Universitas Kristen Maranatha
8
kerja yang tinggi. Hal tersebut lambat laun dapat menjadi pemicu timbulnya stres kerja.
Berdasarkan temuan dari fakta-fakta di atas dan terlihat dari gejala yang diamati, maka permasalahan yang terjadi pada staf pengantar di PT. “X”
mengarah pada gejala gangguan stres kerja. Dengan demikian seberapa besar derajat stres yang dialami staf pengantar untuk dapat menentukan pelatihan
manajemen stres kerja yang sesuai dengan kondisi stres staf pengantar.
1.2 Rumusan Masalah
Perlu diteliti sejauhmana efektivitas pengaruh pelatihan manajemen stres kerja tersebut terhadap penurunan derajat stres staf pengantar di PT “X”?
1.3 Maksud, Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menerapkan pelatihan manajemen stres kerja pada staf pengantar, sehingga berkurang dampak negatif yang muncul
yang dirasakan karyawan staf pengantar sebagai akibat dari stres kerja.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah meneliti secara lebih rinci sejauhmana pengaruh pelatihan manajemen stres kerja terhadap penurunan derajat stres.
1.3.3 Kegunaan Penelitian
Universitas Kristen Maranatha
9
Kegunaan penelitian ini bagi staf pengantar adalah untuk meningkatkan kesehatan mental staf pengantar agar membuat strategi penanggulangan stres, agar
dapat mengatasi hambatan dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sedangkan bagi perusahaan adalah sebagai suatu program
pelatihan dalam upaya metode penanggulangan stres kerja pada karyawannya agar karyawan dapat bekerja dengan optimal sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai.
1.4 Metodologi
Rancangan penelitian atau metodologi menggunakan penelitian quasi eksperimen, yaitu mencari hubungan sebab akibat kehidupan nyata, dimana
pengendalian ubahan sulit dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah two group before-after pretest – posttest design.
Dalam penelitian ini, rancangan eksperimen menggunakan dua kelompok partisipan yang dikenai atau diberikan perlakuan treatment dalam jangka waktu
tertentu. Sebelum pelatihan manajemen stres kerja, untuk setiap kelompok dilakukan pengukuran awal derajat stress pretest dan kemudian dilakukan
pengukuran akhir derajat stres posttest setelah pelatihan manajemen stres kerja berakhir dalam masa inkubasi satu bulan.
Berikut adalah rancangan penelitiannya:
Universitas Kristen Maranatha
10
Before After Pretest – Posttest Design Pretest
Treatment Post-test
Kelompok
I Kelompok
II
Pengujian hasil pre test dan post test akan digunakan statistic non parametric Wilcoxon untuk menguji data ordinal dua sampel berpasangan.
Derajat Stres
tinggi Y 1
Y 2
Derajat Stres
rendah X 1
X 2 Pelatihan
Manajemen Stres
Kerja
Universitas Kristen Maranatha
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pelatihan manajemen stres kerja pada staf pengantar dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:
Penelitian ini dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok derajat stres tinggi dan kelompok derajat stres rendah. Pembagian ini didasarkan atas perhitungan
nilai median dari skor kuesioner derajat stres sebelum diberikan intervensi.
a. Efektivitas Pelatihan Manajemen Stres Kerja pada Kelompok Derajat Stres
Tinggi Program pelatihan manajemen stres kerja efektif berpengaruh secara
signifikan terhadap penurunan derajat stres kerja pada kelompok derajat stres tinggi. Penurunan derajat stres ini meliputi penurunan dalam
intensitas munculnya konsekuensi stres terhadap gejala-gejala fisiologis, psikologis dan tingkah laku pada staf pengantar.
b. Efektivitas Pelatihan Manajemen Stres Kerja pada Kelompok Derajat Stres
Rendah Program pelatihan manajemen stres kerja kurang berpengaruh secara
signifikan terhadap penurunan derajat stres kerja pada kelompok derajat stres rendah, meskipun demikian terdapat penurunan dalam intensitas
munculnya gejala psikologis.