PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN : Pengusaha Rajut di Sentra Industri Rajut Binong Jati Kota Bandung.

(1)

No Daftar/FPEB/270/UN 40.7.01/LT/2014

Koma ng Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN Pengusaha Rajut di Sentra Industri Rajut Binong Jati Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN Pengusaha Rajut di Sentra Industri Rajut Binong Jati Kota Bandung

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

Komang Elfa Pamella 1005649

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN

Pengusaha Rajut di Sentra Industri Rajut Binong Jati Kota Bandung

Oleh

Komang Elfa Pamella

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Komang Elfa Pamella 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN Pengusaha Rajut di Sentra Industri Rajut Binong Jati Kota Bandung

Bandung, Juni 2014

Skripsi ini disetujui oleh:

Pembimbing

Prof. Dr. H. Disman, MS. NIP. 19590209 198412 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Wapada, M.M. NIP. 19610420 198703 1 002


(4)

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Komang Elfa Pamella dengan NIM 1005649 Tahun 2014 “Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan Pengusaha Rajut Di Sentra Industri Rajut Binong Jati Kota Bandung” di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Disman, MS.

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu pendapatan para pengusaha rajut yang terus menerus mengalami penurunan dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh faktor perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pengusaha rajut.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian yaitu para pengusaha rajut Binong Jati yang ada di Kota Bandung. Sampel sebanyak 150 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatori yang bertujuan untuk menggambarkan perilaku kewirausahaan dan pendapatan, juga bertujuan mengetahui hubungan antara perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan, dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dan teknik analisisnya menggunakan regresi linier sederhana, sedangkan dalam analisis data menggunakan bantuan program SPSS 16.00 for Windows.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara parsial variabel perilaku kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Artinya semakin tinggi perilaku kewirausahaan yang dimiliki pengusaha maka akan semakin tinggi pula pendapatan yang dimiliki pengusaha.


(5)

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Komang Elfa Pamella NIM 1005649 year of 2014 “The Effect of Behaviors of Entrepreneurs to Revenue” (Knit’s Entrepreneurs in Centers Industry Knitting Binong Jati Bandung City)” Under the guidance of Prof. Dr. H. Disman, MS.

The main issue proposed in this study is about the entrepreneurs’revenue which has reduction for the last three months. Therefore, the aim of this research is to know the effect of behaviors of entrepreneurs to revenue knitting’s of Entrepreneurs.

The subject of this research is knitting’s of Entrepreneurs in Centers Industry Knitting Binong Jati Bandung City. This subject of this study is 150 entrepreneurs of knitting. Then, the method used in this study is explanatory survey distributing questionnaire as the tool to gather the data. Besides, it also uses simple linear regression as the technique in collecting the data supporting by SPSS 16.00 for Windows.

Based on the research results obtained that partially the entrepreneurial behaviour variable shave a positive and significant effect on the entrepreneurs’ revenue. This means that the higher the entrepreneurial behavior of entrepreneurs who owned the higher the income owned by Enterpreneurs.


(6)

Komang Elfa Pamella, 2014 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu penyumbang terbesar perekonomian Indonesia. UMKM di negara berkembang seperti di Indonesia, sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan perdesaan, serta masalah urbanisasi. Perkembangan UMKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut.

Dari perspektif dunia, diakui bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memainkan peran yang sangat vital di dalam pertumbuhan pembangunan ekonomi tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di negara maju. Di negara berkembang, UMKM sangat penting tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar (UB) tetapi juga di banyak negara karena kontribusinya terhadap pembentukan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) lebih besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar seperti yang dikemukakan oleh Tulus Tambunan (2009: 2) yaitu:

UMKM dinilai sangat penting karena karakteristik-karakteristik usaha mereka dari usaha besar hingga usaha mikro, seperti sektor informal, terutama karena UMKM adalah usaha-usaha padat karya, terdapat di semua lokasi terutama pedesaan, lebih tergantung pada bahan-bahan baku lokal, dan penyedia utama barang-barang dan jasa kebutuhan pokok masyarakat berpendapatan rendah atau miskin.

Negara-negara berkembang mulai mengubah orientasinya ketika melihat pengalaman di negara-negara industri maju mengenai peranan dan sumbangan UMKM dalam pertumbuhan ekonomi. Terdapat perbedaan titik tolak antara perhatian terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah di negara-negara sedang berkembang


(7)

2

dengan di negara-negara industri maju. Di negara sedang berkembang, usaha mikro, kecil, dan menengah berada dalam posisi terdesak dan tersaingi oleh usaha skala besar. Usaha mikro, kecil, dan menengah sendiri memiliki berbagai ciri kelemahan, namun begitu karena UMKM menyangkut kepentingan rakyat/masyarakat banyak, maka pemerintah terdorong untuk mengembangkan dan melindungi UMKM. Sedangkan di negara-negara maju usaha mikro, kecil, dan menengah mendapatkan perhatian karena memiliki faktor-faktor positif yang selanjutnya oleh para cendekiawan diperkenalkan dan diterapkan di negara sedang berkembang (Tiktik Sartika, 2004: 2).

Usaha skala kecil di Indonesia merupakan subyek diskusi dan menjadi perhatian pemerintah karena perusahaan kecil tersebut menyebar dimana-mana, dan dapat memberi kesempatan kerja yang potensial. Para ahli ekonomi sudah lama menyadari bahwa sektor industri kecil sebagai salah satu karakteristik keberhasilan dan pertumbuhan ekonomi. Industri kecil menyumbang pembangunan dengan berbagai jalan, menciptakan kesempatan kerja, memperluas angkatan kerja bagi urbanisasi, dan menyediakan fleksibilitas kebutuhan serta inovasi dalam perekonomian secara keseluruhan.

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun 2008-2012

Tahun Jumlah UMKM

2008 51.409.512

2009 52.764.603

2010 53.823.732

2011 55.206.444

2012 56.534.592

Sumber: bps.go.id

Dari Tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah UMKM mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah UMKM di Indonesia berjumlah


(8)

51.409.512 unit usaha dan pada tahun 2012 jumlah UMKM meningkat menjadi 56.534.592 unit usaha. Berikut adalah beberapa keunggulan UMKM di Indonesia :

1. Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk.

2. Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil.

3. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja.

4. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis.

5. Terdapatnya dinamisme managerial dan peranan kewirausahaan.

Saat ini UMKM banyak tersebar di berbagai provinsi di Indonesia tidak terkecuali pada provinsi Jawa Barat. Berikut adalah perkembangan UMKM dan Usaha Besar di Jawa Barat periode tahun 2008-2012 :

Tabel 1.2

Perkembangan Jumlah Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun 2008-2012

Tahun Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha

Besar

2008 8.108.834 9.832 7.095 1.523

2009 8.410.246 106.752 7.496 1.536

2010 8.616.254 106.592 7.408 1.566

2011 8.626.671 116.062 8.181 3.728

2012 9.042.519 115.749 8.235 1.853

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Barat

Berdasarkan Tabel 1.2, dapat dilihat bahwa jumlah UMKM di Jawa Barat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yakni dari tahun 2008-2012 sedangkan jumlah UB cenderung berfluktuatif. Pada tahun 2008, jumlah UMKM sebanyak 8.125.761 unit sedangkan usaha besar hanya 1.523 unit dan sampai pada tahun 2012 jumlah UMKM sebanyak 9.168.356 unit sedangkan usaha besar hanya mencapai 1.853 unit. Hal ini menandakan bahwa dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UMKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern.


(9)

4

Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung memiliki kontribusi cukup besar pada pembentukan ekonomi Provinsi Jawa Barat salah satunya dari sektor UMKM dan industri kreatif. Perkembangan industri kreatif di Kota Bandung menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan. Sejauh ini, terdapat kawasan produksi strategis berdasarkan RT/RW Kota Bandung pada tahun 2011-2013, diantaranya adalah 33 Sentra industri kreatif dengan tujuh sentra kawasan industri utama yang meliputi Sentra Sepatu dan Olahan Kulit Cibaduyut, Sentra Boneka Sukamulya, Sentra Rajutan Binong Jati, Sentra Tekstil Cigondewah, Sentra Kaos Surapati, Sentra Jeans Cihampelas, serta Sentra Tahu dan Tempe Cibuntu. Bahkan pemerintah Kota Bandung menyatakan jumlah sentra akan terus berkembang menjadi 30 sentra walaupun perlu revitalisasi memfungsikan sentra tersebut.

Sentra di Kota Bandung dapat dijadikan tujuan wisata, namun belum optimal terkendala oleh ketidaklengkapan infrastruktur serta belum dilengkapi oleh akses jalan yang memadai dan minimnya promosi produk sentra. Salah satu sentra Industri yang menjadikan Bandung sebagai kota kreatif adalah industri yang bergerak di bidang fesyen adalah sentra industri rajut Binong Jati. Sentra industri rajut Binong Jati merupakan salah satu industri kecil rumahan (home industry) yang potensial dan dapat memberikan kontribusi pada perekonomian Kota Bandung. Pakaian rajutan yang dihasilkan industri tersebut mampu bersaing dengan rajutan yang diproduksi pabrik-pabrik besar. Selain harganya yang relatif murah, model pakaiannya mengikuti selera konsumen, corak pakaian rajutannya bervariatif sehingga konsumen menjadi tertarik, hal ini tidak terlepas dari kreativitas para pengrajinnya hasil produksi rajutan Binong Jati yang semakin dikenal dan disukai oleh masyarakat.

Namun saat ini, sentra industri rajut Binong Jati memiliki hambatan dan permasalahan yang dialami oleh para pengusahanya. Sehingga banyak pengusaha rajut binong menutup usahanya karena tidak dapat mengatasi hambatan dan permasalahan yang terjadi.

Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan, semenjak tahun 2009-2013 banyak para pengusaha yang gulung tikar. Dalam beberapa bulan terakhir, sekitar 30


(10)

pelaku usaha itu bahkan mengalami pailit karena sudah tidak seimbang antara supply dan demand atau penawaran dan permintaan. Sementara tidak sedikit di antara para pelaku usaha itu yang hanya mengandalkan modalnya pada pinjaman kredit dari bank. Semula sekitar 400 industri rumahan kain rajut Binong Jati secara konsisten mampu memenuhi permintaan sampai 10.000 lusin pakaian rajut per hari. Namun kini permintaan yang ada hanya sekitar 3.000 lusin per hari. Hal ini mengakibatkan pendapatan dan omset penjualan yang semakin berkurang serta banyaknya pengusaha yang tidak mampu bersaing dengan pengusaha lain dan produk impor, sehingga terjadinya penurunan pengusaha dan tenaga kerja pada sentra industri rajut Binong Jati di Kota Bandung.

Tabel 1.3

Jumlah Pengusaha Rajut Sentra Industri Binong Jati

No. Tahun Jumlah Pengusaha Rajut

Binong Jati

Pertumbuhan (%)

1 2009 365 -

2 2010 300 -17.8

3 2011 293 -2.33

4 2012 278 -5.12

5 2013 240 -13.67

Sumber : Koperasi Industri Rajut Binongjati (KIRBI)

Berdasarkan data di atas, jumlah pengusaha di Industri Rajut Binong Jati mengalami penurunan semenjak tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh mulai adanya Pasar global (ACFTA) yaitu masuknya barang-barang impor cina yang murah dan inovatif yang membanjiri pasar lokal. Selain itu, terdapat beberapa permasalahan utama yang berkaitan dengan masalah klasik atau kelemahan yang sering ditemukan pada Sentra Industri Rajut Binong Jati pada saat pra penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Kurangnya pengetahuan dalam mencari modal luar selain perbankan. 2. Konsep usaha yang kurang berkembang.

3. Pemasaran masih berada dalam lingkup lokal.

4. Teknologi produksi yang digunakan tidak berkembang.

5. Sumber daya manusia yang kurang memiliki jiwa kewirausahaan. 6. Perijinan/ legalitas yang sulit.


(11)

6

Banyaknya pengusaha yang tutup atau gulung tikar disebabkan omset dan pendapatan mereka yang terus menurun. Mereka tidak mampu lagi menanggung biaya operasional baik untuk bahan baku dan pembayaran tenaga kerja sehingga para pengusaha rajut Binong Jati yang tidak dapat bertahan lebih memilih menutup usahanya. Berikut adalah data pendapatan beberapa pengusaha rajut Binong Jati :

Tabel 1.4

Pendapatan Pengusaha Rajut Sentra Industri Rajut Binong Jati Periode Juli-Desember 2013

(Ribuan Rupiah)

No. Nama Pendapatan

Juli Agustus September Oktober November Desember

1 Edi 80.000 60.000 90.000 110.000 120.000 160.000

2 Mira 240.000 150.000 150.000 120.000 100.000 140.000

3 Suhaya 120.000 30.000 27.000 18.000 12.000 10.500

4 Ugun 45.000 60.000 40.000 100.000 120.000 150.000

5 Jaja 60.000 27.000 9.000 6.000 5000 4000

6 Wahyu 6.000 9.000 6.000 3.000 3000 2000

7 Alit 24.000 36.000 15.000 9.000 3.000 2.000

8 Aang 270.000 180.000 150.000 30.000 28.500 28.500

9 Soni 60.000 50.000 90.000 120.000 120.000 100.000

10 Uho 45.000. 30.000 10.500 10.500 9.000 6.000

Total Pendapatan

950.000 632.000 587.500 526.500 520.500 601.000 Sumber : Data hasil pra penelitian, diolah

Berdasarkan Tabel 1.4, dapat dilihat bahwa dalam periode Juli-Desember 2013 pendapatan pengusaha rajut Binong Jati cenderung berfluktuatif. Pada bulan Agustus hampir semua pengusaha mengalami penurunan pendapatan sebesar 33.47% hal ini dikarenakan tingkat inflasi yang meningkat pada bulan Agustus sehingga berimbas pada kenaikan bahan baku, produksi serta transportasi. Pada bulan September sampai bulan November terjadi penurunan pendapatan karena berkurangnya permintaan dari konsumen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel perkembangan pendapatan pengusaha rajut Binong Jati periode Juli-Desember 2013:


(12)

Tabel 1.5

Perkembangan Pendapatan Pengusaha Rajut Di Sentra Industri Rajut Binong Jati

Periode Juli-Desember 2013 (Ribuan Rupiah)

Bulan Rata-Rata Pendapatan Presentase (%)

Juli 95.000 -

Agustus 63.200 -33.47

September 58.750 -7.04

Oktober 52.650 -10.38

November 52.050 -1.14

Desember 60.100 15.47

Sumber: Data hasil pra penelitian, diolah

Seperti pada Tabel 1.5, perkembangan pendapatan pengusaha rajut Binong Jati mengalami penurunan yang cukup signifikan. Kenaikan dan penurunan pendapatan memang hal yang biasa dalam suatu usaha namun pendapatan pengusaha rajut Binong Jati periode Juli-Desember 2013 cenderung lebih besar mengalami penurunan daripada kenaikannya. Penurunan terbesar terjadi pada bulan Agustus 2013 sebesar 33.47%. Adanya penurunan pendapatan, menunjukkan bahwa perkembangan usaha sedang tidak baik. Jika penurunan pendapatan terus saja dibiarkan maka akan menimbulkan kelesuan pada usahanya karena tidak berkembang dan akhirnya berdampak pada kesejahteraan masyarakat atau pengusaha itu sendiri (Tyas dan Susanti,2012: 3). Kesejahteraan masyarakat yang menurun akan menyebabkan banyak pengusaha yang tutup dan beralih profesi dan jika itu terjadi sentra industri Rajut Binong Jati akan kekurangan pengusaha, tenaga kerja dan kontribusinya terhadap PDRB kota Bandung akan menurun.

Persaingan yang terjadi antar pengusaha maupun dengan produk impor Cina membuat pengusaha rajut harus lebih gesit dan pandai dalam meningkatkan penjualannya. Salah satu cara untuk meningkatkan penjualan adalah dengan membuat produk yang berbeda dengan pesaing lainnya. Disinilah pengusaha rajut Binong Jati dituntut untuk berpikir kreatif dan inovatif. Menurut Zimmerer (Suryana,2006: 14)


(13)

8

kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kreativitas merupakan berpikir sesuatu yang baru sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Eka yaitu salah satu pengusaha rajut di sentra industri rajut Binong Jati, faktor perilaku kewirausahaan sangat mempengaruhi pendapatan yang akan diperoleh, karena apabila pengusaha memiliki jiwa wirausaha, maka ia akan senantiasa membuat produk-produk baru yang kreatif dan inovatif. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Schumpeter (Suryana,2006: 168), pendapatan yang tinggi dapat menciptakan keuntungan, keuntungan dapat tercipta dari penemuan yang dilakukan oleh para wirausaha. Penemuan dari wirausaha dapat menciptakan keuntungan melalui penemuan cara-cara baru dalam memberi pelayanan terbaik kepada pelanggan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pengusaha rajut Binong Jati. Judul yang diangkat

adalah “Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan (Pengusaha

Rajut di Sentra Industri Rajut Binong Jati Kota Bandung).

1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, terlihat bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah penurunan pendapatan pengusaha dalam enam bulan terakhir. Penurunan pendapatan ini disebabkan dari faktor internal dan eksternal salah satunya yaitu rendahnya kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki pengusaha rajut Binong Jati dalam bentuk perilaku kewirausahaan. Oleh karena itu, pengusaha dituntut untuk berperilaku kewirausahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu peningkatan pendapatan.

Dalam penelitian ini maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan yaitu pada faktor perilaku kewirausahaan. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:


(14)

1. Bagaimana gambaran perilaku kewirausahaan dan pendapatan pengusaha rajut Binong Jati di Kota Bandung?

2. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pengusaha rajut Binong Jati di Kota Bandung?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Gambaran mengenai perilaku kewirausahaan dan pendapatan pengusaha rajut Binong Jati di Kota Bandung.

2. Pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pengusaha rajut Binong Jati di Kota Bandung.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya ekonomi mikro dalam memberikan gambaran serta informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada pendapatan usaha kecil.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.Bagi pengusaha, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan.

2.Bagi pemerintah, dapat pula sebagai pertimbangan untuk lebih mendorong usaha kecil rakyat.

3.Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan.

4.Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan wawasan pembaca terkait masalah pendapatan dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Selain itu sebagai referensi bagi pembaca yang tertarik dan ingin mengkaji lebih dalam tentang penelitian ini.


(15)

[Type text]

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Dimana Pendapatan (Y) merupakan variabel terikat sedangkan perilaku kewirausahaan (X) merupakan variabel bebas. Adapun yang menjadi subjek penelitiannya adalah pengusaha rajut Binong Jati Kota Bandung.

3.2Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey eksplanatory yaitu suatu metode penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel dengan menggunakan pengujian hipotesis.

Adapun pengertian penelitian survey menurut Masri Singarimbun (1995: 3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Tujuan dari penelitian eksplanatory adalah untuk menjelaskan atau menguji hubungan antar variabel yang diteliti.


(16)

3.3Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 173) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha rajut yang ada di sentra rajut Binong Jati yang berjumlah 240 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menentukan ukuran sampel mengunakan teknik pengambilan sampel dengan rumus dari Taro Yamane dari Rakhmat yang dikutip oleh Riduwan (2012: 71) sebagai berikut:

n = N

N. d + Dimana:

n : ukuran sampel keseluruhan N : ukuran populasi sampel

d : tingkat presisi yang diharapkan maka:

n = N

N. d +

n = . , +

n = , + n =

,

n = responden

Peneliti menggunakan teknik probability sampling dengan menggunakan teknik metode sampel wilayah atau area probability sample. Sampel wilayah adalah


(17)

50

teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi (Suharsimi Arikunto,2010: 182).

Adapun tahap-tahap dalam penarikan sampel adalah sebagai berikut : 1. Mendata seluruh pengusaha rajut yang menjadi unit analisis. 2. Menentukan besarnya alokasi sampel daerah sebagai berikut :

ni = N�

N x n (Riduwan, 2011: 66) Dimana :

N = Jumlah populasi seluruhnya. Ni = Jumlah populasi menurut stratum. ni = Jumlah sampel menurut stratum.

Dalam penarikan sampel pengusaha dilakukan secara proporsional yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1

Sampel Pengusaha Rajut

No. Lokasi Usaha Jumlah Pengusaha Sampel Pengusaha

1. Binong Kulon 36

ni = � = 22

2. Binong Jati 96

ni = � = 60

3. Binong Kidul 48

ni = � = 30

4. Binong Tengah 37

ni = � = 23

5. Binong Utara 23

ni = � = 15


(18)

3.4Operasional Variabel

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Konsep/Konstruk Variabel Definisi Operasional Skala

Dependent

Pendapatan adalah jumlah total yang

diterima oleh perusahaan dari penjualan

produknya. Total penerimaan sama dengan harga per unit (P) dikali kuantitas barang yang terjual (Q). (Case and Fair, 2007: 205)

Pendapatan (Y) Jumlah pendapatan yang diterima oleh pengusaha rajut Binong Jati dalam tiga bulan terakhir yang dinyatakan dalam rupiah.

Interval

Independent

Perilaku kewirausahaan adalah melakukan suatu pekerjaan atau karier yang bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. (Geoffrey

G.Meredith,1996:9)

Perilaku kewirausahaan (X)

Aktivitas atau tindakan pengusaha yang meliputi :

1. Inovasi, dengan indikator : - Menciptakan barang dari

ide yang dimiliki - Menemukan dan

menerapkan pengetahuan dan teknologi baru 2. Keberanian menghadapi

resiko, dengan indikator: - Menyukai tantangan - Bersedia mengalami

kerugian

- Memperhitungkan kerugian yang mungkin diterima

- Selalu mencari peluang yang ada

3. Kemampuan Manajerial, dengan indikator :

- Kemampuan implementasi fungsi manajemen


(19)

52

4. Kepemimpinan, dengan indikator :

- Bersedia menerima kritik dan saran

- Mampu berkomunikasi dengan baik terhadap karyawan

- Mampu memotivasi karyawan

- Bersedia menerima ide-ide baru dari karyawan

3.5Sumber Data

Sumber data dalam suatu penelitian merupakan subjek dari mana data tersebut diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2010: 172). Adapun sumber data dalam penelitian yaitu sumber data primer yang diperoleh melalui penyebaran angket kepada pengusaha sentra industri rajut Binong Jati yang menjadi sampel dalam penelitian. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari laporan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat (DISPERINDAG), Dinas KUMKM Jawa Barat dan artikel dalam internet.

3.6Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam analisis anggapan dasar dan hipotesis karena teknik-teknik tersebut dapat menentukan lancar tidaknya suatu proses penelitian. Pengumpulan data diperlukan untuk menguji anggapan dasar dan hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Studi dokumentasi, merupakan teknik mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Studi ini digunakan untuk mencari atau memperoleh hal-hal atau variabel-variabel berupa catatan, laporan, serta dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.


(20)

2. Kuesioner (angket), merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199). Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 268), sebelum menyusun angket harus melalui beberapa prosedur yaitu:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner

2. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner

3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal.

4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

3. Wawancara, yaitu usaha untuk mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan lisan. Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada pengusaha rajut Binong Jati.

3.7Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang perilaku kewirausahaan dan pendapatan pengusaha rajut Binong Jati.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan positif dan negatif. Namun, karena dalam penelitian ini meneliti tentang pendapatan maka dibuat pernyataan-pernyataan positif dengan ketentuan skala jawaban sebagai berikut:

1 = Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah 2 = Tidak setuju/Pernah

3 = Ragu/Kadang-Kadang 4 = Setuju/Sering


(21)

54

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut :

1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pengusaha rajut Binong Jati.

2) Menjadikan subjek yang menjadi responden yaitu pengusaha rajut Binong Jati 3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

4) Memperbanyak angket. 5) Menyebarkan angket.

6) Mengelola dan menganalisis hasil angket.

Agar hipotesis yang telah dirumuskan dapat diuji maka diperlukan pembuktian melalui pengolahan data yang telah terkumpul. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data ordinal. Dengan adanya data berjenis ordinal maka data tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Methods of Succesive Interval (MSI) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 Untuk butir tersebut berupa banyak orang yang mendapatkan (menjawab) a,b,c,d,e yang disebut frekuensi.

 Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P).

 Tentukan proporsi kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.

 Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori.

 Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel ordinat distribusi normal.

Hitung SV (Scale of Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut: SV = (Density of Lower Limit) – (Density at Upper Limit)


(22)

  

 

 

2

2 2

2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N rXY

 Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus: Y = SV + (1+ |SV min|)

Dimana nilai k = 1 + |SV min|

Selanjutnya agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah terhadap angket yang diberikan kepada responden dilakukan 2 (dua) macam tes, yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.

3.8Analisis Instrumen Penelitian

Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan standar metode penelitian. Oleh karena pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen yang berupa kuesioner, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen penelitian ini.

3.8.1 Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 211), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :


(23)

56

Dengan menggunakan taraf signifikan = 0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden dimana :

r hitung > r 0,05 = valid

r hitung r 0,05 = tidak valid.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (Suharsimi Arikunto, 2010: 75) yaitu sebagai berikut :

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid). Penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara yaitu:

1. Dengan melihat harga r dan diinterpretasikan misalnya korelasi tinggi, cukup, dan sebagainya.

2. Dengan berkonsultasi ke tabel harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan. Begitu juga arti sebaliknya.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Suharsimi Arikunto (2010: 221) mengungkapkan bahwa reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik, tidak bersifat tendesius, dapat dipercaya, datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya hingga berapa kali pun diambil, hasilnya


(24)

akan tetap sama. Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:

             

2

2 11 1 1 t b k k r  

(Suharsimi Arikunto, 2010 : 239)

Dimana :

11

r

= reliabilitas instrument k = banyaknya butir pertanyaan

2

i

= jumlah varians butir

2

t

 = varians total

Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi pada = 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tidak reliabel.

Selanjutnya, untuk melihat signifikansi reliabilitasnya dilakukan dengan mendistribusikan rumus student t, yaitu:

t

hit

=

� √ �− √ −�2

Dengan kriteria : Jika thitung> ttabel, maka instrument penelitian reliabel dan

signifikan, begitu pula sebaliknya.

3.9Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.9.1 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linier antara satu variabel independen (X) dan satu variabel dependen (Y). Tujuannya untuk


(25)

58

mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apakah nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.00 for Windows. Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan sementara digunakan model persamaan regresi linier sederhana, sebagai berikut:

Dimana :

Y = Pendapatan pengusaha rajut Binong Jati a = Konstanta (nilai Y apabila X=0) b = Koefisien regresi

X = Perilaku kewirausahaan

3.9.2 Pengujian Hipotesis

3.9.2.1Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Gujarati (2001: 98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) adalah angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variabel total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X.

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana perubahan variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Untuk menguji hal ini digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut :

R2 = ESS


(26)

TSS

=

∑ �̂�– �̅ 2

∑ ��−�̅ 2 (Agus Widarjono, 2005: 39)

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut :

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/ dekat atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh atau tidak erat atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.

3.9.2.2Uji t (Uji Hipotesis Parsial)

Uji t dilakukan guna mengetahui tingkat signifikasi secara statistik dari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kriteria pengujian hipotesis yang digunakan adalah dengan menggunakan α = 0,05 dan derajat bebas (df)= n-k-1. 1) Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:

Ho : βi≤ 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh X terhadap Y.

Hi : βi > 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh X terhadap Y.

2) Menghitung nilai statistik t (t hitung) dan mencari nilai-nilai t kritis dari tabel distribusi t pada α dan degree of fredom tertentu. Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula sebagai berikut :

= � � � � � � − �∗ (Yana Rohmana, 2010:74) Dimana �∗ merupakan nilai dari hipotesis nul.

Atau, secara sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

= ���� �


(27)

60

3) Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya (t tabel) dengan α = 0,05. Keputusannya menerima atau menolak H0, sebagai berikut :

 Jika t hitung > nilai t kritis maka H0 ditolak atau menerima H1, artinya

variabel itu signifikan.

 Jika t hitung < nilai t kritisnya maka H0 diterima atau menolak H1, artinya

variabel itu tidak signifikan. Kaidah keputusan:


(28)

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pengusaha rajut Binong Jati, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Gambaran mengenai pendapatan pengusaha rajut Binong Jati di Kota Bandung sebagian besar berada dalam kategori rendah. Pendapatan yang diperoleh oleh pengusaha akan digunakan untuk mengembangkan usaha yaitu dengan menginvestasikannya dalam bentuk peralatan baru, digunakan untuk modal kembali perusahaan dan membuka perusahaan baru. Namun, karena pendapatan pengusaha sentra industri rajut Binong Jati masih tergolong rendah sehingga sulit bagi pengusaha untuk dapat mengembangkan usahanya lebih besar lagi. Sedangkan, perilaku kewirausahaan yang dimiliki pengusaha rajut Binong Jati berada dalam kategori tinggi atau sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator-indikator dari perilaku kewirausahaan berupa inovasi, keberanian menghadapi risiko, kemampuan manajerial, serta kepemimpinan yang tergolong cukup tinggi.

2. Perilaku kewirausahaan berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha rajut Binong Jati. Artinya semakin tinggi atau semakin baik perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha rajut Binong Jati maka akan semakin besar pendapatan yang diperoleh pengusaha rajut Binong Jati. Ketika seorang pengusaha memiliki perilaku kewirausahaan yang positif, maka dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh akan meningkat dan akan meningkatkan pula keuntungan yang akan diperoleh, usaha yang dijalankan pun akan meningkat pula.


(29)

99

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, saran yang penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Para pengusaha rajut Binong Jati untuk meningkatkan perilaku kewirausahaannya, baik dari aspek inovasi, keberanian menghadapi risiko, kemampuan manajerial, serta kepemimpinan karena keempat indikator tersebut saling berkaitan dan sangat penting untuk diterapkan demi peningkatan pendapatan serta keberlangsungan usaha.

2. Para pengusaha rajut Binong Jati hendaknya lebih meningkatkan perilaku kewirausahaan terutama dalam hal inovasi. Karena inovasi merupakan titik utama dalam menjalankan suatu usaha agar dapat bertahan menghadapi persaingan antara pengusaha rajut lainnya. Sebelum melakukan inovasi hendaknya para pengusaha memiliki kreativitas yang tinggi yang dapat diwujudkan dengan inovasi baik inovasi dalam produk, jasa, maupun layanan.

3. Bagi lembaga atau instansi terkait, terutama Dinas KUMKM Kota Bandung turut berperan serta dalam pengembangan usaha sentra industri rajut Binong Jati terutama karena industri ini merupakan industri sentra hendaknya lebih memperhatikan keberlangsungan usaha pengusaha rajut Binong Jati baik dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan serta seminar kewirausahaan terutama untuk generasi penerus pengusaha rajut Binong Jati.

4. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menemukan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pendapatan pengusaha rajut Binong Jati seperti modal, pemasaran serta lokasi usaha.


(30)

100

Alma, Buchari. (2003). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (Edisi revisi 2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asah, Raditya. (2004). Inovasi dan Kewirausahaan. Bahan Ajar STT Telkom Bandung.

Astamoen, M.P. (2008). ENTREPRENEURSHIP Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Case and Fair. (2007). Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta: Erlangga.

Gujarati, Damodar. (2001). Ekonometrika Dasar . Jakarta: Erlangga.

Kuncoro, Mudrajat.(2005). Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Erlangga.

Mankiw, N Gregory. (2006). Pengantar Ekonomi Mikro, edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Meredith, Geoffrey G. (2000). Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta: PPM.

Mutis, Thoby. (1995). Kewirausahaan yang Berproses. Jakarta :PT Grasindo.

Noor, F. Henry. (2007). Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rohmana,Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi Eviews. Bandung: Laboratorium Ekonomi dan Koperasi.


(31)

101

Samuelson, Paul A and Nordhaus, William D. (1995). Ilmu Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Media Global Edukasi.

Samuelson, Paul A & Nordhaus, William. (1999). Mikro Ekonomi Edisi 14. Jakarta: Erlangga.

Samuelson, Paul A and Nordhaus, William D. (2001). Ilmu Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Media Global Edukasi.

Siagian, P. Sondang. 1997. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. Yogyakarta: LP3ES.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukirno, Sadono. (2005). Mikro Ekonomi, Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. (2010). Mikro Ekonomi, Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suryana. (2006). Kewirausahaan, Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu. (2011). Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. Jakarta: Kencana.

Tambunan, Tulus. (2009). UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Tu’u , Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Persetasi Siswa. Jakarta: PT.

Grafindo Persada.


(32)

Winardi. J. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Winarjono Agus. (2007). Ekonometrik Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonosia FE UII.

______________. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah 2013. Bumi Siliwangi: Universitas pendidikan Indonesia.

Sumber Karya Ilmiah

Aria Kusuma Wijaya. (2012). Pengaruh Skala Usaha dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan Produsen pakaian jadi di Cigondewah Kota Bandung. Skripsi. FPEB Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Gita Gustiana Wulandari. (2013). Pengaruh Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Sate Bandeng (Survey Pada Pengusaha Sate Bandeng Di Kota Serang). Skripsi. FPEB Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Michell Rinda. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Tape di Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal Kabupaten Bondowoso. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Jember.

Risna Khoerun Nisaa. (2013). Pengaruh Modal Kerja dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan Pengusaha Kerupuk Aci di Kota Subang. Skripsi. FPEB Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Wirakusumo Soeharto. (1997). Peranan Perguruan Tinggi dalam Menciptakan Wirausaha-Wirausaha Tangguh. Makalah Seminar: Jatinangor :PIBI-IKOPIN dan FNSt.

Sumber Jurnal

Deden A.Wahab. (2012). Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Usaha Kecil. Jurnal Unikom, 11 (1), hlm. 1-9.

Hadiyati, E. (2011). Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 13 (1), hlm. 1-9.


(33)

103

Lestari dan Suzanti. (2011). Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Persaingan Terhadap Pendapatan Usaha Pedagang di Daerah Wisata Pantai Pangandaran. Jurnal Upi, 6 (1).

Mahmudin,AS. (2011). Pengaruh Perilaku Kewirausahan, Motivasi Usaha, dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha Serta Implikasinya Pada Kelangsungan Usaha (Studi Pada Usaha Kecil di Kota Kendari). Jurnal Kewirausahaan, hlm.1-19.

Partomo, T. (2004). Usaha Kecil Menengah dan Koperasi. Working Paper Series, 9 (2), hlm. 1-16.

Sasetyowati dan Kurniawati. (2012). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Sembako (Studi Kasus Pada Pedagang Sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandatan). Jurnal Upi, 7 (2), hlm. 1-12.

Suharyat, Yayat. (2009). Hubungan Antara Sikap, Minat, dan Perilaku Manusia. Jurnal Region, 1 (2), hlm. 1-19.

Waspada, Ika. (tahun tidak dicantumkan). Sukses Usaha Sukses Profit. Jurnal FPIPS UPI tidak diterbitkan. Hlm. 1-12.

Sumber Lainnya

www.bps.go.id

http://wikipedia.com


(34)

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ANGKET PENELITIAN

Kepada Yth: Bapak/Ibu

Pengusaha Rajut Binong Jati Di

Tempat

Assalamu’alaikum Wr, Wb.

Disampaikan dengan hormat, bahwa dalam rangka penyelesaian studi saya pada Program Studi Pendidikan Ekonomi (S1) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Saya bermaksud mengadakan penelitian guna penyusunan Skripsi yang berjudul: “Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan Pada Pengusaha Rajut di Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung”.

Bapak/Ibu merupakan perwakilan pengusaha sebagai responden. Oleh karena itu, semua keterangan yang diberikan oleh Bapak/Ibu akan sangat berguna sekali dalam penelitian ini. Saya mohon bantuan Bapak/Ibu kiranya berkenan untuk mengisi angket yang terlampir dengan sebaik-baiknya berdasarkan fakta yang sebenarnya.

Perlu saya kemukakan bahwa informasi yang Bapak/Ibu berikan sama sekali tidak akan berdampak negatif apapun. Keterangan atau informasi yang Bapak/Ibu berikan akan terjamin kerahasiaannya dan hanya akan saya pergunakan semata-mata untuk kepentingan penelitian ini.

Demikian surat ini saya sampaikan. Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu, saya ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr, Wb.

Hormat Saya,


(35)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONES IA FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM PENDIDIKAN EKONOMI Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Telp. 2013163 Bandung

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DATA IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden :

Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

Usia :

Lamanya Menekuni Usaha :………..Tahun Tingkat Pendidikan Terakhir :

SD SMA Sarjana

SMP Diploma Lainnya

Jumlah Tenaga Kerja :………Orang

Alasan Anda menekuni usaha dagang a) Turunan dari orang tua/ keluarga b) Keinginan Sendiri

c) Bergabung dengan teman Alasan lainnya………

PETUNJUK PENGISIAN

a. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan dan pertanyaan sampai saudara/i memahaminya. b. Dimohon setiap pernyataan dan pertanyaan diisi (tidak ada yang terlewat)

c. Pernyataandan pertanyaan ini bukan mencari mana yang paling benar,oleh karena itu mohon dijawab dengan jujur dan apa adanya.


(36)

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

tanda silang (X) atau checklist () pada kotak jawaban yang telah disediakan. Keterangan:

SS : Sangat Sering S : Sering

K : Kadang-kadang P : Pernah

TP : Tidak Pernah

A.PERILAKU KEWIRAUSAHAAN (X)

NO PERNYATAAN SS S K P TP

1 Saya menemukan cara atau ide untuk menjual produk baru 2 Saya menemukan cara-cara baru untuk pengembangan

usaha seperti mencari ide baru desain baju rajut apa yang akan diproduksi selanjutnya agar dapat berbeda dengan pengusaha lain

3 Saya menemukan dan menerapkan pengetahuan dan teknologi baru

4 Saya tidak takut gagal dalam menekuni usaha yang saya jalani

5 Saya tidak takut mengalami kerugian jika barang yang sudah diproduksi tidak terjual

6 Saya berani mengganti barang yang rusak yang telah diterima pelanggan

7 Saya memperhitungkan adanya kemungkinan kerugian yang akan terjadi jika mengalami kegagalan

8 Saya berani menanggung resiko mengenai kualitas barang yang dibeli di tempat saya

9. Saya memanfaatkan hari-hari tertentu seperti akhir pekan, liburan sekolah atau hari raya untuk meningkatkan pendapatan

10. Saya menjual barang tidak hanya grosiran tetapi juga retail untuk meningkatkan pendapatan

11. Saya bersedia menerima risiko yang tidak pasti misalnya baju rajut yang diproduksi tidak laku semua

12. Saya membuat perencanaan mengenai kegiatan usaha yang saya jalani


(37)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONES IA FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM PENDIDIKAN EKONOMI Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Telp. 2013163 Bandung

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

13. Saya membuat target-target harian, bulanan atau mingguan

NO PERNYATAAN SS S K P TP

14. Saya menetapkan pembagian kerja untuk karyawan berdasarkan keahlian dan keterampilan

15. Saya sering mengecek standar kualitas produksi karyawan untuk menjaga kualitas produk

16. Saya mengevaluasi hasil kerja minimal sekali dalam satu bulan apakah memenuhi target atau tidak

17. Saya terbuka terhadap kritik dan saran yang diberikan oleh karyawan

18. Saya memiliki kepribadian yang menarik sehingga mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu bekerja sama dengan orang lain

19. Saya memberikan motivasi pada karyawan berupa tambahan upah jika dalam satu bulan mereka mampu memenuhi target yang diinginkan

20. Saya memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan ide-ide baru serta masukan untuk perkembangan usaha

B.PENDAPATAN (Y)

Isilah pertanyaan di bawah ini dengan keadaan yang sebenarnya !

21. Berapa jumlah keseluruhan pendapatan (omset/pendapatan kotor) Bapak/Ibu selama tiga bulan (November, Desember, Januari) terakhir ini?

No. Bulan Pendapatan

1. November

2. Desember

3. Januari


(38)

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Lampiran 10

Hasil Perhitungan Manual PERHITUNGAN MANUAL ANALISIS REGRESI ANALISIS REGRESI XTERHADAP Y

Diketahui :

̅ = ∑ � = . = 4,16

̅ = ∑ � = . = 18,14

a. Menentukan Persamaan Regresi Sederhana :

∑ � = ∑ � − ̅ = ∑ � − ∑ � / �

= 2594,52 – 623,492 / 150 = 2594,52 – 2591,60 = 2,921

∑ � = ∑ � − ̅ = ∑ � − ∑ � / �

= 49380,49 – 2720,782/ 150 = 49380,49 – 49350,60 = 29,531

∑ � � = ∑ � − ̅ � − ̅ = ∑ � � − ∑ � ∑ �

= 11315,73 – (623,49)( 2720,78)/ 150 = 11315,73 – 11309.19

= 6,536 Sehingga;

b =

∑ � �

∑ �2

=

,


(39)

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu dan ,

a = ̅ − ̅ = , − (2,243)( 4,16) = , − ,

= 8,81

Jadi didapat persamaan regresi linier sederhana :

Y = 2,243 + 8,814 X

b. Koefisien Determinasi

Sebelumnya, maka dicari dulu :

� = √∑ �∑ � �2 ∑ �2 =√ , , ,

= , , = 0,704

� = ∑ � � 2

∑ �2 ∑ �2 = . 2

, , = ,

, = 0,495

c. Menghitung nilai t

Menghitung kesalahan baku penduga

Var(a) = S� ∑ �2

� ∑ �2, �� = ∑ �� 2

�− =

∑ �2− �2 ∑ �2

∑ � = 29,531

∑ � = (2,243)2 (2,921) = 14,696


(40)

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu S� = , − , =0,1002

Var(a) = 0,1002 , , = 0,1002 ,

, = 0,1002 (5,922) = 0,5933

� = √� � = √ ,

= 0,7703

Var(b) = �� /∑ � = ,

, = 0,0343

� = √� � = √ , = 0,185

 Cari t hitung untuk X adalah ,

, =12,05427

 Cari t tabel dengan degree of freedom (df) = n-k = 150= 148. Dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel bebas ditambah konstanta sehingga jumlah 2 (satu variabel bebas +konstanta).

Maka, dengan df= 148 dan α = 5% maka diperoleh t tabel sebesar 1,655 Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya (t tabel). Keputusan menolak atau menerima Ho adalah sebagai berikut :

 Karena nilai t hitung (12,055) > nilai t kritis (1,665) maka Ho ditolak atau menerima Ha artinya variabel itu signifikan. Dan diketahui probabilitas 0.0000 lebih kecil dari α = 5% sehingga artinya signifikan karena kesalahannya nol persen dibawah ketentuan 5%.


(1)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONES IA FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM PENDIDIKAN EKONOMI

Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Telp. 2013163 Bandung

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DATA IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden :

Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

Usia :

Lamanya Menekuni Usaha :………..Tahun Tingkat Pendidikan Terakhir :

SD SMA Sarjana

SMP Diploma Lainnya

Jumlah Tenaga Kerja :………Orang Alasan Anda menekuni usaha dagang

a) Turunan dari orang tua/ keluarga b) Keinginan Sendiri

c) Bergabung dengan teman Alasan lainnya………

PETUNJUK PENGISIAN

a. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan dan pertanyaan sampai saudara/i memahaminya. b. Dimohon setiap pernyataan dan pertanyaan diisi (tidak ada yang terlewat)

c. Pernyataandan pertanyaan ini bukan mencari mana yang paling benar,oleh karena itu mohon dijawab dengan jujur dan apa adanya.


(2)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONES IA FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM PENDIDIKAN EKONOMI

Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Telp. 2013163 Bandung

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Pilihlah alternatif jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara paling objektif dan berilah tanda silang (X) atau checklist () pada kotak jawaban yang telah disediakan.

Keterangan:

SS : Sangat Sering S : Sering

K : Kadang-kadang P : Pernah

TP : Tidak Pernah

A.PERILAKU KEWIRAUSAHAAN (X)

NO PERNYATAAN SS S K P TP

1 Saya menemukan cara atau ide untuk menjual produk baru 2 Saya menemukan cara-cara baru untuk pengembangan

usaha seperti mencari ide baru desain baju rajut apa yang akan diproduksi selanjutnya agar dapat berbeda dengan pengusaha lain

3 Saya menemukan dan menerapkan pengetahuan dan teknologi baru

4 Saya tidak takut gagal dalam menekuni usaha yang saya jalani

5 Saya tidak takut mengalami kerugian jika barang yang sudah diproduksi tidak terjual

6 Saya berani mengganti barang yang rusak yang telah diterima pelanggan

7 Saya memperhitungkan adanya kemungkinan kerugian yang akan terjadi jika mengalami kegagalan

8 Saya berani menanggung resiko mengenai kualitas barang yang dibeli di tempat saya

9. Saya memanfaatkan hari-hari tertentu seperti akhir pekan, liburan sekolah atau hari raya untuk meningkatkan pendapatan

10. Saya menjual barang tidak hanya grosiran tetapi juga retail untuk meningkatkan pendapatan

11. Saya bersedia menerima risiko yang tidak pasti misalnya baju rajut yang diproduksi tidak laku semua

12. Saya membuat perencanaan mengenai kegiatan usaha yang saya jalani


(3)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONES IA FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM PENDIDIKAN EKONOMI

Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Telp. 2013163 Bandung

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

13. Saya membuat target-target harian, bulanan atau mingguan

NO PERNYATAAN SS S K P TP

14. Saya menetapkan pembagian kerja untuk karyawan berdasarkan keahlian dan keterampilan

15. Saya sering mengecek standar kualitas produksi karyawan untuk menjaga kualitas produk

16. Saya mengevaluasi hasil kerja minimal sekali dalam satu bulan apakah memenuhi target atau tidak

17. Saya terbuka terhadap kritik dan saran yang diberikan oleh karyawan

18. Saya memiliki kepribadian yang menarik sehingga mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu bekerja sama dengan orang lain

19. Saya memberikan motivasi pada karyawan berupa tambahan upah jika dalam satu bulan mereka mampu memenuhi target yang diinginkan

20. Saya memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan ide-ide baru serta masukan untuk perkembangan usaha

B.PENDAPATAN (Y)

Isilah pertanyaan di bawah ini dengan keadaan yang sebenarnya !

21. Berapa jumlah keseluruhan pendapatan (omset/pendapatan kotor) Bapak/Ibu selama tiga bulan (November, Desember, Januari) terakhir ini?

No. Bulan Pendapatan

1. November 2. Desember 3. Januari


(4)

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Lampiran 10

Hasil Perhitungan Manual PERHITUNGAN MANUAL ANALISIS REGRESI ANALISIS REGRESI X TERHADAP Y

Diketahui :

̅ = ∑ � = . = 4,16

̅ = ∑ � = . = 18,14

a. Menentukan Persamaan Regresi Sederhana :

∑ � = ∑ � − ̅ = ∑ � − ∑ � / � = 2594,52 – 623,492 / 150 = 2594,52 – 2591,60 = 2,921

∑ � = ∑ � − ̅ = ∑ � − ∑ � / � = 49380,49 – 2720,782/ 150 = 49380,49 – 49350,60 = 29,531

∑ � � = ∑ � − ̅ � − ̅ = ∑ � � − ∑ � ∑ �

= 11315,73 – (623,49)( 2720,78)/ 150 = 11315,73 – 11309.19

= 6,536 Sehingga;

b =

∑ � �

∑ �2

=

,


(5)

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dan ,

a = ̅ − ̅ = , − (2,243)( 4,16)

= , − , = 8,81

Jadi didapat persamaan regresi linier sederhana : Y = 2,243 + 8,814 X

b. Koefisien Determinasi Sebelumnya, maka dicari dulu :

� = √∑ �∑ � �2 ∑ �2 =√ , , ,

= , , = 0,704

� = ∑ � � 2

∑ �2 ∑ �2 = . 2

, ,

= , , = 0,495 c. Menghitung nilai t

Menghitung kesalahan baku penduga Var(a) = S� ∑ �2

� ∑ �2, �� = ∑ �� 2

�− =

∑ �2− �2 ∑ �2

∑ � = 29,531

∑ � = (2,243)2 (2,921) = 14,696


(6)

Komang Elfa Pamella, 2014

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA RAJUT DI SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu S� = , − , =0,1002

Var(a) = 0,1002 , , = 0,1002 ,

, = 0,1002 (5,922) = 0,5933

� = √� � = √ , = 0,7703

Var(b) = �� /∑ � = ,

, = 0,0343 � = √� � = √ ,

= 0,185

 Cari t hitung untuk X adalah ,

, =12,05427

 Cari t tabel dengan degree of freedom (df) = n-k = 150= 148. Dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel bebas ditambah konstanta sehingga jumlah 2 (satu variabel bebas +konstanta).

Maka, dengan df= 148 dan α = 5% maka diperoleh t tabel sebesar 1,655 Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya (t tabel). Keputusan menolak atau menerima Ho adalah sebagai berikut :

 Karena nilai t hitung (12,055) > nilai t kritis (1,665) maka Ho ditolak atau menerima Ha artinya variabel itu signifikan. Dan diketahui probabilitas 0.0000 lebih kecil dari α = 5% sehingga artinya signifikan karena kesalahannya nol persen dibawah ketentuan 5%.