oleh penjual eceran barang dan jasa (Kotler dan Armstrong, 2004).
Private label adalah kepentingan tertentu, karena dapat membantu toko dalam membedakan
barang dagangan mereka, meningkatkan potensi untuk penjualan dengan menarik lebih banyak
pelanggan (Corstjens dan Lal; Reda, 2002), dan mereka dapat membantu pengendalian biaya dan
membangun loyalitas toko (Corstjens dan Lal; Reda, 2000; Lindley dan Collins-Dodd,2003)
(Vahie, Archna and Paswan, Audhesh,2006). Konsep private label sebenarnya adalah
pengembangan dari konsep merek (brand). Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol,
desain, atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang
atau jasa dari sang penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau
jasa milik pesaing (Kotler, 1994). Jika private label berhasil dijalankan akan memperoleh
keuntungan-keuntungan seperti memperkuat dan meningkatkan citra toko, hubungan pelanggan
dan peritel bertambah seiring dengan peningkatan kepercayaan dan kreadibilitas gerai peritel
yang meningkat, meningkatkan keunggulan bersaing dan mendapatkan profitabilitas atau marjin
yang lebih tinggi (Ma’ruf, 2006:151-152). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suasana toko
dan kualitas toko positif mempengaruhi persepsi kualitas private label, bagaimanapun,
kesesuaian merek nasional dan citra toko memiliki efek negatif pada kualitas private label.
Sebagai perbandingan, kualitas, harga toko toko, toko / nilai, dan kesesuaian antara merek
nasional dan private label memiliki pengaruh yang positif pada dimensi afektif citra private
label, sedangkan kesesuaian merek nasional dan citra toko memiliki efek negatif (Vahie, Archna
and Paswan, Audhesh,2006).

Dengan dibuatnya private label pada suatu perusahaan ritel hypermarket, maka akan
muncul tanggapan atau minat beli dari konsumen. Minat beli konsumen sendiri dipengaruhi
langsung oleh sikap terhadap merek. Pembentukan sikap terhadap merek menurut Burke dan
Edell (1989); Mackenzie, Lutz dan Belch (1986) dipengaruhi secara langsung oleh persepsi
konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek diawali oleh proses kognitif yang
bekerja terhadap rangsangan. kemudian akan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap
produk yang ditawarkan. Menurut Assael (2001: 82) sikap terhadap merek yaitu merupakan
pernyataan mental Yang menilai positif atau negatif, bagus tidak bagus, suka tidak suka suatu
produk(www.pdfwindows.com).

Berkaitan dengan fenomena mengenai munculnya private label , minat beli atau
tanggapan terhadap private label dari konsumen sangat dibutuhkan. Karena seperti yang
dikemukakan pada ulasan awal yaitu Jika private label berhasil dijalankan akan memperoleh
keuntungan-keuntungan seperti memperkuat dan meningkatkan citra toko, hubungan pelanggan
dan peritel bertambah seiring dengan peningkatan kepercayaan dan kreadibilitas gerai peritel
yang meningkat, meningkatkan keunggulan bersaing dan mendapatkan profitabilitas atau marjin
yang lebih tinggi (Ma’ruf, 2006:151-152). Menurut Suwarno dan Mursalin,2010 : Munculnya
private label ini menjawab tuntutan masyarakat saat ini yaitu keadaan ekonomi Indonesia yang
semakin melemah terutama bagi ibu rumah tangga yang mencari produk dengan merek yang
lebih murah bahkan beralih ke produk generik. Maka dari itu jika perusahaan ritel hypermarket
ingin mengetahui seberapa besar ketertarikan konsumen terhadap private label, perusahaan harus
melakukan penelitian mengenai seberapa besar minat beli konsumen terhadap produk private
label yang perusahaan ritel hypermarket buat.

Salah satu perusahaan ritel hypermarket yang menggunakan strategi ritel dengan
membuat produk private label adalah PT Carrefour Indonesia, PT Carrefour Indonesia
merupakan perusahaan hypermarket banyak di Indonesia yang memiliki 81 gerai sedangkan
perusahaan lain seperti Giant 35 gerai, Hypermarket 53 gerai (www. indocashregister.com,3
Maret 2011), Lotte Mart 3 gerai(www. bataviase.co.id ,23 Feb 2011). Di Indonesia, Carrefour PT
Carrefour Indonesia merupakan perusahaan hypermarket dengan tingkat kepercayaan konsumen
yang tinggi, hal ini dibuktikan oleh hasil survei Nielsen yang menempatkan posisi kepercayaan

konsumen

Indonesia

di

peringkat

1

pada

tahun

2009

dan

peringkat

2

pada

2010(www.tempointeraktif.com, 19 Juli 2010). Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa PT
Carrefour Indonesia menarik untuk diteliti.

Dari latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka dirasakan perlu untuk
menganalisis “Pengaruh Private Label Attitude terhadap Minat Beli pada Konsumen
Carrefour Kiara Condong-Bandung”.

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat diketahui bahwa
pembuatan private label merupakan salah satu upaya dalam menghadapi persaingan pada bisnis
ritel, khususnya bisnis ritel hypermarket. Berdasarkan uraian tersebut dapat mengidentifikasikan
masalah sebagai berikut, apakah terdapat Pengaruh Private Label Terhadap Minat Beli pada
konsumen Carrefour Kiara Condong-Bandung.

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat Pengaruh
Private Label Terhadap Minat Beli pada konsumen Carrefour Kiara Condong-Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
pemahaman mengenai private label dan minat beli konsumen.
b. Sebagai salah satu sumber dalam membandingkan teori-teori atau ilmu yang
penulis dapatkan selama kuliah dengan pelaksanaan lapangan.
2. Bagi perusahaan yang diteliti
a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan untuk pehak
perusahaan yang bersangkutan dalam membantu mengidentifikasi pengaruh
private label terhadap minat beli pada konsumen Carrefour Kiara CondongBandung.
b. Dapat memberikan manfaat dalam menentukan keefektifan kegiatan periklanan
yang akan digunakan.
3. Bagi pihak lain
Menambah pengetahuan pihak lain.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan dan
mencoba untuk memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan
pertimbangan bagi kalangan praktisi maupun akademisi.

5.1

Kesimpulan
Dari pengolahan dan analisis data, pengujian hipotesis, analisis dan pembahasan hasil

penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum responden dalam penelitian ini tergolong dalam usia dewasa yaitudiatas umur
25 tahun dengan tingkat pendapatan dan pengeluaran yang dapat dikatakan berada dalam
skala menengah yaitu Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000, serta memiliki pengeluaran yaitu Rp
500.000 – Rp 1.000.000 . Dari kenyataan ini maka dapat dikatakan bahwa karakteristik
responden yang semacam ini sangat memungkinkan untuk melakukan pembelian produk
private label, karena dengan tingkat pengeluaran yang rendah dan pendapatan yang relatif
lebih besar dari pengeluaran maka dapat disimpulkan bahwa telah sadarnya para konsumen
wanita yang dewasa untuk membelanjakan uangnya pada produk private label.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh dari produk private label yang terdapat
dalam diri responden terhadap minat beli yang dilakukan. Hal ini memang sudah diprediksi
akan terjadi, karena menurut beberapa pernyataan dari sumber pada bab II bahwa produk
private label akan diminati oleh konsumen wanita karena dengan munculnya private label ini
menjawab tuntutan masyarakat saat ini yaitu dengan keadaan ekonomi Indonesia yang
semakin melemah terutama bagi ibu rumah tangga yang mencari produk dengan merek yang
lebih murah.

1.2

Saran
Berdasarkan pada kesimpulan-kesimpulan yang diambil, maka selanjutnya dapat

diusulkan beberapa saran yang mungkin dapat dilakukan dan bermanfaat bagi kalangan praktisi
maupun akademisi. Adapun saran yang diusulkan adalah sebagai berikut:
1.

Bagi kalangan praktisi, dengan mengetahui sejauh mana minat beli konsumen pada
produk private label maka peritel bisa mengukur apakah bisa memunculkan produkproduk private label yang baru yang melengkapai kebutuhan masyarakat dengan situasi
persaingan didunia ritel hypermatket saat ini dan bagi produk private label yang sudah
ada lebih di kembangkan lagi kualitas yang ada sidertai dengan kemasan yang menarik
sehingga produk private label lebih diminati dan lebih bernilai baik dimata konsumen.

Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk topik penelitian
selanjutnya, khususnya berkaitan dengan private label attitude yang sekarang banyak
bermunculan pada perusahaaan ritel. Dan juga dapat memberikan masukan untuk topik
selanjutnya, mengenai minat beli konsumen pada produk produk private label, yang menjadi
potensi peritel untuk memproduksi produk private