Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Kredit Bermasalah Terhadap Tingkat Pengembalian Atas Aset pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Ajeng Dwi Lestari
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 22 Juni 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Ters. Sukup Baru 2 No.10
RT.07/06 Kel. PasirEndah Kec. UjungBerung
No. Telpon : 087722355225
Status : Mahasiswi
Email : ajengdwi226@gmail.com atau ajengdwi226@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1989-1999 : TK Islam Al Mu’awanah
1999-2005 : SDN Melong 5 Cimahi
2005-2008 : SMPN 4 Cimahi
2008-2011 : SMA YWKA Bandung
2012-2016 : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia
DATA ORANG TUA
Nama Ayah : H. Rachmat
(2)
PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RASIO
KREDIT BERMASALAH TERHADAP TINGKAT
PENGEMBALIAN ATAS ASETPADA 6 BANK YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014
The Influence Of Capital Adequency Ratio And Non Performing Loans To ReturnOn Asset Of The 6 Banks Listed On The Indonesian Stock Exchange Period 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
AJENG DWI LESTARI 21212105
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2016
(3)
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan yang menguasai segala kekuasaan dan pemiliki segala ilmu. Dengan kasih dan sayangnya yang memberikan keuasaan, ilmu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Atas Kehendak-Nya jualahAlhamdulillahirabbil‘alaminpenulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN
RASIO KREDIT BERMASALAH TERHADAP TINGKAT
PENGEMBALIAN ATAS ASET PADA 6 BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014 disusun guna memenuhi syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Selama penyusunan skripsi ini, banyak sekali bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, khususnya kepada dosen pembimbing skripsi Linna Ismawati, S.E.,M.Si. yang telah meluangkan waktunya disela-sela kesibukan beliau sekedar untuk memberikan bimbingan, arahan, dukungan dan motivasi untuk dapat menghasilkan karya yang dapat bermanfaat bagi orang lain, sehingga dapat diselesaikannya skripsi ini dengan tepat waktu dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan UNIKOM. Selanjutnya dengan rasa tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat baik berupa material maupun spiritual.
1. Allah SWT, atas karunianya yang telah memberikan pertolongan dan kemudahan serta kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Ir. H. Eddy Suryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.
3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
(4)
vii
4. Dr. Raeni Dwi santy S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia Bandung.
5. Prof.Dr.Hj.Ria Ratna Ariawati,MS.Ak dan Windi Novianti S.E.,MM. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi.
6. Linna Ismawati, S.E.,M.Si. selaku dosen wali MN-1 dan dosen pembimbing yang selalu memberikan dukungannya.
7. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu kepada penulis. 8. Mama dan Bapak tercinta yang selalu mendoakan, memberikan semangat
dan memberikan kasih sayangnya, serta dukungannya kepada penulis. 9. Mas dan Ade tercinta yang selalu memberikan semangat dan menghibur
penulis.
10. Zati Piqhi Arrosyidi yang selalu memberikan dukungan dan semangatnya kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Annisa Primarani, Yustari Hidayat, Gita Nurhida dan Widya Karulina, dan Teman-teman Lainnya di Group Line Baraya Uwa yang saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam mengerjakan skripsi agar bisa wisuda bareng-bareng.
12. Teman-teman MN-1 dan sahabat-sahabat SMA yang bersama-sama saling memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu terima kasih atas dorongan, doa, serta motivasi nya.
Akhir kata penulis sampaikan bahwa ilmu yang bermanfaat akan menjadi penolong kita diakhirat. Meski jauh dari kesempurnaan, mudah-mudahan skripsi yang penulis susun ini dapat memberikan manfaat bagi diri penulis pada
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin yaa robbal a’lamin. Wassalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh
Bandung, Juli 2016 Penulis
(5)
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT...v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ...xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ...1
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ...9
1.2.1. Identifikasi Masalah ...9
1.2.2. Rumusan Masalah ...9
(6)
✁x
1.3.1. Maksud Penelitian...10
1.3.2. Tujuan Penelitian ...10
1.4. Kegunaan Penelitian ...11
1.4.1. Kegunaan Praktis ...11
1.4.2. Kegunaan Akademis ...11
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ...12
1.5.1. Lokasi Penelitian...12
1.5.2. Waktu Penelitian ...12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ...13
2.1.1. Rasio Kecukupan Modal ...13
2.1.2. Rasio Kredit Bermasalah...16
2.1.3. Tingkat Pengembalian Aset ...21
2.1.4. Penelitian Terdahulu ...23
2.2. Kerangka Pemikiran...32
2.2.1. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal terhadap Tingkat Pengembalian Aset ...33
2.2.2. Pengaruh Rasio Kredit Bermasalah terhadap Tingkat Pengembalian Aset ...34
2.2.3. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Kredit Bermasalah terhadap Tingkat Pengembalian Aset...34
(7)
x
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian...37
3.2. Metode Penelitian ...37
3.2.1. Desain Penelitian...38
3.2.2. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel ...41
3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data ...45
3.2.3.1. Sumber Data ...45
3.2.3.2. Teknik Penentuan Data ...45
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data...46
3.2.5. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ...47
3.2.5.1. Rancangan Analisis ...47
3.2.5.1.1. Rancangan Analisis Deskriptif (Kualitatif) ...47
3.2.5.1.2. Rancangan Analisis Verifikatif (Kuantitatif)...48
3.2.5.2. Pengujian Hipotesis...56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan...60
4.1.1. Gambaran Umum Bank BCA ...60
4.1.2. Gambaran Umum Bank BJB...61
4.1.3. Gambaran Umum Bank MNC ...63
4.1.4. Gambaran Umum Bank Panin ...64
4.1.5. Gambaran Umum Bank BRI...65
(8)
xi
4.2. Struktur Organisasi Perusahaan ...67
4.2.1. Struktur Organisasi Bank BCA...67
4.2.2. Struktur Organisasi Bank BJB ...68
4.2.3. Struktur Organisasi Bank MNC ...68
4.2.4. Struktur Organisasi Bank Panin ...69
4.2.5. Struktur Organisasi bank BRI ...69
4.2.6. Struktur Organisasi Bank Windu ...70
4.3. Pembahasan Penelitian...70
4.3.1. Analisis Deskriptif ...70
4.3.1.1. Perkembangan Rasio Kecukupan Modal Pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 ...70
4.3.1.2. Perkembangan Rasio Kredit Bermasalah Pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 ...75
4.3.1.3. Perkembangan Profitabilitas Pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014...80
4.3.2. Analisis Verifikatif...86
4.3.3. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (uji t) ...97
4.3.3.1. Pengujian Hipotesis CAR Terhadap ROA ...98
4.3.3.2. Pengujian Hipotesis NPL Terhadap ROA ...100
4.3.4. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (uji f) ...102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...105
(9)
xii
DAFTAR PUSTAKA...109 LAMPIRAN-LAMPIRAN...113
(10)
xiii
DAFTAR TABEL
No. Judul Tabel Hal
1.1 Perkembangan CAR,NPL dan ROA Perbankan di Indonesia ...4
1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...12
2.1 Matriks Kriteria Peringkat Komponen CAR...14
2.2 Matriks Kriteria Peringkat Komponen NPL ...20
2.3 Matriks Kriteria Peringkat Komponen ROA ...22
2.4 Penelitian Terdahulu ...26
3.1 Operasionalisasi Variabel...43
3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi ...54
4.1 Perkembangan Rasio Kecukupan Modal pada Bank Umum yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014...71
4.2 Perkembangan Rasio Kredit Bermasalah pada Bank Umum yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ...76
4.3 Perkembangan Profitabilitas pada Bank Umum yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 ...82
(11)
xiv
4.5 Uji Normalitas...89
4.6 Uji Multikolinearitas ...90
4.7 Uji Heteroskedastisitas...92
4.8 Uji AutoKorelasi ...93
4.9 Interpretasi Koefisien Korelasi ...94
4.10 Korelasi secara Parsial AntaraCAR dan ROA ...94
4.11 Korelasi secara Parsial Antara NPL dan ROA...95
4.12 Uji Koefisien Determinasi CAR NPL dengan ROA...96
4.13 Pengaruh Parsial dengan Rumus Beta X Zero Order...97
4.14 Pengujian Hipotesis secara Parsial (uji t) CAR Terhadap ROA ...98
4.15 Pengujian Hipotesis secara Parsial (uji t) NPL Terhadap ROA...100
(12)
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Gambar Hal
2.1 Kerangka Pemikiran...32
2.2 Paradigma Penelitian...35
3.1 Model Penelitian ...41
3.2 Uji Signifikasi Koefisien Korelasi ...59
4.1 Grafik Perkembangan Rasio Kecukupan Modal pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014...72
4.2 Grafik Rata-rata Perkembangan Rasio KecukupanModal pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 ...74
4.3 Tingkat Pertumbuhan Risiko Kredit pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014...77
4.4 Grafik Rata-rata Tingkat Pertumbuhan Risiko Kredit pada bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 ...79
4.5 Perkembangan profitabilitas pada Bank Umum yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia periode 2010-2014 ...83
4.6 Grafik Rata-rata Perkembangan Profitabilitas pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2016...85
(13)
xvi
4.7 Grafik Normali Probability-plot of Regression Standardized Residual...89
4.8 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Antara CAR Terhadap ROA ...99
4.9 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Antara NPL Terhadap ROA ...101
4.10 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Antara CAR dan NPL Terhadap ROA ...103
(14)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Lampiran
Lampiran 1 Ikhtisar Keuangan Perusahaan
Lampiran 2 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian
Lampiran 3 Surat Pemberian Izin Penelitian dari BEI
Lampiran 4 Surat Keterangan Persetujuan Publikasi
Lampiran 5 Kegiatan Bimbingan dan Konsultasi
Lampiran 6 Lembar Revisi Sidang
Lampiran 7 Hasil Perhitungan Statistik
(15)
109
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Luciana dan Winy Herdiningtyas. 2005. “Analisis rasio CAMEL terhadap prediksi kondisi bermasalah pada Lembaga Perbankan periode 2000-2002’’. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.7, No.2. Nopember. Surabaya
A.A. Yogi Prasanjaya, I Wayan Ramantha. 2013.Analisa Pengaruh NIM, BOPO, LDR, dan NPL terhadap Profitabilitas. Jurusan Akuntansi (Volume:3 No 1 Tahun 2015). ISSN: 2302-8556
Aamir Azeem, Amara. 2014. Impact Of Profitability On Quantum Of Non Performing Loans. International Journal of Research & Development in Technology and Management Science –Kailash Volume - 21| Issue 1 | ISBN - 978-1-63102-445-0 | March 2014
Chang, Yonhee Tina. Role of Non-Performing Loans (NPLs) and Capital Adequency in Banking Structure and Competition. Sector Korea. ISSN 1745-9648.
Diyah, Pamularsih. 2013. Pengaruh LDR, NPL, NIM, BOPO, CAR dan Suku Bunga terhadap Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013
E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.1 (2013):230-245, Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, LDR dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas Bank yang terdaftar di BEI. ISSN:2302-8556.
Esther Novelina, Hutagalung. Pengaruh CAR, NPL, NIM, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan LDR terhadap Kinerja Bank yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA). ISSN: 1693-5241 Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 11 Nomor 1, Maret 2013. Analisa Rasio
Keuangan terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia. ISSN: 1693-5241. Kasmir,2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi-8. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Lukman, Dendawijaya. 2000.Manajemen Perbankan. Jakarta:Ghalia Indonesia. Lukman, Dendawijaya. 2009.Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia Malayu, Hasibuan. 2009.Dasar- Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
(16)
110
Miranti, Febri Arinta. 2015.pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI mulai tahun 2011 sampai 2013.Surakarta.
Muchdarsyah, Sinungan. 1992. Manajemen Dana Bank edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara
Penilaian Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentangPenilaian Kualitas Aset Bank Umum
Perry, Warjiyo. 2006. Stabilitas Sistem Perbankan dan Kebijakan Moneter:Keterkaitan dan Perkembangannya di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Maret 2006. Bank Indonesia. Jakarta. Pramitha Kusuma Dewi, Mulyadi dan Abbdurrakhman. 2013. Analisa Pengaruh
Rasio CAR, NPL, LDR, dan NIM terhadap Profitabilitas Perbankan yang Terdaftar di BEI. (Studi Kasus Pada Bank Umum Yang Tercatat Pada BEI Tahun 2008-2012).Volume 03 No. 1 April 2015 Hal. 17–30
Rahim, Rida dan Yuma Irpa. 2008. Analisa Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah dan Unit Syariah (Studi Kasus BSM dan BNI Syariah). Jurnal Bisnis & Manajemen Vol.4, No.3.
Repository.widyatama.ac.id/xmlui/Bab%202.pdf
Riski, Agustiningrum. 2011. Analisa Pengaruh Antara CAR, NPL, dan LDR terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan.
Siswanto, Sutojo. 1997. Menangani Kredit Bermasalah:Konsep,Teknik dan Kasus. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Slamet, Riyadi. 2006. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Suhardjono, Kuncoro Mudrajat. 2002. Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: BPFE
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tgl 31 Mei 2004
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/3/DPNP tgl 3 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Teori dan Aplikasi
(17)
111
Undang-Undang No. 10 tahun 1998 (Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan. Jakarta: Bank Indonesia
Wiji, Nurastuti. 2011.Teknologi Perbankan. Yogyakarta: Graha ilmu.
Wisnu, Mawardi. 2005. Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi kasus pada Bank Umum dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliun), Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, No. 1, Juli, pp.83-94.Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008. http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/default.aspx
http://m.bisnis.com/financial/read/20150620/90/445377/nasabah-perbankan-dari-250-juta-orang-indonesia-hanya-60-juta-milikirekening
http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporantahunan/perekonomian/pages/lpi_2011.as px
www.globalbizresearch.org www.bca.co.id
www.bjb.co.id www.mnc.co.id www.panin.co.id www.bri.co.id www.windu.co.id
www.suarapembaruan.com www.Vibiznews.com www.liputan6.com www.kinerjabank.com www.m.kontan.co.id www.m.beritasatu.com www.Kompas.com
(18)
112 www.bisniskeuangan.kompas.com
www.sindonews.com www.m.katadata.co.id
(19)
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Rasio Kecukupan Modal
Capital Adequacy Ratiomenurut (Dendawijaya,2000:122) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana–dana dari sumber–sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain–lain. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko. Setiap bank diwajibkan untuk memelihara rasio kecukupan modal atau CAR yang didasarkan pada ketentuan Bank For International Setlements yaitu sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) (Pandia,2010).
Ketentuan CAR 8% terdiri dari 4% modal inti (tier 1) yang terdiri dari shareholders, equity, prefered stocks dan freereserves. Dan 4% modal sekunder (tier2) yang terdiri dari subordinate debt, loan loss provisions, hybrid securities, dan revaluation reserves (Muchdarsyah,1992:161). berdasarkan standar Bank for International Settlement(BIS), agar perbankan Indonesiadapat berkembang secara sehat dan memiliki kemampuan bersaing dengan bank-bank internasional (Nanda dan Marlupi, 2013).
(20)
14
Menurut (Wiji Nurastuti 2011:100) fungsi utama modal sendiri adalah untuk menutupi risiko dan investasi dalam aktiva mempunyai bobot risiko yang berbeda- beda, maka untuk mengukur antara risiko aktiva dengan modal, terdapat 2 komponen yang harus diperhatikan terdiri dari jumlah modal sendiri dan bobot risiko aktiva tersebut dengan istilah aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
Menurut (Muchdarsyah Sinungan,1992;179) ATMR yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungannya mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat kentijen atau komitmen yang di sediakan oleh bank bagi pihak dana ke 3. ATMR terdiri dari:
1. ATMR aktiva neraca, dalam rupiah dan Valas 2. ATMR aktiva administratif (rupiah+Valuta asing)
Dengan demikian, rumusan rasio antara aktiva dengan modal bank sebagai berikut:
Tabel 2.1
Matriks Kriteria Peringkat Komponen CAR
Rasio Peringkat Prediksi
CAR≥ 12% 1 Sangat Baik
9%≤ CAR < 12% 2 Baik
8%≤ CAR < 9% 3 Cukup
6% < CAR < 8% 4 Tidak Baik
CAR≤ 6% 5 Sangat Tidak Baik
Sumber: SE BI No. 13/1/PBI/2011
CAR = Modal Bank X100% = 12%
(21)
15
Menurut (Warjiyo,2006:5) menyatakan bahwa tingkat kecukupan modal pada perbankan diwakilkan dengan rasio capital adequacy ratio (CAR).CAR memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko, yang dibiayai dari modal sendiri. Kecukupan modal yang tinggi dan memadai akan meningkatkan volume kredit perbankan. Jika volume kredit meningkat maka akan meningkatkan pendapatan sehingga profitabilitas naik.Besar kecilnya modal yang dimiliki oleh suatu bank dapat digunakan untuk memprediksi apakah bank tersebut akan mengalami kebangkrutan atau tidak pada masa yang akan datang. Dengan tercukupinya permodalan bank, maka bank tersebut dapat menjalankan operasinya dengan efisien. Semakin besar rasio capitaladequancy ratio (CAR), maka akan semakin rendah kemungkinan timbulnya bank bermasalah dan juga dapat meningkatkan kepercayaan terhadap masyarakat. Dengan semakin rendah kemungkinan timbulnya bank bermasalah, maka semakin besar pula tingkat profitabilitas suatu bank.Dengan demikian, semakin besar rasio CAR maka semakin besar pula profitabilitas suatu bank sehingga dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas bank.
2.1.2. Rasio Kredit Bermasalah
Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu rasio keuangan yang mencerminkan risiko kredit.NPL didefinisikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan atau sering disebut kredit macet pada bank (Riyadi, 2006:161) dalam jurnal Riski Agustiningrum.Besarnya NPL yang diperbolehkan Bank
(22)
16
Indonesia saat ini adalah maksimal 5%. Semakin tinggi tingkat NPL menunjukkan bahwa bank tidak professional dalam pengelolaan kreditnya sehingga bank mengalami kredit macet yang akhirnya akan berdampak pada kerugian bank (Rahim dan Irpa, 2008) dalam jurnal Riski Agustiningrum.
NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan total kredit. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung bank. Bank dengan NPL yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank (Wisnu Mawardi, 2005). demikian apabila suatu bank mempunyai NPL yang tinggi, maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya sehingga berpengaruh terhadap kinerja bank.
Penetapan kualitas kredit mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yaitu PBI nomor 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum dan SE BI nomor 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005 Perihal Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.Sesuai PBI tersebut, kualitas kredit dapat ditentukan berdasarkan tiga parameter yang terdiri dari
1. Prospek Usaha
Penilaian terhadap prospek usaha meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
• Potensi pertumbuhan usaha
• Kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan
(23)
17
• Dukungan dari grup atau afiliasi dan
• Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup
2. Kinerja Debitur
Penilaian terhadap kinerja (performance) debitur meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
• Ketepatan pembayaran pokok dan bunga
• Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur
• Kelengkapan dokumentasi kredit
• Kepatuhan terhadap perjanjian kredit
• Kewajaran sumber pembayaran kewajiban
Berdasarkan parameter tersebut maka kualitas kredit ditetapkan menjadi lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.Penetapan kualitas kredit dilakukan dengan mempertimbangkan materialitas dan signifikansi dari faktor penilaian dan komponen tersebut terhadap karakteristik debitur yang bersangkutan.Untuk kredit mikro, kecil dan menengah dengan jumlah tertentu, penetapan kualitas kredit dapat hanya didasarkan pada ketepatan pembayaran.
Menurut (Kasmir,2008:123) Penilaian Kolektibilitas kredit digolongkan ke dalam 5 kelompok yaitu :
1. Lancar (Pas)
Suatu Kredit dapat dikatakan lancar apabila:
a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu b. Memiliki mutasi rekening yang aktif
(24)
18
c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunana tunai (Cash Collateral)
2. Dalam Perhatian Khusus (Special Mention)
Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain: a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang
belum melampaui 90 hari b. Kadang-kadang terjadi cerukan
c. Jarang terjadi pelangaran terhadap kontrak yang di perjanjikan d. Mutasi rekening relatif aktif
e. Didukung dengan pinjaman baru 3. Kurang Lancar (SubStandard)
Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria diantaranya:
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari
b. Sering terjadi cerukan
c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang di perjanjikan lebih dari 90 hari
d. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah
e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur f. Dokumen pinjaman yang lemah
4. Diragukan (Doubtful)
(25)
19
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang terlah melampaui 180 hari
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari d. Terjadi kapitalisasi bunga
e. Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan
5. Macet (loss)
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru
c. Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar
Kegiatan perbankan yang kompleks memiliki potensi risiko yang tinggi.terkait risiko ini, dalam dunia perbankan terdapat istilah Non-Performing Loan (NPL).NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalanpengembalian kredit oleh debitur (Darmawan,2012) dalam jurnal Diyah Pamularsih, Bank harus berhati-hati dalam menyalurkan kredit agar tidak terjadi Non-Performing Loan (NPL) yang tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi risiko yang ada bank biasanya mencari alternatif investasi lainnya yang lebih rendah risikonya, seperti menempatkan dana pada instrumen keuangan seperti Sertifikat Bank Indonesia yang memiliki risiko rendah tetapi memberikan kepastian hasil.
(26)
20
Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari ketidakpastian dalam pengembaliannya atau yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur, (Hasibuan,2007) dalam jurnal Luh Eprima Dewi, Nyoman Trisna Herawati, Luh Gede Erni Sulindawati.NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank.
Agar nilai bank terhadap rasio ini baik Bank Indonesia menetapkan kriteria rasio NPL di bawah 5%. Sesuai dengan SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 besaran rasio NPL dapat dihitung dengan rumus:
Tabel 2.2
Matriks Kriteria Peringkat Komponen NPL
Rasio Peringkat Prediksi
NPL≤ 5% 1 Sehat
NPL >5% 2 Tidak Sehat
Sumber: SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan menyebabkan kerugian, sebaliknya jika semakin rendah NPL maka laba atau profitabilitas bank tersebut akan semakin meningkat.
NPL = Kredit Bermasalah X 100%
(27)
21
2.1.3. Tingkat Pengembalian Aset
Profitabilitas merupakan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut yang dinyatakan dalam persentase.Lebih lanjut karena pengertianprofitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan, maka rentabilitas ekonomis sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba.Laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan merupakan cerminan sebuah kinerja perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Menjaga tingkatprofitabilitas merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena profitabilitas yang tinggi merupakan tujuan setiap perusahaan, jika dilihat dari perkembangan rasio profitabilitas menunjukkan suatu peningkatan hal tersebut menunjukkan kinerja perusahaan yang efisien. Sebagian para ahli mengemukakan sebagai berikut :(Harmono,2009:109 dalam jurnal Julita) menyatakan bahwa Analisis profitabilitas ini menggambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba.
Dimensi-dimensi konsep profitabilitas dapat menjelaskan kinerja manajemen perusahaan.menurut (Syafri2008:304dalam jurnal Julita) menyatakan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan semua sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.Perhitungan ROA terdiri dari :
(28)
22
1. Menghitung Earning Before Tax (EBT) laba perusahaan (bank) sebelum dikurangi pajak.
2. Menghitung keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh bank yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap.
Sedangkan menurut (Malayu:2009:100) return on asset merupakan perbandingan (rasio) laba sebelum pajak (earning before tax/EBT) selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama atau di hitung dengan rumus:
`
Dalam kerangka penilaian kesehatan bank, BI akan mendapatkan skor maksimum 100 apabila bank memiliki ROA sebesar 1,5%.Semakin besar ROAmenunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar.
Tabel 2.3
Matriks Kriteria Peringkat Komponen ROA
Rasio Peringkat Prediksi
ROA > 1,5% 1 Sangat Baik
1,25% < ROA≤ 1,5% 2 Baik
0,5% < ROA≤ 1,25% 3 Cukup
0% < ROA≤ 0,5% 4 Tidak Baik
ROA≤0% 5 Sangat Tidak Baik
Sumber: SE BI No. 13/1/PBI/2011
ROA =Laba sebelum PajakX 100% Total (modal) Aset
(29)
23
2.1.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang pengaruh variabel-variabel Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Kredit Bermasalah terhadap Tingkat Pegembalian Asetyang sudah pernahditeliti sebelumnya oleh beberapa peneliti. Berikut hasil penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini.
1. Esther Novelina Hutagalung (2011)
Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisa pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Per- forming Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan Deposit Ratio (LDR) terhadap kinerja bank yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA). Obyek penelitian adalah 10 (sepuluh) bank umum di Indonesia terbesar dalam asset yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2007-2011. Metode analisa yang digunakan yaitu analisa regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable NPL, NIM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA, sedangkan variable CAR dan LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Hal tersebut menjelaskan bahwa kondisi perbankan pada saat itu memiliki profitabilitas yang baik, dengan kualitas aktiva produktif (NPL) terjaga dengan baik, NIM yang cukup tinggi, tingkat efisiensi (BOPO) yang baik, penyaluran dana dalam bentuk kredit belum efektif menyebabkan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Bank umum pada saat itu belum memanfaatkan secara optimal potensi modal yang dimiliki, namun
(30)
24
karena tingkat kecukupan modal dapat dikatakan tinggi, maka CAR tidak perpengaruh signifikan terhadap ROA.
2. Riski Agustiningrum (2012)
Penelitian ini dilakukan di perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011.Dengan judul penelitian analisis pengaruh antara Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposits Ratio (LDR) terhadap profitabilitas (ROA) dengan sampel sebanyak 26 perusahaan perbankan. Pemecahan masalah menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.Berdasarkan hasil analisis maka diketahui bahwa CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA).NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA), sebaliknya LDR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
3. Pramitha Kusuma Dewi, Mulyadi dan Abdurrakhman (2013)
Meneliti tentang Analisis Pengaruh rasio CAR, NPL LDR dan NIM terhadap profitabilitas perbankan yang terdaftar di BEI.Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPL (Non PerformingLoans) and NIM (Net Interest Margin) berpengaruh kepada ROA (Return on Assets), sedangkan variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) and LDR (Loan to DepositRatio) tidak terdapat pengaruh ROA (return on Assets)
4. A.A Yogi Prasanjaya dan I Wayan Ramantha (2013)
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh rasio CAR, BOPO, LDR dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas Bank di BEI
(31)
25
periode 2008-2011. Teknik pengambilan sampel yang dipergunakan yaitu teknik simple random sampling. Hasil uji F memperlihatkan hasil rasio CAR, BOPO, LDR dan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Hasil uji t, menunjukkan LDR dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas, akan tetapi CAR dan Ukuran Perusahaan menunjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas
5. Diyah Pamularsih (2013)
Meneliti dengan judul pengaruh LDR, NPL, NIM, BOPO, CAR danSuku Bunga terhadap profitabilitas pada sector perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Alat analisis yang digunakan ialah regresi linier berganda.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tidak ada pengaruhCapital Adequacy Ratio (CAR) terhadap ROA.Ada pengaruhLDR terhadap ROA.Ada pengaruh NPL terhadap ROA.Tidak ada pengaruhNIM terhadap ROA.Ada pengaruh BOPO terhadap ROA.Tidak ada pengaruh suku bunga terhadap ROA.
6. Yoonhee Tina Chang (2015)
Penelitian ini untuk mengetahui apakah rasio kecukupan modal mempengaruhi profitabilitas bank, itu juga menganalisis pengaruh kredit yang diberikan pada profitabilitas bank serta dampak rasio kecukupan modal pada paparan bank untuk risiko kredit. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang meliputi lima tahun laporan keuangan mengambil studi kasus dari lima bank komersial yang dipilih. Hubungan positif dan signifikan antara kecukupan modal dan profitabilitas bank menunjukkan
(32)
26
bahwa bank-bank dengan modal ekuitas lebih yang dianggap memiliki lebih aman dan keuntungan tersebut dapat diterjemahkan ke dalam profitabilitas yang lebih tinggi. Semakin tinggi rasio modal, lebih menguntungkan bank akan. Dianjurkan bahwa harus ada review konstan persyaratan modal minimum bank deposito uang di Nigeria ke tingkat optimal dan bank Nigeria harus dikapitalisasi untuk memungkinkan mereka menikmati menilai sumber lebih murah dari dana dengan perbaikan berikutnya di tingkat keuntungan.
7. Aamir Azeem dan Amara (2014)
penelitian ini dengan data enam belas bank-bank besar terlepas dari ukuran, kepemilikan dan fungsi dari 2006- 2012 dengan menggunakan panel Model efek tetap. Telah mengungkapkan bahwa dampak NPL terhadap profitabilitas negatif.ukuran kinerja pengembalian aset dan laba atas ekuitas negatif terpengaruh dengan peningkatan kredit bermasalah sementara return saham tidak terpengaruh. Return on asset dipengaruhi lebih dari return on equity karena kenaikan NPL.
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian
Persamaaan Perbedaan Alat
Analisis Hasil Penelitian 1 Esther Novelina Hutagalun g (2011) pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Per- forming Loan (NPL),Net Interest CAR, NPL ROA
LDR, NIM, BOPO Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable NPL, NIM dan BOPO berpengaruh
(33)
27
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Persamaaan Perbedaan Alat
Analisis Hasil Penelitian Margin (NIM), Biaya Operasional terhadap pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan Deposit Ratio (LDR) terhadap kinerja bank yang diproksikan dengan ROA(return on Asset) Signifikan terhadap ROA, sedangkan variable CAR dan LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Hal tersebut menjelaskan bahwa kondisi perbankan pada saat itu memiliki profitabilitas yang baik, dengankualitas aktiva produktif (NPL) terjaga dengan baik, NIM yang cukup tinggi, tingkat efisiensi (BOPO) yang baik, penyaluran dana dalam bentuk kredit belum efektif menyebabkan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Bank umum pada saat itu belum Memanfaatkan secara optimal potensi modal yang dimiliki,
(34)
28
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Persamaaan Perbedaan Alat
Analisis Hasil Penelitian namun karena tingkat kecukupan modal dapat dikatakan tinggi, maka CAR tidak perpengaruh Signifikan terhadap ROA. 2 Riski Agustining rum (2011) analisis pengaruh antara Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposits Ratio (LDR) terhadap profitabilitas (ROA)
CAR, NPL, ROA LDR Regresi Linier Berganda bahwa CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). NPL berpengaruh Negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA), sebaliknya LDR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) 3 Pramitha Kusuma Dewi, Mulyadi danAbdurr akhman (2013) Analisis Pengaruh rasio CAR, NPL LDR dan NIM terhadap profitabilitas perbankan yang terdaftar di BEI CAR, NPL, ROA
LDR, NIM Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPL (Non PerformingLo ans) and NIM (Net Interest Margin) berpengaruh kepadaROA
(35)
29
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Persamaaan Perbedaan Alat
Analisis Hasil Penelitian Return on Asset) sedangkan variabel CAR (Capital Adequacy Ratio)and LDR(Loan to DepositRatio) tidak terdapat pengaruhROA 4 A.A. Yogi
Prasanjaya dan I Wayan Ramantha (2013)
pengaruh rasio CAR, BOPO, LDR dan
UkuranPerus ahaan terhadap Profitabilitas Bank di BEI periode 2008-2011 CAR, Profitabilitas BOPO, LDR, Ukuran Perusahaan Regresi Linier Berganda
Hasil uji F memperlihatka n hasil rasio CAR, BOPO, LDR dan UkuranPerusa haan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Hasil uji t, menunjukkan LDR dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas, akan tetapi CAR dan Ukuran Perusahaan menunjukkan tidak berpengaruh signifikanterha dap Profitabilitas 5 Diyah Pamularsih (2013) pengaruh LDR, NPL, NIM, BOPO, CAR danSuku Bunga CAR, NPL, ROA NIM, BOPO, LDR, NIM, Suku Bunga Regresi Linier Berganda Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tidak ada pengaruh Capital
(36)
30
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Persamaaan Perbedaan Alat
Analisis Hasil Penelitian Terhadap profitabilitas pada sector perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 Adequency ratio terhadap ROA.Ada pengaruhLDR terhadap ROA.Ada pengaruh NPL terhadap ROA.Tidak ada pengaruh NIMterhadap ROA.Ada pengaruh BOPO terhadap ROA.Tidak ada pengaruh suku bunga terhadap ROA 6 Yonhee tina Chang
Role Of Non Performing Loans (NPLs) and Capital Adequency in Banking Structure and Competition CAR, NPL, ROA Struktur Bank, Regulasi Kompetisi Analisis regresi linier berganda Hubungan positif dan signifikan antara kecukupan modal dan profitabilitas bank menunjukkan bahwa bank-bank dengan modal ekuitas lebih yang dianggap memiliki lebih aman dan keuntungan tersebut dapat diterjemahkan ke dalam profitabilitas yang lebih tinggi.Semaki n tinggi rasio modal, lebih menguntungka n bank.
(37)
31
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Persamaaan Perbedaan Alat
Analisis Hasil Penelitian 7 Aamir Azeem dam Amara (2014)
Impact Of Profitability On Quantum Of Non Performing Loans
NPL, ROA ROE, Stock Return
Path dampak NPL terhadap profitabilitas negatif. ukuran kinerja pengembalian aset dan laba atas ekuitas negatif terpengaruh dengan peningkatan kredit. bermasalah sementara return saham tidakterpengar uh. Return on asset dipengaruhi lebih dari return on equity karena kenaikan NPL
2.2. Kerangka Pemikiran
Pada umumnya, semua perusahaan memiliki modal nya tersendiri yangdigunakan dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Namun, pada perbankan, modal sendiri yang dimiliki pun terbagi atas 2 macam yaitu tier 1 dan tier 2. Ke 2 modal yang terbagi ini masing-masing jumlahnya harus 4% sehingga batas minimum CAR (rasio kecukupan modal) bank adalah 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) (Pandia,2010). CAR ini merupakan perbandingan antara jumlah modal yang dimiliki dengan jumlah asetnya.Salah satu cara yang dilakukan bank untuk memutar dana yang dimiliki selain
(38)
32
menginvestasikannya dalan bentuk aset, bank biasanyamelakukannya dengan cara memberikan kredit kepada nasabah.
Namun, tidak jarang dalam pemberian kredit oleh bank, terdapat risiko yang dihadapi bank sendiri.Risiko kredit bermasalah atau kredit macet bukan hal yang tidak mungkin terjadi dihadapi bank.Kredit bermasalah tersebut pasti dialami oleh hampir setiap bank. jika nilai kredit bermasalah suatu bank tinggi, maka tentunya akan menyebabkan kerugian pada bank.
Karena dengan semakin tingginya nilai kredit bermasalah yang di miliki oleh bank, akan mengganggu dalam perputaran dana bank tersebut menjadi laba. Sebaliknya, apabila nilai kredit bermasalah pada bank ini rendah maka laba atau keuntungan (ROA) perusahaan yang dihasilkan oleh bank tersebut akan besar.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Rasio Kredit Bermasalah
Tingkat Pengembalian Aset
FFaktor Penentu Tingkat Pengembalian Aset
CAR = Total Modal X 100% ATMR
NPL = Kredit Bermasalah X 100% Total Kredit
hRasio Kecukupan Modal
Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Kredit Bermasalah Terhadap Tingkat Pengembalian Atas Aset Pada 6 Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014
(39)
33
2.2.1. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Terhadap Tingkat Pengembalian Aset
Capital Adequacy Ratio (CAR) juga biasa disebut sebagai rasio kecukupan modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta membiayai seluruh benda tetap dan inventaris bank.
Seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR.Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Kuncoro dan Suharjono,2002:573). Dengan kata lain, CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR menunjukkan sejauhmana penurunan asset bank yang masih dapat ditutup oleh equity bank yang tersedia, semakin tinggi CAR maka semakin baik kondisi bank (Tarmidzi, 2003).
Menurut (Ben Naceur et al.2008) dalam jurnal A.A Yogi Prasanjaya dan I Wayan Ramantha, berpendapat bahwa bank yang memiliki modal yang tinggi cenderung menunjukkan tingginya profitabilitas.
2.2.2. Pengaruh Rasio Kredit Bermasalah terhadap TingkatPengembalian Aset
Kredit bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan seperti penyimpangan yang dilakukan debitur maupun faktor ketidaksengajaan atau factor eksternal diluar
(40)
34
kemampuan kendali debitur seperti kondisi ekonomi yang buruk.Kredit bermasalah yang tinggi dapat menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan kredit (Meydianawati, 2013) dalam jurnal Diyah Pamularsih, karena harus membentuk cadangan penghapusan yang besar.perbankan (I Made Pratista Yuda dan Wahyu Meiranto, 2010) dalam jurnal Diyah Pamularsih.Bank dikatakan mempunyaiNPL yang tinggi jika banyaknya kredit yang bermasalah lebih besar daripada jumlah kredit yang diberikan kepada debitur.
Menurut (Siswanto Sutojo,1997:24) Sebuah bank yang dirongrong oleh kredit bermasalah dalam jumlah besar,cenderung menurun profitabilitasnya. Provitabilitas mereka akan menurun, dengan akibat nilai kesehatan operasi mereka di masyarakat dan di dunia perbankan pada khususnya akan ikut menurun.
2.2.3. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio KreditBermasalah Terhadap Tingkat Pengembalian Aset
Capital Adequacy Ratio adalah kecukupan modal yang menunjukkankemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal.
Rasio NPL digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari ketidakpastian dalam pengembaliannya atau yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur,
(41)
35
(Hasibuan, 2007)Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan menyebabkan kerugian, sebaliknya jika semakin rendah NPL maka laba atau profitabilitas bank tersebut akan semakin meningkat.
Menurut (Miranti Febri Arinta,2015)Tingkat CAR yang ideal akan meningkatkan kepercayaan masyarakat sebagai pemilik dana terhadap bank sehingga masyarakat akan memiliki keinginan yang lebih untuk menyimpan dananya di bank, yang pada akhirnya bank akan memiliki kecukupan dana untuk menjalankan kegiatan operasionalnya seperti pemberian kredit kepada masyarakat yang memungkinkan bank untuk dapat memperoleh laba lebih dari kenaikan pendapatan bunga kredit yang dikucurkannya.
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Rasio Kecukupan Modal (X1):
• Modal Bank • Aktiva tertimbang
menurut risiko (Kredit,penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain)
Rasio Kredit Bermasalah(X2) :
• Kredit Bermasalah • Total Kredit
Tingkat
Pengembalian Aset (Y):
• Earning Before Interest and Tax
• Total Aktiva Ben Naceur et al,2008
Miranti Febri Arinta,2015
(42)
36
2.3. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari telaah pustaka (landasan teori dan penelitian terdahulu), merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti (Pedoman Penyusunan Skripsi, 2008:27). Berdasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis yang dapat diambil adalah:
H1 :Rasio kecukupan modal secara parsial berpengaruh terhadap tingkat Pengembalian asset
H2 :Rasio kredit bermasalah secara parsial berpengaruh terhadap tingkat Pengemalian asset
H3 :Rasio kecukupan modal dan rasio kredit bermasalah secara simultan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian asset
(43)
✂ ✄
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Adapun objekdalam penelitian ini adalah Rasio Kecukupan Modal (X1) dan
Rasio Kredit Bermasalah (X2)sebagai variabel bebas atau independen terhadap
tingkat pengembalian asset (ROA)sebagai variabel terikat atau dependen (Y) pada 6 bank umum di Indonesia.
3.2. Metode Penelitian
Menurut (Sugiyono,2004:1) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan metode penelitian menurut (Muhiddin Sirait,2006) metode penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yang teliti dan sistematik. Penelitian ini menggunakan adalah menggunakan metode penelitian deskriftif dan metode penelitian verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2005:21) : “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebihluas”.
Sedangkan metode penelitian verifikatif menurut Masyhuri (2008:45)adalah “Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara denganatau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Menurut Sugiyono (2009:8) metode penelitian kuantitatif adalah “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
(44)
☎8
pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunkan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Metode penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan pada analisis data numerik (angka) dan berguna untuk menjawab rumusan masalah yaitu tentang hubungan antara variabel independent dengan dependent secara parsial dan simultan.Berdasarkan konsep di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan benar tidaknya fakta-fakta yang ada serta menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, analisis dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.
Dalam penelitian ini, metode deskriptif tersebut digunakan untuk memberikan penjelasan dan gambaran secara lebih mendalam tentang kondisi perkembangan Rasio Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Terhadap Tingkat Pengembalian Aset (ROA) Sedangkan untuk metode verifikatif digunakan untuk menguji pengaruh Rasio Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Terhadap Tingkat Pengembalian Aset (ROA)
3.2.1. Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005:84) yaitu : “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Sedangkan Menurut Sugiyono (2009:13) penjelaskan proses penelitian disampaikan seperti teori sebagai berikut:
(45)
39
2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan.
Berdasarkan penjelasan proses penelitian diatas maka proses penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mencari dan menetapkan fenomena yang menjadi sumber masalah yaitu mengenai pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Kredit Bermasalah terhadap Tingkat Pengembalian AsetBank Umum Indonesia sehingga diperoleh judul penelitian sesuai dengan masalah yang terjadi.
2. Menetapkan Rumusan Masalah
Bagaimana Perkembangan dan Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Kredit Bermasalah terhadap Tingkat Pengembalian Aset Bank Umum Indonesia.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Peneliti dapat membaca referensi teoritis dan penemuan penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis).
4. Pengajuan Hipotesis
(46)
40
H1: Rasio Kecukupan Modal berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Pengembalian AsetBank Umum Indonesia.
H2: Rasio Kredit Bermasalahberpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Pengembalian Aset Bank Umum Indonesia.
H3: Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Kredit Bermasalahberpengaruh secara simultan Tingkat Pengembalian AsetBank Umum Indonesia. 5. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah deskriftif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
6. Menyusun Instrumen Penelitian
Setelah menentukan metode penelitian, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian.Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data.Instrumen pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari Bank BCA, BJB, MNC, Panin, BRI, dan Bank Windu.Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.
7. Kesimpulan
Langkah terakhir dari suatu periode penelitian adalah penarikan kesimpulan, yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah berdasarkan informasi
(47)
41
mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
Gambar 3.1 Model Penelitian Keterangan :
X1= Rasio Kecukupan Modal(CAR) X2= Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Y = Tingkat Pengembalian Aset (ROA)
3.2.2. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel
Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau niali dari orang, objek ataukegiatan yang mempunyai variasi tertentu yabng ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2012:61).
Operasional variabel menurut Umi Narimawati (2008:30) adalah sebagai berikut:“OperasionalisasiVariabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor”.
Sesuai dengan judul penelitian yang diungkapkan oleh penulis yaitu, pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Kredit Bermasalah terhadap Tingkat
X
1X
2(48)
42
Pengembalian Aset pada 6 Bank Umum di Indonesia, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen (Variabel X1)
Variabel independen atau yang sering disebut dengan variable bebas,merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadipenyebab perubahan dan timbulnya variabel dependen (terikat).Pengertian variabel independent menurut (Sugiyono,2009:39) yaitu: “Variabel independent (bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebabperubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).”Didalam penelitian ini, variabel dependen yang akan digunakan yaituRasio Kecukupan Modal (CAR)
2. Variabel Intervening (Variabel X2)
Ciri dari variabel intervening ini yaitu terletak diantara variabel dependen dan variabel independen. Di dalam penelitian ini, variabel intervening yang digunakan yaituRasio Kredit Bermasalah (NPL)
3. Variabel Dependen (Variabel Y)
Variabel dependen atau yang sering disebut dengan variable terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (variabel independen). Menurut Umi Narimawati (2010:27) variabel tidak bebas yaitu:“Variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel tergantung adalah variabel yang keberadaannya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.”
(49)
43
Didalam penelitian ini, variabel dependen yang akan digunakan yaitu Tingkat Pengembalian Aset(ROA).
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel
Indikator Ukuran Sumber
Data Skala Rasio kecukupan modal (CAR) (Variabel X1)
Warjiyo dalam Fransisca (2007:5) menyataka n bahwa tingkat kecukupan modal pada perbankan diwakilkan dengan rasio capital adequacy ratio (CAR).CA R memperlih atkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandu ng resiko, yang dibiayai dari modal sendiri.
• Total Modal
• ATMR
CAR= Total Modal X100% A T M R
% Neraca Rasio
Rasio Kredit Bermasala h (NPL) (Variabel Riyadi, (2006:161) dalam jurnal Riski Agustinin
• Kredit Bermasalah
• Total Kredit
(50)
44
X2) grum
Non Performin g Loan (NPL) merupakan saha satu rasio keuangan yang mencermin kan risiko kredit. NPL didefinisik an sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan atau sering disebut kredit macet pada bank.
NPL= Kredit BermasalahX100% Total Kredit Tingkat Pengembal ian atas Aset (ROA) (Variabel Y) Harmono menyatak an (2009, hal. 109 dalam jurnal Julita) menyataka n bahwa Analisis profitabilit asini menggamb arkan kinerja fundament al perusahaan ditinjau dari tingkat efisiensi dan
• Earning Before Interest and Tax
• Total Aktiva ROA= E B I T X100%
Total Aktiva
(51)
45
efektivitas operasi perusahaan dalam memperole h laba.
3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber Data
Data yang penulis gunakan adalah data sekunder dimana datanya sudah tersedia yang merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain. Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk data-data, tabel-tabel, diagram atau segala informasi yang berasal dari literatur yang ada hubungannya dengan teori-teori mengenai topik penelitian.Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder.
menurut Sugiyono (2009:139) mendefinisikan data sekunder adalah “Sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku serta dokumen perusahaan.”
Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh darilaporan keuangan yang didapat dari annual report periode 2010-2014 dari 6 bank umum di Indonesia yaitu diantaranya Bank BCA, BJB, MNC, Panin, BRI dan Bank Windu.
3.2.3.2. Teknik Penentuan Data
Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan data yang diperlukan ke dalam dua golongan, yaitu:
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009:115) populasi didefinisikan sebagai berikut “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyekyang mempunyai
(52)
46
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank BCA, BJB, MNC, Panin, BRI dan Bank Windu.
2. Sampel
Metode sampel yang digunakan adalah Pool Data: 1) Time Series
Laporan keuangan perusahaan yang diambil yaitu laporan keuangan tahunan Bank Umum Indonesia selama 5 periode terakhir (2010-2014).
2) Cross Section
Jumlah perusahaan yang diteliti sebanyak 6 perusahaan bank umum Indonesia, yaitu Bank BCA, BJB, MNC, Panin, BRI dan Bank Windu. Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi sampel penelitian adalah data rasio keuangan pada laporan keuangan tahunan selama 5 periode (2010-2014) pada Bank BCA, BJB, MNC, Panin, BRI dan Bank Windu. Sehingga diperoleh sebanyak 30 anggota sampel untuk setiap variabel.
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan bank. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu:
1. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data dari laporan-laporan yang telahdiolah oleh pihak lain sehingga penulis dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan.
(53)
47
2.Studi pustaka yaitu Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini penulis juga menggunakan media internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan.
3.2.5. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1. Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:41),rancangan analisis adalah Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif dan verifikatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program SPSS. Dengan demikian penelitian ini dikatakan penelitian kuantitatif.
Metode analisis kuantitatif menurut Sugiyono (2009:31) adalah :“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif.Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris.Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random.Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan.Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram.Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.”
Penggunaan metode deskriptif dan verifikatif pada penelitian ini akan dijelaskan pada uraian berikut ini:
(54)
48
3.2.5.1.1. Rancangan Analisis Deskriptif (Kualitatif)
Menurut Sugiyono (2005:21) penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Untuk Mengukur Rasio Kecukupan Modal (CAR), Rasio Kredit Bermasalah (NPL), dan Tingkat Pengembalian Atas Aset (ROA) dengan rumus:
1. Rasio Kecukupan Modal (CAR)
2. Rasio Kredit Bermasalah (NPL)
3. Tingkat Pengembalian atas Aset (ROA)
4. Rumus Perkembangan
3.2.5.1.2. Rancangan Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Rancangan analisis ini digunakan untuk mengetahui Rasio Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Kredit Bermasalah (NPL) terhadap Tingkat PengembalianAset (ROA) Bank di Indonesia..Dalam melakukan penelitiannya
CAR = Modal Bank X100% A T M R
NPL = Kredit Bermasalah X100% Total Kredit
ROA = E B I T X100% Total Aktiva
Pn–Pn- 1 X 100%
(55)
49
penulis menggunakan rancangan analisis statistik.Adapun langkah-langkah dalam pengujian statistik yangdigunakan penulis adalah sebagai berikut :
1) Analisis Regresi Linier Berganda
Metode yang digunakan dalam menganalisis data penelitian adalahanalisis regresi linear berganda.Analisis regresi linear berganda bertujuanuntuk mengetahui apakah variabel independen terhadap variabel dependenterdapat pengaruh atau tidak, dan hasilnya berupa koefisien untukmasing-masing variabel independen.Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan uji statistik analisis regresi linear berganda. Metode regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui perngaruh variabel–variabel independen terhadap variabel dependen dengan rumus:
= + + +
Dimana :
Y = Tingkat Pengembalian atas Aset (ROA) b = intercept (titik potong regresi)
b -b = Koefisien
X = Rasio Kecukupan Modal (CAR)
X = Rasio Kredit Bermasalah (NPL) e = Tingkat Kesalahan
2) Uji Asumsi Klasik
Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda.Hal ini dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis.Pengujian asumsi klasik meliputi:
(56)
50
a. Uji Normalitas
Menurut (Ghazali,2006) menyatakan bahwa: uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan F diasumsikan bahwa rseidual mengikuti distribusi normal.Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.Dimana dalam penelitian ini digunakan metode Kolmogorov-Smirnov yang dilakukan dengan bantuan software SPSS. Pengambilan keputusan pada pengujian ini dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:
• Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
• Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.
Menurut (Ghazali,2001:76)pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan:
• Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
(57)
51
• Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah variabel independen yang satu dengan yang lain saling berkorelasi atau tidak. Dalam uji ini, variabel independen tidak boleh saling berkorelasi, dikarenakan apabila terjadi korelasi antar variable independen maka dapat dipastikan variabel penelitian tersebut tidak ortogonal atau dengan kata lain nilai korelasi antar variable independen adalah nol.
Menurut (Ghazali,2001:57)dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yangdiperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabelbebas lainnya.Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi merupakan suatu alat analisis dalam ujipenyimpangan asumsi klasik yang memiliki tujuan untuk menguji apakahdalam suatu model regresi linier ada korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dari suatu model regresi adalah varian sampel tidak dapat
(58)
52
menggambarkan varian populasinya, dan model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel tidak bebas tertentu
Menurut (Santoso,2002)untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasimaka dilakukan pengujianDurbin-Watson (DW).Dimana nilai d tersebutselanjutnya dibandingkan dengan nilai dtabel dengan tingkat signifikansi 5%dengan df=n-k-1. Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria menurut (Santoso,2002)dengan cara melihat besaranDurbin-Watson sebagai berikut:
1. Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3. Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variance dari residual satu pengamatanke pengamatan yang lain terjadi kesamaan atau tidak. Jika variansdari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebuthomokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Dan jika varians berbeda maka disebut heterokedastisitas.Model regresi yangbaik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedasitas.Cara mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukandengan melihat gambar plot antara nilai prediksi variabel independen(ZPRED) dengan residual (SRESID) (Ghozali, 2006).
(59)
53
3) Uji Koefisien Korelasi
UJi Korelasi menurut (Jonathan Sarwono,2006:37) adalah “analisis kolerasional digunakan untuk melihat kuat atau lemahnya antara variabel bebas dengan variabel tergantung”.Analisi korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel lain. Hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dapat merupakan hubungan yang kebetulan belaka, tetapi dapat juga merupakan sebuah hubngan sebab akibat. Dua variabel dikatakan berkorealasi apabila perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama maupun dengan arah yang berlawanan (Suliyanto 2005:52). Rumusnya adalah sebagai berikut :
Sumber :Sugiono (2011,228)
Keterangan :
X = Rasio Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Kredit Bermasalah (NPL)
Y = Tingkat Pengembalian atas Aset (ROA) N = Jumlah tahun
Nilai koefisien korelasi sederhana r terletak antara -1 dan +1 sebagaiindikator ada tidaknya hubungan, dapat dinyatakan sebagai berikut:
(60)
54
Artinya :
a) r = -1, menyatakan terdapat hubungan antara Rasio Kecukupan Modal (X1)
dan Rasio Kredit Bermasalah (X2) terhadapTingkat Pengembalian atas Aset
(Y) pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
b) r = 0, menyatakan tidak terdapat hubungan antara Rasio Kecukupan Modal (X1) dan Rasio Kredit Bermasalah (X2) terhadapTingkat Pengembalian atas
Aset (Y) pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
c) r = +1, menyatakan terdapat hubungan antara Rasio Kecukupan Modal (X1)
dan Rasio Kredit Bermasalah (X2) terhadapTingkat Pengembalian atas Aset
(Y) pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Untuk dapat memberi interprestasi terhadap kuatnya hubungan itu maka digunakan pedoman seperti tertera pada berikut ini:
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00–0,199 Sangat Rendah
0,20–0,399 Rendah
0,40–0,599 Sedang
0,60–0,799 Kuat
0,80–1,000 Sangat Kuat
Sumber: Statistika untuk Penelitian; Sugiyono; 2011
Kolerasi dapat positif atau negatif.Kolerasi positif menunjukan arah yangsama antar variable, yaitu jika variable X1dan X2 besar, maka variable Y akansemakin
besar. Sebaliknya kolerasi negative menunjukan arah yang berlawanan,yaitu jika variable X1dan X2besar, maka variable Y menjadi kecil.
(61)
55
4) Koefisien Determinasi Simultan
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependennya. Nilai Koefisien determinasi (R2) yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independennya menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable dependen(Ghozali,2005). Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Rasio Kecukupan Modal(X) terhadap varibel Pengembalian atas Aset (Y) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi.
a. Analisis Koefisien Determinasi Simultan
Digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase yang diberikan Rasio Kecukupan Modal terhadap Tingkat Pengembalian atas Aset secara simultan, adapun rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah :
=
Sumber : J. Sarwono (2005:481)
Keterangan :
Kd = Nilai koefisien determinasi R = Koefisien korelasi (pearson)
100% = Pengali yang dinyatakan dalam persentase
b. Analisis Koefisien Determinasi Parsial
Digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase yang diberikan Rasio Kecukupan Modal terhadap pengembalian atas aset secara parsial. Rumus koefisien determinasi yang dikemukakan oleh
(62)
56
Keterangan:
B = Beta (nilaistandardized coefficients)
Zero order =Matrik korelasi variabel bebas dengan variableTerikat
Dimana apabila :
Kd = 0, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, lemah. Kd = 1, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, kuat 3.2.5.2. Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika tidak terdapat pengaruh signifikan maka diformulasikan dalam hipotesis Nol (H0), yaitu hipotesis untuk ditolak.
Apabila kedua variabel tersebut dihipotesiskan memiliki pengaruh yang signifikan maka diformulasikan dalam hipotesis alternatif (H1) yaitu merupakan hipotesis yang diharapkan untuk diterima.Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) yaitu Efisiensi Rasio Kecukupan Modal (X1), Rasio Kredit Macet (NPL) (X2)
dan Tngkat Pengembalian Aset (Y), dengan langkah-langkah sebagai berikut:
• Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)
Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variableterikat hipotesis sebagai berikut :
(63)
57
1. Ho ; = 0Rasio Kecukupan Modal (CAR)tidak berpengaruh terhadapTingkat Pengembalian atas Aset Bank di Indonesia
Ha; ≠ 0, Rasio Kecukupan Modal (CAR)berpengaruhterhadapTingkat Pengembalian atas Aset Bank di Indonesia
2. Ho ; = 0, Rasio Kredit Bermasalahtidak berpengaruh terhadapTingkat Pengembalian atas Aset Bank di Indonesia
Ha; ≠ 0, Rasio Kredit Bermasalah berpengaruh terhadapTingkat Pengembalian atas Aset Bank di Indonesia.
Untuk menguji signifikasi suatu koefisien korelasi menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
t = nilai uji t hitung r = koefisien korelasi n = jumlah sampel
Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = (n – k – l), untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam suatu penelitian. Hasilnya dari perhitungan kemudian dibandingkan dengan tabel t dengan taraf signifikansi 5%.
(64)
58
Jika menggunakan tingkat kesalahan (α=0,05) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut:
a. Jika thitung≥ ttabel(α=0,05) maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha
diterima artinya antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan.
b. Jika thitung≤ ttabel(α=0,05) maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha
ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.
• Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Melakukan Uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.
a. Rumus Uji F yang digunakan adalah:
= /
/ { ( + )}
Dimana:
= Koefisien Korelasi Ganda K = Jumlah variabel bebas n = Jumlah anggota sampel
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama dapat berperan atas variabel terikat.Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F – kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft.Jika nilai Fhitung > Fkritis, maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya. Menurut (Sugiyono, 2009:183), menhitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara variabel
(65)
59
X dengan Variabel Y yang dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan analisis koefisien korelasi Product Moment Method atau dikenal dengan rumus Pearson.
b. Hipotesis
H0 ;β1
β
2=
0, Tidak terdapat pengaruh Rasio Kecukkupan Modal danRasio Kredit Bermasalah terhadap Tingkat Pengembalian Aset.
H1 ;β1
β
2≠0, Terdapat pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Kredit
Bermasalah terhadap Tingkat Pengembalian Aset. c. Kriteria Pengujian
H0 ditolak apabila Fhitung > dari Ftabel (α= 0,05)
Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang-kurangnya ada sebuah yxi 0. Untuk mengetahui
ρyxi yang tidak sama dengan nol,
maka dilakukan pengujian secara parsial.Sumber: (Sugiyono,2009;185) Gambar 3.2
(1)
Artinya :
a) r = -1, menyatakan terdapat hubungan antara Rasio Kecukupan Modal (X1) dan Rasio Kredit Bermasalah (X2) terhadapTingkat Pengembalian atas Aset (Y) pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
b) r = 0, menyatakan tidak terdapat hubungan antara Rasio Kecukupan Modal (X1) dan Rasio Kredit Bermasalah (X2) terhadapTingkat Pengembalian atas Aset (Y) pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
c) r = +1, menyatakan terdapat hubungan antara Rasio Kecukupan Modal (X1) dan Rasio Kredit Bermasalah (X2) terhadapTingkat Pengembalian atas Aset (Y) pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Untuk dapat memberi interprestasi terhadap kuatnya hubungan itu maka digunakan pedoman seperti tertera pada berikut ini:
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00–0,199 Sangat Rendah 0,20–0,399 Rendah 0,40–0,599 Sedang
0,60–0,799 Kuat
0,80–1,000 Sangat Kuat
Sumber: Statistika untuk Penelitian; Sugiyono; 2011
Kolerasi dapat positif atau negatif.Kolerasi positif menunjukan arah yangsama antar variable, yaitu jika variable X1dan X2 besar, maka variable Y akansemakin besar. Sebaliknya kolerasi negative menunjukan arah yang berlawanan,yaitu jika variable X1dan X2besar, maka variable Y menjadi kecil.
(2)
4) Koefisien Determinasi Simultan
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependennya. Nilai Koefisien determinasi (R2) yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable dependen(Ghozali,2005). Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Rasio Kecukupan Modal(X) terhadap varibel Pengembalian atas Aset (Y) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi.
a. Analisis Koefisien Determinasi Simultan
Digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase yang diberikan Rasio Kecukupan Modal terhadap Tingkat Pengembalian atas Aset secara simultan, adapun rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah :
=
Sumber : J. Sarwono (2005:481)
Keterangan :
Kd = Nilai koefisien determinasi R = Koefisien korelasi (pearson)
100% = Pengali yang dinyatakan dalam persentase
b. Analisis Koefisien Determinasi Parsial
Digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase yang diberikan Rasio Kecukupan Modal terhadap pengembalian atas aset secara parsial. Rumus koefisien determinasi yang dikemukakan oleh
(3)
Keterangan:
B = Beta (nilaistandardized coefficients)
Zero order =Matrik korelasi variabel bebas dengan variableTerikat Dimana apabila :
Kd = 0, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, lemah. Kd = 1, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, kuat
3.2.5.2. Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika tidak terdapat pengaruh signifikan maka diformulasikan dalam hipotesis Nol (H0), yaitu hipotesis untuk ditolak.
Apabila kedua variabel tersebut dihipotesiskan memiliki pengaruh yang signifikan maka diformulasikan dalam hipotesis alternatif (H1) yaitu merupakan hipotesis yang diharapkan untuk diterima.Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) yaitu Efisiensi Rasio Kecukupan Modal (X1), Rasio Kredit Macet (NPL) (X2) dan Tngkat Pengembalian Aset (Y), dengan langkah-langkah sebagai berikut:
• Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)
Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variableterikat hipotesis sebagai berikut :
(4)
1. Ho ; = 0Rasio Kecukupan Modal (CAR)tidak berpengaruh terhadapTingkat Pengembalian atas Aset Bank di Indonesia
Ha; ≠ 0, Rasio Kecukupan Modal (CAR)berpengaruhterhadapTingkat
Pengembalian atas Aset Bank di Indonesia
2. Ho ; = 0, Rasio Kredit Bermasalahtidak berpengaruh terhadapTingkat Pengembalian atas Aset Bank di Indonesia
Ha; ≠ 0, Rasio Kredit Bermasalah berpengaruh terhadapTingkat
Pengembalian atas Aset Bank di Indonesia.
Untuk menguji signifikasi suatu koefisien korelasi menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : t = nilai uji t hitung r = koefisien korelasi n = jumlah sampel
Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = (n – k – l), untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam suatu penelitian. Hasilnya dari perhitungan kemudian dibandingkan dengan tabel t dengan taraf signifikansi 5%.
(5)
Jika menggunakan tingkat kesalahan (α=0,05) untuk diuji dua pihak, maka
kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut:
a. Jika thitung≥ ttabel(α=0,05) maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan.
b. Jika thitung≤ ttabel(α=0,05) maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya. • Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Melakukan Uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.
a. Rumus Uji F yang digunakan adalah:
= /
/ { ( + )}
Dimana:
= Koefisien Korelasi Ganda K = Jumlah variabel bebas n = Jumlah anggota sampel
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama dapat berperan atas variabel terikat.Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F – kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft.Jika nilai Fhitung > Fkritis, maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya. Menurut (Sugiyono, 2009:183), menhitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara variabel
(6)
X dengan Variabel Y yang dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan analisis koefisien korelasi Product Moment Method atau dikenal dengan rumus Pearson.
b. Hipotesis
H0 ;
β
1β
2=
0, Tidak terdapat pengaruh Rasio Kecukkupan Modal danRasio Kredit Bermasalah terhadap Tingkat Pengembalian Aset.
H1 ;
β
1β
2≠
0, Terdapat pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio KreditBermasalah terhadap Tingkat Pengembalian Aset. c. Kriteria Pengujian
H0 ditolak apabila Fhitung > dari Ftabel (
α
= 0,05)Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang-kurangnya ada sebuah yxi 0. Untuk mengetahui
ρ
yxi yang tidak sama dengan nol, maka dilakukan pengujian secara parsial.Sumber: (Sugiyono,2009;185) Gambar 3.2