PENELAAHAN PUSTAKA Hubungan tingkat pengetahuan dan iklan obat di media cetak terhadap minat beli obat bebas terbatas pengunjung apotek di Kota Yogyakarta : studi kasus Obat Batuk Woods dan Obat Flu Sanaflu.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari sesuatu yang dipahami atau tahu akan sesuatu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan bagian yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang Notoatmojo, 2007.

B. Teori Sikap Kognitif, Afektif dan Perilaku

Menurut Alport cit, Amirullah, 2002 sikap didefinisikan sebagai suatu status mental dan syaraf yang berhubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, yang diorganisasi melalui pengalaman, memiliki pengaruh yang mengarah dan atau dinamis terhadap perilaku. Menurut Mar’at 1982, sikap merupakan kumpulan dari berpikir, keyakinan dan pengetahuan. Menurut Mar’at 1982 dan Peter Olson 1999, sikap mengandung tiga komponen terkait seperti di bawah ini: 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Kognitif Komponen kognitif adalah komponen dari sikap tertentu yang berisikan informasi yang dimiliki seseorang tentang subyek atau benda. Informasi ini bersifat deskriptif dan tidak termasuk derajat kesukaan atau ketidaksukaan terhadap obyek tersebut. Juga tidak termasuk cara yang direncanakan untuk bertindak atau berperilaku terhadap obyek tersebut. Komponen ini berhubungan dengan kesadaran awareness akan keberadaan obyek, kepercayaan beliefs terhadap obyek, dan menilai kepentingan importance atau arti obyek tersebut. Kesadaran awareness juga meliputi pengetahuan tentang obyek. 2. Afektif Komponen afektif merupakan komponen dari sikap tertentu yang berisikan perasaan-perasaan seseorang terhadap obyeknya. Komponen ini melibatkan evaluasi positif maupun negatif yang bersifat emosional, perasaan suka atau tidak suka terhadap obyek. Komponen afektif dari sikap dapat diperlakukan sebagai reaksi seseorang terhadap komponen kognitif. Tetapi karena manusia menggunakan proses evaluasi yang berbeda jika mereka bereaksi terhadap sesuatu yang dipercayai, maka dua orang dapat memiliki komponen afektif yang sangat berbeda meskipun memiliki komponen kognitif yang sama. 3. Perilaku terhadap suatu obyek. Komponen perilaku merupakan cara seseorang untuk bertindak atau berperilaku terhadap obyeknya. Komponen ini sebagai pengaruh dari dua komponen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebelumnya yaitu kognitif dan afektif. Kecenderungan berperilaku yang berbeda pada setiap individu tergantung pada kepercayaan dan perasaan masing-masing.

C. Proses Keputusan Pembelian

Ketiga komponen tersebut kognitif, afektif dan perilaku akan mempengaruhi keputusan dan perilaku konsumen dalam pembelian suatu produk. Menurut Kotler 2000, ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian di bawah ini: 1. Pengenalan kebutuhan Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu kebutuhan individu. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh faktor internal atau eksternal yang akan menimbulkan suatu dorongan dan motivasi untuk memenuhinya. 2. Pencarian informasi Konsumen yang tergerak untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan berusaha mencari dan mendapatkan lebih banyak informasi. Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari 4 kelompok yaitu sumber pribadi keluarga, teman, tetangga, kenalan, sumber komersial iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, sumber pengalaman pemeriksaan, penggunaan produk, dan sumber publik media massa. 3. Evaluasi alternatif Evaluasi merupakan cara konsumen memproses informasi mengenai produk atau merek tertentu dan membuat pertimbangan. Proses evaluasi ini melibatkan komponen kognitif dan afektif konsumen. Kognitif konsumen akan menentukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tingkat pengetahuan, kepercayaan dan keyakinan terhadap produk. Evaluasi komponen afektif menentukan tingkat perasaan konsumen terhadap produk. 4. Keputusan pembelian Keputusan pembelian merupakan perilaku yang dihasilkan dari proses evaluasi. Konsumen akan cenderung membeli produk yang memberikan evaluasi positif. 5. Perilaku setelah pembelian Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Konsumen juga akan melakukan tindakan setelah pembelian untuk menggunakan produk yang sama atau pindah ke produk lain. Pengenalan Kebutuhan ĺ Sumb rsial, er pribadi, kome pegalaman dan publik Pencarian Informasi ĺ Kognitif Afektif Evaluasi Alternatif ĺ Gambar 1. Model Proses Keputusan Pembelian D. Praktik atau Tindakan Perilaku Keputusan Pembelian Perilaku Setelah Pembelian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Setelah seseorang mengetahui rangsangan atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya dinilai baik. Inilah yang disebut praktik practice kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan atau dikenal dengan istilah overt behaviour Notoatmojo, 2007. Secara teori memang perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru itu mengikuti tahap-tahap yang telah disebutkan di atas, yakni melalui proses perubahan: pengetahuan knowledge - sikap attitude – praktik practice atau dapat disingkat dengan ”PSP”KAP. Beberapa penelitian telah membuktikan hal itu, namun penelitian lainnya juga membuktikan bahwa proses tersebut tidak selalu seperti teori diatas KAP, bahkan di dalam praktik sehari-hari terjadi sebaliknya. Artinya seseorang telah berperilaku positif, meskipun pengetahuan dan sikapnya malah negatif Notoatmojo, 2007.

E. Kelompok Usia

Pengertian dari sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun yang kurang baik secara konsisten. Sikap dilakukan berdasarkan pandangan seseorang terhadap produk dengan proses belajar baik dari pengalaman ataupun dari yang lain. Menurut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Langeveld 1971, usia dibagi menjadi tiga kelompok yaitu usia muda, usia dewasa, dan usia tua. Setiap orang mengalami perkembangan hingga mencapai kematangan pribadi. Pada kelompok usia muda mempunyai karakteristik atau sifat yang punya inisiatif, kritis tidak fanatik dan condong bersifat demokratis. Usia dewasa dimulai pada usia 17 tahun, pada usia ini seseorang sudah mantap untuk memberikan penilaian maupun sikap terhadap suatu objek yang ia lihat dan dengar dari pengalaman.

F. Penyakit Ringan

Secara umum, penyakit ringan minor ailments mencakup kondisi yang mensyaratkan intervensi medis yang kecil atau tidak sekali. Kebanyakan penyakit ringan dapat diatasi secara sukses dengan obat tanpa resep. Beberapa contoh penyakit ringan adalah konstipasi, batuk, diare, dispepsia, sakit telingan, demam, sakit kepala, sariawan, sakit gigi, dan infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus Anonim, 2004. Berikut ini adalah beberapa penyakit ringan: 1. Sakit kepala Menurut WHO 2000 sakit kepala merupakan gejala dari sejumlah kelainan neurobiologis, mencakup sejumlah gejala yang umum dan ada di berbagai tempat. Terminologi kelainan sakit kepala terkait dengan berbagai kondisi yang bervariasi dalam keparahan, insidensi, dan durasi. Nyeri kepala merupakan keluhan yang umum ditemukan dalam praktek neurologi. Nyeri yang kronik dan sering kambuh cenderung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ke penyebab vaskuler dan psikogenik, sedangkan yang akut dan berat mungkin mempunyai latar belakang yang lebih serius Wibowo dan Gofir, 2001. Penyembuhan bisa dengan istirahat atau tidur. Obat-obatan yang digunakan seperti asetaminofen, diazepam dan lainnya Walsh, 1997. 2. Flu Salah satu infeksi saluran pernapasan atas adalah flu. Orang dengan daya tahan tubuh yang tinggi biasanya sembuh sendiri tanpa obat. Pada anak-anak, lanjut usia dan orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah lebih cenderung menderita komplikasi seperti infeksi bakteri sekunder. Flu ditularkan melalui percikan udara pada saat batuk, bersin, dan tangan yang tidak dicuci setelah kontak dengan cairan hidungmulut Anonim, 2006b. Pasien yang terkena flu dapat melakukan penyembuhan dengan istirahat di tempat tidur dan mengurangi kelelahan serta diet dengan makanan yang mengandung banyak cairan, maka mekanisme pertahanan tubuh secara alami akan mengembalikan badan ke kondisi normal, kecuali jika terdapat komplikasi atau infeksi sekunder. Obat flu biasanya mengandung dekongestan, antihistamin, dan analgetika antipiretika Tjay dan Raharja, 2002 3. Batuk Suatu mekanisme fisiologi yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernafasan dari dahak, zat-zat perangsang asing, dan unsur infeksi merupakan pengertian penyakit batuk. Refleks batuk dapat ditimbulkan karena radang, alergi asma, sebab-sebab mekanis asap rokok, debu, tumor paru-paru, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI perubahan suhu yang mendadak, dan rangsangan kimiawi seperti gas, bau, dan lain-lain Tjay dan Rahardja, 2002. Penyembuhan batuk bisa dengan berhenti merokok, menghirup uap air yang mendidih, memperlunakkan rangsangan batuk dengan menggunakan emollient seperti gula-gula dan permen. Zat-zat yang boleh terkandung pada obat batuk yaitu kodein, dekstrometrofan, ipeca guaikol, ambroksol, dipenhidramin, bromheksin, guafenisin Walsh, 1997. 4. Demam Keadaan dimana suhu tubuh mejadi meningkat, namun masih bisa dikontrol disebut demam. Suhu normal adalah 35,8 o – 37,3 o C 96,5 o – 99,2 o F. Suhu rektal lebih tinggi sekitar 0,3 o – 0,5 o C 0,5 o – 1 o F. penyembuhan bisa dengan kompres es pada penderita. Obat-obat untuk demam antara lain aspirin, flurbiprofen, naproksen, prednison, parasetamol Walsh, 1997.

G. Obat Woods

® Obat Woods ® mempunyai dua jenis khasiat, yaitu sebagai antitusif untuk mengobati batuk kering dan ekspektoran untuk mengobati batuk berdahak. Dalam kategori obat bebas, perusahaan Kalbe Farma memiliki 15 merek utama yang kuat di masing-masing kategori penyakit, salah satunya adalah obat batuk Woods ® Soelaeman, 2005. Woods ® antitusif mengandung dekstrometrofan HBr 7,5mg dan difenhidramin HCl 12,5mg, sedangkan Woods ® ekspektoran mengandung bromheksin HCl 4mg dan guafenesin 100mg. Obat Woods ® merupakan produk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang terbilang sukses di pasaran. Menurut Sarnianto, obat batuk yang diproduksi oleh Kalbe Farma, seperti Woods ® , Komix ® , Mixadin ® dan Mextril ® menguasai 50 pasar obat batuk Sarnianto, 2006.

H. Obat Ultraflu

Obat ultraflu merupakan obat bebas terbatas yang berkhasiat meredakan flu, demam, dan sakit kepala. Ultraflu mengandung asetaminofen 600mg, fenilpropanolamin HCl 15mg dan klorfeniramin maleat 2mg. Menurut Jonathan 2005, dalam risetnya tentang pengukuran market share obat-obat bebas OTC pada perusahaan riset B, mengatakan bahwa Obat Flu adalah market leader OTC. Berikut adalah hasil yang memperkuat riset yang menyatakan ultraflu sebagai obat bebas yang paling laris di pasaran: Tabel I. Profil Pelanggan OTC di Indonesia 2006 2007 No Merek Total No Merek Total 1 Ultraflu ® 17.7 1 Ultraflu ® 23.0 2 Mixagrip ® 14.5 2 Sanaflu ® 14.6 3 Sanaflu ® 13.7 3 Mixagrip ® 13.8 4 Decolgen ® 10.9 4 Neozep Forte ® 10.8 5 Neozep Forte ® 8.5 5 Decolgen ® 8.7 Kuncoro, 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I. Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380ASKVI83 tentang Tanda Khusus untuk Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas, pasal 3 ayat 1 dan 2, menyatakan bahwa tanda khusus untuk obat bebas adalah lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam dan obat bebas terbatas lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam Anonim, 2006a. Obat bebas dan obat bebas terbatas merupakan golongan obat tanpa resep, yang dapat dibeli secara bebas tanpa resep di apotek dan toko obat berijin. Obat bebas terbatas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 6355Dir.JenSK1969, harus dicantumkan tanda peringatan berwarna hitam pada wadah atau kemasannya, dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 2 cm atau disesuaikan kemasannya, dan memuat pemberitahuan dengan huruf berwarna putih. Tabel II. Peringatan Obat Bebas Terbatas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 6355Dir.JenSK1969 Peringatan Isi dan Contoh P. no.1 Awas Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya di dalam. Contoh: Procold ® , Inza ® P. no. 2. Awas Obat keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan. Contoh: Betadine ® kumur P. no. 3 Awas Obat keras. Hanya untuk bagian luar badan. Contoh: Betadine ® untuk antiseptik lokal P. no. 4 Awas Obat keras. Hanya untuk dibakar. Contoh: Rokok anti asma P. no. 5 Awas Obat keras. Tidak boleh ditelan. Contoh: Supositoria Dulcolax ® P. no. 6 Awas Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh: Anusol ® Anonim, 1969 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Obat Bebas Obat Bebas Terbatas Gambar 2. Tanda Obat Obat bebas atau obat bebas terbatas secara keseluruhan dikenal sebagai obat bebas Over The Counter atau OTR. Menurut Peraturan Menkes No.919MENKESPERX1993 pasal 2, obat yang dapat diserahkan tanpa resep, harus memenuhi kriteria: Tabel III. Kriteria Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas pada Peraturan Menkes No.919MENKESPERX1993 cit, Hartini dan Sulasmono, 2007 No Kriteria 1. Tidak dikontraindikasikan untuk wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas usia 65 tahun. 2. Pengobatan sendiri dengan obat yang dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit. 3. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. 4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia. 5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

J. Peraturan Periklanan Bidang Obat

1. Kriteria etik promosi obat Upaya pengendalian informasi komersial untuk meningkatkan kerasionalan pengobatan sendiri, dilakukan Organisasi Kesehatan Sedunia WHO dengan mengeluarkan Kriteria Etik Promosi Obat Ethical Criteria for Medicinal Drug Promotion tahun 1988. Dicantumkan di dalamnya bahwa informasi dalam iklan obat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang ditujukan kepada masyarakat awam meliputi komposisi zat aktif dengan nama INN International Nonpropietary Names atau nama generik obatnya, merek dagang, indikasi utama, perhatian, kontraindikasi, dan peringatan, serta nama dan alamat produsen atau distributor. Iklan obat untuk masyarakat dihimbau untuk membatasi indikasi, dan klaim obat dapat menyembuhkan, mencegah, atau meredakan penyakit, harus dapat dibuktikan Anonim, 1988. 2. Keputusan Menteri Kesehatan tentang informasi periklanan obat bebas Dengan mengacu pada Ethical Criteria for Medicinal Drug Promotion – WHO, pemerintah juga mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386MENKESSKIV1994, khususnya tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas. Salah satu latar belakang dikeluarkannya pedoman ini adalah untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan penggunaan obat yang salah, tidak tepat dan tidak rasional akibat pengaruh promosi melalui iklan. Berdasarkan Pedoman Periklanan Obat Bebas, iklan obat harus mencantumkan informasi mengenai: Tabel IV. Informasi yang harus dicantumkan pada Periklanan Obat Bebas Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386MENKESSKIV1994 No Informasi yang harus dicantumkan 1. Komposisi zat aktif obat dengan nama INN khusus untuk media cetak; untuk media lain, apabila ingin menyebutkan komposisi zat aktif, harus dengan nama INN. 2. Indikasi utama obat dan informasi mengenai keamanan obat 3. Nama dagang obat. 4. Nama industri farmasi. 5. Nomor pendaftaran khusus untuk media cetak. Anonim, 2006a PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Kriteria periklanan obat bebas Dalam UU No. 23 tahun 1992 pasal 41 ayat 2, dinyatakan bahwa penandaan dan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi persyaratan obyektivitas dan kelengkapan serta tidak menyesatkan Hartini dan Sulasmono, 2007. Keputusan Menteri Kesehatan No. 386MENKESSKIV1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas menyatakan bahwa informasi mengenai produk obat dalam iklan harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam pasal 41 ayat 2 UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan sebagai berikut: Tabel V. Kriteria Periklanan Obat Bebas Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386MENKESSKIV1994 No Kriteria Periklanan Obat Bebas 1. Obyektif: harus memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat kemanfaatan dan keamanan obat yang telah disetujui. 2. Lengkap: harus mencantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat obat, tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diperhatikan, misalnya adanya kontraindikasi dan efek samping. 3. Tidak menyesatkan: informasi obat harus jujur, akurat, bertanggung jawab serta tidak boleh memanfaatkan kekuatiran masyarakat akan suatu masalah kesehatan. Anonim, 2006a Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386MENKESSKIV1994, tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, juga dinyatakan bahwa obat yang dapat diiklankan kepada masyarakat adalah obat yang sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku tergolong dalam obat bebas atau obat bebas terbatas, kecuali dinyatakan lain. Peraturan Pemerintah RI No. 72 tahun 1998 pasal 32 menyatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bahwa sediaan farmasi yang berupa obat untuk pelayanan kesehatan yang penyerahannya dilakukan berdasarkan resep dokter hanya dapat diiklankan pada media cetak ilmiah kedokteran atau media cetak ilmiah farmasi. Selain itu, pasal 33 menyebutkan bahwa iklan mengenai sediaan farmasi dan alat kesehatan pada media apapun yang dipergunakan untuk menyebarkan iklan dilaksanakan dengan memperhatikan etika periklanan Hartini dan Sulasmono, 2007. 4. Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang promosi obat. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. HK.00.05.3.02706 tahun 2002 tentang Promosi Obat, pasal 5 ayat 2 dan 3, dinyatakan bahwa promosi obat melalui media audio visual dan elektronik hanya diperbolehkan untuk obat bebas dan obat bebas terbatas Anonim, 1996. Dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. HK.00.05.3.02706 tahun 2002 tentang Promosi Obat, bab III pasal 3, diterangkan sebagai berikut : Tabel VI. Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang Promosi Obat No. Promosi Obat 1 Semua obat jadi yang berupa obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat yang penyerahannya harus dengan resep dokter dapat dipromosikan. 2 Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, obat yang penyerahannya harus dengan resep dokter tidak dapat dipromosikan kepada masyarakat umum. 3 Promosi obat jadi yang penyerahannya harus dengan resep dokter sebagaimana dimaksud pada ayat 1 akan diatur kemudian. 4 Promosi yang ditujukan kepada profesi kesehatan dan masyarakat umum harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Anonim, 1996 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Pedoman periklanan obat yang diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386MENKESSKIV1994. Obat-obat bebas obat bebas dan obat bebas terbatas banyak dijual dimana saja, seperti kios, warung, pasar dan khususnya apotek. Obat bebas sangat mudah didapat, dan dapat digunakan tanpa petunjuk dokter. Obat bebas juga banyak diiklankan dan tidak sedikit produsen yang melebih-lebihkan khasiat dari obat tersebut, maka dari itu iklan obat bebas harus mempunyai batasan. Periklanan obat mempunyai peraturan yang harus ditaati. Hal itu diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386MENKESSKIV1994, khususnya tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, antara lain iklan obat dapat dimuat di media periklanan setelah rancangan iklan tersebut disetujui oleh Departemen Kesehatan RI; iklan obat tidak boleh memberikan pernyataan superlatif, komparatif tentang indikasi, kegunaanmanfaat obat; iklan obat harus mencantumkan spot peringatan perhatian BACA ATURAN PAKAI. JIKA SAKIT BERLANJUT, HUBUNGI DOKTER; dan iklan suatu obat hanya boleh diindikasikan untuk kondisi-kondisi tertentu dengan batasan-batasan khusus. Batasan-batasan khusus tersebut seperti: Anonim, 2006b. Tabel VII. Batasan-Batasan Khusus Jenis Obat Indikasi yang dicantumkan Obat flu meredakan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan pilek Obat batuk meredakan batuk yang tidak berdahak, meredakan batuk yang berdahak, meredakan batuk berdahak yang disertai pilek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

K. Media Cetak

1. Pengertian media cetak Media cetak a dalah media yang menggunakan bahan dasar kertas atau kain untuk menyampaikan pesan-pesannya. Unsur-unsur utamanya adalah tulisan teks, gambar visualisasi, atau keduanya. Media cetak bisa dibuat untuk membantu fasilitator melakukan komunikasi interpersonal saat pelatihan atau kegiatan kelompok. Media cetak juga bisa dibuat sebagai bahan referensi bahan bacaan. Atau menjadi media instruksional untuk mengkomunikasikan teknologi baru dan cara-cara melakukan sesuatu leaflet, brosur, buklet. Bisa juga mengkomunikasikan keprihatinan dan peringatan, serta mengkampanyekan suatu isu poster. Dan menjadi media ekspresi dan karya personal seperti poster, gambar, kartun atau komik Anonim, 2007 Media cetak merupakan suatu media yang bersifat statis dan mengutamakan pesan-pesan visual, media ini terdiri dari lembaran kertas dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dengan tata warna dan halaman putih. Media cetak merupakan dokumen atas segala dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto dan sebagainyaAdji, 2007. Sementara Cahyo Pramono menyatakan, media cetak hingga kini tidak tergantikan efektifitasnya untuk mengerahkan persepsi publik Anonim, 2008. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Karakteristik iklan media cetak Iklan di media cetak baik itu yang terdapat dalam surat kabar maupun majalah, memiliki karakteristik sebagai berikut tergolong praktistermasuk cepat dan harga terjangkau, daya jangkau dan edar surat kabar sampai pelosokperkembangan zaman telah menciptakan segmentasi, dan mengidentifikasi surat kabar dan majalah menurut pendidikan pembacanya. Karakteristik iklan media cetak lainnya yaitu peranan jenis huruf, ukuran dan aspek lay out yang turut menentukan keberhasilan iklan. Iklan di media cetak juga dapat bertahan atau dengan kata lain tidak satu kali lalu habis Adji, 2007. 3. Jenis media cetak Masyarakat sulit membedakan jenis media cetak karena banyak media cetak yang mempunyai kesamaan. Contohnya seperti brosur atau leaflet yang berupa lembaran kertas, begitu juga dengan buklet yang sering disangka buku yang bukan merupakan alat untuk mengiklankan suatu produk. Berikut adalah beberapa contoh media cetak yang biasa dijumpai di masyarakat selain koran, majalah dan tabloid : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel VIII. Jenis Media Cetak No Jenis Media Cetak Keterangan 1. Leaflet - media berbentuk selembar kertas yang diberi gambar dan tulisan biasanya lebih banyak tulisan. Pada kedua sisi kertas serta dilipat sehingga berukuran kecil dan praktis dibawa. - berisikan suatu gagasan secara langsung ke inti permasalahnnya. Dan menjelaskan cara melakukan tindakan dengan singkat. - media ini seperti poster yang mudah dibawa dan disebarluaskan, dan jumlah yang dibawa bisa lebih banyak daripada poster. 2. Brosur - bentuknya dapat mirip dengan leaflet yaitu selembar kertas yang dilipat dengan teks dan gambar pada kedua sisi kertasnya. - brosur yang merupakan selembar kertas dengan tulisan dan gambar hanya pada satu sisi biasanya disebut pamflet atau surat selebaran. - jenis pesan yang biasanya terdapat pada brosur beragam, seperti ajakan, saran, memperingatkan sesuatu, memberi informasi dan menjelaskan sesuatu. 3. Poster - media dengan bahan dasar sehelai kertas atau kain yang digambari dan ditulisi sedikit kata gambar untuk menarik perhatian orang. - merupakan salah satu media cetak yang paling banyak digunakan dalam berbagai program dan gagasan tulisan yang tidak terlalu banyak 4. Buklet - buku berukuran kecil setengah kuarto dan tipis, tidak lebih dari 30 halaman bolak-balik, yang berisi tulisan dan gambar – gambar. - media buklet merupakan perpaduan antara leaflet dengan buku atau sebuah buku dengan format ukuran kecil seperti leaflet. - struktur isinya seperti buku ada pendahuluan, isi, penutup hanya saja cara penyajian isinya jauh lebih singkat daripada sebuah buku. - keunggulan lain buklet bila dibandingkan buku adalah banyaknya gambar dan tipisnya jumlah halaman. Anonim, 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L. Tujuan dan Fungsi Iklan

Fungsi iklan meliputi lima fungsi yaitu fungsi pemasaran menjual produk, fungsi komunikasi menyampaikan pesan, fungsi pendidikan mendidik mengenai sesuatu, fungsi ekonomi menjadi penggerak ekonomi dan fungsi sosial untuk menimbulkan dampak sosial psikologis Bovee dan Arens, 1986. WHO menyatakan bahwa tujuan iklan untuk masyarakat umum yaitu membantu pemakai dalam membuat keputusan rasional pada penggunaan obat yang telah ditetapkan sebagai obat tanpa resep Anonim, 1988.

M. Model Iklan

Untuk menghasilkan iklan yang baik tentunya harus memperhatikan elemen- elemen yang dikenal dengan AIDA Attention, Interest, Desire, dan Action. Menurut Kasali 1992, perhatian merupakan elemen rumus AIDA pada urutan pertama sebab yang pertama kali harus dipenuhi oleh suatu iklan adalah dapat menarik perhatian khalayak sasarannya. Dengan demikian amatlah penting bagi produsen dan biro pembuat iklan untuk dapat menarik perhatian konsumen. Salah satu pendekatan yang dipakai dalam proses kreativitas pembuatan iklan adalah dengan menggunakan seorang model. Para produsen dan praktisi perikalan berlomba-lomba untuk membuat kreativitas iklan dengan menggunakan model iklan sehingga mampu menimbulkan kesan yang membangkitkan perhatian dan memancing reaksi konsumen. Apabila PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iklan yang dibuat mampu mengesankan konsumen, maka konsumen kemungkinan besar akan mempersepsi iklan tersebut dengan baik yang pada akhirnya akan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk yang diiklankan. Model iklan sebagai sumber pesan dalam suatu iklan merupakan faktor yang penting dalam suatu proses komunikasi iklan sebab sebagai bagian dari alat pemasaran karena iklan memang tidak lepas dari faktor persepsi. Penggunaan model iklan dalam suatu iklan akan berpengaruh terhadap konsumen. Coulson cit, Kasali, 1992 menyatakan bahwa model iklan yang menarik dan popular bisa menambah kepercayaan untuk produk yang pada akhirnya mampu menarik minat untuk membeli.

N. Minat Beli

1. Pengertian minat beli Pengertian minat beli dari beberapa ahli mencakup tiga hal yaitu adanya perasaan tertarik atau perasaan senang, adanya perhatian dan kecenderungan untuk melakukan pembelian Fenny, Gunadi dan Heru, 1998. Minat beli seseorang juga dapat timbul karena adanya perasaan senang yang diperkuat oleh sikap positif Winkel, 1986. Hal ini berarti bahwa bila seseorang senang dengan suatu produk atau dengan model iklan dalam suatu iklan produk maka minat beli konsumen dapat muncul atau bahkan meningkat. Jadi proses terjadinya minat beli dipahami sebagai proses yang didahului oleh adanya perhatian terhadap suatu produk atau model iklan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI suatu produk yang disertai dengan perasaan tertarik dan perasaan senang atau sikap positif terhadap suatu hal yang diperoleh melalui proses sensasi dan persepsi. 2. Aspek minat membeli Individu yang mempunyai minat membeli memungkinkan bahwa dalam individu tersebut ada perhatian dan rasa senang terhadap obyek tersebut, kemudian minat individu tersebut menimbulkan keinginan sehingga timbul perasaan yang meyakinkan dirinya bahwa obyek atau barang tersebut mempunyai manfaat bagi dirinya. Menurut Lucas dan Britt 1950, aspek-aspek minat beli meliputi attention perhatian, interest ketertarikan, desire keinginan, dan conviction keyakinan. Diawali dengan adanya perhatian konsumen terhadap barang yang ditawarkan

O. Landasan Teori

Dalam strategi kreatif periklanan ada lima elemen yang perlu diperhatikan yaitu attention perhatian, interest minat, desire kebutuhankeinginan, conviction rasa percaya, dan action tindakan. Salah satu elemen yang menjadi landasan kuat bahwa iklan dapat menimbulkan minat beli yaitu pada elemen interestminat. Setelah perhatian calon pembeli direbut, iklan akan terus membuat calon pembeli meningkatkan minat belinya dengan membaca, melihat dan mengikuti pesan-pesan yang disampaikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Minat beli dipengaruhi oleh komponen kognitif dan afektif. Kognitif atau pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan tentang obyekproduk. Setelah konsumen mendapat pengetahuan tentang manfaat dan kekurangan produk, konsumen akan dipengaruhi oleh komponen afektifperasaan. Maka dari itu, konsumen akan semakin berminat membeli suatu produk atas dasar tingkat pengetahuannya terhadap produk tersebut karena tahu manfaatkegunaan produk tersebut atas dasar kebutuhankeinginan.

Q. Hipotesis

Ada hubungan tingkat pengetahuan terhadap minat beli obat bebas terbatas pengunjung apotek di Kota Yogyakarta dan ada hubungan iklan obat terhadap minat beli obat bebas terbatas pengunjung apotek di Kota Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN